TRIGGER 3
Tugas dokter
Dasar hukum
Ruang lingkup
Penyebab
kematian ibu
Tanda
kekerasan
7) Tes emboli udara pada vena kava inferior dan jantung. Ambil
darah dari jantung (segera setelah tesemboli) untuk
pemeriksaan toksikologi. Uterus diiris mendatar dengan jarak
antar irisan 1 cm untukdeteksi perdarahan dari bawah.
8) Sampel urin diambil untuk tes kehamilan dan toksikologik.
Pemeriksaan organ lain seperti biasa
Pemeriksaan Pada Janin
) Tentukan usia bayi (janin).Usia bayi dapat ditentukan dari:
a. Panjang bayi
Dari rumus empiris de Haas umur bayi dapat ditaksir dari
panjang badan (PB) bayi, ukuran daripuncak kepala sampai ke
kaki. Untuk bayi dibawah 25 minggu : Umur (minggu) = akar
kuadratdari PB. Untuk bayi diatas 25 minggu: Umur (minggu)
= PB/5. Oleh karena batas umur antarakorban abortus dan
pembunuhan anak adalah 28 minggu (7 bulan), maka perbedaan
tersebutadalah pada panjang bayi 35 cm (7x5) cm
b.
.
.
.
.
.
c.
Lingkaran kepala
Bayi 5 bulan : 38,5 41cm
Bayi 6 bulan : 39 42cm
Bayi 7 bulan : 40 42cm
Bayi 8 bulan : 40 43cm
Bayi 9 bulan : 41 44cmc.
Pusat penulangan
Ada 2 tempat yang lazim diperiksa yaitu pada
telapak kakidan lutut. Pada telapak kakipemeriksaan
ditujukan kepada tulang halus, calcaneus dan cuboid.
Ketiga tulang
ini dapatdiperiksa melalui
sayatan
(pemotongan) dari sela jari ke 3-4 ke arah tumit.
d. Inhibisi vagus
. Hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang
dilakukan tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stres,
gelisah dan panic.
. Hal ini dapat terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan
secara mendadak dengan cairanyang terlalu panas atau terlalu
dingin
e. Keracunan obat/zat abortivum, termasuk karena anestesia.
. Antiseptik lokal seperti KMnO4 pekat, AgNO3, KMorat, Jodium dan Sublimat dapat mengakibatkan cedera
yang hebat atau kematian.
. Demikian pula obat-obatan seperti kina atau logam berat.
. Pemeriksaan lab darah dengan adanya Met-Hb, pemeriksaan
histologik
dan
toksikologik
sangatdiperlukan
untuk
menegakkan diagnosis
f. Infeksi dan sepsis
KESIMPULAN
Kasus abortus dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
baik di negara yang sudah maju maupun negara yang sedang
berkembang. Abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas dimana masa gestasi belum mencapai usia
22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram. Secara hukum
abortus berarti tindakan menghentikan kehamilan atau
mematikan janin sebelum waktu kelahiran tanpa melihat usia
kandungannya. Abortus dapat terjadi secara alami
(spontaneus), dapat pula terjadi karena dibuat atau disengaja
(abortus provokatus). Kasus abortus di indonesia jarang
diajukan ke pengadilan, karena pihak si ibu yang merupakan
korban juga sebagai pelaku sehingga sukar diharapkan adanya
laporan abortus. Umumnya kasus abortus diajukan ke
pengadilan hanya bila terjadi komplikasi atau bila ada
pengaduan dari si ibu atau suaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran Forensik FK UI. Ilmu Kedokteran Forensik.
Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FK UI,1997. 159-164.
Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran, Bagian
Kedokteran Forensik FKUI ;1994; hal. 1-25.
Amir, Amri. Abortus. Dalam : Amri Amir. Ilmu Kedokteran
Forensik Edisi II. Medan : Ramadhan,2005. 159-168.4.
Azhari. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi
Perempuan. Palembang: Bagian Obstetri danGinekologi FK
UNSRI. 1-19