Anda di halaman 1dari 16

UPAYA GURU BAHASA ARAB DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR NAHWU SHOROF DI MADRASAH TSANAWIYAH PPTS TALANG -KEMANG

GANDUS

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh sebab itu maju mundurnya suatu negara terletak pada kualitas pendidikan yang dimiliki. Salah satu bentuk usaha pendidikan yang sangat efektif adalah melalui jalur proses belajar. Oleh kartena itu, hingga dewasa ini hampir semua tempat didirikan lembaga-lembaga pendidikan (sekolah). Hal ini tidak lain karena di sekolah dapat dilakukan proses pembelajaran secara lebih terprogram dan juga teratur. Pendidikan proses dimana semua kemampuan manusia (bakat, minat, dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan kebiasaan supaya disempurnakan oleh kebiasaan kebiasaan yang baik, oleh atau alat media yang disusun sedimikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.1

Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam engatakan bahwa pendidikan ialah pengembangan pribadi dalam segala aspek
1

Zuhairini,Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2004) hlm 151.

aspeknya2. Defenisi ini mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh aspek mencakup jasmani, akal, dan hati. Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikemukan bahwa pendidikan merupakan usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan belajar, sehingga terjadi perubahan. Perubahan di dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan social dalam hubungan dengan alam sekitar. Menurut H.A.Amatembun dalam bukunya Akmal Hawi, guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah3. Dari pengertian ini bahwasanya guru dalam melaksanakan pendidikan baik dilingkungan formal dan non formal dituntut mendidik dan mengajar karena keduanya mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajart untuk mencapai tujuan ideal pendidikan. Mengajar lebih cenderung mendidik anak didik menjadi orang yang pandai tentang ilmu pengetahuan saja tetapi jiwa dan watak anak didik tidak dibangun dan dibina, sehinga disini pendidik yang berperan untuk membentuk jiwa dan watak anak didik dengan kata lain mendidik adalah kegiatan Transfer Of Values, memindahkan sejumlah nilai kepada anak didik.

Ahmad Tafsir,Metodoligi Pengajaran Islam, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 6.


3

Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang : IAIN Raden Fatah Press, 2004), hlm 11.

Menurut pandangan islam, bahwasanya guru agama yang professional harus melakukan bebrbagai upaya dalam meningkatkan di dalam proses belajar mengajar. Upaya guru btercermibn pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawaqb dalam proses pendidikan dan pengajaran. Adapun tugas dan tanggung jawab guru agama islam sangat berat dibandingkan dengan guru bidang study lainnya. Upaya tersebut dapat tercapai apabila guru memiliki kepribadian muslim dan berkompetensi kependidikan yang baik. Adapun guru agama islam yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya karena dilandasi kepribadian muslim dan kompetensi pendidikan, maka orientasinya hanya sebatas aspek kognitif. Orientasi pendidikan yang demikian hanya mampu melahirkan anak didik yang berilmu pengetahuan agama semata, namun nilai-nilai agama tersebut tidak meresap dal;am jiwa serta tidak mempengaruhi sikap dan perilakunya. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan islam, darus dilandasi dengan metode pendidikan dan pengajaran yang bervariasi, sehinng keberhasilan peserta didik dalam belajar tidak hanya sebatas aspek kognitif saja, melainkan afektif dan psikomotorik. Keberhasilan dalam proses pendidikan dalam mencapai tujuan yang inging dicapai, maka seorang guru harus mengetahui segala hal yang membuat keberhasilan dalam mengajar, sebagaimana yang dikatakan oleh Nana Sudjana bahwa: Salah satu komponen dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya sebagai

pengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai proses belajar dan mengajar memerlukan cara yang seksama yaitu mengkoordinasi ubnsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaiannya4

Berkaitan dengan metode guru mengajar, hendaknya seorang guru agama mengunakan metode pengajaran yang sesuai dengan materi yang akan dosampaikan dan dalam menyampaikan materi seorang guru agama hendaknya dengan perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan batil. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa disekolah, tidak jarang anak didik menghadapi kesulitan dalam menerima pelajaran dari guru. Kesulitan yang siswa hadapi ini merupakan problema yang sering menjadikan semua kesukaran dalam memahami mata pelajaran yang dipandang menyulitkan. Secara teoritis dalam proses pembelajaran, baik sekolah maupun diluar sekolah terdapat beberapa factor yang dianggap sebagai penyebab munculnya kesulitan siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru pada saat berada di dalam kelas. Kerap kali mereka mengalami kesulitan memahami, menghayati, dan mengaplikasikan nilai-nilai agama sehingga tergambar pada perilaku siswa sehari-hari diantaranya kurang bias membaca Al-Quran, sehingga mereka sulit menghafal Al-Quran apabila diberi tugas menghafal oleh guru di sekolah. Menurut Slameto, terdapat dua factor utama sebagai penyebab siswa

mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran, factor tersebut inter dan ekstern.
4

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2005),hlm 1.

