LOGO
Referat
Bahasan
Pendahuluan
Simpulan
Pendahuluan
Pendahuluan
Gambar 1. Jumlah flora normal di berbagai lokasi tubuh. Sumber: Davis, C.P. 1996. Normal Flora In: Medical Microbiology
4th edition. University of Texas Medical Branchat Galveston.1996:p.310.
Pendahuluan
Definisi
Flora normal di kulit : mikroorganisme yang menempati
kulit tanpa menimbulkan penyakit pada pejamu yang
ditempati.
Istilah baru flora normal : mikrobiota normal.
Patogen
Oportunistik
Flora Residen
Flora residen : menetap dalam waktu lama.
Flora residen pada kulit memiliki 2 fungsi proteksi yaitu:
Antagonis : mikroorganisme yang merugikan.
Kompetisi : nutrisi pada ekosistem.
Contoh:
Staphylococcus epidermidis.
Coryneform seperti Propionibacteria, Corynebacteria,
Dermobacteria dan Micrococcus
Malassezia spp.
Flora Transien
Flora transien : sementara, beberapa waktu.
Flora transien terdiri : non patogen atau potensial
patogen.
Faktor yang menghilangkan flora normal transien :
Asam lemak pada sekresi sebasea
Lisozim
pH yang rendah.
1. Tidak patogen.
10
normal.
penyakit.
11
Jenis Flora
Kokus gram-positif
Spesies
Staphylococcus aureus
S. auricularis
S. capitis
S. cohnii
S. epidermidis
S. haeinolyticus
S. hominis
S. saccharolyticus
S. saprophyticus
S. simulans
S. warneri
S. xylosus
Basil gram-positif
Corynebacteriumjeikeium
C. urealyticum
C. Minutissimum
Propionibacterium acnes
P. avidum
P. granulosum Brevibacteriumepidermidis
Basil gram-negatif
Acinetobacterjohnsonii
Pseudomonas aeruginosa
Clostridium difficile
Ragi
Hifa
Malassezia furfur
Candida albicans
Trichophytonmentagrophytes var. interdigitale
Tungau
Virus
DemodexfolliculorumHuman papillomavirus
Micrococcus luteus
M. lylae
M. nishinomiyaensis
M. kristinae
M. sedentarius
M. roseus
M. varians
Staphylococcus
Bakteri gram positif, kokus/sferis (bulat), seperti buah anggur.
Antigen : peptidoglikan
Memproduksi toksin : Epidermolytic toxins atau exfoliative toxins .
Epidermolytic toxins A disandi di kromosom : heat-stable.
Epidermolytic toxins B disandi di plasmid : heat-labile.
Manifetasi klinis : Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (S4)
S.epidermidis : immunocompromised sepsis.
S.aureus : koagulasi fibrin di sekitar lesi dan KGB peradangan pada
vena, trombosis, bahkan bakterimia.
Manifestasi klinis : impetigo, folikulitis, furunkel dan abses subkutan.
12
Staphylococcus
13
Propionibacterium acnes
Bakteri anaerobik, gram positif , menghasilkan asam propionat.
Sumber makanan : asam lemak sebum.
Patogenesis : asam lemak bebas kemotaksis neutrofil iritasi dinding
folikel produksi faktor imunogenik infeksi kulit.
Bentuk lesi:
Lesi non-inflamasi : komedo terbuka (blackheads)/ komedo tertutup
(whiteheads).
Lesi inflamasi : papul eritem hingga pustul.
14
Propionibacterium acnes
Gambar 3. Pembentukan akne vulgaris oleh Propionibacterium acnes. Sumber : Http://www.medicallabs.net/propionibacterium-2448 diakses pada 2 Oktober 2016.
15
Mallasezia spp
16
Mallasezia furfur
Gambar 4. Hiperpigmentasi dan Hipopigmentasi pada P.versicolor. Sumber : Http://www.wuth.nhs.uk/gp/skin-deep/section-1conditions/pityriasis-versicolor/ diakses pada 2 Oktober 2016.
17
Pseudomonas aeruginosa
Bakteri aerobik , basil gram-negatif.
Patogenesis : adhesi dan kolonisasi, invasi lokal, dan penyebaran
sistemik.
Manifestasi klinis : Folikulitis.
Gambaran klinis : papul eritem hingga papulopustul , gatal dan nyeri
pada lesi, malaise, demam yang tidak terlalu tinggi.
18
Pseudomonas aeruginosa
Gambar 5. Pseudomonas aeruginosa dan Folikulitis. Sumber : Http://www.pcds.org.uk/clinicalguidance/folliculitis-an-overview#images diakses pada 2 Oktober 2016.
19
Candida albicans
Sering pada pasien immunocompromised.
Predileksi : zona intertriginosa.
Faktor predisposisi :
Lingkungan lembab dan hangat, hiperhidrosis, sumbatan pada
kulit dan folikel rambut, kontrasepsi oral, antibiotik, dan
kortikosteroid oral.
20
Candida albicans
21
Gambar 7. Distribusi flora normal kulit. Sumber : Grice EA,Segre JA. 2011. The Skin Microbiome. Genetics and Molecular Biology Branch, National
Human Genome Research Institute, National Institutes of Health. Bethesda, Maryland, USA. Nat Rev Microbiol. 2011:9(4): 24453.
22
Topografi Kulit
K
Lembab
Sebaceous
Glabella
Lipatan alar
Kanal auditori eksternal
Lipatan retroauricular
Tengkuk
Manubrium
Punggung
23
Nare
Axilla
Fossa antekubiti
Interdigital
Lipatan inguinal
Lipatan gluteal
Fossa poplitea
Plantar
Umbilikus
Kering
Wajah (sebasea):
-Banyaknya kelenjar sebum
-Kelenjar ekrin dan folikel
rambut
-Terpapar lingkungan
Telapak tangan
(kering):
-Stratum korneum tebal
-Tidak ada folikel rambut
-Banyaknya kelenjar ekrin
Ketiak (lembab):
-Terdapat kelenjar apokrin
-Banyaknya folikel rambut
-Tersumbat, lingkungan lembab
Gambar 8. Gambaran jenis kulit pada lokasi yang berbeda. Sumber : G. W. Tannock. 1999. Medical Importance of the Normal
Microflora. Kluwer Academic Publishers. 1999: 1-23.
24
Gambar 9. Potongan Kulit dan Flora Normalnya. Sumber: Grice EA,Segre JA. 2011. The Skin Microbiome. Genetics and Molecular Biology Branch, National Human Genome Research Institute, National Institutes of Health. Bethesda, Maryland, USA. Nat Rev Microbiol. 2011:9(4): 24453.
25
26
Lingkungan:
Iklim
Lokasi geografis
Sistem imun:
Paparan
sebelumnya
Inflamasi
Genotip pejamu:
Kerentanan gen
seperti filagrin
Gaya hidup:
Pekerjaan
Higienitas
Kondisi yang
mendasari seperti
diabetes
Gambar 9. Faktor yg memengaruhi flora normal. Sumber : Grice EA,Segre JA. 2011. The Skin Microbiome. Genetics and Molecular Biology
Branch, National Human Genome Research Institute, National Institutes of Health. Bethesda, Maryland, USA. Nat Rev Microbiol. 2011:9(4):
24453.
27
28
Strategi pertahanan
Ekstraseluler : sintesis
kapsul antifagosit
Invasi
Kolonisasi
Adhesi
Proses
penempelan
bakteri
pada
sel
permukaan penjamu. Ada
2 macam :fimbrial dan
afimbrial
29
Penetrasi
kulit
utuh,
penetrasi lapisan musin,
resistensi terhadap peptida
antibakteri,
penempelan,
protease IgA, mekanisme
pengambilan besi.
Mikroba menghasilkan
enzim
pendegradasi
jaringan,
mikroba
menghasilkan
protease IgA.
Intraseluler:
Menghambat fusi lisosom
Pembentukan roi
dihalangi.
Menghindari perangkap
fagosom dengan lisin.
Toksigenitas
Exotoxin
Endotoxin
SIMPULAN
Flora normal adalah mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa
menimbulkan penyakit pada pejamu yang ditempati.
Flora normal terdiri dari dua jenis yaitu flora normal tetap (residen) dan flora normal
sementara (transien).
Flora normal kulit berfungsi melindungi kulit dari mikroorganisme patogen yang
masuk dengan cara bersaing memperebutkan nutrisi dan ruang pada kulit.,
memproduksi senyawa antimikroba.
Distribusi flora normal pada kulit berbeda pada tiap lokasi, hal ini karena
pertumbuhannya dipengaruhi faktor seperti struktur adneksa kulit, topografi kulit,
faktor spesifik pejamu seperti usia dan jenis kelamin, serta faktor lingkungan.
Flora normal dapat menjadi patogen (patogen oportunistik).
Flora normal yang menjadi patogen oportunistik dan menyebabkan infeksi pada kulit
antara lain Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus,
Propionibacterium acnes, Malassezia furfur, Pseudomonas aeruginosa dan
Candida albicans.
30
Company
LOGO