Kuliah 9 - Line Balancing
Kuliah 9 - Line Balancing
Kuliah 9 - Line Balancing
Kuliah 9
LSiPro FT Untirta
Muhammad Adha Ilhami
2nd Edition 2011
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami konsep
& tujuan keseimbangan lintasan
Mahasiswa mampu melakukan
perhitungan dan perencanaan
keseimbangan lintasan produksi.
Mahasiswa mampu menentukan jumlah
stasiun kerja yang optimum untuk suatu
kondisi produksi tertentu.
Pengendalian Produksi
ST = 5
ST = 5
WC A
WC B
WC C
Perfect !!!
Muhammad Adha Ilhami
Fabrication/Assembly Line
Lini fabrikasi adalah lini yang membuat
komponen menggunakan mesin secara serial.
Lini Perakitan adalah lini yang menggabungkan
part (hasil fabrikasi) menjadi satu melalui
workstation secara serial.
Components
Figure 1. An fabrication line
Peluang !!!
Jika sebuah perusahaan memiliki lini
produksi (fabrikasi/assembly) seperti
pada figure 1, maka lini harus
diseimbangkan.
Components
Figure 1. An fabrication line
Fabrication/Assembly Line
Illustration
Fabrication lines
Assembly line
Fabrication/Assembly Line
Illustration?
Fabrication lines
Assembly line?
Muhammad Adha Ilhami
Prinsip Penyeimbangan
Penyeimbangan lini fabrikasi cenderung
membutuhkan perubahan mekanis dan teknis untuk
menjadi seimbang.
Penyeimbangan lini perakitan cenderung
membutuhkan perubahan cara kerja individu pekerja
atau workstation.
Oleh karena itu lini perakitan dapat diseimbangkan
dengan memindahkan suatu task dari pekerja
atau workstation ke pekerja atau workstation
lain.
Dimana waktu antar satu individu/workstation
dengan yang lain diupayakan sama.
Muhammad Adha Ilhami
Ilustrasi SALB-I
Jika diketahui production rate yang diinginkan adalah 6 menit/unit.
Elemen Pekerjaan 1 : merakit A + B = AB (t = 3 menit)
Elemen Pekerjaan 2 : merakit AB + C = ABC (t = 2 menit)
Elemen Pekerjaan 3 : merakit ABC + D = ABCD (t = 4 menit)
Elemen Pekerjaan 4 : merakit ABCD + E = ABCDE (t = 2 menit)
Maka secara intuitif solusinya adalah 2 stasiun kerja dimana :
Stasiun Kerja 1 = merakit A + B + C = 3 + 2 = 5 menit
Karena jika Stasiun kerja 1 ditambahkan Elemen Pekerjaan 3 maka ST = 5 + 4 =
9 menit > 6 menit (desired) maka ini tidak bisa dilakukan
Sehingga Elemen Pekerjaan 3 masuk ke Stasiun kerja 2 = merakit ABC + D + E = 4
+ 2 = 6 menit
Hints: Mungkin saja dibuat 4 stasiun kerja, namun waktu siklus lini menjadi 4
menit/unit, ini memang lebih baik secara waktu, namun menjadi buruk karena
dibutuhkan 4 operator pada lini perakitan seperti ini.
Sehingga disimpulkan cukup 2 stasiun kerja saja.
Muhammad Adha Ilhami
Ilustrasi SALB-II
Ditetapkan sudah ada 2 stasiun kerja, dan terdapat 4 elemen kerja yaitu:
Elemen Pekerjaan 1 : merakit A + B = AB (CT = 3 menit)
Elemen Pekerjaan 2 : merakit AB + C = ABC (CT = 2 menit)
Elemen Pekerjaan 3 : merakit ABC + D = ABCD (CT = 4 menit)
Elemen Pekerjaan 4 : merakit ABCD + E = ABCDE (CT = 2 menit)
Alternati
f1
Stasiun
CT =Kerja
8
1
menit
1
Alternatif
2
Stasiun
CT = Kerja
6
1
menit
1
Alternatif
3
Stasiun
CT = Kerja
9
1
menit
1
3
2
Stasiun Kerja
2
2
4
Stasiun Kerja
2
3
Stasiun Kerja
2
3
Muhammad Adha Ilhami
Alternatif
4
Stasiun
CT = Kerja
11
1
menit
1
3
2
Stasiun Kerja
2
Ilustrasi Conveyor
5 minutes
6 minutes
3 minutes
Conveyor
Raw
Materials
Finish
Good
Keterangan:
LE
: Line Efficiency
ST
: Station Time
K : Number of Work Station
CT : Cycle Time
Smoothness Index
Smoothness Index (SI) adalah indeks yang
mengindikasikan seberapa seimbang suatu
lintasan produksi. Nilai SI = 0 adalah nilai
keseimbangan lintasan yang sempurna.
Balance Delay
Balance Delay adalah jumlah waktu
menganggur suatu lini perakitan
karena pembagian kerja antar
stasiun yang tidak merata.
Dimana:
M = N = jumlah stasiun kerja
C = CT = cycle time
ti = waktu proses elemen pekerjaan i.
A=5
A=10
A=3
A=8
A=5
A=10
A=3
A=8
A. Kilbridge-Weston
1. Gambar precedence, dan bagi ke dalam kolom-kolom,
dimana kolom I adalah operasi tanpa pendahulu
(predecessor), kolom II adalah operasi dengan predecessor
operasi di kolom I, dst.
2. Tentukan Waktu Siklus (CT) dari bilangan prima waktu total
elemen kerja dan tentukan jumlah stasiun kerja.
3. Tempatkan elemen-elemen kerja ke stasiun kerja sedemikian
sehingga total waktu elemen kerja tidak melebihi waktu
siklus. Hapus elemen kerja yang sudah ditempatkan dari
daftar elemen kerja
4. Bila penempatan suatu elemen kerja mengakibatkan total
waktu elemen kerja melebihi waktu siklus maka elemen kerja
tersebut ditempatkan di stasiun kerja berikutnya.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai seluruh elemen kerja
ditempatkan.
Muhammad Adha Ilhami
Penentuan
Cycle Time
Posisikan
Stasiun
Kerja
ove
r
Cek
Waktu
stasiun kerja
Seluruh
elemen
kerja
diposisika
n?
Belu
m
Hitung
LE & SI
Ya
Cari
Alternatif
Berikutnya
Cuku
p
Pilih
Lintasan
Terbaik
Kilbridge-Weston
Precedence
Graph & Bagi dalam
region
Menentukan Jumlah
Stasiun Kerja
Fungsi penentuan jumlah stasiun
kerja:
Contoh Perhitungan:
Diketahui precendence diagram:
Jumlah
Predecess
or
1 (5)
7 (2)
2 (3)
9 (1)
4 (3)
10 (4)
3 (4)
8 (6)
5 (6)
11 (4)
6 (5)
12 (7)
11
Stasi Elemen
un
ST
1&2
II
4&5
III
3&6
IV
7, 9 &
10
8 & 11
10
VI
12
Eleme
n
ST
CT ST (ST-ST)^2
1&2
II
4&5
III
3&6
IV
7, 9 &
10
8 & 11
10
VI
12
50
24
B. Metode Helgeson-Birnie
(Rank Position Weight)
Disebut juga sebagai Teknik Bobot Posisi, dimana
langkah-langkahnya adalah:
1. Hitung bobot posisi setiap elemen kerja. Bobot
posisi dihitung dengan menjumlahkan waktu
elemen-elemen pada rantai terpanjang mulai
elemen tersebut sampai elemen terakhir.
2. Urutkan elemen-elemen menurut bobot posisi
dari besar ke kecil.
3. Tempatkan elemen kerja dengan bobot
terbesar pada stasiun kerja sepanjang tidak
melanggar hubungan precedence dan waktu
stasiun tidak melebihi waktu siklus.
4. Ulangi langkah 3Muhammad
sampai
seluruh elemen
Adha Ilhami
ditempatkan.
ove
r
Tempatkan elemen
dalam stasiun kerja
Cek
Waktu
stasiun kerja
Belu
m
Seluruh
elemen
kerja
diposisika
n?
Hitung
LE & SI
Muhammad Adha Ilhami
STOP
Helgeson &
Birnie
Urutkan elemen
berdasarkan bobotnya
(ascending)
Elem
en
(wakt
u)
Bobot
Eleme
n
(wakt
u)
Bobot
1 (5)
34
7 (2)
15
4 (3)
29
10 (4)
15
2 (3)
27
8 (6)
13
5 (6)
26
11 (4)
11
3 (4)
24
9 (1)
6 (5)
20
12 (7)
7 Ilhami
Muhammad Adha
Eleme
n
ST
CT ST (ST-ST)^2
1&4
II
2&5
III
3&6
IV
7 & 10
16
8 & 11
10
VI
9 &12
50
26
Muhammad Adha Ilhami
LE = (50 x 100%)/
(6 x 10)
= 83,33%
SI = (26)^(1/2) =
5,09
C. Pendekatan
Matematik
Tugas A
1. Lakukan penyeimbangan lintasan dengan
metoda RPW atau RA untuk kasus dengan
precedence diagram sebagai berikut. Diketahui
perusahaan bekerja selama 1 shift (8 jam) /
hari, dan terdapat demand sebesar 30 unit/hari.
6(5
(20%)
)
1(2
)
2(6
)
4(4
)
3(5
)
5(4
)
7(3
)
9(1
)
Tugas B
1. Lakukan
penyeimbanga
n lintasan
untuk
permasalahan
berikut:
References
Kilbridge, M, Wester, L. 1961.
Management Science, Vol. 8, No. 1,
pp. 69-72. Informs
http://www.jstor.org/action/showPub
lication?journalCode=manascie
Halim, A.H. 2003. TI-3122
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi: Keseimbangan Lintasan.
Institut Teknologi Bandung
http://lspitb.org
Muhammad Adha Ilhami