Faktor intrn yanitu faktor yang ada dalam individuyang sedang belajar, faktor ini meliputi faktor asmaniah seperti kesehatan dan cacat tubuh, factor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat serta kesiapan, kemudian faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yaitu factor diluar individu. Faktor ini meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Slameto bahwa siswa akan mengalami kesulitann dalam proses belajarnya bila ia mengalami gangguan kesehatan. Sedangkan faktir intelegensi yaitu bila kondisi kemampuan kecerdasannya yang rendah, maka biasanya siswa akan banyak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran dari gurunya5. Al-Quran sebagai sumber hukum Islam yang pokok merupakan pedoman yang memberikan petunjuk teradap dinamika kehidupan baik secara vertikal maupun horizontal, sehingga menjadi tatanan yang serasi duniawi dan ukhrawi serta diridhoi Allah SWT. Sehubungan dengan ini Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi: Artinya: Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (Al-baqarah 2)6 Mempelajari Al-Quran, baik berupa bacaan, tulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya merupakan kewajiban bagi kaum muslimin sehingga dapat
5

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarata :Rineka Cipta, 2003) hlm 54-55.
6

Depaq RI, Al-Quran dan Terjemahan (bandung: PT.Syaamil Cipta Media, 2006), hlm 2.

dijadikan pedoman dan petunjuk dalam menempuh kehidupan untuk mencapai ridho Allah SWT. Setiap pelajar muslim, mempelajari Nahwu Shorof sangat besar manfaatnya. Selain dapat membaca al-quran dengan baik, juga dapat mempelajari dan memahami buku-buku agama didalam al-quan dan akhirnya dapat

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Al-Quran merupakan pedoman hidup umat Islam, untuk itu semua umat Islam wajib meyakini kebenarannya serta diwajibkan pula mempelajari apa yang asa didalamnya walaupun secara sederhana. Belajar membaca al-quran hendaknya melalui guru, hal ini menjaga jangan sampai terjadinya kesalahan dalam membaca al-quran disamping itu untuk menjaga kemurnian Al-Quran guru adalah pendidik yang memegang peranan penting dalam proses pendidikan. Oleh karena itu seorang guru harus dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang dinamis di lembaga pendidikan formal. Berdasarkan observasi awal penulis, nampak ada kesulitan-kesulitan penerapan materi pelajaran nahwu shorof. Mempelajari nahwu shorof pada prinsipnya telah diterapkan di MTs PPTS. Namun dalam menerapkan pelajarannya guru banyak mengalami hambatan-hambatan, dimana ada sebagian siswa dapat membaca, menulis dan menghafal Al-Quran dengan baik, dan sebagian siswa bisa membaca Al-Quran tapi masih lambat serta kurang lancar dan fasih dan ada juga sebagian siswa tidak membaca Al-Quran. Selain itu hal yang nampak menjadi hambatan adalah kurang mengertinya tentang ilmu tajwid, sulit untuk menghafal Al-

Quran serta jarangnya mengulang pelajaran dirumah. Oleh karena itu proses pendidikan menjadi lamban, hal ini dikarenakan lingkungan kehidupan siswa yang menyebabkan siswa sulit untuk belajar Nahwu Shorof. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut terhadap permasalahan yang ada dalam skripsi yang berjudul : Upaya Guru Bahasa Arab dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Nahwu Shorof di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya Talang Kemang Kec. Gandus Palembang.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Apa kesulitan siswa dalam belajar Nahwu Shorof di MTs PPTS Talang

Kemang Kec. Gandus Palembang?


b. Bagaimana upaya guru Bahasa Arab dalam mengatasi kesulitan belajar di

MTs PPTS Talang Kemang Kec. Gandus Palembang? c. Bagaimana Stategi yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar Nahwu Shorof dikalangan pelajar?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Agar penelitian ini tidak terjadi kesimpang siuran serta dapat menuju sasarannya maka diambil pembatasan masalah yang sesuai dengan ruang lingkup penelitian maka masalah yang dibahas adalah:
1. Yang menjadi objek penelitian adalah seluruh siswa kelas II di MTS PPTS

Talang Kemang Kec. Gandus Palembang.


2. Guru mata pelajaran Bahasa Arab.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui kesulitan belajar Nahwu Shorof pada siswa kelas II

MTs PPTS Talang Kemang Kec. Gandus Palembang?


b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar

Nahwu Shorof siswa kelas II MTs PPTS Talang Kemang Kec. Gandus Palembang?
c. Untuk mengetahui upaya guru Bahasa Arab dalam mengatasi kesulitan

belajar Nahwu Shorof pada siswa kelas II MTs PPTS Talang Kemang Kec. Gandus Palembang?

d. Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar

Nahwu Shorof dikalangan pelajar? 2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bahan informasi yang bersifat akurat dan aktual bagi semua pribadi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan membaca Al-Quran.
b. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan langsung sebagai bahan

acuan untuk memperbaiki kekurangan guru dalam memberikan pendidikan dalam pelajaran Nahwu Shorof.

