Dua Tipe
Logika
1. Tipe pertama benar-benar mengabaikan makna yang
tersembunyi (yakni mitologis)
2. Tipe kedua hamper seluruhnya berfokus pada penyingkapan
makna-makna semacam itu seterang-terangnya.
p c
B
q
B
Nilai
kebenaran
B
Nilai
kebenaran
B
-p
Deduksi
Analiti
k
Induksi
Sinteti
k
Premis
mayor
Premis
minor
Simpulan
a.
Deduksi
a.
Induksi
Kunci :
C = Simpulan
A = Asumsi
E = Bukti
Empiris
Deduksi
Induksi
Tipe Proposisi
Warn
a
Mera
h
a.Merah
adalah
warna
b.Kapur Tulis
ini putih
ANALITIK
SINTETIK
Pengetahuan Empiris
(Sintetik a Posteriori)
Pengetahuan Logis
(Analitik a Priori)
Kontradiks
i
(A=-A)
Identitas
(A=A)
NonIdentitas
(A A)
NonKontradiksi
(A-A)
Gambar : Empat Hukum Dasar Logika
ANALITIK
Metode
Argumentasi
SINTETIK
Deduksi :
E
E
A
A
E
E
Tipe Proposisi
Jenis Logika
Warna
a.Merah
adalah
warna
Hukum Dasar :
Identitas: A=A
Non-Kontradiksi: A-A
b.Kapur
Tulis ini
putih
Bend
a
Putih
Kapu
r
Tulis
Kapur
Putih
Tulis
Hukum Dasar :
Non-Identitas: AA
Kontradiksi: A=-A
Kesimpulan
Terdapat 2 tipe logika yang berlainan : [1] logika analitik yang
tepat untuk menerangkan segala sesuatu yang nirmustahil untuk
kita ketahui. [2] logika sintetik tepat untuk menerangkan segala
sesuatu yang mustahil untuk kita ketahui
Proposisi analitik adalah ungkapan logika analitik lantaran
menyamakan dua konsep yang dalam pengertian tertentu
keidentikannya telah diketahui. Proposisi sintetik adalah
ungkapan logika sintetik lantaran menyamakan dua hal yang
pada dasarnya tidak identk-yajni konsep dan intuisi
Akhirnya, wujud logika analitik yang paling tepat adalah
argumen deduktif sedangkan wujud logika sintetik yang paling
tepat adalah argument induktif
GEOMETRI LOGIKA
I.PEMETAAN HUBUNGAN ANALITIK
II.PEMETAAN HUBUNGAN SINTETIK
III.PEMETAAN WAWASAN PADA
PERSPEKTIF BARU
.A
Gambar : titik sebagai peta hubungan identik
++
-+
+-
--
--
-+
+-
Malam
Hari
2 LAR
Untuk mengetahui apakah empat unsur
diatas membentuk 2 LAR, yang harus
kita lakukan hanyalah menemukan dua
pernyataan ya-atau-tidak yang jawabanjawabannya, bila diletakkan bersamasama menyiratkan dskripsi-deskripsi
yang sederhana tentang empat konsep
tersebut.
Siang
Hari
Malam
Hari
Fajar
Maghrib
Siang Hari
Jelas-jelas
Lebih terang
Maghrib
Tidak jelasjelas
Lebih gelap
Fajar
Tidak jelasjelas
Lebih terang
Malam hari
Jelas-jelas
Lebih gelap
Gambar IV . Contoh Peta Salib 2LAR (empat bagian hari)
Pola-pola tersebut
mengikuti Rumus
sederhana :
C = 2t
C = jumlah total unsur
berlainan
t = jumlah sebutan +/disetiap unsur dan bilangan
tingkat
+
X (0)
+
X (1)
Sintesis asal
Sintesis akhir
Gambar: Segitiga sebagai peta 1LSR
++
-+
x+
+-
--
x-
+x
-x
xx
+
+
-X
-+
+X
-+
Gambar: Bintang daud sebagai 6CR
I.
Kesimpulan:
Logika analitik adalah logika pengetahuan (khususnya dengan
berpikir), sedangkan logika sintetik adalah logika pengalaman
(khususnya dengan intuisi)/ logika kehidupan.
Memetakan perspektif kita menurut prinsip-prinsip Geometri
logika bisa lebih meningkatkan daya tangkap kita terhadap
wawasan.
Manfaat terbesar yang datang dari penggunaan Geometri logika
untuk merencanakan dahulu unsur-unsur tulisan adalah bahwa
melakukannya itu mengundang perhatian pada perbedaan yang
tajam dan membpertimbangkan hubungan yang sebelumnya tak
terdeteksi antara berbagai anasir pembicaraan.
FILSAFAT BAHASA
I.Filsafat Analitik: Positivisme dan Bahsa seharihari
II.Filsafat Sintetik: Eksistensialisme dan Bahasa
Tuhan
III.Filsafat Hermeneutik: Wawasan dan Kembali
ke Mitos
Ayer (1910-1989)
Dalam bukunya Language, Truth, and Logic yang memppulerkan interpretasi
positives terhadap ide-ide Wittgenstein, Ayer mengungkapkan bahwa karakter
non-akliah pengalaman mistis, bersama-sama dengan semua ide metafisis,
seharusnya menyebabkan kita membuang itu semua lantaran tidak berguna
sama sekali.
Prinsip yang dipegang olehnya adalah verifikasi. Menurut Ayer
kalimat atau ucapan harus berdasarkan prinsip verifikasi yaitu ucapan yang bisa
di observasi (observation statement).
Kesimpulan:
Positivisme logis mencoba membuat filsafat
menjadi ilmu, sedangkan filsafat sehari-hari
mencoba membuat filsafat menjadi seni.
Yang-Berada = yang-berada x
Yang-berada
yang-berada y
Paul Tillich (1886-1971) mengemukakan bahwa jika kita mengakui Tuhan sebagai
yang-ada atau latar bagi yang-berada, maka pada hakikatnya mengatakan Tuhan
itu eksis tidak tepat sama sekali. Makna kata exist (berada) berasal dari kata latin
ex (out) dan sistere (stand), ini berarti bahwa untuk menjadi eksis, yang-berada
itu harus lebih menonjol daripada Yang-Berada yang merupakan akarnya. Jika ita
melihat masalah tersebut dari segi afirmatif dari analogi yang-berads, maka kita
bisa mengatakan bahwa mode eksistensi Tuhan (realitas Tuhan) terhadap mode
eksistensi manusia (realitas manusia) adalah seperti puncakgunung terhadap lembah
dibawahnya. Pembandingan seperti itu tidak memberi pengetahuan tentang Tuhan,
tetapi memberi kita cara penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan keyakinan
kita mengenai bagaiman pengalaman kita tentang Tuhan bisa dpaparkan dengan
Kesimpulan:
Pada kenyataannya, kedua aliran pemikiran (filsafat
analitik dan sintetik) sekaligus menggunakan logika
analitik dan sintetik: tepat seperti analisis linguistik
yang mempunyai filsuf-filsuf positivis logis dan bahasa
sehari-hari, eksistensialisme pun mempunyai
penganjur cara-cara negasi dan afirmasi. Namun
bagaimanapun, filsuf-filsuf analitik cendrung terlampau
menekankan logika analitik, sementara para
eksistensialis cenderung terlampau menekankan logika
sintetik.
Eksegesis : Membaca
makna keluar dari teks
Eisegesis : Membaca
makna diri sendiri ke
dalam teks
Wawasa
n
Penemua (Sintesis
n
)
Kritisme
(Analisis
)
Pandangan
Terima Kasih