Anda di halaman 1dari 38

KEGAWATDARURATAN

NAPZA
Ns. IRA ERWINA,M. Kep, Sp.
KepJ

DEFENISI
Kegawatdaruratanmerupakansuatukeadaaandiman
aseseorang mengalamai ancaman kehidupan dan
apabila tidak dilakukan pertolongan/ tindakan dgn
cepat dan tepat dapat menyebabkan cacat atau
meninggal.
KegawatdaruratanNAPZAadalah suatu keadaan yg
mengancam kehidupan seseorang akibat
penggunaan zat/ obat yg berlebihan (intoksikasi/
over dosis) sehingga dapat mengancam kehidupan
apabila tidak dilakukan penanganan dgn segera.

PRINSIP PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN NAPZA
1. PENATALAKSANAAN KEGAWATAN
kasus intoksikasi dpt mengancam nyawa, maka
walaupun tdk ditemukan kegawatan, setiap
kasus intoksikasi hrs diperlakukan spt pada
keadaan kegawatan yg mengancam nyawa.
Penilaianterhadaptandavitalsepertitandajala
n napas, pernapasan sirkulasi dan penurunan
kesadaran harus dilakukan secara cepat dan
seksama sehingga tindakan resusitasi tidak
terlambat dimulai

PRINSIP PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN NAPZA
A = AIRWAY SUPPORT
Factor utama yang membuat klien tidak sadar adalah
adanya sumbatan dijalan napas klien, seperti lidah,
makanan ataupun benda asing lainnya.Lidah
merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas
pada klien tdk sadar karena pada kondisi ini lidah
klien akan terjatuh ke belakang rongga mulut. Hal ini
akan mengakibatkan tertutupnya trakea sbg jalan
napas. Sebelum diberikan bantuan pernapasan, jalan
napas harus terbuka. Teknik yg dpt digunakan adalah
cross finger (silang jari). Jika terdapat sumbatan
bersihkan dengan teknik finger sweep (sapuan jari)

CROSS
FINGER

FINGER SWEEP

TEKNIK UNTUK MEMBUKA JALAN NAPAS


HEAD TILT / CHIN LIFT
teknik ini dpt digunakan jika penderita tdk
mengalami cedera kepala, leher dan
tulang belakang
JAW TRUST
teknik yg paling sesuai utk penderita dgn cedera
tulang belakang

HEAD TILT/CHIN
LIFT

JAW TRUST

PRINSIP PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN NAPZA
B = BREATHING SUPPORT
Merupakan penilaian status pernapasan klien,
apakah masih bernapas atau tidak. Teknik yg
digunakan adalah LOOK, LISTEN and FEEL (LLF).
LLF dilakukan tidak leibih dari 10 menit.
jika klien masih bernapas, tindakan yg dilakukan
adalah pertahankan jalan napas agar tetap
terbuka.
jika klien tidak bernapas, berikan 2 x bantuan
pernapasan dgn volume yg cukup.

PRINSIP PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN NAPZA
C = CIRCULATION SUPPORT
Circulation support adalah pemberian ventilasi
buatan dan kompresi dada luar yang diberikan
pada klien yang mengalami henti jantung.
Selainituuntukmempertahankansirkulasisponta
n dan mempertahankansistem jantung
paruagardapat berfungsi optimal dilakukan
bantuan hidup lanjut (advance life support)

CPR dgn 1
PENOLONG

CPR dengan 2
PENOLONG

PRINSIP PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN NAPZA
2. PENILAIAN KLINIS
Penatalaksanaan intoksikasi harus
dilakukan segera tanpa menunggu
hasil pemeriksaan toksikologi.
Beberapa keadaan klinik yg perlu
diperhatikan karena akan
mengancam nyawa adalah koma,
kejang, henti jantung, henti napas
dan syok.

PRINSIP PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN NAPZA
3. ANAMNESIS
a. Kumpulkan informasi selengkapnya
tentang obat yg digunakan, termasuk
obat yg sering digunakan oleh klien,
keluarga, teman, petugas kesehatan
(jika ada) yg biasa mendampingi
b. Tanyakan riwayat alergi atau syok
anafilaktik
c. Pemeriksaan fisik

TINDAKAN
a. DEKONTAMINASI
Umumnya zat atau bahan kimia tertentu dapat
dengan cepat diserap kulit, sehingga sering
dekontaminasi permukaan sangat diperlukan.
Sedangkan dekontaminasi saluran cerna ditujukan
agar bahan yg tertelan akan sedikit diabsorpsi.
Biasanya dengan menggunakan arang aktif,
pencahar, obat perangsang muntah, dan kumbah
lambung.

b. PEMBERIAN ANTIDOTUM
c. TERAPI MODALITAS DAN REHABILITASI

JENIS-JENIS KEGAWATDARURATAN
NAPZA
1. INTOKSIKASI/OVER DOSIS
intoksikasi /over dosis adl kondisi fisik dan
perilaku abnormal akibat penggunaan zat
yg dosisnya melebihi batas toleransi tubuh.
a. INTOKSIKASI OPIOIDA
b. INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK
(BENZODIAZEPIN)
c. INTOKSIKASI AMFETAMIN
d. INTOKSIKASI ALKOHOL
e. INTOKSIKASI KOKAIN

INTOKSIKASI OPIOIDA
Tandadangejala :
penurunan kesadaran (stupor sampai koma)
pupil pinpoint (dilatasi pupil karena anoksia akibat over
dosis)
pernapasankurangdari12x/menitsampaihentinapas
adariwayatpemakaianopioida(needle track sign)
bicara cadel
dan gangguan atensi atau daya ingat.
Perilaku mal adaptif atau perubahan psikologis yang
bermakna secara klinis misalnya euforia awal yang diikuti
oleh apatis, disforia,agitasi atau retardasi psikomotor atau
gangguan fungsi sosial dan fungsi pekerjaan selama atau
segera setelah pemakaian opioid

INTOKSIKASI OPIOIDA
PENATALAKSANAAN :
Bebaskan jalan napas
Berikan oksigen 100% atau sesuai kebutuhan
Pasang infus dextrose 5 % atau NaCl 0,9% atau cairan
koloid jika diperlukan
Pemberian antidotum Naloksom
Tanpa hipoventilasi berikan Narcam 0,4 mg IV
Dengan hipoventilasi berikan Nalokson (Narcan) 1 -2 mg
IV
Jika dalam 5 menit tidak ada respon maka berikan 1 2
mgNarcan hingga ada respon berupa peningkatan
kesadaran, dan fungsi pernapasan membaik

Rujukke ICUjika dosisNarcan telahmencapai 10mg


danbelum menunjukkan adanya perbaikan kesadaran

Berikan1ampulNarcan/500ccdalamwaktu4-6jam
mencegah terjadinya penurunan kesadaran kembali

Observasisecarainvensiftanda-tandavital,
pernapasan,danbesarnya ukuran pupil klien dalam 24
jam

Pasang intubasi, kateterisasi, sonde lambung serta EKG

Puasakan klien untukmenghindari aspirasi

Lakukanpemeriksaanrontgen thoraks sertalaboraturium,


yaitu darah lengkap, urin lengkap dan urinalisis

INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK


(BENZODIAZEPIN)
Gejalaintoksikasibenzodiazepinyangprogresif :
hiporefleksia
nistagmusdankurangsiapsiaga,
ataksia,berdiritidakstabil.
Selanjutnyagejalaberlanjutdenganpemburukanataksia
,letih,
lemah,konfusi,somnolent,koma,pupilmiosis,hipoter
mi,depresisampaidenganhentipernapasan.
Biladiketahuisegeradanmendapatterapi
kardiorespirasi maka dampak intoksikasi jarang
bersifat fatal.

INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK


(BENZODIAZEPIN)
PENATALAKSANAAN :
1) MENGURANGI EFEK OBAT DALAM TUBUH
Untuk mengurangi efek sedatif hipnotik dengan
memberikan Flumazenil 0,2 mg IV, kemudian
setelah30detikdiikuti dengan 0,3 mg dosis tunggal.
Obat tersebut lalu dapat diberikan lagi sebanyak 0,5
mg setelah 60 detik sampai total kumulatif3mg
2) Mengurangi absorbsi obat lebih lanjut
Mengurangiabsorbsimerangsangmuntahjikabaruterj
adi
pemakaian.Jikapemakaiansudahlebihdari6jammak
a
berikanantidotberupakarbonaktifyangberfungsiunt
uk menetralkan efek obat

INTOKSIKASI SEDATIF HIPNOTIK


(BENZODIAZEPIN)
3) Mencegah komplikasi jangka panjang
Observasi tanda-tanda vital dan depresi
pernapasan, aspirasi danedemaparu. Bila
sudah terjadi aspirasi maka dpt diberikan
antibiotik. Bilaklienadausahauntukbunuhdiri
maka klien tersebut harus ditempatkan ditempat
khusus denganpengawasan ketat setelah
keadaan darurat diatasi

INTOKSIKASI AMFETAMIN
Tandadangejalaintoksikasianfetaminbiasanyaditunjuk
kan dengan adanya dua atau lebih gejala-gejala seperti
: takikardi atau bradikardi,
dilatasipupil,peningkatanataupenurunan tekanan
darah, banyak keringat atau kedinginan, mual atau
muntah, penurunan BB, agitasi atau retardasi
psikomotor, kelelahan otot, depresi sistem pernapasan,
nyeri dada atau aritmia jantung, kebingungan,kejangkejang, diskinesia, distonia atau koma.
Penatalaksanaan adalah dengan memberikannya terapi
symtomatikdanpemberianterapisuportiflain,misal:a
nti
psikotik,antihipertensi, dll

INTOKSIKASI ALKOHOL
Gejala :
Bicara cadel
Nistagmus
Inkoordinasi
Jalan sempoyongan
Tidak dapat memusatkan perhatian
Daya ingat menurun
Stupor atau koma

INTOKSIKASI ALKOHOL
PENATALAKSANAAN :
Menidurkan klien posisi telentang dgn posisi face
down utk mencegah aspirasi
Observasi TTV
Kolaboratif Thiamine 100mg IV utk profilaksis
mencegah terjadinya Wernick Ensefalopati
Pemberian 50 ml dextrose 5% IV dan 0,4-2 mg
Naloksone jika klien memiliki riwayat pemakaian
opioid
Jika klien agresif bisa diberikan Halloperidol IM

INTOKSIKASI KOKAIN
Tanda dan gejala :
takikardiaataubradikardia,
dilatasipupil,
peningkatanataupenurunan tekanan darah,
berkeringat atau rasa dingin,
mual atau muntah,
penurunan beratbadan,
agitasiatau retardasipsikomotor,
kelemahan otot,
depresi, nyeri dada atauarimia jantung,
bingung(confusion),
Kejang, dyskinesia,dystonia,hinggadapat menimbulkan koma

INTOKSIKASI KOKAIN
PENATALAKSANAAN
setelahpemberianbantuanhidupdasar
adalah
denganmelakukantindakankolaborati
berupa pemberianterapi-terapi
simptomatik, misal : Benzodiazepin jika
timbul gejala agitasi, obat antipsikotikk
jika timbul gejala psikotik, dan terapi
lain sesuai dgn gejala yg ditemukan.

JENIS-JENIS KEGAWATDARURATAN
NAPZA
2. KETERGANTUNGAN NAPZA (WITHDRAWAL
SYNDROME)
Ketergantungan atau yang disebut dengan
withdrawl adalah suatu kondisi cukup berat yg
dutandai dgn adanya ketergantungan fisik, yaitu
toleransi dan sindrom putus zat.
Sindromaputuszatadalahsuatukondisidimana
orangyangbiasa menggunakan secara rutin,
pada dosis tertentu berhenti menggunakan atau
menurunkanjumlahzatyang biasa digunakan,
sehingga menimbulkan gejala pemutusan zat

TERAPI UNTUK PUTUS ZAT


Terapi putus zat opioida, terapi ini sering dikenal
dengan istilah detoksifikasi. Terapi detoksifikasi ini
dpt dilakukan dgn berobat jalan maupun rawat
inap. Lama program terapi detoksifikasi
berbeda-beda ada yang 1-2 minggu untuk
detoksifikasi konvensional dan ada yang 24-48 jam
untuk detoksifikasi opioid dalam anestesi cepat
(Rapid Opiate Detoxification Treatment).
Detoksifikasi hanyalah merupakan langkah awal dlm
proses penyembuhan dari penyalahgunaan/
ketergantungan NAPZA

Beberapa cara mengatasi putus opioida :


Tanpa diberi terapi apapun,putus obat seketika (abrupt
withdrawalataucoldturkey)
Terapi putus opioida bertahap (gradual withdrawal)
Dapat diberi morfin,petidin, metadon atau kodein
dengan dosis dikurangi sedikit demi sedikit
Terapiputusopioidadengansubstitusinonopioda
menggunakan Clonidine, dosis diturunkan bertahap
sampai berhenti dalam 10 hari
TerapiputusopioidadenganmetodeDetoksifikasi
cepat dalam anestesi(Rapid Opioid Detoxification)
menggunakan antagonist opiat (Naltrekson) dalam
waktu 1 tahun
Terapiputuszatsedative/hipnotikadanalcohol
HarussecarabertahapdandapatdiberikanDiazepam

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KEGAWATDARURATAN NAPZA
A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESA
2. PEMERIKSAAN FISIK :

Kaji jalan napas


Kaji pernapasan
Kaji sirkulasi
Kaji tingkat kesadaran
Kaji intoksikasi
Kaji nyeri
Kaji integumen
Turgor kulit
Kaji muskuloskeletal
Kaji psikososial

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KEGAWATDARURATAN NAPZA
B. MASALAH KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan napas tidakefektik behubungan
dengan adanya sumbatan.
b. Pola napas tidak efektifberhubungan dengan
depresi susunan syaraf pusat.
c. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intakedan output tidak
seimbang.
d. Resiko injuri berhubungan dengan kejang, agitasi.
e. Perilku kekerasan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KEGAWATDARURATAN NAPZA
C. TINDAKAN KEPERAWATAN
tindakan yg diberikan sesuai dengan
masalah keperawatan yg muncul.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KEGAWATDARURATAN NAPZA
DIAGNOSA KEPERAWATAN DARI JENIS KEGAWATDARURATAN NAPZA YG
SERING MUNCUL
1. Ancaman kehidupan
a. Gangguankeseimbangancairan:mual,muntahberhubunganden
ganpemutusan zat opioda
b. Resiko terhadap amuk berhubungan dengan intoksikasi sedatif
hipnotik
c. Resikocideradiriberhubungandenganintoksikasiaklkohol,sedat
if, hipnotik
d. Panik berhubungan dengan putus zat alcohol
2. Intoksikasi
a. Cemas berhubungan denganintoksikasi ganjab.
b. Kerusakankomunikasiverbalberhubungandenganintoksikasise
datifhipnotik, alcohol, opioda

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KEGAWATDARURATAN NAPZA
3. Withdrawal.
a. Perubahan prosespikir:wahamberhubungandengan
putuszatalcohol,sedatif, hipnotik
b. Nyeri berhubungan dengan putus zat opioda, MDMA:
extasy
c. Perubahan nutrisikurang
darikebutuhanberhubungandengan putus zat opioda
4. Pasca detoksikasi
a.
b.
c.

Gangguan pemusatan perhatian berhubungan dengan dampak


penggunaanzat adiktif
Gangguan konsep diri :harga diri rendah berhubungan dengan
tidak mampumengenal kualitas yang positif dari diri sendiri.
Resiko melarikan diri berhubungan dengan ketergantungan
terhadap zat aditif.

RENCANA TINDAKAN TERKAIT KONDISI


KLIEN
1. Kondisi overdosis
Tujuan : Klien tidak mengalami ancaman kehidupan

Rencana tindakan:
Observasi tanda tanda vital, kesadaran pada 15
menit pada 3 jam pertama,30menit pada 3 jam
kedua tiap 1 jam pada 24 jam berikutnya
Bekerja sama dengan dokter untuk pemberian obat
Observasi keseimbangan cairan
Menjaga keselamatan diri klien
Menemani klien
Fiksasi bila perlu

RENCANA TINDAKAN TERKAIT KONDISI


KLIEN
2. Kondisi intoksikasi
Tujuan: intoksikasi pada klien dapat diatasi,
kecemasan berkurang/hilang
Rencana tindakan :
a. Membentuk hubungan saling percaya
b. Mengkaji tingkat kecemasan klien
c. Bicaralah dengan bahasa yang sederhana, singkat
mudah dimengerti
d. Dengarkan klien berbicara
e. Sering gunakan komunikasi terapeutik
f. Hindarisikapyangmenimbulkanrasacuriga,tepat
ilahjanji, memberijawaban nyata, tidak berbisik
di depan klien, bersikap tegas, hangat
danbersahabat

RENCANA TINDAKAN TERKAIT KONDISI


KLIEN
3. Kondisi withdrawal
a. Observasi tanda- tanda kejang
b. Berikan kompres hangat bila terdapat kejang pada
perut
c. Memberikanperawatanpadaklienwaham,halusin
asi:
terutamauntukmenuunkanperasaanyang
disebabkanmasalahini :takut,curiga,cemas,gem
bira berlebihan, benarkan persepsi yang salah
d. Bekerja sama dengan dokter dalam memberikan
obat anti nyeri

RENCANA TINDAKAN TERKAIT KONDISI


KLIEN
4. Kondisi detoksikasia.
a. Melatih konsentrasi: mengadakan kelompok
diskusi pagi
b. Memberikan konselin untuk merubah moral
dan spiritual klien selama iniyang
menyimpang, ditujukan agar klien menjadi
manusia yang bertanggung jawab, sehat
mental, rasa bersyukur dan optimis
c. Mempersiapkan klien untuk kembali ke
masyarakat, dengan bekerja sama dengan
pekerja social, psikolog

Anda mungkin juga menyukai