Anda di halaman 1dari 55

BENANG BEDAH

DAN
JARUM BEDAH

Benang Bedah
Benang Bedah adalah materi yang
digunakan untuk LIGASI (ligate)
pembuluh darah dan APROKSIMASI
(approximate) jaringan.

SEJARAH
Bukti keberadaan Benang Bedah yang pertama kali
ditemukan dalam literatur Mesir pada abad ke-16.
informasi ini tercatat di dalam Edwin Smith papyrus.
Berabad-abad lamanya, bermacam-macam bahan
telah digunakan sebagai materi dasar pembuat
benang bedah, diantaranya: sutera(silk), linen,
katun(cotton), rambur/ surai kuda, tendon dan usus,
juga emas dan perak.
Kini telah digunakan bahan sintetis untuk
memproduksi Benang Bedah, dimana ilmuwan dan
produsen terus berusaha untuk menciptakan
Benang Bedah Ideal.

BENANG BEDAH IDEAL

Steril
Mudah untuk digunakan
Reaksi/trauma jaringan yang minimal
Memiliki Tensile Strength (kekuatan
menahan jaringan luka) yang memadai
Simpul yang aman
Diserap tubuh setelah tidak berfungsi
Dapat digunakan untuk segala jenis operasi

Klasifikasi Benang Bedah

Absorbable / Nonabsorbable
(diserap dan tidak diserap)
Natural / Synthetic
(bahan alami dan sintesis)
Braided / Monofilament
(multifilamen dan monofilamen)

Klasifikasi Benang Bedah


absorbable / Nonabsorbable
(diserap dan tidak diserap)

=
Konsep Penting :
Absorption rate
Tensile Strength Retention in vivo

Konsep Penting
Absorption Rate: lamanya waktu yang
dibutuhkan sehelai benang bedah untuk
diserap oleh tubuh. Absorption rate tidak
selalu berhubungan dengan kekuatan
benang bedah untuk merapatkan jaringan
luka. Ahli bedah / Kebidanan perlu
mengetahui absorption rate dari benang
bedah karena benang tersebut merupakan
benda asing didalam tubuh pasien

Konsep Penting
Tensile Strength in vivo: kekuatan yang dimiliki
Benang Bedah untuk diregangkan (dalam
pounds), hingga benang tersebut putus,
setelah implantasi didalam.
Tensile Strength sangat penting karena
menentukan apakah benang tersebut cukup
kuat untuk merapatkan luka, hingga lika itu
sembuh.
i.e. Coated Vicryl Tensile Strength 35 hari
Kekuatan masih 75% @ 2 weeks
Kekuatan masih 50% @ 3 weeks

Klasifikasi Benang Bedah


Aplikasi:
# Exterior Skin Closure, harus dicabut
setelah luka sembuh
# Permanent approximation (aproksimasi
permanen). Akan tinggal didalam tubuh
sebagai benda asing (encapsulated).
# Pasien hipersensitif terhadap benang
yang diserap.
# Untuk memasang Prothesis.

Klasifikasi Benang Bedah


Natural / Synthetic
(bahan alami dan sintetis)
Natural/Alami
Benang Bedah Alami dibuat dari bahan yang dapat ditemukan
di alam:
Gut/Usus sapi atau kambing
Silk/Sutera
Stainless Stleel
Sintetis
Bahan sintetis diciptakan karena adanya beberapa kekurangan
yang dimiliki oleh benang bedah alami, khususnya reaksi
jaringan dan absorption rate yang tidak dapat diprediksi

Klasifikasi Benang Bedah


Braided / Monofilament
(multifilament dan monofilament)
Monofilament
Benang momofilamen dibuat dari satu helai bahan yang
memungkinkan benang tersebut:
Memberikan trauma minimal terhadap jaringan
Mencegah berkembangbiaknya bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi pada jahitan
Braided
Multifilament dibuat dari beberapa helai benang yang
dipilin / dikepang bersama-sama. Hal ini menyebabkan
meningkatnya kekuatan tarik benang dan fleksibilitas
yang lebih baik

