Anda di halaman 1dari 58

Dyah Agustina Waluyo

Sekretariat HIV/AIDS PB.IDI

Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945


Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

Filosof
(UU Praktik
Kedokteran)
Protecting the people
To guide (Guidancing) the doctors
Empowering the profession and institution
Kepastian Hukum untuk Dokter dan
Masyarakat

1.

2.
3.
4.
5.
6.

TARGET KESEHATAN DEPARTEMEN


KESEHATAN
RENCANA AKSI NASIONAL 200780%
Populasi berisiko dijangkau melalui program pencegahan yang
2010
komprehensif
Mencapai 60% perubahan perilaku pada kelompok Risiko Tinggi.
Menjangkau 100% ODHA yang memenuhi kriteria untuk
memperoleh pengobatan ARV (Universal Access)
Menjangkau 60 % Wanita Hamil dengan HIV+ untuk memperoleh
profilaksis ARV (PMTCT)
Menurunkan jumlah kasus baru secara bertahap sampai tahun
2010
Intensifikasi penanggulangan HIV dan AIDS di Tanah
Papua (melalui Save Papua)

Kebijakan Departemen
Kesehatan
untuk meningkatkan akses
153 Rumah Sakit akan menjadi
terapi
rumah sakit rujukan ARV

Akan ditingkatkan menjadi sekitar

400 rumah sakit

Puskesmas - Program Terapi


Metadon

MASALAH SAAT INI

Berapa jumlah dokter / tenaga medis yang


kompeten menangani HIV / AIDS ?
Hambatan kemampuan mengobati
odha, bukan terletak pada ARV, tetapi
kurangnya perawat, dokter yg terlatih
dan infra struktur kesehatan
Setiap dollar yg tidak digunakan dg
baik, apalagi disalahgunakan, berarti
mempertaruhkan nyawa orang
William Jefferson Clinton Foundation

MASALAH SAAT INI :

Jarak antara target dan pencapaian saat ini yang amat jauh
Misal :
Jumlah kasus HIV (+) yang terlaporkan dengan estimasi
Jumlah klinik VCT dan CST dengan target keterjangkauan kasus dan

akses terapi
Jumlah target penggunaan kondom dengan kenyataan pemakaian
kondom di lapangan.
Dll

ARV, IO, adheren,dll

MASALAH SAAT

Apakah
INI :seluruh komponen kesehatan telah
terlibat secara aktif dalam penanggulangan
hiv/aids
Optimalisasi potensi
Pemanfaatan jalur pemerintah non pemerintah

organisasi profesi

Apakah seluruh komponen kesehatan


mempunyai komitmen untuk pencapaian target
kesehatan dalam penanggulangan hiv/aids?
Upaya yang dilakukan ?
Pencapaian ? Evaluasi pencapaian ?

MASALAH SAAT

INI HIV/AIDS
:
Materi
belum menjadi materi
wajib dalam kurikulum Fakultas Kedokteran
Beberapa FK sudah memasukkan sebagai

materi tambahan

Apakah sudah menjadi materi wajib di


Fakultas Keperawatan , akademi
keperawatan, akademi kebidanan, ??

mum
U
RS
lin
a
s
r
ata
Be
M
S
R
sus
u
ah
h
d
K
e
B
RS
sus
u
h
K
RS
wa
i
J
RS

Klin
Centu
k
i
t
ik S
o
ry
Ap
P
pes
r ak
G
t
u
ia lis
a
a
tek
b
r
d
o
i
a
o
n
Klin
Be r
Tok
i
H
s am
k
ealth C K
M
u
a
m
a
ta
ja
lub linik
Kios
Klin Reum
ik O
a
nko tologi
lo g

Bidan
Mantri
Dukun bayi
Praktek Dokter
Umum
Pra
Balai
Ke kte
Pengobatan
lua k D
rga ok
Pu
Poliklinik
ter
ske
K
Klinik 24 jam elilin sm
g as
Puskesmas

SOS International
Global Health

Fitnes Center
Akupuntur
k an
ti
n
a
c
e
K
n
lo
a
S

Shin
she
Duku
n Pa
tah
Pijat
Refle
ks i
Pijat
Trad
ision
al
Ahli
peng
Alat obatan
Vital

Prim
a

ry C

a re

lf
Se
Ca
re

Se
co
n
Ca dar
re y

tr
s
Un

t
c
u

ed
r
u

Tertiary Care

ed
r
tu
c
ru
t
S
Tertiary
Dokter Spesialis
Secondary
Rujukan Kewenangan
Primary Care
Dokter Keluarga
Self Care

Sistem Pelayanan Kedokteran Terstruktur atau Berjenjang

Prinsip Praktik Kedokteran


Yang Baik
1. Kendali

Mutu
2. Kendali Biaya
3. Berkeadilan (Equity)
4. Merata (Equality)
5. Terjangkau (Affordable)
6. Terstrukur (Structured)
7. Aman (Safe)
dalam sebuah kesisteman (health care system)

PRAKTEK KEDOKTERAN
Perlu memperhatikan
(a) sistem kesehatan secara global,
(b) hubungan pasien dokter dilihat dengan
perspektif humanisme
(c) pengambilan keputusan berdasarkan bukti,
atau praktek evidence-based medicine (EBM)
dalam layanan kesehatan

Perlu memprioritaskan
(a) hubungan pasien dokter dilihat dengan
perspektif humanisme
(c) pengambilan keputusan berdasarkan bukti,
atau praktek evidence-based medicine (EBM)
dalam layanan kesehatan

Kompetensi Terintegrasi
Kemampuan memadukan pendekatan humanistik terhadap
pasien yang disertai dengan profesionalisme tinggi dan
pertimbangan etika.
Manusia bukan hanya merupakan kumpulan organ, dan karena
itu pasien bukan semata organ yg sakit, atau kumpulan organ
yang sakit.

Di luar faktor fisiknya, pasien, seperti halnya dokter, adalah


makhluk yang dikaruniai kecerdasan, akal budi, dan spiritualitas.

Memelihara Harkat dan Martabat Profesi Kedokteran

an
r
e
K

ik ir
P
ka

(Memperjuangkan Sistem/Kondisi Praktik Kedokteran


yang Dapat Menunjang Hal Tersebut)

IDI dan Perangkat Organisasi di Lingkungannya


adalah Avocating Body
Input

i STR
u
l
a
l
Me

Dokter yang Kompeten


Secara Teknis & Etika
Manajemen/Model
Praktik
Kedokteran yang
Menunjang
(YANDOKDU)

s
Prose
Membina Profesionalisme
Anggota &
Membela Anggota yang Sudah
Berpraktik Scr Profesional

ABAT
T
R
A
M

Dokter
Berpraktik
(Profesional)

Sistem Pembiayaan
yang Mendukung
Standar/Pedoman/
Fatwa

LINGKUNGAN KEBIJAKAN NEGARA

t/
Outpu e
m
Outco

1. Masyarakat
Terlayani dengan
Baik
2.2.Dokter
DokterSejahtera
Sejahtera
3. Derajat Kes
Meningkat
SI
E
OF
R
P
K
I
LIT
O
P

KOMPETENSI
DOKTER

Kompetensi
Integratif

I
Nilai2 Fundamental
II
Etika
Berpikir Kritis Humanisme,
Profesionalisme
Kemampuan
manajerial

Kompeten
si
Klinik

III
Asuhan di rumah
Manajemen informasi
EBM

Slide Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD,KHOM

KOMPETENSI DOKTER
Kompetensi
Integratif
I

II
Berpikir Kritis

Nilai2 Fundamental
Humanisme
Etika
Profesionalisme

Kemampuan
manajerial
III
Asuhan di rumah
Manajemen informasi
EBM

Kompetensi
Klinis Epidemiologi
Patognesis
Pencegahan : VCT,
PITC , PMTCT
CST
Diagnosis
Pengobatan ARV
Pengobatan Substitusi
Interaksi Obat
Efek samping obat
Koinfeksi TBC,Koinfeksi
hepatitis
Infeksi menular seksual
Slide Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD,KHOM & Dyah
Komorbid diabetes, sirosis

UU No. 29/2004 tentang Praktik


Kedokteran
Praktik kedokteran adalah :

rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi


terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan

Meliputi
Mewawancarai pasien
Memeriksa fisik dan mental pasien
Menentukan pemeriksaan penunjang, Mendiagnosis
Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien
Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
Menulis resep obat dan alat kesehatan
Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi
Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang

berpraktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek.

Standar Praktek Kerja Dokter


(Good Medical Practice),
memberi arahan:

Hubungan dokter-pasien

Hubungan antar kolega

Hubungan dokter-tenaga kesehatan lain

Hubungan dokter-farmasi
Pernyataan Bersama

Resiko

Gejala

Sakit

Kesudahan

Sehat

Sakit

Penapisan

lo
e
ev

m
Co

pe

c
en

s
ie

Diagnosis
Dini

Diagnosis
Pengobatan

Rehabilitasi
K
O

Sehat
Dr Umum/
Keluarga

Sehat

Sakit

Rujukan

Spesialis

E
T
E
N
S

Konsep Kontinum Interaksi Dokter-Pasien (Kompetensi, Level Of


Competencies, Kedudukan Dokter Umum (Keluarga)/Pelayanan Primer
dan Dokter Spesialis/Pelayanan Sekunder; Dalam Pelayanan
Kedokteran)

Bagaimana peran dokter keluarga dalam Penanggulangan HIV/AIDS


yang terintegrasi dan komprehensif?

Dokter dan tenaga kesehatan


dapat melakukan
KIE tentang:
Gizi

Keluarga

Higiene
Narkoba
Kenakalan Remaja
Keluarga Berencana
HIV/AID dan STD
Stress dan Kesehatan Jiwa

24

Dokter Yang Baik


Barang siapa yang ingin melakukan pelayanan
dan penelitian kedokteran dengan baik dan
seksama, pertama-tama ia harus memperhatikan
musim (cuaca) pada tahun itu..Selanjutnya
tengoklah arah tiupan anginHal yang sama,
apabila ia sebagai orang asing yang sedang
mendatangi sebuah kota, perhatikanlah tentang
situasiAir yang digunakan oleh
penduduknya, cara hidup mereka, dan apa
yang mereka kerjakan..
Hippocrates, 400 tahun SM

ORGANISASI PROFESI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Satu untuk tiap profesi


Ikatan utama anggota karena kebanggaan
dan kehormatan
Tujuan utama menjaga martabat dan
kehormatan profesi
Kedudukan dan hubungan antara anggota
bersifat persaudaraan
Sifat kepemimpinan kolektif
Mekanisme pengambilan keputusan atas
dasar kesepakatan
Ponters: Merdias, A (Azwar, 1996); WMA Document

Nilai-nilai kita (Dokter Indonesia)


Kemanusiaan (Humanity)
Etika (Ethics)
Kompetensi (Competence)
(Raker IDI tahun 2007)

KEMAMPUAN TEKNIS
KN
A
M

T
E
K

AN
U
AD
P
R

PROFESSIONALISME
T
KE

ETIK

AD
P
R

N
A
U

PERAN PROFESI - IDI


MENYIAPKAN LEBIH BANYAK DOKTER YANG
KOMPETEN DALAM PENATALAKSANAAN HIV/AID

MENINGKATKAN KEPERDULIAN & PERAN SERTA


DOKTER DALAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS CST

MENGURANGI DISKRIMINASI - TERUTAMA DI


KALANGAN DOKTER

BEKERJA SAMA DENGAN PIHAK-PIHAK TERKAIT :


- ORGANISASI PROFESI DI BAWAH PAYUNG IDI
(PAPDI, IDAI, POGI, PDPAI, PDPI, PERDAMI, PERDOSKI, DLL)
- DEPARTEMEN KESEHATAN
- INSTITUSI PENDIDIKAN - KURIKULUM FK
- POKJA HIV/AIDS RS, PUSKESMAS
- BADAN /LEMBAGA LAIN YANG BERGERAK DI BIDANG KESEHATAN,
KEDOKTERAN DAN HIV/AIDS

Kebijakan kebijakan
IDI

Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Dokter


yang berkaitan dengan UUPK

Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Dokter

Kebijakan Peningkatan Etika dan Hukum dalam


Sistem Pelayanan Kedokteran Terpadu

Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan


Dokter yang berkaitan dengan UUPK

Tujuan :
merumuskan pola kebijakan
pengembangan dan pembinaan dokter
untuk menunjang pelayanan kesehatan
yang bermutu dan merata

Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan


Dokter
Kebijakan :
organisasi profesi (IDI) mempunyai tanggungjawab utama
adalah dalam menjaga sistem yang menjamin mutu

Mulai dari
- pengadaan tenaga dokter
- proses pendidikan, termasuk CPD
- rekomendasi praktek (sertifikasi / resertifikasi)
- pendayagunaan

Continuing Professional
Development

CPD adalah komitmen seumur hidup dokter


untuk selalu belajar ilmu yang selalu
berkembang, formal atau informal,
mengaplikasikannya secara inovatif di klinik,
dan meningkatkan pemahaman dalam
melayani pasien

Catatan tentang: CPD


CPD: SALAH SATU
INSTRUMEN
PEMAKSA UNTUK
MEMELIHARA
PROFESIONALISME

AGAR DOKTER MENJAGA


PROFESIONALISMENYA
HARUS ADA UNSUR
PEMAKSA

KEY:
DOKTER
PROFESIONAL
(KETERPADUAN
KOMPETENSI TEKNIS
DAN ETIK)

CPD POINT (SKP IDI):


MENJADI SALAH SATU
SARAT UNTUK
TERBITNYA
REKOMENDASI
MENDAPATKAN SURAT
IZIN PRAKTIK (SIP)

DI MASA MENDATANG,
CPD POINT (SKP IDI)
UNTUK REKOMENDASI
SIP :
OTOMATIS HARUS
MENJADI BAGIAN DARI
PROSES UJI
KOMPETENSI UNTUK
MENERBITKAN
SERTIFIKAT
KOMPETENSI DARI
KOLEGIUM

UNDANG-UNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN

BAB V
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

CPD

Pasal 28 (Ayat 1)
Setiap dokter yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan
kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan
oleh IDI dan lembaga lain yang diakreditasi oleh IDI dalam rangka
penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran atau kedokteran gigi.
Pasal 28 (Ayat 2)
Pendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan dilaksanakan
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh IDI.

Sertifkasi selalu
diperbarui

Program seumur hidup

Sertifikat berlaku 5 tahun, harus diperbaharui

Tujuan
Meningkatkan mutu layanan termasuk pada Odha
Menetapkan standar kompetensi klinik

PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA

Majelis Kolegium
Kedokteran
Indonesia
33 Kolegium

Majelis Pengembangan
Pelayanan Keprofesian

PENGURUS BESAR
Majelis
Kehormatan
Etik
Kedokteran

33 PDSp
PBDPK
PDPP

PENGURUS
Tingkat Pusat

37 PDSm
PDSO

Total
TotalAnggota
AnggotaIDI
IDIsekitar
sekitar74.000
74.000

31 IDI Wilayah
IDI Willayah
IDI Wilayah

Pengurus
Tingkat
Profinsi

343 IDI Cabang


IDI Cabang
IDI Cabang

Pengurus
Tingkat
Cabang

Dokter
Dokter

UU No. 29 / 2004 tentang Praktek Kedokteran


Bab I
DEFINISI
Pasal 1 (ayat 12)
Organisasi Profesi adalah Ikatan Dokter
Indonesia untuk dokter...
Saat ini : Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah satu-satunya
organisasi profesi untuk dokter yang memayungi
33 Perhimpunan Dokter Spesialis
(Termasuk 33 Kolegium Kedokteran)
37 Perhimpunan Dokter Seminat
Perhimpunan Dokter Layanan Primer
Perhimpunan Dokter Pakar Keilmuan Biomedik
Perhimpunan Dokter Seokupasi
Saat ini IDI mempunyai :
31 IDI Wilayah
343 IDI Cabang

39

Tujuan

Institusi di bawah Bidang Penyakit


Menular PB.IDI
Meningkatkan peran IDI sebagai
organisasi profesi dalam dalam
penanggulangan HIV/AIDS
Meningkatkan kompetensi anggota
dalam bidang penatalaksanaan
HIV/AIDS pemberdayaan organisasi
profesi di bawah payung IDI
40

Peran

Pemberdayaan Institusi
Pemberdayaan Profesi
Advokasi

41

Pemberdayaan Institusi

Telah ada Sekretariat HIV/AIDS PB.IDI


Sekretariat HIV/AIDS akan ditingkatkan menjadi
Komite AIDS PB.IDI
Pemberdayaan Perhimpunan Profesi dibawah
payung IDI
Membangun jejaring :
Pertemuan rutin dengan Pokja AIDS RS
Pertemuan dengan Puskesmas metadon terapi
Pertemuan dengan PDSp
Membangun jejaring kerjasama dengan
organisasi profesi kesehatan lain (optimalisasi
Sekretariat Bersama OP di bidang HIV/AIDS)

42

Pemberdayaan Profesi

Membuat modul-modul bekerjasama


dengan organisasi profesi dibawah
payung idi :
Koinfeksi HIV Hepatitis
Konfeksi TB- HIV
Neuroaids
Peresepan ARV
Infeksi Menular Seksual

Melaksanakan kursus / pelatihan


43

Pemberdayaan Profesi :
Pelatihan dan Modul

Modul :
Dibuat bersama dengan perhimpunan

profesi terkait, sehingga dapat menjadi


acuan / pedoman standar bagi
penatalaksanaan dibidang tersebut.
Menjadi modul dasar bagi siapapun yang
akan menyelenggarakan pelatihan di bidang
tersebut. --- Kaitannya dengan CPD
Nantinya akan tercapai konsensus dan
endorsment dari perhimpunan terkait
44

Pelatihan :

Yang telah dilakukan - didukung oleh IHPCP:


Pelatihan Kepemimpinan bagi Dokter
Pelatihan Komunikasi bagi Dokter
Pelatihan Bermitra dengan Media
Pelatihan Penulisan Abstrak dan Penulisan Ilmiah
Kursus Koinfeksi Hepatitis HIV
telah 2 kali dilakukan
Narasumber dari PPHI, PDPAI (Indonesia) dan
ASHM (Australia)

45

Pelatihan dan Modul

Sedang dalam proses :


Pembuatan Modul dan Pelatihan Neuroaids
bekerjasama dengan Perdosi dan PDPAI
Rencana Pembuatan Modul Koinfeksi Hepatitis
HIV
Bekerjasama dengan PPHI dan PDPAI
Rencana Pembuatan Modul ARV dan
Peresepan ARV
Bekerjasama dengan PDPAI
Rencana Pembuatan Modul TB HIV
Rencana Pembuatan Modul IMS

46

Pemberdayaan
Profesi

Rencana Kegiatan dalam rangka ICAAP X di Bali


2009 :

Pertemuan Organisasi Profesi Kedokteran dan

Kesehatan se- Asia Pasifik yang bergerak di


bidang HIV/AIDS
(Thingthank Professional Meeting)
Kursus Penelitian Sosial di Bidang HIV/AIDS
Kursus Internasional HIV/AIDS and Related
Conditions in Asia Pasific

47

Advokasi

Materi HIV/AIDS dapat masuk kurikulum


(Rencana) Pertemuan dengan MKKI, Kolegium,
AIPKI, FK
Meminta ijin pada FK UKI agar materi blok kurikulum
dapat menjadi contoh bagi FK lain
Advokasi internal
telah dan terus dilakukan melalui pertemuan atau
media (BIDI)
Mendorong terbentuk pokja AIDS di IDI cabang /
Wilayah
Advokasi eksternal
Konferensi pers
Rutin dilakukan dalam rangka hari AIDS
Dalam bentuk diskusi bulanan PB IDI

48

49

Jejaring Organisasi Profesi


Kesehatan
Telah
ada sejak sekitar 5 tahun yang lalu
Bukan organisasi yang rigit, tetapi lentur
Mitra, bekerja sama dan kerja bersama, ajang komunikasi
Lebih banyak bergerak untuk politik kesehatan dan sosial
Terdiri dari :
Ikatan Dokter Indonesia - IDI
Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia PDGI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI
Ikatan Bidan Indonesia - IBI
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ISFI

Mandiri dan otonom


50

Jejaring Organisasi Profesi


Kesehatan

Amat potensial - belum dimanfaatkan secara optimal


Organisasi profesi bukan LSM, berbeda dengan LSM
Aset utama : anggota
Aset lain :
Struktur organisasi yang langsung menjangkau
anggota
Keanggotaan jejaring OP dapat ditambah, misalnya :
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat IAKMI
Dll

Dapat lebih dioptimalkan perannya untuk


penanggulangan HIV /AIDS di Indonesia
51

Jejaring Organisasi Profesi


Kesehatan

Sejak Pebruari 2008 :


Sepakat akan dioptimalkan untuk penanggulangan
HIV/AIDS
Sifat :
Mandiri
Saling percaya
Kesetaraan
Kepentingan bersama

Akan dibentuk sekretariat bersama yang

sementara berada di sekretariat HIV / AIDS


PB.IDI

52

KUMPULAN
ORGANISASI
PROFESI BIDANG
KESEHATAN

ATAS DASAR :
KEPEDULIAN
BERSAMA,
KESETARAAN
DAN
KEPERCAYAAN

SEPAKAT
BERPERAN SERTA
DAN
BERPARTISIPASI AKTIF
DALAM PENGENDALIAN
HIV DAN AIDS

DILAKUKAN SECARA SISTIMATIS


DAN TERENCANA
*Diadaptasi dari pengertian Social (Health) Network, Health Promotion Glossasy, WHO,1997
Slide Depkes
53

Jejaring Organisasi Profesi


Kesehatan

Tujuan Umum

Meningkatkan kerjasama aktif seluruh potensi di


berbagai organisadi profesi bidang kesehatan dalam
berbagai upaya yang efektif dan efisien untuk :
Menekan kecenderungan peningkatan penularan HIV
Meningkatkan akses bagi masyarakat
Meningkatkan kualitas layanan terhadap ODHA

54

Jejaring Organisasi Profesi


Kesehatan
Tujuan Khusus

Meningkatnya komitmen organisasi

Meningkatnya kontribusi dan peran berbagai organisasi


profesi bidang kesehatan dalam upaya untuk mencapai
target indikator global Akses Universal dan Millenium
Development Goal.
Mengurangi stigma dan diskriminasi di sektor kesehatan.
Pemberdayaan anggota melalui peningkatan kompetensi
Peningkatan aktifitas penelitian dan kajian strategis
Peningkatan peran dalam sosialisasi dan advolkasi
Peningkatan komunikasi antar OP dan internal OP

55

INDIKATOR KEBERHASILAN
input

Adanya
jejaring OP
Optimalisasi

proses

Berlangsung,
Bersinergi dan
Berkesinambungan

output

Penurunan
prevalensi
HIV
Tercapainya
target kesehatan
56

JEJARING (NETWORK)

Apabila sarang laba-laba bersatu


maka dapat mengikat seekor singa
(Pepatah Ethiopia)
57
SLIDE DEPKES

COLLECTIVENESS WILL MAKE US STRONG


TO CONDUCT
COLLECTIVE BARGAINING or
COLLECTIVE NEGOTIATION
WITH EVERYONE

dyah_agustina_w@yahoo.com
dyah.agustina.w@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai