Epidemiologi
Orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit
difteri adalah :
Orang dengan sosial ekonomi rendah: anak jalanan
Orang yang tinggal di tempat-tempat padat: rumah
tahanan, tempat penampungan
Pecandu alkohol atau obat-obatan narkoba
Sebelum program imunisasi berkembang, difteri
merupakan penyakit pada masa anak-anak.
Kejadian difteri pada orang dewasa lebih disebabkan
karena infeksi sekunder pada pasien yang mendapat
imunisasi yang tidak sempurna, atau pada keadaan
imunkompromais.
Wanita lebih banyak daripada laki-laki.
Morfologi
Kuman difteri (Corynebacterium dyphtheriae) termasuk
Patogenesis
Kontak dengan kuman C.diphtheriae baik langsung
Klasifikasi
Klasifikasi menurut lokasi terjadinya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
infeksi pertama:
Difteri nasal anterior
Difteri nasal posterior
Difteri fausial
Difteri laringeal
Difteri konjungtiva
Difteri kulit
Difteri vulva/vagina
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis difteri tergantung pada:
1. Lokasi infeksi
2. Imunitas penderita
3. Ada/tidaknya toksin difteri yang beredar
dalam sirkulasi darah
Masa inkubasi 2-5 hari (difteri kutan mempunyai masa
inkubasi 7 hari sesudah infeksi primer pada kulit)
Keluhan-keluhan tidak spesifik: demam kadang-kadang
menggigil, kerongkongan sakit dan suara parau, sakit
kepala, rinorea (berlendir kadang-kadang bercampur
darah), teraba benjolan dan sembab pada daerah
leher.
Diagnosis fisik
Terdapat pseudomembran di palatum, faring, epiglotis,
Penatalaksanaan
Perawatan umum:
1. Isolasi
2. Bed rest
3. Makanan lunak atau cair
4. Kebersihan jalan nafas dan pengisapan lendir
5. Monitor dengan alat elektrokardiografi
6. Pembebasan jalan nafas, bila diperlukan tindakan
trakeostomi
Pengobatan khusus:
1. Antibiotika
2. Anti toksin
Komplikasi
Kegagalan pernafasan
Miokarditis
Pneumonia bakterialis sekunder
Aritmia
Ensefalopati anoksik
Sepsis