Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FARMAKOLOGI GIZI

OBAT GAGAL JANTUNG


DIGOKSIN

OLEH :
Kelompok 4
MONICA ESABILITA

P07131214099

MUHAMMAD IQBAL

P07131214100

MUKLAH HABIBAH

P07131214101

NANA CHAIRUNNISA

P07131214102

NOOR KHALWATI AFDHALIYA

P07131214103

NORHAFIFAH

P07131214104

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN


JURUSAN GIZI
DIPLOMA IV
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
Kardiovaskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan
sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena adanya penyumbatan dan
penyempitan pembuluh arteri koroner oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol,
trigliserida) di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi
(aterosklerosis).
Sistem Kardiovaskuler terdiri atas 3 bagian yang saling mempengaruhi yaitu jantung
(untuk memompa), pembuluh darah (mengedarkan/mengalirkan), dan darah (menyimpan dan
mengatur). Interaksi antara ketiganya dibawah kendali sistem saraf dan hormon untuk
mempertahankan keseimbangan dinamis oksigen dalam sel.
Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang mempengaruhi & memperbaiki
sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah ) baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
Obatobat untuk gangguan jantung dan darah di bagi menjadi empat kelompok obat
yaitu obat gagal jantung, antiagina, antiaritmia dan antihipertensi. Obatobat dalam
kelompok ini mengatur kontraksi jantung, frekuensi, irama jantung, dan aliran darah ke
miokardium (otot jantung).
Digoxin adalah salah satu obat yang digunakan dalam penanganan masalah ritme
jantung dan gagal jantung kongestif. Digoxin mengendalikan detak jantung dan
meningkatkan kekuatan serta efisiensi jantung sehingga sirkulasi darah menjadi lebih baik.
Akibatnya, pembengkakan pada tangan dan pergelangan kaki juga turut reda.
Gagal jantung adalah suatu sindroma klinik yang kompleks akibat kelainan struktural
dan fungsional jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel untuk di isi dengan darah
atau untuk mengeluarkan darah. Gagal jantung terjadi jika curah jantung tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan O2. Manifestasi gagal jantung yang utama adalah sesak
napas dan rasa lelah, yang membatasi kemampuan melakukan kegiatan fisik dan retensi
cairan yang menyebabkan kongesti paru dan edema perifer.
Detak jantung yang tidak teratur, atau disebut dengan aritmia, bisa menyebabkan rasa
sakit pada dada, pusing, jantung berdebar, dan sulit bernapas. Digoxin akan memperlambat
detak jantung hingga normal sehingga gejala akan membaik dan jantung akan menjadi efisien
kembali.Digoxin juga berguna dalam kasus gagal jantung karena dapat memperkuat tekanan
detak jantung.

BAB II
ISI
A. Pengertian Digoksin
Digoxin adalah salah satu obat yang digunakan dalam penanganan masalah ritme
jantung dan gagal jantung kongestif.Digoxin mengendalikan detak jantung dan
meningkatkan kekuatan serta efisiensi jantung sehingga sirkulasi darah menjadi lebih
baik.Akibatnya, pembengkakan pada tangan dan pergelangan kaki juga turut
reda.Digoxin juga berguna dalam kasus gagal jantung karena dapat memperkuat tekanan
detak jantung.Digoxin diperoleh dari daun tumbuhan digitalis (daun-daunan yang dipakai
sebagai obat memperkuat jantung).
B. Khasiat Digoksin
Khasiat digoksin yang terpenting adalah efek inotrop positif, yakni memperkuat
kontraksi jantung, sehingga volume pukulan, volume menit dan diuresis diperbesar, serta
jantung yang membesar dapat mengecil lagi.Frekuensi denyutan juga diturunkan (efek
kronotrop negatif) akibat stimulasi nervus vagus. Hal ini berbeda dengan banyak zat
inotrop positif lain.
C. Farmakokinetik
Digoksin merupakan glikosid digitalis yang paling sering digunakan pada pediatri.
Digoksin diserap baik oleh saluran gastrointestinal (60-85%) pada bayi sekalipun. 7585% diabsorbsi setelah pemberian eliksir.Absorbsi kapsul yang berisi cairan adalah 90100%.80% diabsorbsi dari tempat penyuntikan IM, namun tidak dianjurkan karena
nyeri yang ekstrem dan iritasi.Digoksin didistribusi secara luas, menembus plasenta dan
memasuki ASI. Obat ini diekskresi hampir semuanya dalam bentuk yang tidak berubah
oleh ginjal.
D. Mekanisme Kerja Digoksin
Digoksin merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis lanata.
Mekanisme kerja digoksin melalui 2 cara, yaituefek langsung dan tidaklangsung. Efek
langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek inotropik positif).
Mekanisme kerja digoksin yaitu menghambat Na +/K+-ATPase membran yang berperan
dalam pertukaran Na+/K+ melalui membran sel otot. Hal ini meningkatkan Na+ intraselular

dan menghasilkan peningkatan sekunder Ca2+ intraselular yang meningkatkan kekuatan


kontraksi miokard. Peningkatan Ca2+ intraseluler yang terjadi karena penurunan gradien Na+
sepanjang membran, mengurangi pengeluaran Ca2+ oleh penukar Na+/Ca2+ yang terjadi
selama diastol.Efektidak langsung yaitu pengaruh digoksin terhadap aktivitas saraf otonom
dan sensitivitas jantung terhadap neurotransmiter.

E. Rumus Struktur Digoksin

F. Interaksi dengan Obat Lain


Efek

Cytochrome

P450:

substrat

CYP3A4

(minor):Meningkatkan

efek/toksisitas : senyawa beta-blocking (propanolol), verapamil dan diltiazem


mempunyai efek aditif pada denyut jantung. Karvedilol mempunyai efek tambahan
pada denyut jantung dan menghambat metabolisme digoksin. Kadar digoksin
ditingkatkan oleh amiodaron (dosis digoksin diturunkan 50 %), bepridil, siklosporin,
diltiazem, indometasin, itrakonazol, beberapa makrolida (eritromisin, klaritromisin),
metimazol, nitrendipin, propafenon, propiltiourasil, kuinidin

dosis digoksin

diturunkan 33 % hingga 50 % pada pengobatan awal), tetrasiklin dan verapamil.


Moricizine

dapat

meningkatkan

toksisitas

digoksin

Spironolakton

dapat

mempengaruhi pemeriksaan digoksin, namun juga dapat meningkatkan kadar


digoksin secara langsung. Pemberian suksinilkolin pada pasien bersamaan dengan
digoksindihubungkan dengan peningkatan risiko aritmia. Jarang terjadi kasus
toksisitas akut digoksin yang berhubungan dengan pemberian kalsium secara
parenteral (bolus). Obat-obat berikut dihubungkan dengan peningkatan kadar darah
digoksin yang menunjukkan signifikansi klinik : famciclovir, flecainid, ibuprofen,
fluoxetin, nefazodone, simetidein, famotidin, ranitidin, omeprazoe, trimethoprim.

Menurunkan efek : Amilorid dan spironolakton dapat menurunkan respon


inotropik digoksin. Kolestiramin, kolestipol, kaolin-pektin, dan metoklopramid dapat
menurunkan absorpsi digoksin. Levothyroxine (dan suplemen tiroid yang lain) dapat
menurunkan kadar digoksin dalam darah. Penicillamine dihubungkan dengan
penurunan kadar digoxin dalam darah.
Interaksi dengan obat-obat berikut dilaporkan menunjukkan signifikansi
klinik aminoglutetimid, asam aminosalisilat, antasida yang mengandung alumunium,
sukralfat, sulfasalazin, neomycin, ticlopidin.
Kuinidin, verapamil, amiodarondan propafenon dapat meningkatkan kadar
digitalis. Diuretik, kortikosteroid, dapat menimbulkan hipokalemia, sehingga mudah
terjadi intoksikasi digitalis.Antibiotik tertentu menginaktivasi digoksin melalui
metabolisme bakterial di usus bagian bawah.Propantelin, difenoksilat, meningkatkan
absorpsi digoksin.Antasida, kaolin-peptin, sulfasalazin, neomisina, kolestiramin,
beberapa obat kanker, menghambat absorpsi digoksin.Simpatomimetik, meningkatkan
resiko aritmia. Beta - bloker, kalsium antagonis, berefek aditif dalam penghambatan
konduksiAV.

Dengan Makanan :
Kadar serum puncak digoksin dapat diturunkan jika digunakan bersama

dengan makanan. Makanan yang mengandung serat (fiber) atau makanan yang kaya
akan pektin menurunkan absorpsi oral digoksin.
G. Dosis Digoksin
Dosis digoxin yang biasa diberikan kepada orang dewasa adalah 0,25-1,5 mg per hari.
Dosis akan disesuaikan dengan kondisi pasien, tingkat keparahan, fungsi ginjal dan
respons tubuh terhadap obat

H. Digoksin dan Jenis Obatnya

Jenis obat
Golongan
Manfaat

Cardiac glycoside atau glikosida jantung


Obat resep

Mengobati detak jantung cepat dan tidak teratur, seperti


fibrilasi atrium dan atrial flutter

Dikonsumsi oleh
Bentuk

Gagal jantung
Anak-anak dan dewasa
Tablet, obat cair untuk diminum, dan obat suntik

Penggunaan digoxin membutuhkan resep dokter. Pastikan untuk mengikuti resep dan
petunjuk yang disarankan oleh dokter berdasarkan kondisi kesehatan Anda.
Peringatan:

Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.

Harap berhati-hati bagi penderita gangguan kelenjar tiroid dan ginjal.

Harap waspada bagi yang memiliki tingkat kalsium yang tinggi dan tingkat kalium
atau magnesium yang rendah dalam darah, serta sulit bernapas.

Selama mengonsumsi digoxin, kunjungi dokter Anda secara reguler untuk memantau
perkembangan kondisi serta melakukan tes darah untuk memastikan ginjal Anda
berfungsi dengan baik dan tingkat digoxin dalam tubuh berada dalam kadar yang
normal.

Jika mengalami diare, pusing, muntah-muntah atau penglihatan mulai kabur, segera
hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter. Anda mungkin saja sedang mengalami
keracunan akibat tingkat digoxin yang terlalu tinggi.

Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Komposisi :

Tiap tablet mengandung digoksin 0,25 mg.

Kemasan :

Botol berisi 100 tablet

Kotak berisi 10 strip @ 10 tablet

Indikasi :

Untuk payah jantung kongestif, fibrilasi atrium, takikardia atrium proksimal dan
flutter atrium.

Kontra indikasi :

BlokAVtingkat 2 dan blok AVtotal.


Aritmia supra ventrikular yang disebabkan sindroma Wolff - Parkinson - White.
Fibrilasi ventrikel.
Hipersensitif terhadap digoksin dan penderita dengan riwayat intoleransi terhadap
preparat digitalis.

Posologi :

Dewasa:
Dosis digitalisasi rata-rata 3-6 tablet sehari dalam dosis terbagi.
Untuk digitalisasi cepat dimulai2 - 3 tablet, diikuti 1 -2 tablet tiap 6-8 jam sampai

tercapai digitalisasi penuh. Untuk digitalisasi lambat dan dosis penunjang 1/2-2 tablet
sehari (1/2 - 1 tablet pada usia lanjut), tergantung pada berat badan dan

kecepatan bersihan kreatinin.


Dosis harusdikurangi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Anak-anak dibawah 10 tahun :
0.025 mg/kg BB sehari dalam dosis tunggalatau terbagi.

Peringatan dan Perhatian :

Dosis lebih rendah pada pasien dengan berat badan rendah.usia lanjut, hipokalemia
dan hipotiroid. Setelah pemberian selama

14 hari, dosis hams diturunkan dan

disesuaikan dengan respon pasien. Hati-hati pemberian pada ibu hamil dan menyusui.
Hati-hati pemberian pada penderita gagal jantung yang menyertai glomerulonefritis
akut, karditis berat, gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat, hipokalsemia,
hipomagnesemia, aritmia atrium yang disebabkan keadaan hipermetabolik, penyakit
nodus SA, Sindroma Wolff - Parkinson - White, perikarditis konstriktif kronik, bayi
neonatus dan bayi prematur. Blok AV tidak lengkap pada pasien dengan serangan
Stokes - Adams dapat berianjut menjadi Blok AV lengkap. Jangan digunakan untuk

terapi obesitas atau takikardia sinus, kecuali jika disertai gagal jantung.
Digoksin dapat menimbulkan perubahan ST-T yang pgsitjf semu pada EKG selama
testlatihan. Anoreksia, mual, muntan dan aritmia dapat merupakan gejala penyerta
gagal jantung atau gejala-gejala keracunan digitalis. Bila timbul keracunan digitalis

maka pemberian obat digitalis dandiuretik dihentikan


I. Mengonsumsi Digoksin dengan benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan digoxin
sebelum mulai menggunakannya.Gunakan alat tetes yang terdapat di dalam kemasan
digoxin jika diresepkan obat cair untuk diminum agar mendapatkan takaran dosis yang
tepat.
Digoxin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.Tapi jika Anda
menjalani pola makan yang mengandung banyak serat, seperti sayuran, roti dari bijibijian utuh seperti roti gandum, buah dan sereal, sebaiknya mengonsumsi digoxin
sebelum mengonsumsi makanan seperti itu.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis
berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi digoxin pada jam yang sama tiap hari untuk
memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi digoxin, disarankan segera meminumnya
begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat.Jangan menggandakan
dosis digoxin pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pastikan memeriksakan diri ke dokter secara teratur selama mengonsumsi
digoxin agar dokter dapat memonitor perkembangan kondisi Anda.
J. Efek Samping dan Bahaya Obat Digoksin
Sama seperti obat-obatan lainnya, digoxin berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang bisa terjadi adalah:

Mual

Ruam kulit

Pusing

Pandangan buram

Diare
Ada beberapa efek yang diakibatkan oleh pemakaian dosis terlalu tinggi berupa

kondisi yang sama seperti disebutkan di atas. Segera temui dokter jika efek samping
berkelanjutan atau bertambah parah.
-

Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah dan sakitkepala.


Gejala toksik pada jantung : kontraksi ventrikel prematur multiform atau
unifocal,takikardia ventrikular, desosiasi AV, aritmia sinus, takikardia atrium
dengan berbagai derajat blokAV

Gejala neurologik : depresi, ngantuk, rasa lemah, letargi, gelisah, vertigo,

bingungdan halusinasi visual.


- Gangguan pada mata: midriasis, fotofobia, dan berbagai gangguan visus.
- Ginekomastia, ruam kulit makulopopularatau reaksikulit yang lain.
K. Cara Penyimpanan
- Simpan di tempat sejuk dan kering, dalam wadah tertutup rapat.
- Dalam pemberian obat, petugas kesehatan harus memperhatikan hal berikut :
a. Interpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan.
b. Hitung dengan tepat dosis obat yang akan diberikan sesuai dengan
resep.
c. Gunakan prosedur yang sesuai dan aman, ingat prinsip 5 benar dalam
pengobatan.
d. Setelah memvalidasi dan menghitung dosis obat dengan benar,
pemberian obat dengan akurat dapat dilakukan berdasarkan prinsip 5
1.

benar.
Prinsip 5 benar pengobatan :
Benar Klien
Dipastikan dengan memeriksa

identitas klien, dan meminta klien

menyebutkan namanya sendiri, hak klien untuk mengetahui alasan pemberian


2.

obat, hak klien untuk menolak penggunaan sebuah obat.


Benar Obat
Berarti klien menerima obat yang telah diresepkan, tanggung jawab perawat
untuk mengikuti perintah yang tepat, menghindari kesalahan, label obat harus

3.

dibaca tiga kali :


- pada saat melihat botol atau kemasan obat,
- sebelum menuang / mengisap obat dan
- setelah menuang / mengisap obat.
Benar Dosis Obat
Dosis yang diberikan untuk klien tertentu.
Dalam kebanyakan kasus, dosis diberikan dalam batas yang

direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.


Perawat harus menghitung setiap dosis obat secara akurat, dengan

mempertimbangkan variable berikut :


Tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta), dalam
keadaan tertentu, berat badan klien juga harus dipertimbangkan,

misalnya 3 mg/KgBB/h ari.


4. Benar Waktu Pemberian
Saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan, dosis obat harian diberikan
pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d ( du a kali sehari ) , t.i.d ( tiga
kali sehari ), q.i.d ( empat kali sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga

kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan, jika obat mempunyai waktu
paruh (t ) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat
dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu
yang tertentu, beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya
diberikan pada saat makan atau bersama makanan
5. Benar Cara Pemberian
Perlu untuk absorpsi yang tepat dan memadai rute yang lebih sering dari
absorpsi adalah :
a. Oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul.
b. Sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ).
c. Topikal ( dipakai pada kulit ).
d. Inhalasi ( semprot aerosol ).
e. Instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ).
f. Empat rute parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan
intravena.
g. Dokumentasikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku di rumah sakit.

Daftar Pustaka
http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=30030
http://st284602.sitekno.com/article/12254/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html
http://www.alodokter.com/digoxin

Anda mungkin juga menyukai