Seleksi Benang Bedah


Diciptakan benang bedah dengan ukuran yang
dimulai dari no 7 (terbesar diameternya)
terbuat dari e Stainless Stell, hingga no 11/0
(terkecil diameternya), untuk bedah mata.
Seleksi ukuran diameter benang dilakukan
berdasarkan reaksi jaringan yang minimal
dengan ukuran benang yang terkecilyang
memungkinkan, untuk meminimalkan resiko
atas penolakan tubuh terhadap benang
tersebut, tetapi cukup besar untuk menahan
luka jaringan untuk menghindari dehisence
(terbukanya luka)

Plain CutGut
(collagen) suture

Natural : Absorbable : Monofilament


Lapisan submucosal/serosal dari usus
hewan
97-98% collagen murni
Kekuatan dukung 7-10 hari
Serapan 60-90 hari
Diserap secara enzimatis, dan dipengaruhi
banyak faktor (eg tingkat nutrisi pasien)

Chromic CatGut
(collagen) suture

CHROMIC
Kekuatan dukung 17-21 hari
Serapan 90-110 hari
Diserap secara enzimatis, dan
dipengaruhi banyak faktor (e.g.
tingkat nutrisi pasien)

Chromic Gut
(collagen) suture

Diserap secara enzimatic


Penyerapan tidak konsisten
Reaksi jaringan

Coated

VICRYL

RAPIDE*

(polyglactin 910) suture

Kekuatan in-vitro setara silk (sutera)


Pada hari 5-6, memiliki kekuatan 50%
Tensile strength 10-14 hari
Diserap dalam 42 hari
Digunakan untuk EPISIOTOMY repair
(ukuran 2/0) atau untuk subkutikuler
(3/0 & 4/0)

MONOCRYL*
POLIGLECAPRONE 250) suture

DYED & UNDYED

KEKUATAN DUKUNG AWAL = 2X LIPAT


CHROMIC CATGUT
PADA 7 HARI 60-70% KEKUATAN AWAL
PADA 14 HARI 30-40% KEKUATAN AWAL
PADA 28 HARI KEKUATAN DUKUNG HILANG
JANGKA WAKTU SERAPAN = 91-119 DAYS

MONOCRYL*
(poliglecaprone 25) suture

KOMPATIBEL DENGAN JARINGAN

MONOCRYL*
(poliglecaprone 25) suture

DAYA DUKUNG EFEKTIF = 28 HARI


JANGKA WAKTU SERAPAN YANG TERPREDIKSI
REAKSI JARINGAN YANG MINIMAL DIBANDING CUTGUT
KARAKTERISTIK HANDLING YANG SUPERIOR
SIMPUL AMAN
MONOFILAMEN MENGALIR HALUS MELALUI JARINGAN
DAPAT DIGUNAKAN PADA SEMUA APLIKASI YANG
MENGGUNAKAN CHROMIC DENGAN HASIL YANG JAUH
LEBIH BAIK
UNTUK UTERUS Closure (Size 1/0, 2/0)
UNTUK SUBCUTICULAR Closure (Size 3/0, 4/0)

COATED

VICRYL*

(polyglactin 910) suture

Braided : Synthetic : Absorbable


COPOLYMER POLYGLACTIN 910
90% Glycolide (Glycolic acid)
10% Lactide (Lactic acid)
COPOLYMER COATING
POLYGLACTIN370

Coated

VICRYL*

(polyglactine 910) suture

Daya dukung efektif 30-40 hari


Jangka waktu serapan 56-70 hari
KEKUATAN TARIK
14 HARI
75% KEKUATAN AWAL
21 HARI
50% KEKUATAN AWAL
APLIKASI UNTUK BERBAGAI JARINGAN (GI,
KULIT, FASCIA, UTERUS, OTOT, DLL)

Coated

VICRYL*

(polyglactin 910) suture

SERAPAN Hidrolysis
SERAPAN TERPREDIKSI
REAKSI JARINGAN MINIMAL

PDS* II

(polyglactin 910) suture

Sintetis Diserap Monofilamen


It is unlikely that a single suture
could be ideal but PDS is a
contender
D.J. Leaper et al. British Journal of
Surgery 1984

PDS* II

(polydioxanone) suture

DAYA DUKUNG EFEKTIF 60 HARI


UKURAN
<=4/0
>=3/0
14 HARI
60%
70%
28 HARI
50%
50%
42 HARI
35%
25%
JANGKA WAKTU SERAPAN: 180-210 HARI
APLIKASI: FASCIA, TENDON, (ORTHO), STERNUM
CLOSURE(PEDIATRIC), DLL, TERUTAMA
PENUTUPAN FASCIA UNTUK PASIEN DENGAN
KONDISI COMPROMISED WOUND HEALING
(EXTENDED)

Silk
Natural : Tidak diserap : Multifilamen
DARI KEPOMPONG ULAT SUTERA
Braided (wax coated)
HANDLING YANG PRIMA
SIMPUL YANG SANGAT AMAN
NAMUN:
REAKSI JARINGAN RELATIF AKUT

Silk
KELEMAHAN
REAKSI JARINGAN
Kekuatan berangsur
berkurangakhirnya terjadi
fragmentasi
Dapat digantikan
oleh NUROLON

ETHILON*
(polyamide 666) suture

Sintetis Monofilamen Tidak terbatas


Bahan nylon
Benang synthetic monofilament
nonabsorbable yang pertama
Penggunaan populer: penutupan kulit/
subcuticuler, mata, microsurgery dan
abdominal closure

ETHILON*
(polyamide 666) suture

KELEBIHAN
#HALUS, MUDAH MELALUI JARINGAN
#Monofilamen: tidak memberi tempat
berkembangbiaknya mikroorganisme
#Kuat
#Dukungan luka jangka panjang
KELEMAHAN
NYLON MENYERAP AIR
Kehilangan kekuatan sekitar 15-20% per tahun

ETHIBOND* EXCEL
(polyester) suture

Sintetis Multifilamen Tidak


diserap
Bahan: POLYESTER dengan
POLYBUTILATE coating, yang
meningkatkan kehalusan
permukaan benang

ETHIBOND* EXCEL
(polyester) suture

Sangat kuat
Daya dukung permanen
Simpul yang aman
Coating meminimalkan
perkembangbiakan
bakteri
Coating meningkatkan
kehalusan melalui
jaringan
Gold standard/Ideal
untuk valve
replacement (jantung)

Stainless Steel
(stainless steel 316L) suture

Sintetis Monofilamen Tidak Diserap


Dimana kekuatan extra diperluka:
sternum closure
trochantericreattachment
Packaging khusus (melingkar atau lurus)
untuk mengurangi bengkokan
Cardiac pacing wires, Steel Wire

MERSILENE*
(polyester) suture

Sintetis Tidak Diserap Multifilamen & Monofilamen


Diperkenalkan di Inggris, 1951
Mengatasi kelemahan silk
Braided (wax proofed) atau Monofilament
Karakteristik Handling yang prima
Dukungan permanen
Kuat
Reaksi jaringan minimal
Untuk INCOMPETENT CERVIX
(Shirodkar or Mc. Donald technique)

PROLENE*
(polypropylene) suture

Sintetis Tidak Diserap Monofilamen


Monofilamen sebagai alternatif yang lebih baik
daripada nylon (lebih halus, lebih kuat, tidak
menimbulkan reaksi jaringan)
Kontrol yang lebih baik dengan kemampuan
stretching
Lebih lentur untuk handling dan simpul
Permukaan benang yang paling mulus
Polypropylenen: bahan yang paling tidak reaktif
terhadap jaringan

PROLENE*
(polypropylene) suture

REAKSI JARINGAN MINIMAL

Jarum Bedah
Jarum Bedah
PENTING UNTUK
PENEMPATAN
BENANG PADA
JARINGAN, SEHINGGA
HARUS DIRANCANG
SECARA KHUSUS
UNTUK
MENIMBULKAN
TRAUMA JARINGAN
SEMINIMAL MUNGKIN

Karakteristik dari Jarum Bedah


Ideal
Kekuatan
Stabilitas
Ketajaman
Kelenturan

Ketajaman
Taper Ratio
Badan jarum yang secra gradual
meruncing
Taper Ratio adalah perbandingan
antara panjang badan jarum yang
meruncing dengan diameter
jarum. Taper Ratio yang lebih besar
berarti jarum lebih tajam

Ketajaman
Untuk meningkatkan penetrasi yang
lebih baik, maka ujung jarum diberi
lubrikasi berupa silicone

Ductility
Menunjukkan kemampuan jarum
untuk tidak patah apabila
terbebani / dibengkokkan

Anatomi jarum bedah

Jarum Swage
Klasifikasi sambungan
jarum-benang:
Traumatik:
closed eye
french eye
Atraumatik:
Swagetersambung
langsung secara
laser-drilled

Swage
Single Armed: satu jarum dengan satu
benang

Double Armed: dua jarum pada satu benang

Loop: satu jarum pada satu benang dengan


konfigurasi loop

Badan Jarum
Klasifikasi badan jarum (needle
body):

Curvature/Kelengkungan
Pedomannya adalah: untuk lokasi penjahitan
yang lebih dalam, gunakan curvature
(kelengkungan) yang lebih besar. Tentunya
disesuaikan dengan preferensi ahli bedah ybs.
Pedoman ini akan menghasilkan pronasi yang
lebih sedikit dan gigitan yang lebih dalam
1/4 circle: eye and microsurgery
3/8 circle: large and superficial wounds (shallow
areas)
1/2 circle: easier to use in confined locations
5/8 circle: urology and deep cavity

Needle Point/Ujung Jarum


Klasifikasi berdasarkan
Ujung Jarum:
conventional cutting
reverse cutting
taper point
TAPERCUT*
spatula(side cuttibg)
CS ULTIMA*
blunt & ETHIGUARD

Conventional Cutting
Conventional
Cutting PRIME*
Sisi cutting didalam
Prime Geometry
meningkatkan
penetrasi
Dipipihkan pada lokasi
genggaman needle
holder untuk stabilitas
Series: PC Prime, CCS,
CPS-3

Reverse Cutting
Reverse Cutting:
Sisi cutting diluar
Kelebihan desain ini:
lebih kuat
mengurangi tissue
cut-out atau robekan
Series: P, PS, FS, M, C,
LS, LR, OS, CP
Microsurgery: series G

Taper Point
Taper Point:
Tidak ada sisi cutting,
lebih bersifat menusuk
dan memperlebar
tusukan sejalan dengan
membesarnya diameter.
Tidak memotong
Digunakan pada Intestinal
Anastomosis, Fascia
Closure, Gynecology,
Hernia dan pada
Cardiovascular surgeries.
Series: BV, C, C, BB, RB, SH,
MH, LH, MO, CT, TP, UR

Tapercut*
TAPERCUT*:
Kombinasi antara taper
dan cutting, dimana
pada ujung bersifat
cutting namun
body bersifat round
body
Digunakan pada
cardiovascular yang
mengalami hardening

TAPERCUT*
TAPERCUT*:
Series CC (calcified
coronary), V

Spatula
Spatula:
Untuk penggunaan
ophtalmic,
dimana jarumnya
mengiris /
memisahkan,
bukan memotong
Series: TG, STC, S

CS ULTIMA*
CS ULTIMA*:
Pengembangan
lebih lanjut dari
spatula, dengan
trauma jaringan
yang minimal

Blunt Point
Blunt Point:
Sengaja didisain sebagai tidak
tajam, namun cukup
untuk menembus jaringan.
Ideal untuk jaringan2 yang
rapuh seperti spleen,
kidney, liver
Series: BP, SHB, MOB, CTB,
CTXB, TPB
ETHIGUARD*: bluntpoint
needles: pengembangan
berikut untuk melindungi
operator: cukup tajam untuk
menembus jaringan namun
tidak cukup tajam untuk
menembus surgical glove

PROXI-STRIP
Lekatan kuat pada kulit
Lentur-mengakomodasi kebebasan
bergerak
Antistatic agents meminimalkan
curling
Konstruksi porositas memungkinkan
luka untuk bernafas

PROLENE* Mesh
(polypropylene) suture

Treatment terkini untuk HERNIA, secara


tension free
Meminimalkan terjadinya recurrence
Dapat dipotong sesuai ukuran yang
dibutuhkan
Porositas besar untuk mengakomodasi
tumbuhnya jaringan (tissue engrowth)
Fleksible
Dapat diresterilisasi
Bahan polypropylene: tidak reaktif terhadap
jaringan

Anda mungkin juga menyukai