E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah bersifat dugaan sementara atau pendapat sementara sebelum melakukan eksperimen. Jadi hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau mengutarakan pendapat meskipun kebenarannya belum dibuktikan. 1. Ha : Guru Bahasa Arab dapat mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Nahwu Shorof pada siswa kelas II MTs PPTS Talang Kemang Kec. Gandus Palembang? 2. Ho : Guru Bahasa Arab tidak dapat mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Nahwu Shorof pada siswa kelas II MTs PPTS Talang Kemang Kec. Gandus Palembang?

F. Variabel Penelitian Variabel X Upaya Guru Bahasa Arab Variabel Y Kesulitan siswa pada mata pelajaran Nahwu Shoro

G. Definisi Operasional 1. Upaya guru yang dimaksud disini adalah usaha yang dilakukan guru dalam

mendidik dan membina siswa-siswi agar memiliki kemampuan yang baik dalam membaca Al-Quran dan segala usaha guna mengatasi kesulitan belajar Nahwu Shorof.
2. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang dilandasi

hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, problema atau hambatan siswa dalam memahami, menghayati dan mengaplikasikan apa yang diajarkan oleh guru, yang tergambar pada perilaku kurang bisa membaca AlQuran sehingga sulit untuk belajar Nahwu Shorof. 3. Strategi dimaksud disini adalah cara yang digunakan guru agar siswa mampu memahami materi yang diajarkan.
4. Nahwu Shorof yaitu kaidah-kaidah bahasa arab untuk mengetahui bentuk

kata dan keadaan-keadaannya.

10

H. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gegala-gegala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yan g memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.7 Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa Mts Kelas II yang berjumlah b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Sehubungan dengan jumlah populasi diatas menurut Arikunto Jika jumlah subjek lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.8 Dengan pertimbangan dana, tenaga dan waktu, maka sampel dalam penelitian diambil seluruh kelas II. 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu data yang

berbentuk kalaimat, kata atau gambar, dan kualitatif yaitu data yang berbentuk
7

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),hlm.118. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta 2007), hlm. 107.

11

angka.9 Data kuantitatif, yaitu tentang keadaan umum MTS PPTS Talang Kemang, jumlah guru, siswa dan sarana serta prasarana. Data kualitatif yaitu kesulitan belajar Nahwu Shorof siswa dan upaya guru dalam mengatasi kesulitan kesulitan belajar Nahwu Shorof siswa Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer yaitu data pokok dan data sekunder yaitu data penunjang yang akan melengkapi.10 Data primer adalah dimana data langsung diperoleh dari siswa. Sedangkan data sekunder yaitu penulis ambil dari berbagai buku yang berkenaan dengan penelitian ini serta wawancara dengan guru Nahwu Shorof 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Angket, yaitu tehnik pengamatan data yang dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan tertulis.11 Yang ditujukan kepada siswa untuk mengetahui kesulitan siswa dalam belajar nahwu shorof dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitannya. 2. Observasi, yaitu untuk mengamati secara langsung lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian untuk memperoleh data mengenai sarana dan prasarana pendidikan dan data-data yang diobservasi.
9

Sugiono, Statiska Untuk Penelitian, Cet. Ke-16 (Bandung:Alfabeta,2010), Hlm. 23. Ibid., hlm. 18.

10

11

Team Fakultas Agama Islam UMP, Pedoman Penulisan Skripsi, (Palembang: Tunas Gemilang, 2010), hlm. 8.

12

3. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data berupa tanya jawab pada orang yang memiliki sumber data, melalui metode ini akan mendapatkan data tentang upaya guru agama dalam mengatasi kesulitan belajar nahwu shorof siswa. 4. Dokumentasi, metode ini digunakan untukmemperolah data dan informasi mengenai derdirinya sekolah, jumlah guru, jumlah siswa dan data lain yang sesuai dengan masalah yang di bahas

4. Analisa Data Dalam bab analisa data ini, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh sugiono dalam bukunya Stastistika Untuk Penelitian. Adapun analisis

dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase, yaitu: f x100 N

p=

Keterangan : P : Jumlah persentase yang dicari f : Jumlah Frekuensi

N : Jumlah Sampel12
12

Sugiono, Op Cit, hlm. 39.

13

I. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan, yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Hipotesi Penelitian, Variabel Penelitian, Definisi Penelitian, Metodelogi Penelitian dan Sistematika Pembahasan. BAB II : Landasan Teori, yang yang meliputi : Pengertian Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar, Kesulitan Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Pengertian Nahwu Shorof, Keutamaan Belajar Nahwu Shorof dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Nahwu Shorof. BAB III : Deskripsi Wilayah Penelitian yang meliputi : Sejarah dan letak Geografi Sekolah, Keadaan Guru dan Siswa, Sarana dan Prasarana Sekolah. BAB IV : Analisa Data, yang meliputi analisis kesulitan belajar Nahwu Shorof dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dan upaya guru Basaha Arab dalam mengatasi kesulitan siswa belajar Nahwu Shorof. BAB V : Penutup, yang meliputi Kesimpulan dan Saran.

14

PROFOSAL UPAYA GURU BAHASA ARAB DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA MEMBACA DAN MENULIS TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA KELAS VII MTs NEGERI BANJARNEGARA

Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah FAI

15

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam Oleh: SUTIMAN NIM. 622008046

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2008

16

Anda mungkin juga menyukai