Anda di halaman 1dari 137

KLASIFIKASI PENYAKIT

&
STRUKTUR ICD-10, WHO
Disusun oleh
dr Mayang Anggraini Naga
Retno Suryaningsih, A.Md. PerKes, SKM
PORMIKI
Revisi 2015
1

KOMPETENSI AHLI RM-IK


MAMPU
menghasilkan
Outcome
Informasi klinis kandungan rekam medis
Agar bisa berguna banyak
bagi ilmu medis dan kesehatan

Data dasar harus disimpan


dalam berbagai indeks yang ditunjang
oleh sistem retrieval yang baik

KOMPARASI DATA
Komparasi data asuhan kesehatan antar
fasilitas,
daerah dalam satu negara,
atau antar negara-negara
adalah VITAL bagi:
pengembangan,
penyebarluasan
informasi medis ke seluruh bagian dunia
SIRS/RL (Kem.Kes.)

SISTEM KLASIFIKASI PENYAKIT


Pemanfaatan bersama Informasi
Statistik - morbiditas dan
- mortalitas
tidak akan berarti apabila tidak ditunjang oleh
penerapan
Standard Pengidentifikasian
dan
Sistem Klasifikasi
PENYAKIT
yang sama (UNIFORM)

DATA PENYAKIT DAN OPERASI


DI INDONESIA
Umumnya dimanfaatkan Profesi Rekam Medis
hanya untuk memenuhi kepentingan pelaporan
Morbiditas dan
Mortalitis
sesuai Sistem Pelaporan Rumah Sakit
ke Dirjen-Yanmed Kem-Kes,
Ketimbang untuk memenuhi keperluan:
Riset, Edukasi, Manajemen Asuhan Medis
ataupun
KEUANGAN Unit Pelaksana Pelayanan.
5

INA-DRGs INA-CBGs
Di Indonesia baru mulai sejak tahun 2006
tahun 2010 Kem-Kes mengharuskan RS
Pemerintah memanfaatkan code ICD-10 untuk
dasar perhitungan biaya rawat pasien pulang
rumah sakit, rawat inap maupun rawat jalan,
bagi rincian penagihan Jamkesmas/ASKES.
Yakni INA-DRGs INA-CBGs
Sedangkan
Code tindakan menggunakan
ICD-9-CM Volume 3
6

TUJUAN PEMANFAATAN ICD-WHO


WHO menggunakan data klasifikasi penyakit
untuk kebutuhan studi:
statistis,
demografis dan
epidemiologis.
TATANAN Peng-KATEGORIAN PENYAKIT.
(Klasifikasi yang terlalu spesifik yang didambakan para profesi dokter, akan terlalu
meluas untuk memenuhi analisis statistis)
7

KLASIFIKASI STATISTIS WHO


WHO: Klasifikasi statistis mencakup jumlah
terbatas dari diagnoses yang kategori
mutually exclusive (saling terpisah), yang
mampu memintas segenap kondisi morbid.
KATEGORI dipilih untuk dapat memfasilitasi:
- Studi statistis fenomena penyakit
- Kesatuan penyakit khusus yang penting
dalam kesehatan masyarakat
- Wakil grup kondisi yang terpisah.
8

Klasifikasi Penyakit WHO (Lanjutan-1)

Terbitlah satu perpaduan Disain Sistem


Klasifikasi yang memenuhi kebutuhan
Rumah Sakit dan Pengumpulan Statistis,
tersusunlah dalam tatanan dengan judul:

International Classification of Diseases and


Related Health Problems (ICD),
yang pada mulanya hanya diperuntukan
bagi keperluan analisis Mortalitas
dikembangkan untuk Pengkodean Morbiditas

ICD-10
Dikembangkan WHO menjadi
Klasifikasi Statistis
Penyakit dan Masalah terkait Kesehatan
yang
memenuhi kebutuhan
analisis statistis: - morbiditas dan
mortalitas.
Setiap penyakit/kondisi morbid, di dalam
daftar kategori, menduduki tempat dengan
rincian yang jelas.

10

Konsekuensi:
Akan ada kategori sisa untuk kondisi yang
miscellaneous (serba aneka, kurang pasti)
yang tidak mungkin dikelompokkan ke
kategori spesifik (khusus),

Tatanan menjadi sedemikian rupa


sehingga sesedikit mungkin kondisi
yang akan terklasifikasi ke kategori sisa.
11

CONTOH [Vol. 1, hal. 100]


A00 Cholera
A00.0
A00.1

A00.9

Cholera due to Vibrio cholera


01, biovar cholerae
Classical Cholera
Cholera due to Vibrio cholera 01,
biovar eltor.
Cholera eltor
Cholera unspecified

Masalah adalah: apa diagnosis klinis senantiasa dilengkapi dengan rincian hasil lab.?
12

[100]

A01 Typhoid and paratyphoid fever


A01.0
Typhoid fever (infection due to
Salmonella typhi)
A01.1
Paratyphoid fever A
A01.2
Paratyphoid fever B
A01.3
Paratyphoid fever C
A01.4
Paratyphoid fever, unspecified
Masalah: Apabila diagnosis:
Observasi tifoid ?
Observasi tifus ?
Code ICD-10 ???
Klinis tifoid ?

13

[102]

A06

Amebiasis
Includes: infection due to Entamoeba
histolytica
Excludes: other protozoal intestinal
diseases (A07.-)
Memiliki subkategori lengkap 10 nomor kode:
A06.0, A06.1, A06.2, A06.3, A06.4, A06.5
A06.6 A06.7, A06.8, dan A06.9
Rincian adalah sesuai manifestasi pada jenis
organ tubuh yang terkena diminta dokter
menulis diagnosis dengan rinci.
14

[104]

A09 Diarrhoea and gastroenteritis of


presumed infectious origin
Note:
Excludes: due to bacterial, protozoal, viral
and other specified infectious agents (A00
A08)
non-infective diarrhoea (K52.9)
- neonatal (P78.3)
(A09 termasuk yang ada perintah perbaikan di
ICD-10 ed. 2004. bisa dilihat di Cumulative
Official Updates To ICD-10, 20th January, 2006.)
15

Diabetes Mellitus
(329) Hyperglycemia, hyperglycemic R73.9
- coma code to E10 E14 with fourth
character
- postpancreatectomy E89.1
[779] R73 Elevated blood glycose level
Excl.: diabetes mellitus (E10-E14)
- in pregnancy, childbirth and the
puerperium (O24.-)
- neonatal
disord.(P70.0P70.2)
- postsurgical hypoinsulinaemia(E89.1) 16

(Lanjutan)

R73.0 Abnormal Glucose Tolerance Test


Diabetes:
- chemical,
- latent
Impaired GT
Prediabetes
R73.9 Hyperglycemia, unspecified

17

[252-254] Diabetes mellitus (E10-E14)


Use additional external cause code (Chapter XX), if
desired, to identify drug, if drug induced.
The following fourth character subdivisions are for use
with categories E10 E14
.0 With coma
.1 With ketoacidosis
.2 With renal complication
.3 With ophthalmic complication
.7
.8
.9

With multiple complication


With unspecified complication
Without complication
18

[252-254] Diabetes mellitus (E10-E14) (Lanjutan-1)

(1) Masalah: Pasien IDDM dirawat inap decubitus


pantat dan punggung
? Code ICD-10
[252] Apa
.5 With peripheral circulatory complication
Diabetic:
- gangrene
- peripheral angiopathy (I79.2*)
- ulcer
(174) Decubitus (ulcer) L89.? Apa arti kata di dalam ( ) sesuai ICD-10?
IDDM + decubitus Code diagnosis: E10.5 (ulcer)
19

[252-254] Diabetes mellitus (E10-E14) (Lanjutan-2)

(2) Untuk DM tersedia code E10 E14


E10 IDDM
(Klinis DM tipe I)
E11 NIDDM (Klinis DM tipe II)
E12 Malnutrition-related DM
E13 Other specified DM
Excludes: DM (in)
- ID (E10.-)
- Mal-nut. (E12.-)
- Neonatal (P70.2)
- NID (E11.-)
- pregn; childb.; puerp.; (O24.-)
Glucosuria
- NOS (R81) -renal (E74.8) dst.

20

HYPERTENSION (332-333)
Hypertension, hypertensive (accelerated) (benign)
(esential) (idiopathic) (malignant) (primary)
(systemic) I10.- with
- - heart involvement (conditions in I51.4-I51.9 due to
hypertension) (see also Hypertension, heart) I11.9
- - kidney involvement (see also Hypertension, kidney)
I12.9
- - renal sclerosis (conditions in N26.-) (see also
hypertension kidney) I12.9
- - - with
- - - failure (conditions in N16.- N19.-) I12.0
- - - - heart involvement (conditions in I51.4I51.9) - see Hypertensionn, cardiorenal
21
dst

ARTHRITIS (61-63)
Arthritis, arthritic (acute) (chronic) (subacute) M13.9
allergic M13.8
- ankylosing (crippling) (spine) M45
- site other than spine M13.8
- atrophic M19.9
- spine M45
back (see also Arthritis, spine) M46.9
blenorrhage (GO) A54.4 M01.3*
Charcot.s (tabetic) A52.1 M14.6*
- diabetic (see also E10.-E14.- with fourth
character .6) E14.6 M14.6*
- syringomyelic G95.0 M49.4*
dst.

22

[565]
M13 Other arthritis
[See site code at the beginning of this chapter]
Excludes: arthrosis (M15-M19)
Bila diagnosis: Polyarthritis
M13.0 Polyarthritis, unpsecified
[565-567] pilih 0 Multiple sites Code: M13.0 0
Bila: Monoarthritis:
M13.1 Monoarthritis. NEC Code: M13.1 9
Bila Arthritis sendi bahu Code: M13.1 1
Bila Arthritis bahu akibat alergi Code: M13.8 1
Gonarthrosis tanpa kejelasan Code M17.9 tanpa
digit ke-5 Kode M17 khusus untuk sendi lutut.

23

RINCIAN KONDISI PASIEN PULANG


Dalam pengaplikasian DRGs-CASE-MIX
maka rincian kondisi (diagnoses) pasien
pulang sangat penting karena akan
menentukan jumlah biaya yang akan bisa
ditagih ke pembiaya (Jamkesmas, Asuransi
kesehatan lain-lain).
Untuk persiapkan aplikasi tersebut di atas
Coder ICD-10 harus mahir menentukan
diagnosis utama, complication dan comorbid, diagnosis sekunder pasiennya.
24

FUNGSI ICD, WHO


Fungsi dasar International Statistical
Classification of Diseases and Related Health
Problems (ICD): adalah
Suatu klasifikasi penyakit, cedera dan
sebab kematian untuk tujuan statistik.
Pengalaman-pengalaman insidens
morbiditas & mortalitas berbagai negara
bisa direkam dalam aturan yang sama
Dapat dikomparasi.

25

ICD-REVISI 10
Sebelum revisi ke 10, WHO senantiasa merevisi
ICD sepuluh tahunan.
Desain ICD-revisi ke-10 yang terbit sejak
tahun 1992 (volume 1) dan 1994 (volume 3)
diperkirakan bisa berguna untuk waktu lebih
lama dari 10 tahun
Saat ini revisi sudah bisa diikuti sampai
dengan edisi 2004 2010 2015
26

APLIKASI ICD-10 DI INDONESIA


ICD-10 mulai digunakan di Indonesia sejak
tahun 1996 (di rumah sakit pemerintah) dan
sejak 1997 (di rumah sakit swasta dan
puskesmas) sesuai keputusan Dirjen Yan-Medis
DepKes RI SK No: 50/MENKES/ SK/I/1998
tentang memberlakukan ICD-10, khusus untuk
kepentingan pelaporan Morbiditas/RL
ICD-10 setiap 6 bulan sekali diedit baru s/d 2015
Elektronik.
27

CODING DIAGNOSIS dan PELAPORAN


MORBIDITAS/MORTALITAS
Coding:
adalah
Proses pengklasifikasian data
(diagnoses)
&
Penentuan code (sandi) nomor/
alfabet/ atau alfanumerik
untuk mewakilinya.

28

DATA = DAGNOSE(S)
Data DIAGNOSE(S) pasien di ICD, WHO:
didefinisikan sebagai:
Nama penyakit
Proses penyakit
Etiologi/Causa penyakit
Masalah terkait kesehatan.
Persyaratan yang harus dipenuhi: tersedianya
A GOOD MEDICAL/HEALTH RECORDS
29

CODING DIAGNOSIS dan PELAPORAN MORBIDITAS/MORTALITAS


(Lanjutan)

Coding diagnosis harus dilaksanakan


dengan:
- Presisi (sesuai aturan sistem coding ICD)
- Akurat (sesuai proses hasil akhir produk)
- Tepat waktu (sesuai episode pelayanan)
meningat bahwa data diagnoses adalah:
BOTH (Bukti Otentik Tuntutan Hukum)
informasi beraspek hukum & legal
Maka diperlukan kehadiran RM-IK yang
baik, komplit, tepat waktu
30

Asal Informasi Diagnoses Pasien


dari:
Dokumentasi DATA DIAGNOSES
di
A GOOD
MEDICAL/HEALTH RECORDS
yang
Nara Sumber Utamanya adalah
para DOKTER!
31

PERATURAN
Juknis No: 78/YanMed/RS Umdik/
YMU/I/91 tgl. 31 Januari 1991,
tentang
Penyelenggaraan
Rekam Medis/Medical Record Rumah Sakit
(SK Dirjen Yan Med Dep Kes RI):

Sudah ada SK yang baru dari Kem-kes


(20082014?) dan Pedoman dari PORMIKI
32

Menyebut:
Dengan sudah diterimanya buku ini, tidak ada
lain, di SETIAP RUMAH SAKIT HARUS
melaksanakan penyelenggaraan rekam medis dengan
BAIK, kelalaian dalam melaksanakan ketentuanketentuan yang tercantum pada Petunjuk Tersebut,
baik DIREKTUR maupun SEMUA PETUGAS YANG
TERKAIT akan mendapat SANKSI
sesuai dengan
PASAL 20 & 22
dalam
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
No: 749a/ MENKES/Per/XII 1989
33

UU RI No: 29 Th. 2004 tentang Praktek Kedokteran


Paragraf 3
Rekam Medis
Pasal 46
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus segera dilengkapi setelah pasien selesai
menerima pelayanan kesehatan.
(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama,
waktu dan tanda tangan petugas yang memberikan
pelayanan atau tindakan.
34

Pasal 47
(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau
sarana pelayanan ksehatan, sedangkan isi rekam
medis merupakan milik pasien.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh
dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam
Peraturan Menteri.
35

Paragraf 4
Rahasia Kedokteran
Pasal 48

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan


praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia
kedokteran.
(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran
diatur dengan Peraturan Menteri.
36

REKAM MEDIS YANG BAIK


Dikaitkan dengan DIAGNOSES
HARUS: LENGKAP & mampu BERFUNGSI sebagai:
1. Alat komunikasi antar yang terlibat
2. Dokumentasi kesinambungan Asuhan/pelayanan
3. Media Data Dasar Informasi Kesehatan (evaluasi
asuhan medis, perawatan & pelayanan)
4. Sejarah Paparan Riwayat Kesehatan & Hasil
Produk Asuhan/Pelayanan yang diterima
Individu
Pasien
5. Bahan BOTH pelayanan MEDIKO-LEGAL
6. Sumber Data Primer Statistik Morbiditas/
Epidemiologik/Mortalitas/KLB dsb.
7. Bahan Riset & Edukasi.
37

Bukti Pembiayaan Pelayanan


Kemkes masih sibuk menata dan
mengevaluasi Program Asuransi Kesehatan
bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Diagnoses Pasien(kode ICD-10) berikut
segala tindakan (ICD-9-CM) diperlukan
sebagai
Bahan bukti besaran biaya yang harus
dibayarkan kembali ke
Institusi Pelayanan Kesehatannya
38

Rekam Medis yang Bermutu


(Kutipan dari tulisan Gemala Hatta dalam: Peranan Rekam Medis dalam
Tanggunggugat Praktek Profesional Tenaga Kesehatan, 1991)

(1) akurat menggambarkan proses dan hasil akhir produk


pelayanan yang diukur secara benar;
(2) lengkap mencakup seluruh kekhususan pasien dan
sistem yang dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran;
(3) terpercaya dapat digunakan dalam berbagai
kepentingan
(4) valid atau sah dan sesuai dengan gambaran proses
atau produk hasil akhir yang diukur;
39

Rekam Medis yang Bermutu (-lanjutan-)

(5) tepat waktu dikaitkan dengan episode pelayanan yang


terjadi;
(6)

berguna untuk kajian, analisis dan pengambilan


keputusan;

(7)

seragam batasan sebutan tentang elemen data yang


dibakukan & konsisten penggunaannya di dalam
maupun di luar organisasi.

(8) dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati


diterapkan.
(9) terjamin kerahasiaannya; dan
(10) mudah diperoleh melalui sistem komunikasi antar yang
40
berwenang.

KOMPETENSI CODER Diagnoses


MAMPU:
1. dengan tepat mencatat, mengumpulkan
dan mengambil kembali informasi sesuai
diagnose ataupun tindakan medis-operasi
yang diperlukan ( uniformitas sebutan
istilah (medical terms))
2. dengan mudah mengentry data ke database
komputer yang tersedia (satu code
bisa mewakili beberapa terminologi yang
digunakan para dokter)
41

(Lanjutan-1)

3. dengan cepat dan tepat menyediakan


data yang diperlukan oleh sistem pembayaran/penagihan biaya yang dijalankan/diaplikasi. (sistem penagihan asuransi kesehatan)
Contoh:
Di USA, Australia, Singapore dll. ada DRGs
(Diagnosis Related Group System)
Di Indonesia saat ini juga ada INA-DRGs
INA-CBGs
42

(Lanjutan-2)

4. memaparkan indikasi alasan mengapa


pasien memperoleh asuhan/perawatan/
pelayanan (justifikasi runtunan kejadian)
5. menyediakan informasi diagnoses dan
tindakan (medis/operasi) bagi:
riset,
edukasi dan
kajian asesment kualitas
keluaran/outcome
(legal dan otentik)

43

PROSES PENGKODEAN:
Coding Diagnosis
bukan
proses yang sederhana
melibatkan: - DOKTER
- perawat
- CODER dan petugas RM
lain-lain
- pengentry data diagnosis dll.
- pengentry data ke program
DRGs-CASEMIX

44

PROSES CODING
Review of the Medical Record
Selection of Diagnoses and Procedures to Code
Assignment of Code Numbers
Sequencing Codes (inpatients)
Entry of Coded Data into Database (abstracting)
Generation
of INDEXES

Entry of Codes
on Patients Bill
45

DIAGNOSIS ADALAH INTI/TITIK MULA


ASUHAN/PELAYANAN KESEHATAN
DIAGNOSES adalah:
-

MASALAH penyebab pasien mencari/


mendatangi/memperoleh asuhan medis dan
pelayanan kesehatan lain.

Produktivitas/produk asuhan TENAGA


MEDIS DOKTER

INTI penggerak segenap pelayanan institusi


dan asuhan medis
46

Diagnosis adalah (Lanjutan-1)

PAPARAN utilisasi fasilitas standard


diagnostik, terapi berserta fasilitas medis/
perawatan yang tersedia/terjadi
- STATUS kesehatan pasien/kualitas hasil
asuhan medis/pelayanan perawatan dan
fasilitas pelayanan penunjang yang telah
terjadi.
-JUMLAH BIAYA pelayanan yang harus
disediakan oleh institusi dan dibayar kembali
pasien/pelanggan/pembiaya (DRGs/INA-CBGs)

47

Diagnosis adalah . (Lanjutan-2)

INFORMASI paparan JUSTIFIKASI


RUNTUNAN seluruh tindakan serta
keluaran yang telah terjadi pada pasien.

INDIKATOR status kesehatan, mutu dan


cakupan pelayanan sistem kesehatan
masyarakat yang dikembangkan.

48

DIAGNOSIS
harus ada di
Rekam Medis-Kesehatan
Setiap Pasien
seperti yang diatur dalam Permenkes,
dan diundangkan dalam
UU Praktek Dokter dan Dokter Gigi)
Dokter harus menuliskan diagnoses dan
prosedure yang terlaksana pada pasiennya!
49

Nomor/CODE (Sandi) Diagnoses (ICD-10)


Nomor Code/sandi Diagnose
sesuai
Sistem Klasifikasi ICD-10
adalah:
Wakil Pernyataan Diagnoses Final
yang ditegakkan
oleh
Para Praktisi
Asuhan Medis-Kesehatan/DOKTER.
50

MASALAH:
DOKTER = Nara Sumber Utama Data
Diagnosis Pasien.
Namun
harus diingat bahwa:
DOKTER bukan CODER
dan
CODER bukan DOKTER
(di Indonesia)
51

DIAGNOSE(S)
adalah
= titik mula serangkaian kegiatan
pelayanan/asuhan
= kondisi pasien saat admisi dan pulang dari
institusi pelayanan
= penyerap sumber daya pelayanan yang
tersedia/harus disediakan
= Penentu Jumlah Biaya Pelayanan
52

DIAGNOSE(S)
harus
memaparkan
KONSISTENSI RUNTUNAN
diagnostik/terapi
yang
WAJAR / STANDARD!

CLINICAL PATHWAY
53

Manajemen Data Medis yang Baik


Akan dapat: MEMAPARKAN / MENAYANGKAN
Secara TRANSPARAN
INFORMASI Pelayanan KESEHATAN
yang
Mencerminkan terlaksanaannya:
Tertib Administrasi
Bukti Legal kepastian segala tindakan
medis/pelayanan
Peringkat MUTU PRODUK asuhan/pelayanan
yang
Dapat dipertanggungjawabkan terlaksana,
melalui SISTEM yang diterapkan / dikembangkan.

54

DATA DIAGNOSES INSTITUSI PELAYANAN


Data Diagnoses

di-coding
di-indeksing
di-rekap

menjadi INFORMASI tentang


DEMOGRAFI POLA PENYAKIT
&
MASALAH TERKAIT KESEHATAN
yang hadir/ terjadi di
KOMUNITAS/MASYARAKAT
PENGGUNA JASA PELAYANAN &
PAPARAN MUTU ASUHAN MEDIS/PELAYANAN
55

DATA DIAGNOSES INSTITUSI PELAYANAN (Lanjutan-1)

INFORMASI DIAGNOSES ADALAH:


BAHAN DASAR PERENCANAAN PEMBIAYAAN
dalam
Upaya Pengembangan Fungsi:
KONTROL, EVALUASI, KOMUNIKASI
MANAJEMEN

fungsi PERENCANAAN
MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN
menjadi:
> EFISIEN dan > EFEKTIF
56

UNTUK APA?
(seyogyanya) dimanfaatkanlah
oleh para pengambil
keputusan dan kebijakan terkait
program kesehatan
Coder dituntut harus bekerja dengan:
- presisi,
- akurat dan
- tepat waktu
dalam memproses kode penyakit.
57

INDEKS PENYAKIT
Sumber data diagnosis bagi proses input
ke
Sistem Pelaporan
adalah
Indeks Penyakit (individual)
yang merupakan instrument bantu utama
Penyimpan dan Pengambilan kembali (Retrieval)
DATA DIAGNOSIS
yang sesuai sebutan pada judul indeks.
58

CONTOH:
Indeks Berjudul Kode ICD- 3-digit.
Indeks Typhoid A01.-,
DHF (B97.X),
Indeks Hypertension (I10-, I15),
Infark Jantung Akut (I21.-)
Indeks KB (Z30.-).
Metode Persalinan (O80-O84)
Indeks Status Bayi Lahir (Z37.-, Z38.-)
Indeks Luka bakar (T20.- T32.-)
indeks Kecelakaan Motor dst.
(Tanda X di belakang titik, memberi arti kode tersebut
tunggal, tidak ada anggotanya yang berdigit ke 4)
59

INDEKS (Lanjutan-1)

Buatlah program komputerisasi


integrated dengan sistem R-ADTs
(Registration-Admission, Discharge and
Transfer) simpan data diagnosis
dalam format Indeks
untuk mempenuhi segenap
sistem pelaporan
akan menghemat waktu dan tenaga
dan biaya

60

INDEKS (Lanjutan-2)

Rincian item pada suatu indeks ditentukan


oleh
masing fasilitas kesehatan
agar
memenuhi kebutuhan masing-masing.
Minimum:
agar bisa memenuhi rincian RL
mempermudah penyelesaian pelaporan
untuk Depkes, Lihat format RL.
Di samping untuk memenuhi kebutuhan internal.61

ICD-10
Beda dengan ICD-9 yang terdiri hanya dari
2 Volume, Voume 1 dan 2
ICD-10 terdiri dari 3 volume: Volume 1, 2 dan 3.
ICD-10 Volume 1 adalah:
Daftar tabulasi lengkap penyakit,
Daftar Kode morfologis neoplasma,
dan
daftar tabulasi singkat diagnoses (DTD
(format ini yang diadaptasi RL)
62

ICD-10 (Lanjutan-1)

ICD-10 Volume 3 adalah:


-

daftar indeks alfabetis istilah diagnoses,


daftar sebab luar gangguan,
daftar sebutan generik obat/zat kimia lain,

63

ICD-10 (Lanjutan-2)

ICD-10 Volume 2 adalah


- buku khusus yang merupakan
manual pedoman cara coding (pengkodean)
morbiditas dan
mortalitas
dengan aturan cara menggunakan ICD-10,
(Manual ini pada ICD-9 digabung di Volume 1).
(Negara-negara maju lain menyusun ICD-9
Volume 3 CM-nya yang khusus memuat:
daftar tindakan/prosedur medis-operasi)

64

STRUKTUR ICD-10 Volume 1


Indeks (Daftar Isi)
-

Halaman

Pengantar 1
Pengakuan 5
Updates .......................................................... 7
Training .......................................................... 7
Pusat Kolaborasi Klasifikasi Penyakit 9
Laporan hasil pertemuan internasional
berkaitan dengan Revisi ke 10 ICD .13
Daftar kategori 3-digits 31
Daftar tabulasi istilah yang termasuk dan
subkategori 4-karakter ... 97
65

STRUKTUR ICD-10 Volume 1 (Lanjutan-1)

Indeks (Daftar Isi)

Halaman

Bab I s/d XXI (XXII) ... 99 1023

Morfologi neoplasma
...1025
Daftar tabulasi khusus mortalitas &
morbiditas .1051
Definisi-definisi ..........1075
Regulasi berkaitan dengan nomenklatur
1081

66

Bab-Bab di Volume 1 ICD-10


A-Z -U), halaman 107 - 1024
BAB (alfabet) Judul Bab

Halaman

I (A-B) Penyakit Infeksi dan Parasitik tertentu


II (C-D) Neoplasma

99-163
165-225

III (D)

Penyakit Darah dan Organ Pembentuk Darah


dan gangguan yang melibatkan Mekanisme
Imunitas
227-245
IV (E) Penyakit Endokrin, Nutrisional dan Metabolik 247
V (F) Gangguan Mental dan Prilaku
281
VI (G) Penyakit Sistem Saraf
347
VII (H) Penyakit Mata dan Adneksa Mata
379
VIII (H) Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoid
407
67

Bab-Bab di Volume 1 ICD-10 A-Z (kecuali U), halaman 107 - 1175

BAB (alfabet) Judul Bab

Halaman

IX ( I ) Penyakit Sistem Sirkulasi


X (J) Penyakit Sistem Respirasi
XI (K) Penyakit Sitsem Digestif
XII (L) Penyakit Kulit & Jaringan Bawah Kulit
XIII (M) Penyakit Otot-Kerangka Tulang & Jaringan
Ikat
XIV (N) Penyakit Sistem Genitourinaria
XV (O) Kehamilan, persalinan-kelahiran dan nifas
XVI (P) Kondisi-kondisi tertentu dimulai dalam
periode perinatal
XVII (Q) Malformasi, deformasi dan abnormalitas
kromosomal yang kongenital

417
455
485
531
557
603
641
679
705
68

Bab-Bab di Volume 1 ICD-10 A-Z (kecuali U), halaman 107 - 1175

BAB (alfabet)
Judul Bab
Halaman
XVIII (R)
Simtoma, tanda-tanda dan temuan
klinis, laboratori yang abnormal, NEC
(Not elserwhere classified) 755
XIX. (S-T) Cedera, keracunan dan konsekuensikonsekuensi lain akibat sebab luar
789
XX. (V-W-X-Y) Sebab-sebab luar Mortalitas
dan Morbiditas
891
XXI. (Z)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
status kesehatan dan kontak dengan
fasiltas pelayanan kesehatan
979
XXII (U)
Codes for Special purpose
1023-1024
Antibiotics
69

STRUKTUR BAB
BAB
BLOK
GRUP KATEGORI KATEGORI (3-digit)
SUB-KATEGORI (digits ke 4
di belakang titik), dan kadang
untuk nomor kode tertentu ada
tambahan nomor sebagai
digit ke-5 (dicacat pada kolom
tersendiri).

70

Arti Tanda Baca


Klasifikasi ganda dengan tanda baca:
dagger ( ), sangkur, pedang) dan
asterisk(*), bintang).
Kode tambahan untuk nomor kode tertentu
(additional code), (supplementary code)
Kode primer dan kode sekunder
Kode morfologi tumor (M. ----/-)
Kode digit ke-5 (untuk site lokasi gangguan,
Bisa site lokasi tubuh
Bisa jenis aktivitas , dsb.)
71

Arti Tanda baca (Lanjutan)

Peraturan/konvensi arti tanda-tanda baca:


:

(titik-titik, colon),

( ), [ ], } (Bentuk bebagai tanda kurung)


.-

Titiak garis yang mengikuti, mengurung kode atau


perintah yang harus dilaksanakan sebelum pilihan
kode diputuskan (akan dibahas lelih lanjut secara
rinci di acara pembahasan tentang Konvensi
Tanda Baca sesuai ICD-10, WHO.)
72

Contoh Struktur Kode Kategori


Kode dasar kategori terdiri dari 3 digit, 1 Alfabet dan 2
nomor Contoh [105-110]:
BAB I Certain Infectious and Parasitic Diseases
BLOK Tuberculosis (A15 A19)

GROUP Kategori A19 Miliary tuberculosis


Subkategori A19.0
A19.1
A19.2
A19.8 other
A19.9 unspecified
73

STRUKTUR ICD-VOLUME 2
Daftar Isi
1.
2.

INSTRUCTION MANUAL
Halaman

Penjelasan
Deskripsi ICD-10
2.1 Tujuan dan pengaplikasiannya
2.2 Konsep keluarga besar ICD
2.2.1 Diagnosis-related classifications
2.2.2 Non-diagnostic classification
2.2.3 Information support to primary
health care
2.2.4 International Nomenclature of Diseases
2.2.5 The role of WHO
2.3 Prinsip umum klasifikasi penyakit

1
3
3
3
6
8
11
12
13
13

74

STRUKTUR ICD-VOLUME 2 (Lanjutan-1)

Daftar Isi

Halaman

2.4 Struktur dasar dan kekhususan klasifikasi ICD


2.4.1 Volume-2
2.4.2 Bab-bab
2.4.3 Blok kategori-2
2.4.4 Kategori-2 3 karakter
2.4.5 Kategori-2 4 karakter
2.4.6 Supplementary subdivisions for use at
the fifth or subsequent character level
2.4.7 Kode U yang belum dimanfaatkan. *

14
15
15
16
16
16
17
17

* Pada ICD Revisi yad. Kode U disediakan untuk SAR dll.

75

STRUKTUR ICD-VOLUME 2 (Lanjutan-2)

Daftar Isi
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Halaman

Cara menggunakan ICD volume 1 dan


volume 3.
19 - 28
Rules dan pedoman pengkodean mortalitas
dan morbiditas
31 - 137
Presentasi statistis
163 - 173
Riwayat perkembangan ICD
175 - 184
Referensi
187
Index
189

76

STRUKTUR ICD VOLUME 3


Penjelasan

Hal.

Susunan umum indeks 1


Konvensi-konvensi yang berlaku pada indeks

Seksi I. Indeks alfabetis penyakit dan bentuk


alamiah cedera

10

Seksi II.

661

Sebab-sebab luar suatu cedera

Seksi III. Tabel nama generik obat-obat dan


zat-zat kimia
715
(Di Edisi 2010 tidak ada corrigenda)

77

RUNTUNAN TINDAKAN
CARA MENGGUNAKAN ICD-10
UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN
PENGKODEAN SECARA UMUM
1.

Baca dan pelajari isi buku manual/pedoman Coding


ICD-10, Volume 2 (perhatikan makna dari berbagai
tanda baca yang mempunyai arti khusus pada ICD-10,
(.-) (:) ( ), [ ], { kata and, with, or dan sebagainya.

2.

Pilih kata/istilah yang akan digunakan sebagai Leadterm untuk memandu coder mencari istilah yang
sama beserta nomor kode yang mengikuti di
belakangnya, pada Volume 3 ICD-10.
78

RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10


UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-1)

3.

Perhatikan perintah yang ada di dalam kurung ( ),


di belakang istilah diagnosis yang ditemukan, dan juga
perintah yang dilengkapi dengan kata (see, see also
) dan jalankan perintah yang dimaksud. (see adalah
mandataris)

4.

Perhatikan ada atau tidak Note: di atas atau


di bawah istilah berikut kode yang akan dipilih. Ada
kemungkinan ada perintah untuk menambah digit di
belakang digit ke-3, ke-4 atau membatasi cara
penerapan kode yang akan dipilih.
79

RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10


UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-2)

5.

Kontrol kode yang dipilih dengan yang tertera di


Volume 1.
Perhatikan:
(1) penjelasan pada Note: di bawah Bab atau di
bawah kategori, subkategori yang umumnya
mengatur batasan pemanfaatan kode yang terkait;
(2) Includes dan Excludes yang ada di bawah Bab,
Kategori atau Subkategori yang membatasi jenis
yang termasuk dan atau tidak termasuk ke
kategori/subkategori terkait
(3) adanya kalimat dalam kurung [ ] atau ( ),
jalankan perintah yang tersebut di dalam kurung,
yang umumnya akan lebih merinci informasi yang
akan dihasilkan.

80

RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10


UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-3)

6.

Apabila semuanya sudah cocok dan tidak


melanggar aturan yang ditetapkan Pilih kode
tersebut sebagai kode diganoses atau masalah
terkait kesehatan tersebut sebagai masukan ke
sistem perekaman dan informasi yang dikembangkan.

7.

Simpan kode yang telah dipilih dalam format kartu


indeks istilah diagnosis terkait secara manual
ataupun komputer/elektronik.

81

RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10


UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan-4)

8.

Kode data diagnoses: Kebidanan, metode


persalinan (methode of delivery) dan nifas
(puerperium) serta bayi neonatal/perinatal,
sebab luar cedera, neoplasma, memerlukan
desain format perekaman code khusus.

9.

Yang tidak kalah penting adalah:


* Ubahlah dulu ejaan istilah dalam bahasa
Indonesia ke ejaan bahasa Inggris/Amerika sebelum
mencarinya di Volume 3. (Vol 1 ejaan Inggris)
* Adakan analisis kualitatif dan kuantitatif Rekam
Medis sebelum proses coding dimulai.
82

DUAL CLASSIFICATION
(Klasifikasi Ganda)
Ini berlaku bagi beberapa diagnose tertentu.
Ada code diagnose yang berjumlah 2 code yang
pertama dengan code disertai tanda (dagger)
yang kedua dengan tanda * asterisk.
Code ber-dagger adalah penyakit penyebabnya.
Code ber-asterisk * adalah menjelaskan manifestasi
pada organ tubuh dari penyakit penyebabnya.
Code model ini banyak digunakan pada penyakit
infeksi menular dan juga pada penyakit-penyakit
sistem organ tubuh tertentu.
83

Contoh: Klasifikasi Ganda


Contoh:
TB meningitis
NIDDM cataract
Anemia pada kanker hati
Dementia pada penyakit
Alzheimer yang early onset
Cardiopathy pada gout tophi j
jantung
Meconium ilues (bayi)
Radang pelvis GO, wanita
Prostatitis GO

No: A17.0 G01*


No: E10.3 H28.0*
No: C22.0 D63.0*
No: G30.0 F00.0*
No: M10.0
No: E84.1
No: A54.2
No: A54.2

I43.8*
P75*
N74.3*
N51.0*
84

KOVENSI TANDA BACA pada Daftar Tabulasi


Kurung [ ] untuk sinonim, kata lain atau frasa
penjelasan [Hal. 113. A30 & hal. 230. D55.0 &
hal.237 D68.8]
Kurung ( ) untuk menampung kata suplementary,
akan tanpa/tidak mempengaruhi nomor code yang telah
ditetapkan (lihat halaman di bawah Bab-2)
Kurung } digunakan seperti pada biasanya (untuk
memberi tanda menggabungkan) [lihat 105 pada A15].
Kode bertanda setelah desimal . (E11.-) harus diisi
dengan angka yang ditemukan di Volume 1
85

KOVENSI TANDA BACA pada Daftar Tabulasi


(Lanjutan-1)

Kata diikuti oleh tanda baca titik-titik (:) (colon)


menandakan istilah sebutan diagnose belum
lengkap, harus ditambah dengan satu atau kata
modifier lain agar sesuai dengan apa yang
dimaksud pada code yang tersedia.
[lihat hal. 504 K36, appendicitis: ]
NOS (Not Otherwise Specified) sama nilainya
dengan Unspecified dan unqualified = tidak
dirinci atau dikualifikasi lain [hal. 107 A16.9)
.
86

KOVENSI TANDA BACA pada Daftar Tabulasi


(Lanjutan-2)

NEC (Not Elsewhere Classified) = tidak terklasifikasi


di bab-bab lain
[Hal. 120, A51.4 H58.8* dan 151, B57.0 I98.1*]
Perhatikan pemanfaatan kata and (dan), or (atau)
with (dengan) pada judul blok, grup, kategori.

87

KODE DIAGNOSE TAMBAHAN, SEKUNDER &


KOMPLIKASI
CONTOH: Lihat Buku Volume 1
Kadang ada kategori yang dilengkapi dengan
keterangan:
[248] E00 dilengkapi keterangan: Use additional
code (F70-F79). If..
[252] E10-E14 Use additional external
cause code (Chapter XX), if desired,
[261] E34.0 Note: May be used as an additional
code,
[351] G06 Use additional code (B95-B97), .
[676] O98 Use additional code (Chapter 1), if
desired, to
88

KODE DIAGNOSE TAMBAHAN, SEKUNDER & KOMPLIKASI


(Lanjutan-1)

[169] C00.8, C02.8, C05.8


[See note 5 at the beginning of this chapter]
[253] E10 [See before E10 for subdivision]
[560] M00 [See site code at the beginning of this
chapter]
[577] M40 [See site code before M40]
Perhatikan juga ada:
- kode yang hanya boleh digunakan sebagai kode
suplementer.
- kode yang tidak diperkenankan untuk kode kondisi
utama.
89

KODE DIAGNOSE TAMBAHAN, SEKUNDER & KOMPLIKASI


(Lanjutan-2)

[783] (R83-R89)
The following fourth-character subdivisions are
for use with categories R83-R89:
.0
.1
dst.
[926] Falls (W00-W19)
[933] (W50-W64)
[939] (X00-X09)
[See at the beginning of .... for the classification
of the place of occurence and activity]
90

KODE DIAGNOSE TAMBAHAN, SEKUNDER & KOMPLIKASI


(Lanjutan-3)

[922] Water transport accidents (V90-V94)


The following fourth-character subdivisions are
for use with categories V90-V94
.0
.1
. 2
dst.

91

CHAPTER XVIII
[755-788]
This chapter includes:
symptoms,
signs,
abnormal result of clinical or other investigative
procedures, and
ill-defined conditions regarding which no
diagnosis classifiable elsewhere is recorded.
Excl.:
Abnormal findings on antenatal screening of mother
(O28.-)
certain conditions originating in the perinatal period
(P00-P96)

92

CONTOH: R [761]
R10
R10.0
R10.1
R10.2
R10.3
R10.4

Abdominal and pelvic pain


Acute abdomen
Pain localized to upper abdomen
Pelvic and perineal pain
Pain localized to other parts of lower abdomen
Other and unspecified abdominal pain

Tidak tersedia untuk Sakit perut unspecified.


R11 Nausea & vomiting
Excludes: ...

93

CHAPTER XXI [979]


Faktor influencing health status and contact with
health services. (Z00-Z99)
Note: This chapter should not be used for
international comparison or for primary
mortality coding
Contoh: [982]
Z03 Medical observation and evaluation for suspected
diseases and conditions
Incl.: ...
Excl.: ...
Observasi dengan dugaan TB
Z03.0
94

Lanjutan
Z10 Routine general health check-up of defined
subpopulation.
Z11.1 Special screening examination for respiratory
tuberculosis.
Z11.4 Special screening examination for [HIV]
Z21 Asymtomatic HIV infection status
Excludes: ...
Z22 Carrier of Infectious disease
Z22.0 Z22.9
Z23 Need for immunization against single bacterial diseases
Z36 Contraceptive management.
Z36 Antenatal screening.

95

CHAPTER XXII

[1023]

Codes for special purposes


(U00 U89)

Bab ini melingkupi blocks:


U00 U49
Provisional assignment of new
diseases of uncertai etiology
U80 U89 Bacterial agents resistant to
antibiotics
(Perhatikan Note: ... yang ada !)
96

ICD-10
Volume 3
Edisi 2010
WHO

97

STRUKTUR ICD-10 VOLUME 3


VOLUME 3 ALPHABETICAL INDEX
(INDEKS ALFABETIS)
ISI HALAMAN
Introduction
(Pendahuluan)
1
(Pendahuluan ini menjelaskan bahwa Indeks
Alfabetis adalah buku bantu esensial sebagai
instrumen pengkodean primer Daftar Tabulasi
Volume 1. Mengingat bahwa volume 3 memuat
sejumlah istilah diagnoses yang tidak muncul di
Volume 1. Oleh karenanya dalam upaya menentukan kode diagnosis kedua buku tersebut harus
digunakan secara bersama, volume 3 mendahului volume 1).
98

STRUKTUR ICD-10 VOLUME 3 (Lanjutan-1)


ISI

HALAMAN

General Arrangement of the Index


(Pengaturan Umum Indeks)
1
Main Section (Seksi Utama)
Indeks alfabetis dibagi dalam 3 seksi:
Section 1 (Seksi 1)
Section 2 (Seksi 2)
Section 3 (Seksi 3) 1 2
Structure (Struktur)
2
Code numbers
4
Multiple diagnoses 4
Spelling
5
Conventions used in the index
57
99

STRUKTUR ICD-10 VOLUME 3 (Lanjutan-2)


ISI
Seksi 1

Seksi 2

Seksi 3

HALAMAN
Alphabetical index to diseases
and nature of injury
(Indeks alfabetis istilah penyakit
dan bentuk alamiah cedera)

9 660

External causes of injury


(Penyebab luar cedera)

661 714

Table of drugs and chemicals


(Tabel obat dan zat kimiawi)

715 838

100

INDEKS ALFABETIK ICD-10 VOLUME 3


SEKSI 1
Alfabet
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N

Halaman
9 73
74 88
89 171
172 243
244 268
269 293
294 304
305 340
341 383
384 385
386 389
390 407
408 433
434 - 481

Alfabet
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z

Halaman
482 494
495 547
548
549 562
563 612
613 639
640 646
647 652
653 658
659
660
660
101

INDEKS ALFABETIK ICD-10 VOLUME 3


SEKSI 2
Alfabet
Halaman
A
663 671
O
B
672 674
P
C
675 681
Q
D
682 683
R
E
684 686
S
F
687 690
T
G 691
H
692
V
712
I
693 694
W
J
695
X
K
696
Y
L
697
Z
M 698 699
N
700

Alfabet Halaman
701
702 703
704 705
706 710
711
U
713 713

102

INDEKS ALFABETIK ICD-10 VOLUME 3


SEKSI 3
Alfabet
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N

TABEL OF DRUGS AND CHEMICALS


Halaman
Alfabet
Halaman
717 729
O
798 800
730 736
P
801 811
737 749
Q
812
750 757
R
813 814
758 762
S
815 822
763 767
T
823 830
768 771
U
831
772 775
V
832 834
776 779
W
835
780
X
836
781
Y
837
782 784
Z
838
785 793
794 797

103

LEAD-TERMS
(KATA PANDUAN UNTUK MENCARI
NOMOR KODE DI VOLUME 3)
Apabila istilah diagnosis terdiri dari satu kata,
gunakanlah kata tersebut untuk mencari nomor ke
indeks alfabetis Volume 3.
Apabila istilah diagnosis tertulis dalam bahasa Indonesia
ubah dulu istilah terkait dalam bahasa Inggeris ICD10 Volume 3 (Ejaan Inggris-Amerika) (Buku Volume 1
menggunakan ejaan bahasa Inggris-Inggris).
Apabila istilah diagnosis lebih dari satu kata, pilih satu
kata untuk dijadikan lead-term.
104

Lead-Term (Lanjutan-1)

Pilih lead-term suatu kata benda (noun ) yang


menunjukkan istilah diagnostik, simtom, atau
masalah kesehatan lain namun jangan kata
keterangan (adjektif atau adverbia), dan sebaiknya
bukan kata noun anatomik. *
Apabila istilah diagnosis mengandung 2 (dua) istilah
diagnosis penyakit, maka kedua-duanya dapat
dijadikan lead-term, sekaligus untuk mengontrol
kepastian nomor kode yang akan dipilih.
* Untuk keperluan ini koder harus menguasai berbagai
jenis istilah medis (Medical Terminology)
105

CONTOH LEAD TERMS


PEMANFAATAN VOLUME 3, ICD-10
SEKSI 1
1.

Penyakit Disease (dimulai di hal. 205-216, Vol.3)


rincian pembagian sesuai ANATOMICAL BASED.

2.

Komplikas Complication (hanya untuk panduan komplikasi


MEDICAL PROCEDURES)(hal. 113-121 vol. 3)

3.

Kehamilan Pregnancy (hal. 526-532 Vol. 3)


Ini adalah kata panduan untuk mencari diagnoses
status KEHAMILAN dan komplikasinya.

4.

Persalinan Labour, labor (hal. 390-391 Vol. 3)


Semua gangguan proses persalinan dapat ditelusuri
lewat istilah ini (contoh: persalinan macet, persalinan
tidak maju, hipertoni, atoni uteri dst.)
106

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 1 (Lanjutan-1)
5.

Kelahiran Delivery (hal. 187 191)


Kelahiran bisa tunggal (single delivery) bisa ganda
(multiple delivery) bisa normal, spontan, dengan
pertolongan, tindakan forsep, vakum atau seksio dan
bisa terkomplikasi (= metode persalinan) (methode of
delivery)

6.

Keadaan bayi yang lahir outcome of delivery


(hal. 494)
Hanya untuk bayi lahir sehat, tunggal atau mutiple.
Apabila bayi lahir sakit maka telusuri dari istilah medis
sakitnya umumnya akan ditemukan kode perinatal
(alfabet P).
107

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 1 (Lanjutan-1)
7.

Nifas Puerperal (periode masa ibu melahirkan sampai


dengan 40 hari) (hal. 543 545)
Perhatikan additional code yang harus menyertai kode
penyakit-2 yang menyertai status kesehatan ibu pada
masa nifasnya.

8.

Gangguan bumil yang berpengaruh pada janin cari


melalui Maternal condition affecting fetus or newborn,
(hal. 415-416)

9.

Cedera cari melalui INJURY (hal.364 376)


Harus dilengkapi informasi apa terbuka (open) atau tertutup
(closed)
Indeks urut abjad berdasrakan site lokasi cedera di
tubuh/organ tubuh.
108

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-2)
10. Luka bakar cari di BURN (hal. 85)
Apakah luka bakar akibat api, listrik, petir, zat
kimia, uap air dan gas panas.
11. Tumor telusuri melalui NEOPLASM. (hal. 437 471)
Apabila ganas CARCINOMA atau SARCOMA
Menemukannya bisa lewat Tumor see also
Neoplasms.
Istilah carcinoma/sacoma tidak bisa untuk
menelusuri nama organ yang terkena, hanya bisa
untuk menemukan jenis sel carcinoma (hal.92 97)
atau sarcomanya (hal. 564565).
Site lokasi harus lewat Neoplasms, malignant primary,
secondary, in situ, benign atau uncertain or unknown
behaviour (hal. 437 471).
12, Disease, condition, infection sulit untuk dijadikan lead terms.
(205-216) (122)
(348-358)

109

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-1)
1.

Model penyebab luar cedera cari di sebutan model terkait.


Contoh di antaranya:
Jatuh
(687) Fall, falling from, falling on dst.
Terpukul
(708) (Striking, struck) (contact with dst.)
Tertembak
memerlukan sebutan alat penembaknya
(pistol, senapan, meriam dst) (diperlukan
keterangan situasi apakah sedang perang, legal dst.)

2.

Kecelakaan lalu lintas (apapun bentuknya, jalan, udara. Air


dst.) cari di Accident (to)
Perhatikan ada tabel rincian untuk kecelakaan lalu
lintas (jenis korban dan jenis penabrak) di halaman
(hal. 664, volume 3)

3.

Gigitan
Bite (672)
Causa kebakaran Burn (672-674)

110

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-2)
4.

Terjebak

Tercekik

Runtuh

Tabrakan

Terjepit,tergencet

Terpotong

Komplikasi tindakan medis

5.

Pelepasan (peluru)
Tenggelam
Bencana alam

6.
7.
8.

Tertimbun
Ledakan
Terpajan

(675) Caught
(675) Choked
(675) Collaps
(675) Collision
(680) Crushed
(680) Cut, cutting
(675- 676) Complication

(682) Discharge
(683) Drowning
cari melalui bentuk bencananya
(earthquake, flood, storm, tidal wave dst.)

(684) earth falling (on)


(684) explosion
(685) exposure (to)
111

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-3)
7.

Gagal
(687) failure
Benda asing (masuk tubuh) (689) foreign body, object or
material)
Kebakaran hutan
(690) forest fire
Kausa fraktur
(690) fracture
Membeku
(690) freezing, frostbite,
frozen

8.

Luka tembak

9.

Gantung diri, tergantung


(692) hanging (accidental)
Suhu panas
(692) heat, hot
Ketinggian
(692) high

10.

Sengatan

(714) wound, gunshot; gunshot wound

(693) ignition (accidental)


112

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-4)
10.

Insiden tindakan medis


Terhisap
Tertelan/termakan
Cedera
Keracunan

(693) Incident, adverse


(693) Inhalation
(693) Ingestion
(694) Injury
(694) Intoxication

11.

Loncat
Terjebak di antara

(695) Jumped, jumping


(695)
Jammed

12.

Tertendang
Terbunuh
Terpukul

(696) Kicked by
(696)
Killed, killing
(696) Knock down (accidentally)

113

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-5)
13.

Kurang
(697) lack of
Legal
(697) legal
Angkat barang berat
(697) lifting
Petir
(697) lightning
Kehilangan kontrol
(697) loss of control
Berbaring di depan kereta api (697) lying before train
Nyasar di laut
(697) loss at sea.

14.

Misadventure khusus untuk pasien akibat tindakan medis.


Mabuk gunung (699) mountain sickness

15.

Bising suara (700) noise


Tidak terdaftar (700) Non-administration

16.

Tersumbat
Berlebihan

(701) obstruction
(701) over-

114

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-6)
17.

Keracunan
(702) poisoning
Terdorong
(702) pushed
Tusuk
(702) puncture
Tertusuk (702) piercing. Tindik telinga ear piercing
(244)
Tekanan (702) pressure

18.

Radiasi
Lari

19.

Terkelupas
(706) scald
Mau sendiri
(706) self harm, self inflicted
Sisa
(706) sequelae
Syok
(706) shock
Tembak (706) shooting
Tenggelam
(707) sinking

(704) radiation
(704) run, running away, running off

115

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-7)
Terpleset
(707)
Kelaparan
(707)
Tersengat
(707)
Tercekik
(707)
Membentur
(708)
Diserang (pukul)
(708)
Sufokasi
(709)
Bunuh diri
(710)
Tersengat matahari
(710)
Tertelan
(710)
Tertusuk (benda tajam) (707)
Terinjak
(707)
Menginjak
(707)
Tertutup rapat oleh
(707)

slipping
starvation
sting
strangulation
striking against
struck by
suffocation
suicide
sunstroke
swallowed, swallowing
stab, stabbing
stepped,
stepping on
shut in (accidental)
116

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 2 (Lanjutan-8)
20.

Terlempar ke, dari


(711) thrown from, off
Terjebak (711) trapped
Tersandung
(711) tripping
Tertimpa pohon (711) tree falling on, hitting

21.

Korban (712) victum


Gunung meletus (712) volcanic eruption
Vibrasi (causing injury) (712) vibration

22.

Perang (713) war operation


Tersapu (714) washed
Luka, terluka
(714) wound, wounded
Cairan infuse salah
(714) wrong fluid in infusion
Hampa udara
(714) weightlessness (in spacecraft,
real or simulation)

117

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 3 (Lanjutan-1)
Pada seksi 3 ini daftar alfabetik nama obat atau zat kimia
penyebab keracunan (Poisoning) berdasarkan nama
generiknya.
Apabila nama generic obat/zat kimia tidak diketahui, maka
dipandu untuk mencari melalui khaziat obat/zat kimia terkait.
Contoh: Baygon
Ini nama pabrik, maka tidak bisa ditemukan di Seksi 3
ICD 10. Nomor kode yang dapat diberikan kepadanya
adalah nomor kode sifat kegunaannya yakni: Insecticide,
unspecified.
Apabila komposisi dari baygon diketahui, maka bisa dicari
nomor kode yang sesuai, apakah baygon itu terdiri dari
zat carbamate, mixed, organochlorine atau
organophosphorus (Silahkan baca di label Baygon)

118

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 3 (Lanjutan-2)
(hal. 777):
Baygon sebagai insecticide NEC T60.9
Baygon sebagai insecticide mixed T60.9
Lain dengan DDT yang merupakan singkatan dari nama
generiknya.
(hal. 750)
DDT (dust)
T60.1
Begitu juga untuk endrin
(hal.758)
Endrin T60.1
Valium

tidak ada di Seksi 3, namun diazepam adalah T42.4

Paracetamol T39.1
Sedang nama Panadol tidak ditemukan di Vol.3
Aspirine (aluminum( (soluble) T39.0
Namun bodrex/bodrexin tidak ditemukan di Vol. 3

119

CONTOH LEAD TERMS


SEKSI 3 (Lanjutan-2)
Pengaruh obat pembuat cedera dirinci dalam tabel 5 lajur, lihat
di halaman Seksi 3 di Volume 3.
Contoh:
Poisoning
Adverse
___________________________________
effect in
Intentional Undeter. therapeutic
Chap. XIX Accidental self harm
intent.
use

Substance
(halaman 635)
Antifungal
- antibiotic (systemic) T36.7
- anti-infective NEC
T37.9
- disinfectant (local)
T49.0
- Nonmedicinal (spray) T60.3
Barbiturat NEC
- With tranguilizer
BCG (vaccine)

T42.3
T42,3
T50.9

X44.X44.X44.-

X64.X64.X64.-

Y14.Y14.Y14.-

X48.X41.X41.X44.-

X68.X61.X61.X64.-

Y18.Y11.Y11.Y14.-

Y40.7
Y41.9
Y56.0

Y47.0
Y47.0
Y58.0
120

CARA MEMANFAATKAN INDEKS ALFABETIS UNTUK


MENCARI ISTILAH DIAGNOSIS YANG AKURAT
1.

- Sakit kepala (Headache)


Cari di Alfabet H

Headache

R51

- Sakit kepala akibat emosi


Headache
- emotional
F45.4
- Sakit kepala kronik post cedera kepala
Headache
- post-traumatic, chronic G44.3
Sakit kepala migrain Headache migrain (type) G43.9
atau cari di Migrain Migrain (idiopathic) G43.9
Sakit kepala akibat tegang Headache tension ( )( ) G44.2
atau cari di Tension Tension headache G44.2

121

CARA MEMANFAATKAN INDEKS ALFABETIS UNTUK MENCARI


ISTILAH DIAGNOSIS YANG AKURAT (Lanjutan-1)
2.

Pharyngitis acute suppurative dengan influenza


(hal. 511)
Pharyngitis (acute)(catarrhal)(gangrenous)(infective)
(subacute)(suppurative)(ulcerative) J02.9
- with influenza, flu or gripe (see also Influenza, with,
respiratory manifestation) J11.1
Faringitis kronik (511)
Pharyngitis
chronic (atrophic)(granular)(hypertrophhic) J31.2
Pharyngitis diphtheritic A36.0
Pharyngitis purulunt
J02.9
Pharyngitis Tb
A16.8
Pharyngitis Tb dengan kepastian pemeriksaan bakteri A15.8

Berapa kode ICD-10 untuk Flu burung?


122

CARA MEMANFAATKAN INDEKS ALFABETIS UNTUK MENCARI


ISTILAH DIAGNOSIS YANG AKURAT (Lanjutan-2)
3.

Dermatitis dengan ujud kemerahan terlokalisi di kulit


punggung, akibat makanan obat dari dokter Dermatitis
due to ingestion of drugs (correct substance properly
administered) localized skin eruption.

Cari di Dermatitis (195 196)


- due to continued
- - wrong dst.
- - dst.
- ingestion, ingested substance
- - drugs and medicaments (correct substance
properly adminstered) (generalized) (see also
Dermatitis, due to, drugs) L27.0
- localized skin eruption L27.1
123

CARA MENCARI NOMOR KODE MELALUI VOLUME 3


1.

Anemia akut akibat kehilangan darah


Anemia secondary to blood loss (acute)
(1)
(2)
(3)
(4)
(hal. 44 47)
No: D62

2.

Disentri baksiler shigela A Dysentry bacillary Shigella


group A
(hal. 238-239) No: A03.0
(1)
(2)
(3)
(4)

3.

Infeksi usus karena virus Infection virus intestine


(hal. 348-358) No: A08.4
(1)
(2)
(3)
Enteritis viral Rotavirus
(1)
(2) (3)
(hal. 257-258) No: A08.0 (enteritis rotaviral)
124

CARA MENCARI NOMOR KODE MELALUI VOLUME 3 (Lanjutan)


4. Selesma Common cold rhinopharyngitis acute
(2)

(1)

(1)

(2)

(hal. 110) No: J00


(hal. 557) No: J00
Nasopharyngitis chronic (hal. 434) No: J31.1
(1)
(2)
5.

Abses peritonsil
(hal.17 20)
(1)

Abscess peritonsillar
(2)
No: J36

6.

Coma hypoglycaemic non-diabetic (hal. 112)


(1)
(2)
(3)
No: E15.x

7.

Hepatitis B kronik
(hal.317)

Hepatitis viral chronic type B


(1)
(2)
(3)
(4)
No: B18.1

125

CONTOH EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Gagal ginjal
No:
Infark miocard (MI)
No:
Campak pneumonia
No:
Abses hati amebiasis
No:
TB paru
No:
TB tulang punggung
No;
atau Spondilitis TB
No:
7.
Demam tifoid
No;
8.
Demam tifus
No:
9.
DBD (dengue haemorrhagic fever)
10.
Lumpuh layuh polio
No:
Lumpuh layuh = flaccid paralysis
11.Hepatitis A
No:
13.
Radang paru (Pneumonia)
No:
14.
Radang ginjal (Nefritis)
No:

No:

126

LATIHAN MENGGUNAKAN ICD-VOLUME 3


Diagnosis
Halaman
No.ICD:
__________________________(di Volume 3)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anaemia
(44 48)
D64.9
(An-aemia) (aem-ia = yang berkaitan dengan darah
Appendicitis
(59)
K37
(Appendic-itis) (-itis = radang)
Asphyxia, asphyxiation
(65-66)
R09.0
(A- sphyxien) (sphyxien = pulsasi/denyut)
Bacteremia
(74)
R78.8
(Bacter-emia) (Bact = bakteri)
Cachexia
(89)
R64
(kakos hexia) (kakos = bad) (hexia = state)
Chills (dingin menggigil)
(104)
R68.8
Coma
(112)
R40.2
(= koma, tidak sadar diri)
127

LATIHAN MENGGUNAKAN ICD-VOLUME 3 (Lanjutan-1)


8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Cyanosis (cyan-osis)
(163)
(Cyan = biru, -osis = keadaan)
Dementia ( = out of ones mind) (= pikun) (191)
Dehydration (de-hydrat-ion)
(186)
(de = separation hdror = water)
Encephalo-pathy (encephalo-pathy)
(254)
(encephalo = otak, pathos = sakit)
Gambling (judi)
(294)
Gastrinoma
(gaster oma)
(295)
(gaster = lambung, oma = tumor)
Hypoglycemia (spontaneous)
(337)
(hypo glyc emia) (hypo = hipo, glykos = gula)
Mal-aria, malarial (fever)
(409)
(mal aira) (mal = jelek, salah, aria = udara)

R23.0
F03
E86
G93.4
Z72.6
(M8153/1)
E16.2
B54
128

LATIHAN MENGGUNAKAN ICD-VOLUME 3 (Lanjutan-2)


16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Nephr-algia (nephron = ginjal)


(472)
(-algia = keadaan sakit)
Neur-asthenia
(474)
(neur = saraf, asthenia = kehilangan kekuatan)
Oto-rrhea (oto = telinga)
(493)
(-rrhae = cairan mengalir)
Obesity (simple) ( = gemuk)
(482)
Observation (for) ( = observasi)
(482)
Olig-menorrhea (oligo-meno-rrhae)
(487)
(Oligo =sedikit, men = menstruasi)
Osteo-malacia
(491)
(osteo- = tulang, malacia = melunak, melarut)
Osteo-porosis (= tulang keropos)
(492)
(osteo-, poros = berpori-pori)

N23
F48.0
H92.1
E66.9
Z04.9
N91.5
M83.9
M81.9
129

LATIHAN MENGGUNAKAN ICD-VOLUME 3 (Lanjutan-3)


24.

Psychosis, psychotic
(541)
F29
(Psyche osis)
25. Overweight (see also Obesity)
(494)
E66.9
26. Overdose, overdosage (drug)
(494)
T50.9
27. Paraplegia (lower) (para-plegos) (503)
G82.2
28. Polyarthrosis (poly arth osis) (522)
M15.9
29. Quadriplegia (quadi = 4) (548)
G82.5
30. Myoendocarditis see also Endocarditis (432)
(Myo-endo-card-itis)
Endocarditis (chronic) (
)(
)(
) (255)
I38
31. Meningo-encephal-itis (see also (422)
G04.9
Encephalitis (chronic) (hemorrhagic) (idiopathic)
(non-epidemic) (spurious) (subacute)
(252)
G04.9
32. Serum ....
(577)
33. Sequelae (of) see also condition)
(574-576)
34. Nonfunctioning ....
(480)
-

130

LATIHAN MANDIRI (Volume 3) (Lanjutan-1)


Istilah diagnosis dengan ejaan bahasa ICD-10
(Inggeris-Amerika):
1. Open-angle glaucoma chronic
2. Acute gastro-enteritis epidemic
3. Tuberculosis empyema (bacteriological confirmed)
4. Cerebral arterial embolism
5. Mitral insuffieciency non-rheumatic
6. Idiopathic migraine
7. Miliaria rubra
8. Streptococcal lobar pneumonia
9. Streptococcus pneumoniae lobar pneumonia
10. Bacterial pericarditis acute with effusion
11. Staphylococcal pericarditis with decompensation
12. Postmenstrual osteoporosis

No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:

131

LATIHAN MANDIRI (Volume 3) (Lanjutan-2)


Istilah dalam bahasa Indonesia
1. Sakit kepala karena tegang
2. Sakit perut
3. Sakit lambung
4. Sakit tulang
5. Sakit persendian
6. Artralgia
7. Miopati pada pecandu alkohol
8. Darah tinggi primer
9. Darah tinggi pada gangguan ginjal
10. Anemia kekurangan zat besi
11. Bisul di muka
12. Keracunan kokain akut
13. Anak autism
14. Dilatasi bronkus

No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:

132

Latihan Mencari Nomor Code Diagnosis yang Tepat


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

GEA dehidrasi
Gangguan usus akibat gumpalan cacing ascaris
Sinusitis akut infeksi streptokokus B
Anemia post partum
Edema akibat malnutrisi berat
Infeksi viral kaki-mulut
Buta senja akibat kekurangan vitamin A
Beri-beri basah dengan gangguan sirkulasi darah
Minamata, air minum keracunan merkuri
Bronchitis, usia 5 tahun
MCI, serangan sudah sejak 4 jam yang lalu
No:
Septicaemia, meningococcal infection
Coma hepatitis B acute
DM retinopathy, pasien dapat terapi insulin sudah 5 tahun.

No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:
No:

No:
No:
No:
133

LATIHAN Mandiri GENERAL CODING


1.

Pleuritis TB dengan BTA +

ICD-10:

2.

Meningoensefalitis viral

ICD-10:

3.

Flu burung dan pneumonia

ICD-10:

4.

Hepatitis B dengan koma

ICD-10:

5.

Dermatitis akibat Anthrax

ICD-10:

6.

GE infeksi

ICD-10:

7.

Abses pada ketiak

ICD-10:

8.

Unstable angina pectoris

ICD-10:

134

Jawaban LATIHAN Mandiri GENERAL CODING


1.
2.
3.
4.
5
6.
7.
8.

Pleuritis TB dengan BTA +


ICD-10: A15.6
1 (516) 2
Meningoensefalitis viral
ICD-10: A86
(422) -> encephalitis viral
(Unspecified viral mening.)
Flu burung dan pneumonia
ICD-10: J10.0
1 (284363 ) 2 (364)
Hepatitis B dengan koma
ICD-10: B16.2 see also
1 (316 -317)
2 (coma)
Failure
, acute ?
Dermatitis akibat Anthrax
ICD-10: A22.0
2 (cutaneus)
1 (57)
GE infeksi
ICD-10: A09
GE ? baca Excl.: di halaman [104]
Abses pada ketiak
ICD-10: L02.4
(17-18) (axilla)
Unstable angina pectoris
ICD-10: I20.0
(pasien dengan unstable angina pectoris rawat ICCU)
(50)
135

Daftar Pustaka

ICD-10 VOLUME 1,2 DAN 3


ICD-O 3RD edition
ICOPIM (ICPM) VOLUME 1-2
ICF 2ND Edition
ICIEC
Pedoman Penyusunan Laporan Puskesmas tentang LB-1
berdasarkan ICD-10 dan gejala Penyakit. (Pusat Data Kesehatan
Dep.Kes RI 1998)
Cumulative Official Updates to ICD-10, WHO.

136

Terimah Kasih
atas Perhatian Anda
Selamat Belajar

Jadilah coder yang handal


137

Anda mungkin juga menyukai