Anda di halaman 1dari 5

KEBERHASILAN VBAC

Angka keberhasilan partus pervaginam sekitar 60 80 %, dengan komplikasiyang dapat terjadi adalah ruptura uteri (rahim robek) sekitar 0,5 1,5 %, histerektomi(operasi pengangkatan rahim), cedera operasi, dan infeksi sehingga dapat menyebabkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian ibu dan janin. Angka keberhasilan VBACbergantung pada indikasi seksio sesarea sebelumnya. Jika indikasi operasi sebelumnyakarena faktor menetap seperti panggul sempit, jelas tidak boleh melakukan VBAC. Tetapi VBAC sering berhasil jika indikasi operasi sebelumnya adalah presentasi bokong,fetal distress, partus tak maju atau partus macet. Pada partus tak maju, VBAC akan mempunyai keberhasilan lebih tinggi jika operasi sebelumnya dilakukan pada pembukaan lebih dari 5 cm. Hoskins dan Gomez (1997) menganalisis angka kejadian VBAC pada 1917wanita dalam kaitannya dengan besar pembukaan serviks yang dicapai sebelumdilakukan seksio sesarea sebelumnya atas indikasi distosia. Angka keberhasilan VBAC adalah 67% untuk yang seksio sesarea pada pembukaan servik 5 cm atau kurang, dan73% untuk pembukaan 6-9 cm. Angka keberhasilan VBAC turun menjadi 13% apabiladistosia didiagnosis pada kala dua persalinan.Untuk menentukan keberhasilan persalinan pervaginam setelah seksio sesaria(VBAC) dalam suatu penelitian observasional yang melibatkan 5022 pasien, Bruce L.Flamm, MD dan Ann M. Geiger, PhD membuat Admission Scoring System berikut: No. 1 2 Kriteria Usia dibawah 40 tahun Riwayat persalinan pervaginam: - sebelum dan setelah seksio sesarea - setelah seksio sesarea pertama - sebelum seksio pertama - Belum pernah Indikasi seksio sesarea pertama bukan kegagalan kemajuan persalinan Pendataran serviks pada saat masuk rumah sakit - > 75% - 25 75 % - < 25% Pembukaan serviks pada saat masuk rumah sakit 4 cm Nilai 2 4 2 1 0 1

3 4

2 1 0 1

Interpretasi: Nilai 0 2 : 49% Nilai 3 8 : 50 94% Nilai 8 10: 95% kemungkinan persalinan pervaginam kemungkinan persalinan pervaginam kemungkinan persalinan pervaginam.

(Dikutip dari: Klein GH. Commentary and review: vaginal birth after cesarean delivery:an admission scoring system).

Skor Weinstein:
Weinstein Tidak Indikasi SC yang lalu 0 Grade A 0 Malpresentasi PIH(pregnancy Induced Hypertension) Gemeli Grade B Plasenta previa atau solitio Premature Ketuban pecah Grade C Gawat janin CPD atau distosia Prolaps tali pusat Grade D Makrosomia PJT Interpretasi : 0 Ya 4 6

Skor > 4 : keberhasilan > 58% Skor > 6 : keberhasilan > 67% Skor > 8 : keberhasilan > 78% Skor > 10 : keberhasilan > 85% Skor > 12 : keberhasilan > 88%

No. 1 2

Kriteria

Nilai

Riwayat persalinan 2 pervaginam sebelumnya Indikasi SC sebelumnya Sungsang, gawat janin, 2 plasenta previa, elektif Distosia pada pembukaan 1 <5 cm Distosia pada pembukaan 0 >5 cm

Dilatasi serviks >4 cm >2,5 - <4 cm <2,5 cm 2 1 0 1 1 1

4 5 6

Station dibawah -2 Panjang serviks <1 cm Persalinan timbul spontan

Interpretasi: Skor 7 10 : keberhasilan 94,5% Skor 4 6 : keberhasilan 78,8% Skor 0 3 : keberhasilan 60%

1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis ) a. Sectio Caesarea Transperitonealis Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang padacorpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira kira 10 cm.

Kelebihan: Mengeluarkan janin lebih cepat Tidak menyebabkan komplikasi tertariknya vesica urinaria Sayatan bisa diperpanjang proximal atau distal. Kekurangan Mudah terjadi penyebaran infeksi retroperitonealisasi yang baik. intra abdominal karena tidak ada

Sering terjadi rupture uteri pada persalinan berikutnya. Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim. Dilakukan dengan membuat sayatan melintang ( konkaf ) pada segmen bawah rahim, kira kira 10 cm. Kelebihan: Penutupan luka lebih mudah Penutupan luka dengan retroperitonealisasi yang baik. Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum. Perdarahan kurang.-Kemungkinan terjadi rupture uteri spontan kurang / lebih kecildaripada cara klasik. Kekurangan: Luka dapat melebar ke kiri , ke kanan dan ke bawah sehinggadapat menyebabkan arteri Uterina putus sehingga terjadi pendarahanhebat.

Keluhan pada vesica urinaria post operatif tinggi. b. Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdomen. 2. Vagina ( Sectio Caesarea Vaginalis )Menurut arah sayatan rahim, section caesarea dapat dilakukan sebagai berikut: Sayatan memanjang ( longitudinal ) Sayatan melintang ( transversal ) Sayatan huruf T ( T incision )

Anda mungkin juga menyukai