BIOETIKA
Sistem Endokrin dan Metabolik
FK UPN Veteran Jakarta 2012
Kasus 1
NHB 2012
Kasus 2
NHB 2012
Kasus 3
NHB 2012
Kasus 4
Kasus 5
Kasus 6
NHB 2012
Kasus 7
Kasus 8
NHB 2012
Kasus 9
NHB 2012
Kasus 10
NHB 2012
Kasus 11
Dido mengantar ayahnya yang sudah 65
th berobat ke dokter.
Saat dokter menyerahkan resep, Dido
bertanya tentang obat yang diresepkan
dan cara meminum obat, tetapi dokter
menyarankan bertanya pada petugas
apotik tempat mengambil obat karena
masih banyak pasien yang harus
diperiksa
Kasus 12
Seorang anak laki-laki berseragam sekolah yang
mengalami kecelakaan lalu lintas datang
( dengan darah berceceran ) diantar seorang
pedagang kaki lima ke UGD saat dokter sedang
tidak berada di tempat karena makan siang dan
sholat.
Perawat yang menerima pasien berkata bahwa
orang tua pasien harus segera datang agar
pasien mendapatkan pengobatan dan
meninggalkan pasien menuju meja tulis di pojok
UGD.
Saat dokter datang, pasien masih dalam kondisi
yang sama dengan saat datang.
Dokter yang cekatan segera memeriksa pasien
sambil bertanya tentang bagian-bagian tubuh
yang dirasa sakit kepada pasien kecilnya.
Dokter menghibur pasien kecil agar tidak
menangis dengan mengatakan bahwa sang ibu
Kasus 13
Baru tiba dari berbelanja ikan di pasar
tradisional, Dr. Tita mendapatkan berita
bahwa terjadi kecelakaan massal di jalur
lintas sumatra dan jumlah pasien yang
banyak tak memungkinkan tertangani
oleh dokter piket jaga.
Dengan bimbang karena hari itu akan
kedatangan tamu yang akan disuguhinya
ikan bakar yang hendak dimasaknya, dr.
Tita segera datang bergegas ke Rumah
Sakit memenuhi panggilan dan membantu
dr. Rani, sejawat yang kewalahan
memeriksa pasien.
Kasus 14
Kasus 15
Bertugas di RSU Kabupaten dr. Nina seringkali bertemu
dengan sales Representative perusahaan farmasi. Sebuah
kondisi yang lazim. Tugas tambahan untuk mengelola
instalasi farmasi membuka beberapa peluang imingiming. Beberapa tawaran iming-iming penggunaan obat
dengan target pemakaian yang dapat mendatangkan bonus
seringkali berdatangan. Untuk penggunaan pribadi, dr. Nina
berhasil menepisnya.
Akan tetapi kondisi RS yang serba minim membuatnya
berpikir menerima tawaran bonus dari beberapa Rep untuk
mendanai pengadaan AC, TV, Dispenser dsb bagi R UGD RS
tetapi menolak pentargetan penggunaan obat, apalagi
mengingat bahwa kondisi masyarakat yang menjadi pasien
Rumah Sakitnya kebanyakan adalah pasien menengah ke
bawah. Masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke
atas lebih memilih berobat di Jakarta, karena sekalipun
kabupatennya berada di luar P Jawa, akan tetapi Jakarta
dapat dicapai hanya dalam waktu 3 jam.
Kasus 16
Bertugas di suatu RS Umum Kabupaten yang berada di tepi
jalan lintas antar propinsi dengan kepadatan lalu lintas
yang padat, membuat dr. Fina seringkali berhadapan
dengan pasien kecelakaan lalu lintas. Dr Fina merasa
bahagia manakala pasien-pasien yang pada umumnya
sedang dalam perjalanan berada jauh dari keluarga
berhasil dirawatnya hingga sembuh.
Kadangkala HP berpulsa pribadinya juga ikut sibuk
menghubungi keluarga-keluarga pasien tersebut.
Perasaan bahagia berubah menjadi kemasygulan, karena
seringkali harus dibuatnya resep-resep fiktif guna menutup
biaya transportasi pengurusan ke ibukota propinsi, biaya
materai maupun biaya ambulans untuk merujuk pasien
yang seringkali jumlah nominalnya lumayan besar.