Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

BLOK 11-12 SISTEM KARDIOVASKULER


PENGARUH OBAT DIGITALIS
Kelompok 7
Astrit Kasandra (1310181)
Grace Ayu Silvania (1410016)
Nathania Crista (1410074)
Anindya Andoko (1410049)
Veby B.M. Marewa (1410112)
Dexy Wiranda Tebi (1410137)
Vincensius F. (1410165)

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG 2015

Abstrak
Obat digitalis adalah obat-obatan yang berfungsi
untuk pengobatan gagal jantung, obat-obatan ini
berefek inotropik positif, selain itu obat-obatan ini
juga berefek kronotropik negatif dan dromotropik
negatif.
Pada percobaan ini dilakukan pemberian digoxin
pada kodok untuk mengetahui seberapa besar
dosis digoxin yang dapat menimbulkan efek toksik
pada kodok. Percobaan ini menunjukkan
perubahan-perubahan kontraksi jantung, frekuensi
jantung, adanya partial dan total A-V block pada
intoksikasi digitalis

Cara kerja percobaan ini katak terlebih dahulu di


anastesi dengan menyuntikkan larutan diazepam
(0,2 mg/ml) pada saccus lymphaticus dorsalis.
Setelah teranastesi, fiksasi katak di atas papan lilin
dan bedah dada dengan sayatan berbentuk huruf
V. Lalu setelah perikardium dibuka, perhatikan
siklus jatung, bentuk serta warna ventrikel dalam
keadaan sistole dan diatole. Selama percobaan
basahi jantung dengan larutan ringer. Hitung
frekuensi denyut jantung, bila konstan teteskan
larutan digitalis 1 tetes tiap 2 menit kemudia catat
perubahan frekuensinya tiap 2 menit.

Penetesan dilakukan sampai tercapai


efek toksik, yang ditandai dengan
partial A-V block (partial heart block)
dan diakhiri dengan ventricular
standstill. Bila jantung berhenti,
dapat di rangsang lagi dengan
rangsangan mekanis dan dengan
penyuntikan larutan ringer 0,2 ml
secara intracardial.

Pada percobaan ini hasil yang


diharapkan adalah terjadinya
toksikasi akibat obat digitalis yang
ditandai degan terjadinya peristiwa
partial A-V block yang diakhiri
dengan ventricular standstill.
Kesimpulan yang didapat pada
percobaan ini adalah obat digitalis
dapat menimbulkan efek toksisitas
bila diberikan dalam jumlah besar,

Bab 1
Pendahuluan
Digitalis adalah genus dari sekitar 20
spesies tumbuhan dua tahunan atau
tahunan, yang dahulu digolongkan ke
keluarga Scrophulariaceae. Nama
"digitalis" juga digunakan untuk obat
penyakit jantung, terutama digoksin
yang diekstraksi dari tanaman ini.
Sebagai obat, glikosida dari tanaman
ini digunakan untuk memperkuat
kerja jantung (positif inotropik).

Tujuan dari pecobaan ini adalah untuk


mengetahui kegunaan digitalis sebagai obat
untuk meningkatkan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi denyut jantung. Dan
juga untuk mengetahui efek digitalis yang
berfungsi sebagai racun apabila digunakan
secara berlebihan. Dengan reaksi-reaksi
keracunan yang pertama mulai dari mual,
muntah, diare, sakit perut, halusinasi, sakit
kepala hingga delirium. Tergantung pada tingkat
keracunan, korban keracunan juga mempunyai
denyut nadi yang lemah, tremor, xanthopsis
(apa yang dilihat terlihat kuning), kejang-kejang
dan bahkan dapat menyebabkan gangguan
irama jantung yang mematikan

Percobaan dilakukan dengan cara


meneteskan larutan digitalis 1 tetes
tiap 2 menit dengan menggunakan
spuit pada jantung katak percobaan
sampai tercapainya efek toksik. Dan
dicatat frekuensinya tiap 2 menit.
Kemudian dilakukan rangsangan
mekanis dengan dengan cara
pemijatan dengan pinset anatomis,
dan dengan penyuntikan larutan

Efek digitalis terhadap jantung


adalah inotropik positif, kronotrofik
negatif dan mengurangi aktivitas
saraf simpatis. Dan pada
penggunaan berlebihan terjadinya
efek toksik yang akhirnya terjadi
kematian pada katak percobaan.

Digoksin merupakan prototipe glikosida


jantung yang berasal dari Digitalis purpurea.
Mekanisme kerja digoksin melalui 2 cara,
yaitu efek langsung dan tidak langsung. Efek
langsung yaitu meningkatkan kekuatan
kontraksi otot jantung (efek inotropik positif).
Hal ini terjadi berdasarkan penghambatan
enzim Na+, K+ -ATPase dan peningkatan arus
masuk ion kalsium ke intrasel. Efek tidak
langsung yaitu pengaruh digoksin terhadap
aktivitas saraf otonom dan sensitivitas
jantung terhadap neurotransmiter. Bila timbul
keracunan digitalis maka pemberian obat
digitalis dihentikan.

Bab II
Tinjauan Pustaka
Definisi :
Digitalis atau disebut juga glikosida
jantung. Glkosida jantung adalah
alkaloid yang berasal dari tanaman
Digitalis purpurea yang kemudian
diketahui berisi digoksin dan
digitoksin. Keduanya bekerja sebagai
inotropik positif pada gagal jantung.

Mekanisme kerjanya :
Efek inotropik positif digitalis didasarkan
atas 2 mekanisme, yaitu
a. penghambatan enzim Na+K+adenosin
trifosfatase (NaK-ATPase) yang terikat di
membran sel miokard dan berperan dalam
mekanisme pompa Na+, dan
b. peningkatan arus masuk lambat (slow
inward current) Ca+ ke intrasel pada
potensial aksi.

Efek Glikosida Jantung pada


jantung
1. Meningkatkan kuat kontraksi otot
jantung, menyebabkan :
Peningkatan cardiac output
Penurunan tekanan pengisian
jantung
Penurunan ukuran jantung
Penurunan tekanan vena dan kapiler

2. Peningkatan konsumsi oksigen


miokardium
Peningkatan kuat kontraksi
menyebabkan peningkatan konsumsi
oksigen miokardium
Penurunan volume ventrikel,
menurunkan kebutuhan oksigen
miokardium

3. Aktivitas Elektroforesis
Glikosida jantung secara tidak
langsung meningkatkan tonus vagus
jantung sehingga menurunkan
konduksi A-V node (dromotropik
negatif)
4. Denyut jantung menurun
(kronotropik negatif), tapi digitalis
dengan dosis berlebih akan
menimbulkan takikardi

Farmakokinetik Digitalis :
Absorpsi setelah pemberian per oral baik (digoxin 75%,
digitoxin 90-100%)
Digitoxin terikat kuat pada protein di ruang
ekstravaskuler (97%), yang berarti volume
distribusinya luas. Digoxin terikat pada protein <30%
T1/2 digoxin relative singkat (36jam), sedangkan t1/2
digitoxin 5-7 hari
OOA digoxin singkat, untuk kasus gawat darurat
Digoxin disekresikan dalam urine dalam bentuk utuh
Digitoxin dimetabolit dihati dan diekskresikan dalam
feses

Indikasi :
Gagal jantung kongestif
Hypertensive Heart disease yang tidak terkontrol oleh terapi
hipertensi
Atrial fibrilasi
Takikardi atrium proximal
Flutter atrium
Kontraindikasi :
Cardiac tamponade
Gagal jantung dengan cardiac output tinggu
Pericarditis
Idiophatic hypertrophic subaortic stenosis with outlet
obstruction

Efek samping/intoksikasi digitalis


timbul bila konsentrasi digoxin dalam
darah dia atas 2ng/ml dan digitoxin
dalam darah diatas 35ng/ml. Gejala
toksisitas obat digitalis a.l. :
Mual,muntah dan diare
Bradikardia
Psiksis, sakit kepala dan bingung

Penatalaksanaan intoksikasi digitalis


Glikosida jantung dan diuretic yang menimbulkan
hypokalemia di STOP
KCl dapat diberikan secara oral/infus lambat bila ada
hypokalemia K+ tidak diberikan bila ada :
AV Block berat
Kadar K+ serum tinggi
Pemberian magnesium
Phenytoin untuk aritmia ventrikel
Lidokain untuk ventricular tachyaritmia
Propranolol dapat untuk ventricular
Atropine untuk sinus bradikardi

A-digoxin-specific antibody menggunakan


fragmen Fab yang dimurnikan dari anti serum
antidigoxin domba. Dosis penetralan sempurna
Fab yang berdasarkan pada perkiraan total
dosis obat yang diingesti atau total beban
digoxin dalam tubuh dapat diberikan secara iv
dalam larutan NaCl selama 30-60menit
Terapi elektrik bahaya karena dapat
menimbulkan fibrilasi ventrikel
Cholestyramine yang mengikat glikosida, agar
cepat tereliminasi

Pada percobaan pada katak, katak


mengalami intoxicasi digitalis yang
menyebabkan complete heart blok
karena obat golongan digitalis
menghambat Na K ATP ase yang
berakibat K intrasel meningkat.

Bab 3
Alat, Bahan, Cara
Tujuan :
Mengetahu pengaruh obat digitalis terhadap jantung
Obat : Diazepam, Digitalis
Alat dan Bahan :
Papan lilin
Pinset
Spuit
Gunting kecil
Jarum pentul
Jarum penusuk medulla spinalis
Tinctura digitalis / Digoxin / Lanoxin
Hewan coba : katak

Cara kerja :
Ambil seekor katak dan suntikkan dalam
saccus lymphaticus dorsalis 2 ml larutan
diazepam
Setelah teranestesi, fiksasi katak tersebut di
atas papan lilin dengan jarum pentul
Buka dadanya dengan membuat sayatan huruf
V. Perdarahan diusahakan sesedikit mungkin.
Buka pericardiumnya dan perhatikan : siklus
jantung, bentuk, serta warna ventrikel dalam
keadaan sistol dan diastol. Selama percobaan
basahi jantung dengan ringer.

Hitung frekuensi jantung, bila tidak


ada perubahan (konstan) teteskan
larutan digitalis 1 tetes tiap 2 menit
dengan menggunakan spuit.
Pelajari perubahan-perubahan pada
sistol, catatlah frekuensinya tiap 2
menit.
Penetesan diteruskan sampai
tercapai efek toksik, yaitu mula-mula
terjadi partial A-V block (partial heart
block) sampai berakhir dengan
ventricular standstill.

Periksalah apakah jantung yang


sudah berhenti dapat dirangsang lagi
dengan rangsangan mekanis (pijat
dengan pinset anatomis) dan dengan
penyuntikan larutan Ringer 0,2 ml
secara intracardial.
Buatlah grafik yang menghubungkan
antara frekuensi jantung (atrium +
ventrikel) sebagai ordinat dengan
jumlah larutan digitalis yang
digunakan sebagai absis.

Bab IV
Hasil Percobaan dan Pembahasan

Pembahasan :
Pemberian larutan Digitalis memperlihatkan perubahanperubahan kontraksi dan frekuensi jantung katak. Larutan
digitalis diberikan 1 tetes dengan menggunakan spuit tiap
2 menit, sampai tercapai efek toksik. Pada percobaan ini
larutan digitalis yang dipakai adalah larutan Digoxin. Pada
percobaan ini denyut atrium katak pada awal penetesan
larutan digitalis yaitu, 64x/menit dan efek toksik tercapai
pada tetesan ke-19. Denyut ventrikel pada awal penetesan
larutan digitalis yaitu, 66x/menit dan efek toksik tercapai
pada tetesan ke-18. Efek digitalis pada jantung yaitu
meningkatkan kuat kontraksi otot jantung (inotropik
positif), kronotropik negatif, dromotropik negatif. Efek lain
dari larutan digitalis selain inotropik positif adalah terjadi
penurunan frekuensi jantung. Terbukti dari percobaan ini
dimana denyut atrium dan ventrikel semakin menurun tiap
ditetesi larutan digoxin.

Bab V
Kesimpulan
Digitalis memberika efek inotropic
positif, kronotropik negatif,
dromotropik negatif.

Anda mungkin juga menyukai