MANAJEMEN PENGELOLAAN PENDUDUK YANG TINGGAL

PADA JALUR TEGANGAN TINGGI

KHUSUSNYA JALUR DISTRIBUSI PRIMER DAN TEGANGAN TINGGI
( TINJAUAN DARI ASPEK TEKNIK , EKONOMIS DAN SOSIAL BUDAYA )

ABSTRAK
MEDAN

MAGNET DAN

MEDAN

LISTRIK

PENDUDUK

UNTUK

BERSEDIA

DISTRIBUSI

PRIMER

( 20 kV ) DAN

MERUPAKAN

TINGGAL
JALUR

PARAMETER

DIBAWAH

JALUR

JARINGAN

TEGANGAN

BAGI

JARINGAN
TINGGI

( SUTT 150 kV / SUTET 500 kV ).

ADANYA KEKHAWATIRAN TERHADAP PAPARAN MEDAN MAGNET DAN MEDAN
LISTRIK BISA

JADI

MENGHAMBAT

PENGEMBANGAN

DAN

PEMBANGUNAN

JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PRIMER MENDATANG .

DISISI LAIN MASYARAKAT KRITIS MENUNTUT NILAI KONPENSASI YANG TINGGI.
PENDUDUK DAN MASYARAKAT SEKITAR J ALUR JARINGAN

BERTEGANGAN

BUTUH ENERGI LISTRIK AKAN TETAPI DIDAERAH LAIN BELUM MENYADARI

TURUT MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN.
HASIL PENELITIAN AKAN MENETAPKAN KEBIJAKSANAAN YANG MENGUNTUNGKAN
SEMUA PIHAK.

BAB I - PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
PEMERINTAH AKAN MEWUJUDKAN
MELALUI PENDAYAGUNAAN

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

SUMBER DAYA - ENERGI

YANG

MENGHASILKAN

NILAI TAMBAH YANG TINGGI BAGI RAKYAT.

KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK

TAHUN 1998 TUMBUH 1,5 % , TAHUN 1999 TUMBUH

9,2 % DAN TAHUN 2000 MENINGKAT MENJADI 12,1 % .

PERTUMBUHAN BEBAN PUNCAK RATA - RATA MENCAPAI 1000 MW PER TAHUN
SEDANGKAN

LOAD

SUPPLY CAPABILITY SEBESAR 12.700 MW HANYA CUKUP

MELAYANI HINGGA TAHUN 2001, SAMPAI TAHUN 2005 DIBUTUHKAN TAMBAHAN

5000 MW PEMBANGKIT BARU.
PANJANG JARINGAN 500 kV DIJAWA ADALAH 2.767,60 Kms, 150 kV SEPANJANG
13.386,79 Kms, 70 kV SEPANJANG 4.072,87 Kms DAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV
SEPANJANG 97.446,49 Kms.
TERTUNDANYA PENGOPERASIAN SUTET 500 kV PAITON - KEDIRI , SUTT 150 kV
RUNGKUT - SURABAYA SELATAN DAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV KAITANNYA
DENGAN SEWA / PAJAK DI PASURUAN.

PERMASALAHAN :
APAKAH SUTT 70 - 150 kV, SUTET 275 - 500 kV DAN DISTRIBUSI PRIMER
20 kV BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN INTENSI MEDAN LISTRIK
DAN MEDAN MAGNIT.
APAKAH SALURAN UDARA BERTEGANGAN TINGGI TERSEBUT DIATAS
BERPENGARUH TERHADAP STATUS

EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

PENDUDUK.

BAGAIMANA

MANAJEMEN

PENGELOLAAN PENDUDUK YANG TINGGAL

PADA JALUR TEGANGAN TINGGI KHUSUSNYA JALUR DISTRIBUSI PRIMER

DAN TEGANGAN TINGGI.

 METODE PENELITIAN
PENELITIAN DILAKUKAN SECARA RANDOM KEPADA PENDUDUK YANG TINGGAL
DISEKITAR JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV DI JALAN RAYA PANGLIMA SUDIRMAN
SURABAYA , SUTT - 150 kV DI JALAN RAYA BUKIT MAS SURABAYA DAN SUTET
500 kVA DI DESA NGEPUNG KECAMATAN KEDAMEAN GRESIK.

JENIS DATA UNTUK PENELITIAN :

DATA PRIMER LANGSUNG DARI SUMBERNYA.
DATA SEKUNDER DIPEROLEH SECARA TIDAK LANGSUNG.

TUJUAN KHUSUS PENELITIAN

MENGKAJI PENGARUH GELOMBANG
SUTT 150 kV DAN DISTRIBUSI

ELEKTRO

PRIMER

MAGNETIK

20 kV

ELF

SUTET 500 kV,

TERHADAP INTENSITAS MEDAN

LISTRIK DAN MEDAN MAGNET DILINGKUNGAN.

MENGKAJI
ELEKTRO

PENGARUH

MEDAN

LISTRIK

MAGNETIK

TERHADAP

DAN

STATUS

MEDAN

MAGNET

EKONOMI , SOSIAL

GELOMBANG
DAN

BUDAYA

PENDUDUK YANG TINGGAL DISEKITARNYA.

MERUMUSKAN KEBIJAKSANAAN AGAR PEMBANGUNAN JARINGAN BERTEGANGAN
( 20 kV, 150 kV DAN 500 kV ) TIDAK MENIMBULKAN

KERUSAKAN PADA KAWASAN

LINGKUNGAN LOKAL , REGIONAL BAHKAN GLOBAL.

BAB II - TEORI PENDUKUNG

KUAT MEDAN LISTRIK DIATAS TANAH SANGAT DITENTUKAN OLEH KETINGGIAN

KONDUKTOR ,

JARAK

LATERAL

DAN

TEGANGAN

JARINGAN

TERSEBUT

( ZAFFANELLA , DEMO , 1978 ).

MEDAN MAGNETIK MAMPU MENEMBUS BENDA - BENDA PENGHALANG SEPERTI

TEMBOK BANGUNAN PEPOHONAN DAN TUBUH MANUSIA , SEDANGKAN INDUKSI

MAGNETIK AKAN MENGALAMI PENURUNAN SECARA LINIER TERHADAP JARAK
DARI KONDUKTOR JARINGAN ( WHO, 1984; GROTEL, 1992 ).
DAMPAK

EKONOMI DALAM KHASANAH ILMU

SOCIAL COST DAN SOCIAL

EKONOMI DAPAT

DIUKUR

DENGAN

BENEFIT YAITU KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

YANG

MUNGKIN TIMBUL PADA MASYARAKAT ( HARYANTO, B. 1997 ).

DAMPAK SOSIAL DAN BUDAYA
BERARTI

MENYANGKUT

DALAM

TENTANG

KHASANAH

PERUBAHAN

ILMU
SOSIAL

SOSIAL DAN BUDAYA

DAN

BUDAYA

TERJADI TATKALA SUATU AKTIVITAS FISIK ATAU INDUSTRI DILAKUKAN.

( HERTER G;L, 1992 )

YANG

 PENDEKATAN SISTEM SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH

PEMBATASAN SISTEM UNTUK DAPAT MENGENAL MASALAH DARI SUDUT PANDANG
YANG LUAS DAN MENYELURUH BUKAN PARTIAL.
ANALISA

SISTEM

MEMPERTIMBANGKAN

STRATEGI

ALTERNATIF

SETELAH

KOORDINASI DAN KONSULTASI UNTUK MEMBERIKAN ANALISA DAN STRATEGI

YANG DIPILIH.
IMPLEMENTASI SISTEM MEREALISIR SISTEM YANG DIINGINKAN YANG MENCAKUP
RENCANA

SOSIALISASI

DAN PENDEKATAN , RENCANA NEGOSIASI ATAUPUN

RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI.

 DIDALAM MENINGKATKAN MUTU KEANDALAN DAN MUTU PELAYANAN TIDAK

DAPAT LEPAS

DARI TOTAL QUALITY

MANAGEMENT , AGAR

DIPEROLEH

KEUNGGULAN PADA SEMUA DIMENSI.

HARGA YANG
LEBIH TINGGI

PERBAIKAN
MUTU
KEANDALAN
DAN
PELAYANAN

MEMPERBAIKI
POSISI
PESAING

MENINGKATKAN
KELUARAN YANG
BEBAS DARI
KERUSAKAN

MANFAAT
RUTE PASAR

MENINGKATKAN
PANGSA PASAR

MENINGKATKAN
PENGHASILAN
MENGURANGI
BIAYA OPERASI

MENINGKAT
KAN LABA

MANFAAT
RUTE BIAYA

 APABILA

MASYARAKAT SUDAH

MERASAKAN DAMPAK DARI

PERBAIKAN MUTU

KEANDALAN DAN MUTU PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH PERUSAHAAN , MAKA

MASYARAKAT

AKAN

LOYAL

DAN

BANYAK

MEMBANTU

PENGEMBANGAN

KELISTRIKAN.
CONTOH DIMENSI MUTU

No.

DIMENSI

1.
2.

KINERJA ( PERFORMANCE )
CIRI KHAS ( FEATURES )

3.

KEANDALAN ( RELIABILITY )

4.

KETAHANAN ( DURABILITY )

5.
6.
7.

DAYA GUNA ( SERVICEABILITY )

TANGGAPAN ( RESPONSE )
KEINDAHAN ( ESTHETICS )

8.

REPUTASI

TOLOK UKUR
PELAYANAN PELANGGAN
- PENANGANAN GANGGUAN CEPAT
- PROSES PENYAMBUNGAN BARU MUDAH
* TEGANGAN STABIL
* TIDAK ADA KEDIP
- LAMA PEMADAMAN - SINGKAT ( SAIDI )
- KEJADIAN PEMADAMAN - KECIL ( SAIFI )
MEMENUHI PERMINTAAN PELANGGAN
PETUGAS YANG SIMPATIK DAN CEKATAN
PENAMPILAN KANTOR DAN TEMPAT
PEMBAYARAN YANG NYAMAN.
KEPUASAN PELANGGAN

 BAGAN ALIR PENDEKATAN SISTEM

Nyatakanlah Kondisi Lingkungan Teknologi, Sosial, Ekonomi, Politik, Hukum,
Tempat, Sistem yang di Rencanakan akan Berbeda
Pengenalan Masalah
- Gambaran Situasi Sekarang
- Apa Kebutuhan

Definisi Sistem
- Apa Tujuan ?
- Apa Masukannya ?
- Apa Keluannya ?
- Batas - batas
Sistem Nilai & Pengambilan
Keputusan
Sistem Alternatif
Sistem Buat Ramalan Keluaran
Evaluasi Alternatif
- Nilai Keluaran
- Pilihlah Alternatif yang optimal
didalam Sistem Ranking
Pengambilan Keputusan

Pengukuran dan Evaluasi Per

formance Sistem

Rencana Implementasi Alternatif

Terbaik
- Penjadwalan
- Pengawasan Mutu
- Informasi
- Operasi

 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Analisa Masalah
Potensial
Rencana Proteksi
untuk memperkirakan
dan menyiapkan
kesulitan-kesulitan
yang mungkin timbul
di masa yang akan
datang

Analisa Situasi
- Identifikasi Masalah
- Klarifikasi Masalah
- Penentuan Prioritas
- Lokalisasi Masalah

Analisa masalah
untuk menemukan
apa yang salah

Analisa Keputusan
untuk memilih alternatif
yang paling baik )

PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFFEKTIF DAN RASIONAL PERLU DILAKUKAN DENGAN

MELIHAT , MEMPELAJARI KASUS DEMI KASUS.

 SUATU HAL YANG PENTING DIDALAM MELAKUKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN

PENDUDUK ADALAH KOMUNIKASI.
PRIBADI - PRIBADI, SESEORANG DAPAT DIGAMBARKAN SEPERTI DIBAWAH INI :

1.

3.
PRIBADI TERBUKA

Dikenal orang lain

PRIBADI TERLENA

4.

2.
Tak dikenal orang lain

PRIBADI TERSEMBUNYI

Gambar 2.7
Joharis Windows

PRIBADI YANG
DIKENAL OLEH
SIAPAPUN

BAB III - PELAKSANAAN PENELITIAN

TEKNIK
PENGUKURAN MEDAN MAGNET DAN MEDAN LISTRIK DILAKUKAN PAGI

HARI

( JAM 6.OO - 10.00 ), SIANG HARI ( JAM 11.00 - 16.00 ) DAN MALAM HARI ( JAM 18.00
- 22.00 ) DI :
DESA NGEPUNG KECAMATAN KEDAMEAN - GRESIK ( 500 kV ).
JALAN RAYA BUKIT MAS, SURABAYA ( 150 kV ).
J ALAN PANGLIMA SUDIRMAN - SURABAYA ( 20 kV ).
BESAR MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET PADA DAERAH TERPAPAR BERAT
MALAM HARI DIDALAM RUMAH TERNYATA LEBIH BESAR JIKA DIBANDINGKAN
DENGAN KEDUA WAKTU YANG LAIN.
BESAR MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET PADA DAERAH TERPAPAR BERAT
MALAM HARI DILUAR RUMAH TERNYATA LEBIH BESAR JIKA DIBANDINGKAN
DENGAN KEDUA WAKTU LAINNYA.

 EKONOMI
Komposisi Penduduk Adalah :
PEMILIK LAHAN

15,44 %

BURUH TANI

56,60 %

SWATA

12,67 %

PEDAGANG

1,61 %

KONDISI YANG DIALAMI SEBAGIAN BESAR PENDUDUK TERKESAN

MEMPRIHATINKAN TERGOLONG

TINGKAT

KEBAWAH ( PENDAPATAN Rp. 1.000.000,-

EKONOMI

MENENGAH

- Rp. 300.000,- / BULAN )

UANG KOMPENSASI GANTI RUGI DIPERGUNAKAN UNTUK :

MODAL DAGANG.
BELI TANAH.
KONSUMTIF.

 PROSES GANTI RUGI TANAH

BESARNYA GANTI RUGI TANAH DIDASARKAN
HARGA DASAR TANAH YANG DITERBITKAN OLEH PEMDA.
HARGA NILAI JUAL OBYEK PAJAK ( NJOP ).
HARGA PASAR YANG BERLAKU.
BESARNYA GANTI

RUGI

TANAMAN

JALUR

TRANSMISI

( ROW ) ,

DIDASARKAN HARGA SATUAN JENIS TANAMAN YANG DIKELUARKAN

OLEH

DINAS

PERTANIAN.

UNTUK TANAMAN PERHUTANI SESUAI HASIL INVESTIGASI BERSAMA

( GANTI TANAH , JENIS DAN UMUR TANAMAN ).

TABEL 3 .14
Nilai Ganti Rugi Tanah SUTT 150 kV Rungkut Surabaya Selatan
Diproses Tahun 1996

No. Tapak Tower Harga Satuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

No. 20 & 22
No. 23 & 24
No. 25 & 27
No. 28
No. 29 & 30
No. 31
No. 32,33,34
No. 35

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

300.000
200.000
200.000
250.000
300.000
175.000
100.000
75.000

Desa
Kedung Baruk
Kedung Baruk
Kedung Baruk
Kedung Baruk
Kedung Baruk
Wonorejo
Wonorejo
Wonorejo

Pemilik
Pribadi
PT. Sinar Galaxy
PT. Bumi Nirwana
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi

TABEL 3 . 15
Nilai Ganti Rugi Tanah SUTET 500 kV PAITON KEDIRI
Diproses Tahun 1996
No.

Tapak Tower

Harga Satuan

Desa

Pemilik

1.

No. 272 s/d 274

Rp

20.000

Karangrejo

Pribadi

2.

No. 275

Rp

22.500

Ngerong

Pribadi

3.

No. 276

Rp

25.000

Corat

Pribadi

4.
5.

No. 277
No. 278 s/d 283

Rp
Rp

30.000
32.500

Bulusari
Bulusari

Pribadi
Pribadi

SOSIAL & BUDAYA

MAYORITAS

PENDUDUK

BERAGAMA

ISLAM.

PENDUDUK YANG DATANG LEBIH BESAR DARI PADA YANG PINDAH.

SISTEM NILAI BUDAYA BELUM BANYAK BERUBAH , PERILAKU AGRARIS
YANG BELUM LUNTUR DAN KELAS PERLAWANAN MULAI TERBENTUK.
PENCURIAN MATERIAL KARENA KRISIS YANG BERKEPANJANGAN.

TABEL 3 .18
Jenis Material Yang Dicuri Pada SUTET 500 kV Ungaran Krian
No.
1.
2.

Uraian Material

Konduktor 480 M.
Jumper Konduktor 3 set.
Rigit Spacer 3 set.
Counter Weight 3 set.
3. Konduktor 700 M.
4. Konduktor 496 M.
5. Jumper Konduktor 3 set.
Rigit Spacer 3 set.
Counter Weight 3 set.
6. Konduktor 300 M.
7. Konduktor 600 M.
8. Spacer damper 3 X 6 set.
9. Jumper Konduktor 2 set.
Rigit Spacer 2 set.
Counter Weight 2 set.
10. Jumper Konduktor 1 set.
Rigit Spacer 1 set.
Counter Weight 1 set.
11. Jumper Konduktor 1 set.
Rigit Spacer 1 set.
Counter Weight 1 set.

Desa

LOKASI
Kecamatan

Kabupaten

Tanggal
Hilang

Ngepung
Mojosari

Kedamean
Driyorejo

Gresik
Gresik

01-04-98
01-05-98

Belahan rejo
Ngepung
Tebuireng

Kedamean
Kedamean
Dawar Blandeng

Gresik
Gresik
Mojokerto

06-05-98
07-07-98
07-05-98

Talun Blandong
Banyu Legi
Gunungan
Ardirejo

Dawar Blandeng
Dawar Blandeng
Dawar Blandeng
Sambeng

Mojokerto
Mojokerto
Mojokerto
Lamongan

28-05-98
28-05-98
29-06-98
09-06-98

Barurejo

Sambeng

Lamongan

09-06-98

Perhutani

Mantup

Lamongan

09-06-98

DATA KELISTRIKAN PT. PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Timur

TAHUN 1995 - 1999
TABEL 3. 19

URAIAN

1995

1996

1997

1998

1999

8.459.971

9.461.832

10.461.912

9.809.002

11.849.457

153,21

155,56

160,17

163,74

213,2

154,28

163,01

165,43

169,13

219,68

Susut kWh ( % ) Jatim.

9,07

9,47

10,29

9,41

Susut kWh ( % ) Nasional.

9,47

9,07

9,62

9,99

9,63

6.852
( 81,75 % )

7.314
( 87,07 % )

8.380

8.400

2.507.000
( 68,49 % )

2.962.000
( 70,56 % )

MWh Listrik Terjual

Harga Jual Listrik Rata - rata
( Rp./kWh ) Jatim.
Harga Jual Listrik Rata - rata
( Rp./kWh ) Nasional.

Desa Berlistrik di Jawa Timur.

Jumlah Desa ( Jawa Timur )
Jumlah Pelanggan Desa
Gangguan rata - rata per pelanggan
( SAIFI ) Nasional.

7.706
8.009
( 91,72 % ) ( 95,32 % )
8.402

8.402

3.374.000 3.815.000
( 71,66 % ) ( 73,66 % )

8.083
( 96,20 % )
8.403
4.026.000
( 74,61 % )
18,58 X

TABEL 3. 19

URAIAN
Lama Gangguan rata-rata per
pelanggan ( SAIDI ) Jatim.

1995

1996

1997

1998

1999

24,4 jam

18,1 jam

11,8 jam

8,5 jam

7,5 jam

Lama Gangguan rata-rata per

14,06 jam

pelanggan Nasional.
Jumlah Pelanggan
Produktifitas Pegawai PLN
a. Pelanggan/Pegawai
b. KWh/Pegawai

3.660.156

4.197.897

4.731.765

5.178.952

5.395.877

873

1.016

1.155

1.272

1.324

2.018.604

2.289.892

2.552.931

2.599.769

2.908.557

309.370.611 356.213.459 408.774.215 531.454.850

620.089.754

c. Rp./Pegawai
Captive Power
a. Daya Terpasang ( kVA )

1.123.783

1.242.700

1.365.291

1.396.678

1.492.205

b. Jumlah Perusahaan

1.435

1.504

1.662

1.749

1.859

c. Jumlah Unit Mesin

2.711

2.855

3.121

3.231

4.543

869.200

2.033.325

1.130.623

1.173.343

1.236.608

d. Daya Tersambung PLN ( kVA )

TABEL 3.20
KELUHAN PELANGGAN

No.

Kebutuhan Penduduk dan Pelanggan

1.

Keandalan yang tinggi, tegangan tidak naik turun.

2.

Bebas kedip karena merugikan dan mengganggu proses produksi.

3.

Jasa konsultasi teknik diberikan cuma - cuma.

4.

Tanggap dan cepat didalam melayani gangguan.

5.

Petugas profesional dan melayani 24 jam nonstop.

6.

Pelayanan energi listrik yang bergaransi.

7.

Pelayanan yang baik tanpa tambahan biaya.

8.

Harga listrik yang murah.

9.

Tempat pembayaran yang nyaman dan mudah.

10.

Cara pembayaran yang praktis.

Tabel 3.21
Data Pembangkit Listrik Nasional

URAIAN
TOTAL
PEMBANGKIT ( MW )
Pembangkit PLN ( MW )
Pembangkit Listrik Swasta ( MW )
Captive Power ( MW )

Akhir PELITA 5
93 - 94

Akhir PELITA 6
98 - 99

23.079,30

35.676,92

13.698,52

20.552,60

96,44

651,80

9.284,34

14.472,44

Awal Tahun 2000

35.576,94
( 100 % )
20.587,52
57,87%
651,80
( 1,83 % )
14.337,62
( 40,30 % )

Tabel 3.22
Data Penyaluran Tenaga Listrik

URAIAN

Akhir PELITA 5 Akhir PELITA 6

93 - 94
98 - 99

Semester I
1999

SUTET 500 kV ( kms )

1.501,51

2.665,46

2.665,46

SUTT 30 kV - 150 kV ( kms )

15.659,55

21.195,45

21.195,45

Distribusi Primer

110.509,52

198.086,00

225.077,00

154.713,18

260.927,88

261.422,00

JTM 6 - 20 kV ( kms )
Distribusi Sekunder
JTR 127/220 - 220/380 V ( kms )

BAB IV - PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGELOLAAN TEKNIK
PAPARAN MEDAN LISTRIK DAN MEDAN MAGNET YANG DITIMBULKAN MASIH
DIBAWAH STANDART YANG SUDAH DIAKUI SECARA INTERNASIONAL YAITU
I NIRC DAN IRPA , STANDART DIN / VDE JERMAN.
UNTUK

MENINGKATKAN

KEAMANAN

KONDISI

LINGKUNGAN

SEKITAR

JARINGAN BERTEGANGAN TINGGI ( 20 kV , 150 kV , 500 kV ) PERLU DILAKSANAKAN :

UPAYA PENURUNAN KUAT MEDAN LISTRIK DIDALAM

RUMAH

UPAYA

PENURUNAN KUAT MEDAN LISTRIK DILUAR RUMAH.

UPAYA PENGAMANAN TERHADAP KEMUNGKINAN BAHAYA PUTUSNYA
KAWAT SALURAN JARINGAN TENAGA LISTRIK.
BANGUNAN HARUS BERADA DILUAR DAERAH AMAN.

TABEL 4 . 5
Batas Daerah Aman Antara Konduktor SUTT 150 kV /
SUTET 500 kV Terhadap Tanah Dan Obyek Lainnya
SUTET 500 kV
No.

LOKASI

1.

Lapangan Terbuka.

2.

Daerah dengan kondisi tertentu :

2.1

Bangunan tidak tahan api.

2.2

Bangunan tahan api.

2.3

Jalan Raya.

2.4

Hutan, Pepohonan.

2.5

Lapangan Olah raga.

2.6

Jaringan telekomunikasi, radio -

SUTT 150 kV
(M)

Double Circuit
(M)

Single Circuit
(M)

7,5

10

11

13,5

14

15

4,5

8,5

8,5

15

15

4,5

8,5

8,5

13,5

14

15

8,5

8,5

antena, antena TV.

