Anda di halaman 1dari 45

REFERAT VERTIGO

Disusun oleh:
Walentina
1061050071
Pembimbing:
dr. Agus Yuda Wijaya, SpS. Msi. Med

PENDAHULUAN
Sensasi
Bahasa
VERTIGO
Keluhan
Gangguan

Vertigo perifer paroksismal benigna (49%),


penyakit meniere (18,5%), parese vestibular
unilateral (13,5%), parese vestibular
bilateral (8%), disfungsi telinga tengah (6%),
dan fistula (5%). Dan yang disebabkan
karena keainan neurologic adalah: penderita
stroke atau TIA (35%), gangguan saraf pusat
lainnya (22%), migren vertebrobasiler
(16%), ataksia sensorik (7%), disfungsi
ganglia basalis (5%), ataksia serebelar (5%)

ANATOMI DAN FISIOLOGI


KESEIMBANGAN
Yang berperan :
Sistem vestibular (statokinetik)
Sistem penglihatan (visual/optik)
Rasa dalam (proprioseptik).

FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN


TUBUH
1. Reseptor vestibular (hair cells)
2. Reseptor visus
-Sebagai informasi kepada otak
tentang posisi tubuh terhadap
lingkungan berdasarkan sudut
-Jarak dengan objek sekitarnya

FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN


TUBUH
Memberi

FISIOLOGI KESEIMBANGAN
TUBUH

Pusat

Definisi Vertigo

Patofisiologi

Etiologi Vertigo Berdasarkan Anatomi


1. Vertigo non-sistematis
Mata :
Paresis otot mata, Kelainan refraksi, Glaukoma
Proprioseptik :
Pelagra, Alkoholisme
Hipoksia serebri :
Hipertensi kronis, Arteriosklerosis, Anemia, Hipertensi kardiovaskular,
Fibrilasi atrium paroksismal, Stenosis aorta & insufisiensi, Sindrom
sinus karotis, Sinkope, Hipotensi ortostasik, Blok jantung
Infeksi :
Meningitis, Ensefalitis, Abses
Kelainan endokrin :

Etiologi Vertigo Berdasarkan


Anatomi
2. Vertigo yang sistematis
Telinga Bagian luar : Serumen, Benda asing
Telinga bagian tengah :
Retraksi membran timpani, Otitis media purulenta akuta, Otitis media dengan
efusi, Labirintitis, Kolesteatoma
Telinga bagian dalam :
Labirintitis akuta toksika, Trauma, Serangan vaskular,Alergi,Hidrops labirin
(morbus meniere)
Vertigo postural
Nervus VIII :
Infeksi :
Meningitis akuta
Meningitis TB
Trauma

VERTIGO PERIFER
Terjadi pada lesi dilabirin dan nervus
vestibularis, penyebab vertigo jenis
perifer:
neuritis vestibular
Vertigo posisional benigna
Penyakit meniere
Trauma
Obat-obatan
Tumor difossa posterior

LAMANYA EPISODE
BERLANGSUNG
BEBERAPA DETIK

LAMANYA EPISODE
BERLANGSUNG
BEBERAPA MENIT ATAU BEBERAPA JAM

LAMANYA EPISODE
BERLANGSUNG
c. Beberapa hari sampai beberapa
minggu
neuritis vestibular mulainya vertigo
dan nausea serta muntah dan gejala
ini berlangsung beberapa hari atau
beberapa minggu. Disebabkan
karena infeksi virus pada saraf
vestibular. Pada pemeriksaan fisik
mungkin dijumpai nistagmus
horizontal, rotatorik spontan

VERTIGO SENTRAL
PENYEBABNYA:
stroke batang otak atau TIA
vertebrobasiler
Neoplasma
Migren basiler
Trauma
Perdarahan dicerebellum
Infark dibatang otak

PERBEDAAN VERTIGO PERIFER DAN


SENTRAL
Ciri-ciri

Vertigo perifer

Vertigo sentral

Sensasi

berputar

Melayang

Bangkitan

Lebih mendadak

Lebih lambat

Tenpo serangan

Episodic

Kontinyu/ konstan

Beratnya vertigo

berat

ringan

Mual, muntah,
keringatan

Gangguan
pendengaran

Gerakan pencetus

Gerakan kepala

Tidak ada pengaruh

Masa laten

3-40detik

Tidak ada

CIRI-CIRI

VERTIGO PERIFER

VERTIGO SENTRAL

Penyebab

Vertigo posisional
paroksismal jinak
(BPPV), penyakit
meniere, neurionitis
vestibular, labirinitis,
neuroma akustik,
trauma

Iskemik batang otak,


vertebrobasiler
insufisiensi,
neoplasma, migren
basiler

Gangguan SSP

Tidak ada

Diplopia, parestesi,
gangguan sensibilitas
dan fungsi motorik,
disartia

Habituasi

Ya

Jadi cape

Ya

Nistagmus

Horizontal atau
rotatoar

Horizonta, vertical,
rotatoar

PEMERIKSAAN VERTIGO
ANAMNESIS
Suruh penderita melukiskan keluhannya
dengan kata-katanya sendiri apa yang ia
maksudkan dengan pusing tersebut.
Anamnesis khusus mengenai vertigonya :
Adakah kekhususan sifat vertigo yang timbul,
keparahan vertigonya.
Rasa gerakan palsu dari tubuh atau sekitarnya (rasa
berputar)
Rasa tidak enak di kepala : kepala ringan, hubungannya
dengan penglihatan dan kesadaran.
Kecenderungan untuk jatuh.

ANAMNESIS
Intensitas timbulnya vertigo bersangkutan
dengan perjalanan waktu, bagaimana
vertigo itu dimulai timbul dan bagaimana
ia berakhir :

Berapa detik, hari, minggu atau


bulan ?
Apakah di antara serangan itu
penderita bebas sama sekali dari
keluhan ?

ANAMNESIS
Pengaruh lingkungan atau situasi :
Adakah suatu posisi perubahan posisi
tubuh dan atau kepala menyebabkan
timbulnya serangan atau meningkatkan
keluhan ?
Apakah stres psikis mengawali timbulnya
serangan ?
Keluhan dari telinga?

ANAMNESIS

Streptomisin/ dihidrostreptomisin
Antikonvulsan
Gentamisin/ garamisin
Anti hipertensi
Kanamisin
Penenang
Neomisin
Alkohol
Fenilbutason/ Salisilat
Kinin

TES ROMBERG
Pada kelainan vestibuler
hanya pada mata
tertutup badan penderita
akan bergoyang
menjauhi garis tengah
kemudian kembali lagi,
pada mata terbuka
badan penderita tetap
tegak. Sedangkan pada
kelainan serebellar badan
penderita akan

TANDEM GAIT
Pada kelainan
vestibuler
perjalanannya
akan mengalami
deviasi kesisi
lesi, dan pada
kelainan
serebeler
penderita akan
cenderung jatuh

Past-pointing test (Uji Tunjuk


Barany)
Pada kelainan
vestibular ketika
mata tertutup
maka jari pasien
akan deviasi
kearah lesi.
Demikian juga
pada kelainan
sereberal

TES FUKUDA
Tes fukuda
dianggap
abnormal jika
deviasi kesatu sisi
>30 derajat atau
maju/ mundur > 1
meter. Tes fukuda
ini menunjukan
lokasi kelainan
disisi kanan atau
kiri.

PEMERIKSAAN NISTAGMUS
Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa
kekiri atau kekanan 30 derajat untuk
melihat adanya nistagmus horizontal
Pasien diminta mengikuti jari pemeriksa
kearah atas dan bawah untuk melihat
adanya nistagmus vertikal
Nistagmus disebutkan berdasarkan
komponen cepat sedangkan komponen
lambat menunjukkan lokasi lesi

Pemeriksaan nistagumus (Maneuver Nylen Barany


atau Manuver Hallpike)

Pada kelainan
perifer: lamanya
nistagmus 10-30
detik atau <1 menit,
disertai gejala
vertigo yang berat.
Pada kelainan
sentral: nistagmus
langsung muncul,
gejala vertigo bisa
ada atau tidak

Pemeriksaan nistagmus (Tes


Kalori)
Kepala penderita dibuat menegagadah
agar bejana lateral dilabirin dalam
posisi vertikal tabung suntikan
berukuran 20ml dengan ujung jarum
dilindungi pleh karet ukuran no 15
diisi dengan air bersuhu 30 derajat
air disemprotkan keliang telinga
dengan kecepatan 1ml/dtkamati
bola matanya terhadap adanya
nistagmus

Pemeriksaan nistagmus (Tes


Kalori)
Catat arah, lama dan frekuensi
nistagmusnyaistirahat 5
menittetes telinga ke
2bandingkan lamanya nistagmus
dike2 sisibila tidak muncul
nistagmus dapat disuntikan air es
20ml selama 30dtkbila tidak
muncul jugamaka dapat dianggap
labirin tidak berfungsi

PENETALAKSANAAN
VERTIGO
1. ANTIHISTAMIN
. Bentahistin
. Betahistin mesylate (MERISLON)
dapat diberikan dengan dosisi 6mg (1tablet)-12mg,
3 kali sehari peroral
. Betahistin di HCL (BETASERC)
diberikan 8mg (1tab) 3 kali sehari
. Dimenhidrinat (bramamine)
dengan dosis 25mg-50mg, 4 kali sehari
. Difhenhidramin (benadryl)
dosis 25mg-50mg, 4 kali sehari

PENATALAKSAAN VERTIGO
2. ANTAGONIS KALSIUM
Cinnarizine (STUGERON)
Dosis biasanya ialah 15 30 mg, 3
kali sehari atau 1 x 75 mg sehari.
Efek samping ialah rasa mengantuk
(sedasi), rasa cape, diare atau
konstipasi, mulut rasa kering dan
rash di kulit.

PENATALAKSANAAN
VERTIGO
ANTAGONIS KALSIUM:
Fenotiazine
Promethazine (PHENERGAN)
dosis 12,5 mg 25 mg, 4 kali sehari per oral atau
parenteral (suntikan intramuscular atau intravena). Efek
samping yang sering dijumpai ialah sedasi (mengantuk),
Khlorpromazine (LARGACTIL)
Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet) 50 mg, 3 4 kali
sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).

PENATALAKSANAAN
VERTIGO
3. OBAT SIMPATOMIMETIK
Efedrin
Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4
kali sehari. Khasiat obat ini dapat
sinergistik bila dikombinasi dengan
obat anti vertigo lainnya.

PENATALSANAAN VERTIGO
4. OBAT PENENANG MINOR
Dapat diberikan kepada penderita
vertigo untuk mengurangi kecemasan
yang diderita yang sering menyertai
gejala vertigo.
LORAZEPAM
Dosis dapat diberikan 0,5 mg 1 mg
DIAZEPAM
Dosis dapat diberikan 2 mg 5 mg.

PENATALAKSANAAN
VERTIGO
5. OBAT ANTI KHOLINERGIK
Obat antikolinergik yang aktif di sentral
dapat menekan aktivitas sistem vestibular
dan dapat mengurangi gejala vertigo.
SKOPOLAMIN
Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan
fenotiazine atau efedrin dan mempunyai
khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah
0,3 mg 0,6 mg, 3 4 kali sehari

REHABILITASI VESTIBULAR
Tujuan rehabilitasi vestibular adalah
untuk:
Meningkatkan keseimbangan
Meminimalkan jatuh
Menurunkan sensasi subyektif pusing
Meningkatkan stabilitas selama
pergerakan

Brand-Darrof
Ambil posisi duduk
Arahkan kepala ke kiri,
kemudian balik posisi duduk
Arahkan kepala kekanan,
kemudian balik keposisi
duduk
Latihan ini dilakukan 3 kali
perhari
Manuver dilakukan sebanyak
5 kali setiap set
Pada umumnya perbaikan
diperoleh setelah 30 set atau
sekitar 10hari.

Daftar pustaka
1. Joesoef, AA : Vertigo. In Harsono (ed). Kapita selekta neurologi,
edisi 1, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2007 : 341
359.
2. Hartwig, MS : Evaluasi Pasien Neurologik. In : Price SA, Wilson LM,
editor. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 6,
Jakarta : EGC. 2005 : 1051-53.
3. AA. Joesoef. Pathophysiology of vertigo in accordance with
habituation phenomenon. The 4 th INA congress and the 2nd ASNA
epilepsy conference. 2000.
4. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia. Edisi keenam. Sistem
saraf perifer. Jakarta: ECG, 2011: 234-41.
5. Bear MF, Connors BW, Paradiso MA. The auditory and vestibular
systems. In: neuroscience exploring the brain, 3rd. Lippincott
williams and wilkins, baltimore. 2007: 343-85.

Daftar pustaka
6. Goldberg, ME, Hudspeth AJ. The vestibular system. In: kandel, E:
priciples of neural science. 4th edition. Mac graw-hill, 2000. 801-815.
7. Darlington CL, Smith PF. What neurotransmitters ore important in the
vestibular system. In RW, Baloh, GM Halmagyi: disoders of the vestibular
system. Oxford university press. New york, 1996: 140-155.
8. Reason, JT. Brand, JJ. Motion sickness. Acamedic press. London ,1975.
9. Barmack, M, Young WS. Optokinetic stimulation increases corticotropinreleasing factor MRNA in inferior olivary neurons of rabbits. J. Neurosci,
1990: 631-242.
10. Dieterich M. Dizzines. Neurologist. 2004: 154-164.
11. Chawla N, Olshaker JS. Diagnosis and management of dizziness and
vertigo. Med clin north am. 2006: 291-304.
12. Kelompok studi vertigo perhimpunan dokter spesialis saraf indonesia.
Pedoman tatalaksana vertigo. 2012.
13. Huang kuo C, Phang L, Chang R. Vertigo. Assesment in general
practice. Australian family physician. 2008: 341-7.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai