Anda di halaman 1dari 38

Sucker Rod Pump

Disusun Oleh
Sani Sandiki Meokbun

Introduksi
Teknik pengangkatan fluida reservoir dari dalam sumur ke permukaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sembur alam (natural flow) dan pengangkatan buatan (artifisial lift). Metode sembur alam dapat terjadi apabila tenaga alamiah yang dimiliki oleh reservoir masih mampu untuk mendorong fluida ke permukaan. Metode pengangkatan buatan dilakukan apabila tenaga alamiah reservoir sudah tidak mampu lagi untuk mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud peningkatan produksi.

SRP (Sucker Rod Pump)


Sucker Rod Pump adalah salah satu jenis artifisial lift yang paling banyak digunakan pada sumur-sumur minyak. Instalasi sucker rod pump sendiri terdiri dari dua bagian utama, yaitu : > Peralatan di atas permukaan > Peralatan di bawah permukaan

I. Peralatan di atas permukaan

1.

Prime Mover adalah motor penggerak pumping unit yang menghasilkan gerak rotasi. dapat berupa Internal combustion enggine atau Electric motor (elmot). Belt Guard adalah pelindung V-Belt. V-belt merupakan suatu karet sangat kuat yang digunakan untuk meneruskan gerak rotasi dari prime mover ke Gear Reducer.

2.

3.

Gear Reducer merupakan gear yang berfungsi untuk memperlambat putaran dari prime mover yang sangat cepat.
Crank merupakan batang tempat kedudukan counter weight, dimana posisi counter weight pada crank dapat digeser mendekati atau menjauhi crank shaft untuk mengatur keseimbangan beban pumping unit.

4.

5. Crank Pin Bearing Crank pin bearing merupakan bearing yang dipasang pada crank pin untuk menghubungkan crank dengan pitman
6. Counter Weight Counter weight merupakan sepasang pemberat yang dipasang di crank, berjumlah empat buah dipasang masing-masing dua buah pada tiap crank. Berfungsi memberikan efek balance (distribusi beban yang merata)

7. Pitman merupakan stang yang meneruskan putaran crank ke walking Beam.


8. Equalizer merupakan alat yang menghubungkan kedua pitman supaya gerakan keduanya sama.

9. Equlaizer Bearing Equalizer bearing merupakan bearing yang dipasang pada penghubung walking beam dengan equalizer.

10. Walking Beam merupakan balok baja yang besar dan kuat, berfungsi mengubah gerak putar menjadi gerak translasi.
11. Sampson Post ialah sebuah penyangga berbentuk tripot yang berfungsi sebagai tempat duduk walking beam.

12. Center Bearing ialah bearing yang ditempatkan di titik berat walking beam, dimana walking beam bertumpu pada samson post.
13. Base merupakan tempat fondasi berdirinya pumping unit, fondasi ini harus tahan terhadap vibrasi (getaran) yang ditimbulkan oleh pumping unit.

14. Stuffing Box merupakan rangkaian yang dipasang di atas cross tee dimana terdapat suatu seal (rubber) yang berfungsi untuk mencegah agar minyak jangan sampai keluar dari stuffing box tersebut. 15. Cross tee ialah komponen yang terletak diantara well head dan stuffing box yang berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida ke flow line

16. Head Horse berfungsiu sebagai tempat menggantung briddle sehingga memungkinkan gerakan polish rod tetap pada kondisi vertikal. 17. Briddle Bridle berupa sepasang kabel baja yang dihubungkan dengan horse head, berfungsi sebagai tali penggantung carrier bar.

18. Carrier Bar Carrier bar merupakan komponen untuk menggantung polished rod, sehingga bridle dapat dihubungkan dengan polished rod. 19. Polish Rod Clamp berfungsi untuk menahan polish rod pada carrier bar.

Horse Head

Briddle

Polish Rod Clamp

Carrier Bar

II. Peralatan Di Bawah Permukaan


Peralatan di bawah permukaan ini adalah rangkaian pompa. Seringkali peralatan di bawah permukaan ini dilengkapi dengan gas anchor, Mud anchor dan juga pipa kalgon. Jenis pompa bawah permukaan ada beberapa type, antara lain : -Tubing Pump - Rod Pump (insert pump) - Casing Pump

A. Tubing Pump
Tipe tubing pump adalah tipe pompa bawah permukaan yang langsung di pasang pada ujung bawah rangkaian tubing. Keuntungan dari penggunaan tubing pump apabila dibandingkan dengan rod pump adalah untuk penggunaan ukuran tubing yang sama, tipe ini memunyai ukuran plunger yang lebih besar sehingga memungkinkan diperolehnya kapasitas pemompaan yang lebih besar pula.

Kerugian dari penggunaan tubing pump ini apabila dibandingkan dengan rod pump misalanya saat terjadi kerusakan peralatan bawah permukaan maka untuk menggantikan peralatan yang rusak tersebut harus dilakukan dengan mencabut rangkaian tubing terlebih dahulu. Untuk tubing pump, plunger dan travelling valve dapat diturunkan bersama rod string setelah tubing ditempatkan (dipasang) atau dapat juga dipasang pada pump barrel sebelum pompa diturunkan ke dalam lubang sumur.

Untuk cara kedua ini digunakan suatu alat yang disebut on-off tool pada rod string bisa dipasang atau dilepas dari plunger.
Standing valve dapat dipasang dengan cara : Turunkan ke dalam sumur bersamasama dengan tubing. Menurunkan setelah tubing dipasang. Atau dengan memasangkannya pada bagian bawah dari plunger dan

B. Rod Pump
Rod pump adalah tipe pompa dimana seluruh rangkaian pompa dimasukkan ke dalam tubing. Keuntungan dari penggunaan tipe rod pump ini apabila dibandingkan dengan tipe tubing pump adalah bahwa tipe ini lebih mudah dalam perawatan misalnya ada kerusakan peralatan bawah permukaan maka penggantian pompa dapat dilakukan tanpa harus mencabut rangkaian tubing string.

Kerugian dalam penggunaan tipe ini jika dibandingkan dengan tipe tubing pump adalah untuk ukuran pompa yang sama, tipe ini mempunyai kapasitas yang lebih kecil dari tipe tubing pump. Rod pump sendiri dibedakan menjadi dua tipe sbb : Stationary Barrel Travelling Barrel

Tipe dimana barrelnya diam (tdk bergerak) Barrel diikatkan pada tubing dan plunger bergerak dalam barrel

Top : barrel duduk pada seating hold down bagian atas


Seating hold down mempunyai dua tipe yaitu Cut Type Dan Mechanical Type

Stationar y
Rod Type
Barrel Travelling Barrel

Top
Bottom

Tipe dimana Barrel bergerak Dalam tubing Sedangkan Plunger diikat Pada tubing

Bottom : barrel duduk pada seating hold down bagian bawah

C. Casing Pump
Tipe ini meliputi semua pompa yang menggunakan casing sebagai saluran untuk memompakan minyak dari dara sumur ke permukaan.

Pompa yang berada di bawah permukaan terdiri dari empat komponen utama yaitu :
> Pump barrel (rumah pompa) > Plunger (Pump bore) > Travelling valve > Standing valve

1. Pump Barrel (Rumah pompa)


Menurut standard API, pump barrel dibedakan menjadi dua macam : a. Full Barrel merukan satu pipa silinder yang utuh dan kuat. Terdiri dari jenis Heavy wall (H) dan thin wall (W). b. Liner Barrel adalah jenis dimana barrel disisipi oleh beberapa pipa-pipa silinder (Liner) yang menumpuk di dalam sepanjang barrel tersebut. Pada ujung-ujung dari pump barrel dipasang nipple extention.

2. Plunger (Pump Bore)


Merupakan bagian dari pompa yang bergerak naik turun dalam pump barrel. Pada umumnya terdapat dua travelling valve pada kedua ujung plunger tersebut. Plunger sendiri mempunyai dua jenis, yaitu : All metal plunger - tipe Groove (terdapat celah-celah pada permukaan) - tipe Plain (mempunyai permukaan yang licin) Plunger dengan cincin nonmetal yang berfungsi sebagai seal penyekat antara pump barrel dengan plunger.

3. Travelling Valve
Merupakan kombinasi ball and seat yang dimana bola dapat bergerak naik-turun bersama-sama dengan plunger. Bola ini duduk pada suatu ring besi tebal yang di sebut Seat. Berfungsi untuk mengalirkan minyak dari pump barrel ke dalam plunger saat down stroke dan mencegah fluida dari dalam tubing kembali ke barrel

4. Standing Valve
Merupakan ball and seat yang tidak ikut bergerak saat plunger begerak naikturun. Pada standing valve ini, hanya ball sajalah yang membuka dan menutup. Standing valve dipasang pada bagian bawah dari pump barrel.

Selain peralatan-peralatan di atas, pada ujung bawah dari rangkaian pompa dan tubing juga biasanya dipasang beberapa peralatan sebagai berikut : Gas Anchor berfungsi untuk memisahkan gas yang terikut bersama minyak dalam sumur untuk mencegah terjadinya gas lock. Mud Anchor untuk memisahkan kotoran berupa pasir atau lumpur yang terikut bersama minyak Pipa kalgon berfungsi sebagai tempat bahan kimia yang dipasang paling bawah dari rangkaian pompa untuk mencegah korosi.

Batang Pompa (Rod)


Polish

rod merupakan tangkai yang menghubungkan sucker rod dengan carrier bar. Diameternya lebih besar dari diameter sucker rod, diantaranya 1, 1, 1, dan 1. polish rod mempunyai beberapa ukuran panjang sebagai berikut 8, 11, 16, dan 22 ft. bahan dari polish rod harus lebih kuat daripada bahan sucker rod karena menahan beban maximum dari rangkaian dan fluida.

Sucker

Rod merupakan batang/rod penghubung antara polish rod dengan peralatan bawah permukaan. berfungsi untuk melanjutkan gerak lurus naik-turun dari horse head ke plunger. sucker rod mempunyai ujung sambungan berupa - Pin-Pin - Pin-Box

Sucker rod mempunyai ukuran diameter sebagai berikut , , , 1 da 1 Inch. Rod string disambung-sambung untuk mencukupi kedalaman pompa yang diset. Sering digunakan beberapa kombinasi dari sucker rod yang berbeda ukuran (tappered) ataupun kombinasi dari ukuran sucker rod yang sama (untappered).

Pony

Rod mempunyai ukuran diameter yang pada umumnya sama dengan ukuran sucker rod tetapi lebih pendek dari sucker rod. berfungsi untuk mencukupi kekurangan panjang beberapa ft dari sucker rod untuk sampai ke plunger. oleh sebab itu pony rod dibuat dengan panjang 2, 4, 6, 8 ,10 dan 12 ft

Prinsip Kerja Sucker Rod Pump


Prime

mover menghasilkan gerak rotasi yang diubah oleh pumping unit menjadi gerak naik-turun rod string. Naik-turunnya rod string ini akan menyebabkan plunger juga ikut bergerak naik dan turun di dalam pump barrel yang dikenal dengan Upstroke dan Downstroke.

Saat Upstroke Plunger bergerak ke atas Travelling valve tertutup Karena berat dari ball dan tekanan fluida diatasnya Standing valve terbuka fluida dari formasi masuk melaui standing valve dan mengisi pump barrel. masuknya fluida ini disebabkan oleh adanya beda tekanan antara tekanan reservoir dan tekanan dalam barrel. Dimana tekanan reservoir lebih besar sehingga pada standing valve, fluida mampu mendorong ball terangkat dari seatnya maka fluida tersebut masuk melalui celah-celah ball n seat ke ruang barrel.

Saat

Downstroke Plunger bergerak ke bawah Standing valve tertutup

karena beratnya sendiri


Travelling valve terbuka

fluida dalam ruang barrel diantara plunger dan standing valve tertekan oleh turunnya plunger. Fluida tersebut mendesak ball sehingga terangkat dari seatnya dan mengalir melalui celah antara ball n sean ke atas plunger. Hal ini akan terjadi berulang-ulang sehingga fluida mengalir melalui tubing ke permukaan.

Thankyou

Anda mungkin juga menyukai