2.7

Rel kereta api.

15

15

2.8

Jembatan besi, frame baja konduktor -

8,5

8,5

8,5

8,5

support, dekat kereta listrik.

2.9

Posisi air tertinggi pada lalu lintas air.

 PENGELOLAAN EKONOMI
KONDISI EKONOMI MASYARAKAT TERGOLONG EKONOMI MENENGAH WALAUPUN
SARANA

SUDAH

TERSEDIA

AKAN

TETAPI

PENGGUNAANNYA

MASIH

BELUM

EFFISIEN DAN PRODUKTIF.

DIPERLUKAN
MENGIKUTI

SOSIALISASI

PROSES

ASAS KESEPAKATAN

GANTI

PENGEMBANGAN

TANAH

( WIN - WIN SOLUTION )

GANTI RUGI BELUM MEMBERIKAN DAMPAK

UNTUK

RUGI

JARINGAN

AKAN

STATUS EKONOMI

TRANSMISI

DAN

DAN

TANAMAN

TETAPI

UANG

YANG BERARTI.

DISTRIBUSI

PRIMER

MENDATANG PERLU MELIBATKAN PEMDA SETEMPAT UNTUK MENYUSUN MASTER

PLAN YANG BAKU.
PENDUDUK YANG TINGGAL DIBAWAH JALUR DISTRIBUSI BERTEGANGAN TINGGI
HARUS

DIBERIKAN

MEMBERLAKUKAN
YANG

PENGAMANAN
HARGA

DISESUAIKAN

LISTRIK

DENGAN

TEKNIS

DAN

ALIRAN

TERGANTUNG DARI

HARGA

PASAR.

LISTRIK.
KEMAMPUAN

DAERAH

 PENGELOLAAN SOSIAL BUDAYA

PENDUDUK MENGELUH DICEKAM RASA KEKHAWATIRAN TERHADAP GANGGUAN
FISIK DAN KESEHATAN
TETAP

BERKEINGINAN

NAMUN TIDAK MEMBENTUK SIKAP PERLAWANAN DAN

TIDAK

PINDAH.

PENDUDUK PERLU DIBERIKAN PENGERTIAN PENTINGNYA PENGAMANAN MATERIAL

LISTRI K UNTUK
MASYARAKAT
KEANDALAN
DIBENTUK

SISI

TEAM

BUDAYA

DIBANTU

HARUS
YANG

TRANSPARAN

MENGHINDARI
DIBERI

TERJADINYA
PELAYANAN

PENCURIAN.
YANG

MEMUASKAN

DAN

MUTU

TINGGI.
KOMUNIKASI

DALAM

DAN

PENYEBARAN

MASYARAKAT

TIDAK

MEMPERTAHANKANNYA.

EVALUASI

SECARA

ASPIRATIF

DAN

INFORMASI.
TAMPAK

PERLU BAHAN , MAKA

HARUS

 PENGELOLAAN ENERGI
MELAKUKAN

OPTIMASI

PENYEDIAAN

ENERGI

YANG

EKONOMIS.

HARGA RATA - RATA ENERGI PERLU DISESUAIKAN SECARA BERTAHAP

DAN TERENCANA
DENGAN

TERTUJU

PADA

PEMBENTUKAN

MEMPERHATIKA N ASPEK OPTIMASI

MENINGKATKAN DAYA SAING

PRASEJAHTERA DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN

PE MBANGUNAN DI BIDANG

PEMAKAIAN

EKONOMI , MELINDUNGI

PERTIMBANGAN

AKAN

HARGA

ENERGI ,

MASYARAKAT

POLSOSKAM..

DAMPAK LINGKUNGAN
ENERGI.

PASAR

HIDUP , AKIBAT

 KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN HARUS BERLANDASKAN

KEPADA 4 ( EMPAT ) AZAS YAITU :

AZAS MANFAAT
AZAS ADIL DAN MERATA
AZAS KEPERCAYAAN DIRI SENDIRI
AZAS KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKSANAAN UTAMA
DIVERSIVIKASI ENERGI
MENDORONG UPAYA PENEMUAN CADANGAN ENERGI
MELAKUKAN KONSERVASI DISISI HULU DAN DISISI HILIR
MEMASUKKAN PERTIMBANGAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

TABEL 4.6

No.

NEGARA

Tarif Listrik
Cent US$

GNP Per Kapita

US$

1.
2.

BELGIA
JEPANG

18,8
17,8

19.200
26.912

3.
4.

JERMAN
ITALI

17,5
16,5

21.046
18.550

5.
6.
7.

PERANCIS
SWEDIA
AUSTRIA

16,3
16,1
16

20.414
25.100
20.192

8.
9.

PORTUGAL
SPANYOL

15,6
15,1

8.081
12.455

10.
11.

LEXEMBURG
INGGERIS

14,7
14,5

28,730
16.702

12.
13.

BELANDA
IRLANDIA

13,5
12,5

18.342
10.782

14.
15.
16.

ISRAEL
NORWEGIA
YUNANI

10,7
10,3
10,2

11.151
44.000
6.442

TABEL 4.6
No.

NEGARA

Tarif Listrik
Cent US$

GNP Per Kapita

US$

10,2

24.322

17.

FIRLANDIA

18.

CHILI

10

10.940

19.

USA

9,8

22.475

20.

SINGAPURA

9,4

12.310

21.

ARGENTINA

9,2

6.800

22.

SELANDIA BARU

8,3

11.885

23.

AUSTRALIA

7,9

16.325

24.

KOREA SELATAN

7,8

6.645

25.

TAIWAN

7,4

7.990

26.

CANADA

7,2

20.758

27.

POLANDIA

6,9

1.838

28.

INDIA

6,6

324

29.

AFRIKA SELATAN

6,4

2.520

30.

REPUBLIK CEKO

4,6

2.495

31.

INDONESIA

2,81

680

Sumber : Diolah dari berbagai sumber, DJLPE, PLN Statistik 1999

TABEL 4.7

URAIAN

PANJANG
JARINGAN
( KMS )

LEBAR
RUANG BEBAS
(M)

HARGA SATUAN JUMLAH

RATA - RATA ( TRILLIUN
( Rp./M2 )
Rp. )

LUAS
( KM2 )

- SUTET
W KV
SUTET500
500

2.665,46

30

79,96

20.000

1,599

SUTT 150 KV
- SUTT

21.195,45

15

317,93

30.000

9,537

TOTAL

11,136

KEBIJAKAN PENETAPAN TDL

U.U NO. 15 TAHUN 1985 PASAL 16 BERBUNYI PEMERINTAH MENGATUR
HARGA JUAL

LISTRIK.

PERATURAN PEMERINTAH NO. 10 TAHUN 1989 PASAL 32 MENETAPKAN :

HARGA JUA L TENAGA LISTRIK DITETAPKAN OLE H PRESIDEN ATAS USUL
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MENIRAL.
DIDALAM MENGUSULKAN HARGA JUAL HARUS MEMPERHATIKAN :
KEPENTINGAN
KAIDAH

DAN

KEMAMPUAN

RAKYAT.

INDUSTRI DAN NIAGA YANG SEHAT.

BIAYA PRODUKSI DAN EFFISIENSI PENGUSAHA.

KELANGSUNGAN SUMBER ENERGI.
SKALA PENGUSAHA DAN SISTIM INTERKONEKSI.
TERSEDIANYA SUMBER DANA UNTUK INVESTASI.

 KAIDAH INDUSTRI DAN NIAGA YANG SEHAT DAN EFFISIEN UNTUK MENJAMIN
KELANGSUNGAN PASOKAN TENAGA LISTRIK.
ADAPUN

DIDALAM

MENETAPKAN

SELALU

DIPERTIMBANGKAN

KEBIJAKSANAAN TARIF DASAR LISTRIK

FAKTOR

EKONOMI

SERTA PERTIMBANGAN

FAKTOR POLITIK, SOSIAL DAN KEAMANAN.

NILAI KEEKONOMIAN
7

BANTUAN DANA INVESTASI

PEMERINTAH

5,5 - 6

SUBSIDI
LISTRIK

SURPLUS DANA INVESTASI

HARGA POKOK PENJUALAN

TDL

3
EKONOMI

2001

Pertimbangan Polsoskam

GAMBAR 4.2

2005

Tahun

TABEL 4.8
PENETAPAN TARIF DASAR LISTRIK
Tarif Rata - rata sebelum naik dan Harga Pokok Penjualan Listrik

GOLONGAN
PELANGGAN

T arif Rata2
Sebelum Naik
( Rp./kWh )

HPP ( Harga Pokok

Penjualan )
( Rp./kWh )

S-1

95,34

533,33

S-2

450 VA

102,02

602,60

S-2

900 VA

102,02

602,60

S-2 1300 VA

251,50

602,60

S-2 2200 VA

258,64

602,60

S-2 Sisanya

296,50

602,60

S-3 TM

298,43

537,22

R-1

450 VA

159,26

535,33

R-1

900 VA

178,36

535,33

R-1 1300 VA

288,08

535,33

R-1 2200 VA

370,22

535,33

R-2

TR

452,66

535,33

R-3

TR

726,05

535,33

GOLONGAN
PELANGGAN

Tarif Rata2

H PP ( Harga Pokok

Sebelum Naik
( Rp./kWh )

Penjualan )
( Rp./kWh )

B-1

450 VA

360,67

495,53

B-1

900 VA

360,67

495,53

B-1 1300 VA

441,07

495,33

B-1 2200 VA

443,70

495,53

B-2

TR

469,97

495,43

B-3

TM

375,75

384,26

M/ALL

558,00

568,49

I-1 450 VA

374,52

599,76

I-1 900 VA

343,88

599,76

I-1 1300 VA

440,29

599,76

I-1 2200 VA

444,95

599,76

I-1 sisanya

446,21

599,76

TR

421,46

599,76

I-3 TM

336,12

410,26

I-4

318,62

350,57

P-1 450 VA

519,61

413,10

P-1 900 VA

524,49

413,10

P-1 1300 VA

538,99

413,10

P-1 2200 VA

544,84

413,10

P-1 sisanya

619,68

413,10

I-2

TT

P-2

TM

490,86

367,62

P-3

TR

493,00

413,10

FORMULASI KENAIKAN TARIF YANG BERLAKU UNTUK PER - GOLONGAN

PELANGGAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

tij = Cij { roj + ( rnj - Roj ) / n } x { 1 + ( Adf + BdP + cdL + DdE }

Dimana :
tij = Tarif pada triwulan - I untuk golongan pelanggan - J
Cij = Biaya ( HPP ) pada triwulan - I untuk golongan pelanggan - J
I
n

= 1,2,3,.,n = triwulan
= Banyaknya triwulan sampai dengan akhir masa laku tarif

k
ro

= Banyaknya golongan tarif

= Rasio tarif eksiting HPP pada setting tarif ( i = 0 )

rn

= Rasio tarif terhadap HPP pada triwulan ke - n

A = Porsi biaya bahan bakar pada tahun anggaran berjalan

dF = Perubahan harga bahan bakar rata-rata realisasi terhadap anggaran
B = Porsi biaya listrik swasta dan biaya lainnya pada tahun anggaran berjalan
yang harganya diluar kendali manajemen ( bukan berdasarkan mekanisme pasar )
dP = Perubahan harga komponen biaya B rata-rata realisasi terhadap anggaran
C = Porsi biaya yang dipengaruhi oleh inflasi ( biaya lokal )
dL = Perubahan inflasi rata-rata realisasi terhadap anggaran tahun berjalan
D = Porsi biaya dipengaruhi oleh valuta asing
dE = Perubahan nilai tukar US$ terhadap rupiah realisasi dibanding dengan anggaran

 TARIF RATA - RATA YANG BERLAKU SAMPAI DENGAN JUNI 2001 ADALAH Rp. 299,00/ kWh
TARIF RATA - RATA TAHUN
HARGA

PENJUALAN

2001 DENGAN KENAIKAN

MULAI JULI

POKOK ( HPP ) RATA - RATA TAHUN

RASIO : TARIF RATA - RATA DIBAGI

2001

DENGAN HPP RATA - RATA

2001

Rp. 325,72/ kWh

Rp. 466.00/ kWh
0.699

DISINI NAMPAK BAHWA HARGA JUAL MASIH LEBIH RENDAH DARI HARGA PENJUALAN
POKOK ( HPP ) , UNTUK ITU SECARA BERTAHAP PERLU DILAKUKAN PENYESUAIAN.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
DENGAN ADANYA SUTT ( 70 - 150 kV ) , SUTET ( 275 - 500 kV ) DAN JARINGAN
DISTRIBUSI PRIMER ( 20 kV ) , TERJADI PENINGKATAN INTENSITAS MEDAN
LISTRIK DAN MEDAN MAGNET NAMUN MASIH BERADA DIBAWAH NILAI
AMBANG BATAS YANG DITETAPKAN OLEH WHO UNTUK LINGKUNGAN UMUM.
ADANYA SUTT , SUTET DAN DISTRIBUSI PRIMER 20 kV BELUM MEMBERIKAN
PENGARUH YANG BESAR TERHADAP PENINGKATAN STATUS EKONOMI DAN
PERUBAHAN STATUS SOSIAL , BUDAYA PENDUDUK.
UNTUK MENGELOLA PENDUDUK HARUS DIPERHATIKAN :
MEMBINA KOMUNIKASI DENGAN TOKOH MASYARAKAT , PEMUKA AGAMA,
MUSPIDA / MUSPIKA , DPRD SERTA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT.
MEMBERIKAN PELAYANAN YANG MEMUASKAN KEPADA MASYARAKAT
DAN MEMBERIKAN TINGKAT MUTU KEANDALAN YANG PASTI.

 S AR AN
UU - PERLINDUNGAN
MEMPERBAIKI MUTU

KONSUMEN

HARUS

DIJADIKAN

ACUAN

UNTUK

PELAYANAN DAN MUTU KEANDALAN.

SOSIALISASI DAN TRANSPARANSI ( PUBLIC HEARING ) HARUS DILAKUKAN

SECARA BERKELANJUTAN.
MANAJEMEN
DENGAN

PERUSAHAAN HARUS

MEMACU EFFISIENSI

DIKELOLA

SECARA PROFESSIONAL

BIAYA OPERASI DAN BIAYA INVESTASI.

UU - OTONOMI DAERAH MEMBERI KESEMPATAN MEMBERLAKUKAN TARIF

DASAR

LISTRIK

( TDL ) SESUAI

HARGA

PASAR , WALAUPUN FAKTOR

SOSIAL , POLITIK DAN KEAMANAN MENJADI DASAR PERTIMBANGAN.