Anda di halaman 1dari 20

Askep Hemodialisis dan

Pemasangan Kateter
DISUSUN OLEH :
AAS ASTRIANI
IRFAN ABDUL RAHMAN
SRI NITA JULIANTI

DEFINISI
Hemodialisa adalah Menggerakkan cairan dari
partikel-pertikel lewat membran semi permiabel yang
mempunyai
pengobatan
yang
bisa
membantu
mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit
yang normal, mengendalikan asam dan basa, dan
membuang zat-zat toksis dari tubuh. ( Long, C.B. : 381).

ETIOLOGI

gagal ginjal akut dan kronik akibat dari :

simtomatis berupa enselfalopati

perikarditis

Uremia

hiperkalemia berat

kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic

batu ginjal

PATOFISIOLOGI

Terjadi gagal ginjal, ginjal tidak bisa melaksanakan fungsinya faktorfaktor yang harus dipertimbangkan sebelum melaui hemodialisis pada
pasien gagal ginjal kronik terdiri dari keadaan penyakit penyerta dan
kebiasaan pasien.Waktu untuk terapi ditentukan oleh kadar kimia
serum dan gejala-gejala. Hemodialisis biasanya dimulai ketika bersihan
kreatin menurun dibawah 10 ml/mnt,yang biasanya sebanding dengan
kadar kreatinin serum 8-10 mge/dL namun demikian yang lebih penting
dari nilai labolatorium absolute adalah terdapatnya gejala-gejala
uremia.

MANIFESTASI KLINIS

TERAPI DIALISIS

Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatin, dan asam


urat.

Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan bending


antara darah dan bagian cairan, biasanya terdiri atas tekanan positif
dalam arus darah dan tekanan negatif ( penghisap ) dalam
kompartemen dialisat ( ultrafiltrasi ).

Mempertahankan / mengembalikan sytem buffer tubuh.

PROSEDUR DIALISA

Pompa darah

Pompa infus untuk pemberian heparin

Alat monitor untuk pendeteksi suhu tubuh, bila terjadi


ketdakamanan,konsentrasi dialisa,

perubahan tekanan , udara, dan bocoran darah.

KOMPLIKASI

Pemulihan cairan tidak sempurna

Kebocoran di sekitar kateter

PENGKAJIAN

Kaji sebelum dialisa

Kaji sesudah dialisa

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kekurangan volume cairan b.d efek ultrafiltrasi


Kurang pengetahuan b.d penyakit dan kebutuhan untuk dialysis

Ketidakberdayaan b.d perasaan kurang kontrol,ketergantungan pada


dialysis, sifat kronis penyakit

Resiko tinggi untuk cidera b,d akses vascular dan komplikasi sekunder
terhadap penusukan dan pemeliharaan akses vascular, emboli
udara,ketidaktepatan konsentarsi / suhu dialisat.

INTERVENSI KEPERAWATAN
dx.1

a) Kaji TTV : BB, masukan dan haluaran pradialisis.

b) Kaji derajat penumbunan cairan dalam jaringan pradialisis.


c) Tentukan ketepatan derajat dan ketepatan ultrafiltrasi untuk tindakan.
d) Berikan cairan pengganti sesuai instruksi dan indikasi.
e) Periksa kadar kalsium, natrium, kalium, CO2 pradialisis.
dx.2 a) Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang fungsi ginjal dan
alasan dialysis.
b) Kaji kesiapan untuk belajar.
c) Berikan informasi yang sesuai untuk kesiapan dan kemampuan belajar
termasuk alasan pasien kehilangan fungsi ginjal: tanda dan gejala yang b.d
kehilangan fungsi ginjal.
d) Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan takut dan ansietas.

Lanjutan . . .
dx.3 a) Mendiskusikan perasaan pasien,meyakinkan bahwa perasaan tersebutnormal.
b) Beri dukungan pasien dan keluarga.
c) Bantu pasien untuk tetap terorientasi terhadap realitas,untuk tetap optimis
bahwa fungsi ginjal akan pulih normal bila keadaannya memungkinkan.
dx.4 a) Mempertahankan lingkungan steril selama pemasukan kateter.
b) Melakukan radiografi dada setelah pemasukan kateter kevena subklavia.
c) Amati tanda pneumothorak, ketidakteraturan jantung, perdarahan hebat,dan
periksa bunyi nafas bilateral.
d) Ganti balutan kateter secara rutin sesuai kebijakan unit.
e) Pastikan bahwa detektor udara telah terpasang dan berfungsi baik selama
dialisis.

PEMASANGAN KATETER

PENGERTIAN
Kateterisasi urine adalah tindakan memasukan selang kateter ke
dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.
Kateterisasi dapat menyebabkan hal - hal yang mengganggu kesehatan
sehingga hanya dilakukan bila benar - benar diperlukan serta harus
dilakukan dengan hati hati ( Brockop dan Marrie, 1999 ).

Indikasi pemasangan kateter


urine untuk diagnosis adalah
sebagai berikut :

Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi


dengan menghindari kontaminasi.

Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi


pada klien segera setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur
jumlah urine yang keluar.

Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung


kemih melalui kateter.

Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil


pressure.

JENIS PEMASANGAN KATETER


Menurut ( Brockop dan Marrie, 1999 ) Jenis jenis pemasangan kateter
urine terdiri dari :

Indewelling catheteter yang biasa disebut juga dengan retensi kateter /


folley cateter indewelling catheter dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak mudah lepas dari kandung kemih.

Intermitten catheter yang digunakan untuk jangka waktu yang pendek (


5-10 menit ) dan klien dapat diajarkan untuk memasang dan melepas
sendiri.

Suprapubik catheter kadang - kadang digunakan untuk pemakaian


secara permanent. Cara memasukan kateter dengan jenis ini dengan
membuat sayatan kecil diatas suprapubik

PROSEDUR PEMASANGAN

Persiapan alat

Persiapan klien

Persiapan perawat

Pelaksanaan
a. Pasang sampiran dan pintu ditutup
b. Perlak dan alasnya dipsang dibawah gluteus
c. Letakan 2 bengkok diantara kedua tungkai klien
d. Cuci tangan

Perawatan kateter urine selama


kateter terpasang

menjaga kebersihan kateter dan alat vital kelamin

menjaga kantong penampumg urine dengan tidak meletakan lebih


tinggi dari buli-buli

penggantian kateter urine tergantung dari bahan kateter urine tersebut


sebagai contoh kateter urine dengan bahan latteks silicon paling lama
dipakai 10 hari,sedang bahan silicon dapat dipakai selama 12 hari.

Pada tahap pengangkatan kateterisasi urine perlu diperhatikan agar


balon kateter urine telah kempis.

menganjurkan klien menarik nafas untuk mengurangi ketegangan otot


sekitar saluran kemih

Terima Kasih Atas


Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai