Filosof
(UU Praktik
Kedokteran)
Protecting the people
To guide (Guidancing) the doctors
Empowering the profession and institution
Kepastian Hukum untuk Dokter dan
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kebijakan Departemen
Kesehatan
untuk meningkatkan akses
153 Rumah Sakit akan menjadi
terapi
rumah sakit rujukan ARV
Jarak antara target dan pencapaian saat ini yang amat jauh
Misal :
Jumlah kasus HIV (+) yang terlaporkan dengan estimasi
Jumlah klinik VCT dan CST dengan target keterjangkauan kasus dan
akses terapi
Jumlah target penggunaan kondom dengan kenyataan pemakaian
kondom di lapangan.
Dll
MASALAH SAAT
Apakah
INI :seluruh komponen kesehatan telah
terlibat secara aktif dalam penanggulangan
hiv/aids
Optimalisasi potensi
Pemanfaatan jalur pemerintah non pemerintah
organisasi profesi
MASALAH SAAT
INI HIV/AIDS
:
Materi
belum menjadi materi
wajib dalam kurikulum Fakultas Kedokteran
Beberapa FK sudah memasukkan sebagai
materi tambahan
mum
U
RS
lin
a
s
r
ata
Be
M
S
R
sus
u
ah
h
d
K
e
B
RS
sus
u
h
K
RS
wa
i
J
RS
Klin
Centu
k
i
t
ik S
o
ry
Ap
P
pes
r ak
G
t
u
ia lis
a
a
tek
b
r
d
o
i
a
o
n
Klin
Be r
Tok
i
H
s am
k
ealth C K
M
u
a
m
a
ta
ja
lub linik
Kios
Klin Reum
ik O
a
nko tologi
lo g
Bidan
Mantri
Dukun bayi
Praktek Dokter
Umum
Pra
Balai
Ke kte
Pengobatan
lua k D
rga ok
Pu
Poliklinik
ter
ske
K
Klinik 24 jam elilin sm
g as
Puskesmas
SOS International
Global Health
Fitnes Center
Akupuntur
k an
ti
n
a
c
e
K
n
lo
a
S
Shin
she
Duku
n Pa
tah
Pijat
Refle
ks i
Pijat
Trad
ision
al
Ahli
peng
Alat obatan
Vital
Prim
a
ry C
a re
lf
Se
Ca
re
Se
co
n
Ca dar
re y
tr
s
Un
t
c
u
ed
r
u
Tertiary Care
ed
r
tu
c
ru
t
S
Tertiary
Dokter Spesialis
Secondary
Rujukan Kewenangan
Primary Care
Dokter Keluarga
Self Care
Mutu
2. Kendali Biaya
3. Berkeadilan (Equity)
4. Merata (Equality)
5. Terjangkau (Affordable)
6. Terstrukur (Structured)
7. Aman (Safe)
dalam sebuah kesisteman (health care system)
PRAKTEK KEDOKTERAN
Perlu memperhatikan
(a) sistem kesehatan secara global,
(b) hubungan pasien dokter dilihat dengan
perspektif humanisme
(c) pengambilan keputusan berdasarkan bukti,
atau praktek evidence-based medicine (EBM)
dalam layanan kesehatan
Perlu memprioritaskan
(a) hubungan pasien dokter dilihat dengan
perspektif humanisme
(c) pengambilan keputusan berdasarkan bukti,
atau praktek evidence-based medicine (EBM)
dalam layanan kesehatan
Kompetensi Terintegrasi
Kemampuan memadukan pendekatan humanistik terhadap
pasien yang disertai dengan profesionalisme tinggi dan
pertimbangan etika.
Manusia bukan hanya merupakan kumpulan organ, dan karena
itu pasien bukan semata organ yg sakit, atau kumpulan organ
yang sakit.
an
r
e
K
ik ir
P
ka
i STR
u
l
a
l
Me
s
Prose
Membina Profesionalisme
Anggota &
Membela Anggota yang Sudah
Berpraktik Scr Profesional
ABAT
T
R
A
M
Dokter
Berpraktik
(Profesional)
Sistem Pembiayaan
yang Mendukung
Standar/Pedoman/
Fatwa
t/
Outpu e
m
Outco
1. Masyarakat
Terlayani dengan
Baik
2.2.Dokter
DokterSejahtera
Sejahtera
3. Derajat Kes
Meningkat
SI
E
OF
R
P
K
I
LIT
O
P
KOMPETENSI
DOKTER
Kompetensi
Integratif
I
Nilai2 Fundamental
II
Etika
Berpikir Kritis Humanisme,
Profesionalisme
Kemampuan
manajerial
Kompeten
si
Klinik
III
Asuhan di rumah
Manajemen informasi
EBM
KOMPETENSI DOKTER
Kompetensi
Integratif
I
II
Berpikir Kritis
Nilai2 Fundamental
Humanisme
Etika
Profesionalisme
Kemampuan
manajerial
III
Asuhan di rumah
Manajemen informasi
EBM
Kompetensi
Klinis Epidemiologi
Patognesis
Pencegahan : VCT,
PITC , PMTCT
CST
Diagnosis
Pengobatan ARV
Pengobatan Substitusi
Interaksi Obat
Efek samping obat
Koinfeksi TBC,Koinfeksi
hepatitis
Infeksi menular seksual
Slide Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD,KHOM & Dyah
Komorbid diabetes, sirosis
Meliputi
Mewawancarai pasien
Memeriksa fisik dan mental pasien
Menentukan pemeriksaan penunjang, Mendiagnosis
Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien
Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
Menulis resep obat dan alat kesehatan
Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi
Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan; dan
Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang
Hubungan dokter-pasien
Hubungan dokter-farmasi
Pernyataan Bersama
Resiko
Gejala
Sakit
Kesudahan
Sehat
Sakit
Penapisan
lo
e
ev
m
Co
pe
c
en
s
ie
Diagnosis
Dini
Diagnosis
Pengobatan
Rehabilitasi
K
O
Sehat
Dr Umum/
Keluarga
Sehat
Sakit
Rujukan
Spesialis
E
T
E
N
S
Keluarga
Higiene
Narkoba
Kenakalan Remaja
Keluarga Berencana
HIV/AID dan STD
Stress dan Kesehatan Jiwa
24
ORGANISASI PROFESI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
KEMAMPUAN TEKNIS
KN
A
M
T
E
K
AN
U
AD
P
R
PROFESSIONALISME
T
KE
ETIK
AD
P
R
N
A
U
Kebijakan kebijakan
IDI
Tujuan :
merumuskan pola kebijakan
pengembangan dan pembinaan dokter
untuk menunjang pelayanan kesehatan
yang bermutu dan merata
Mulai dari
- pengadaan tenaga dokter
- proses pendidikan, termasuk CPD
- rekomendasi praktek (sertifikasi / resertifikasi)
- pendayagunaan
Continuing Professional
Development
KEY:
DOKTER
PROFESIONAL
(KETERPADUAN
KOMPETENSI TEKNIS
DAN ETIK)
DI MASA MENDATANG,
CPD POINT (SKP IDI)
UNTUK REKOMENDASI
SIP :
OTOMATIS HARUS
MENJADI BAGIAN DARI
PROSES UJI
KOMPETENSI UNTUK
MENERBITKAN
SERTIFIKAT
KOMPETENSI DARI
KOLEGIUM
BAB V
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI
CPD
Pasal 28 (Ayat 1)
Setiap dokter yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan
kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan
oleh IDI dan lembaga lain yang diakreditasi oleh IDI dalam rangka
penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran atau kedokteran gigi.
Pasal 28 (Ayat 2)
Pendidikan dan pelatihan kedokteran berkelanjutan dilaksanakan
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh IDI.
Sertifkasi selalu
diperbarui
Tujuan
Meningkatkan mutu layanan termasuk pada Odha
Menetapkan standar kompetensi klinik
Majelis Kolegium
Kedokteran
Indonesia
33 Kolegium
Majelis Pengembangan
Pelayanan Keprofesian
PENGURUS BESAR
Majelis
Kehormatan
Etik
Kedokteran
33 PDSp
PBDPK
PDPP
PENGURUS
Tingkat Pusat
37 PDSm
PDSO
Total
TotalAnggota
AnggotaIDI
IDIsekitar
sekitar74.000
74.000
31 IDI Wilayah
IDI Willayah
IDI Wilayah
Pengurus
Tingkat
Profinsi
Pengurus
Tingkat
Cabang
Dokter
Dokter
39
Tujuan
Peran
Pemberdayaan Institusi
Pemberdayaan Profesi
Advokasi
41
Pemberdayaan Institusi
42
Pemberdayaan Profesi
Pemberdayaan Profesi :
Pelatihan dan Modul
Modul :
Dibuat bersama dengan perhimpunan
Pelatihan :
45
46
Pemberdayaan
Profesi
47
Advokasi
48
49
52
KUMPULAN
ORGANISASI
PROFESI BIDANG
KESEHATAN
ATAS DASAR :
KEPEDULIAN
BERSAMA,
KESETARAAN
DAN
KEPERCAYAAN
SEPAKAT
BERPERAN SERTA
DAN
BERPARTISIPASI AKTIF
DALAM PENGENDALIAN
HIV DAN AIDS
Tujuan Umum
54
55
INDIKATOR KEBERHASILAN
input
Adanya
jejaring OP
Optimalisasi
proses
Berlangsung,
Bersinergi dan
Berkesinambungan
output
Penurunan
prevalensi
HIV
Tercapainya
target kesehatan
56
JEJARING (NETWORK)
dyah_agustina_w@yahoo.com
dyah.agustina.w@gmail.com