Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN
MULTIPLE MYELOMA
Kelompok 10
Fajar Kharisma NIM 142310101060
Dinar Izzati Silvia P.I NIM 142310101142
Hermawan Soediono NIM 142310101130

Pengertian
Multiple myeloma adalah keganasan sel B dari sel plasma
yang memproduksi protein imunoglobulin monoklonal.

Hal ini ditandai dengan adanya proliferasi clone


dari sel plasma yang ganas pada sumsum tulang,
protein monoklonal pada darah atau urin, dan
berkaitan dengan disfungsi organ.

Epidemiologi
Multiple
myeloma
umumnya
terjadi pada usia diatas 40 tahun,
rata-rata pada usia 60 tahun.
Banyak terjadi pada laki-laki
berkulit hitam. Angka kejadiannya
kira-kira 1 % dari penyakit
maligna ,atau sekitar 10% dari
keganasan sistem hematologi.

Etiologi

Faktor genetic, pada orang amerika keturunan


afrika lebi banyak terjadi dibandingkan keturunan
asia.
Faktor lingkungan dan pekerjaan misalnya terpapar
industripetrokimia, insektisida, indusri asbes.
Terpapar radiasi seperti terjadi pada bom atom di
jepang angka kejadiannya meningkat.
Sistem immune

Manifestasi Klinis

Gejala yang umum pada multiple myeloma adalah lemah, nyeri pada
tulang (terutama pada tulang belakang atau tulang rusuk) dengan
atau tanpa fraktur ataupun infeksi dan pengeroposan tulang.

tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah


penderita mengalami
Anemia
Adanya nyeri tulang pada pelvis, tulang belakang, iga femur
Infeksi
Gagal ginjal
Gejala neurologi
Hiperviskositas
Perdarahan
Hiperkalsemia

Patofisiologi
sel-sel plasma
berpoliferasi dengan
cepat dan menyebar
secara luas di dalam
rongga sumsum
keseluruh skeleton.

Protein Bone Jones


terdapat pada
multiple myeloma
dan terjadi
hiperkalsemia dan
peningkatan asam
urat yang tinggi

dapat merusak
tubulus ginjal, resiko
batu ginjal dan
mengakibatkan
gagal ginjal.

pelepasan kalsium
dalam tulang
sehingga terjadi
pengeroposan tulang
serta hiperkalsemia.

Kompresi pada
medulla spinalis
mengakibatkan
kelumpuhan serta
gejala neurologis
lainnnya.

pembentukan
immunoglobulin
abronormal secara
berlebihan

berisiko terjadi
kompresi pada
medulla spinalis

menekan sistesis
immunoglobulin
normal sehingga
resiko infeksi
semakin besar

Tulang belakang
tersebut mudah
mengalami fraktur

Pathway

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan darah
dilakukan untuk menentukan kenormalan jumlah
protein( sel plasma) atau apakah ada kekentalan darah
yang tidak biasa.
Rongen tulang belakang untuk mengenali ketidak
normalan dan lesi pada tulang serta dapat di lakukan
CT-scan (PET) atau MRI

Pengambilan sampel sum-sum tulang belakang di


gunakan untuk biopsi aspirasi sumsum tulang belakang

Pemeriksaan Urinalisa untuk memeriksa protein dalam


urin.

Komplikasi

Prognosis

yang
tersering
adalah
fraktur patologis terutama
jika lesi ada di tulang
panjang, costa, sternum
dan vertebra.

Sistem staging internasional juga


dapat
memberikan
informasi
mengenai
prognosis
dengan
melihat kadar 2-M. Kadar 2-M
yang
tinggi
mengindikasikan
banyaknya jumlah sel myeloma
dan besarnya kerusakan ginjal
yang terjadi, semakin tinggi kadar
2-M maka semakin berat pula
kondisi pasien. Serum albumin
yang rendah, tingginya kadar
enzim
laktase
dehidrogenase
dalam darah
mengindikasikan
prognosis buruk.

Penatalaksanaan
Terapi bertarget dengan obat-obatan yaitu
bortezomib dan zarfilzomib. Serta pemberian
kortikosteroid untuk mengatur sistem kekebalan
tubuh dan mengendalikan peradangan.

Kemoterapi untuk membunuh sel myeloma

Terapi radiasi untuk menyerang dan


menghancurkan sel myeloma serta menghentikan
perkembang biakannya.

ASKEP

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai