Anda di halaman 1dari 35

INTERSTITIAL WATER &

DIAGENESIS
Oleh:
Sri Yulina Wulandari

Interstisial Water
Air yang terkandung dalam sedimen
disebut
sebagai
air
jebakan
(interstitial water atau pore water).
Air berada di antara pori-pori sedimen.
Banyak
sedikitnya
air
jebakan
tergantung ukuran partikel sedimen.

Besar
kecilnya
ukuran
partikel
menentukan
kapasitas
adsorpsi
elemen dan absorpsi oksigen terlarut
dalam sedimen.

Keberadaan air jebakan, bahan


organik mudah urai (degradable)
dan kandungan oksigen terlarut
berperan dalam menentukan status
reduksi dan oksidasi di sedimen.

Pembentukan spesiasi senyawa kimia


di sedimen dalam kondisi reduksi
berbeda dengan kondisi oksidasi.
Karakteristik kimia air jebakan
sedimen
juga
merupakan
karakteristik kimia sedimen.

Diagenesis
Proses diagenesis:
Interaksi kompleks yang terjadi
dalam air jebakan dan proses
reduksi-oksidasi sedimen
mengakibatkan pembentukan dan
perubahan komposisi mineral
(remineralisasi) dalam sedimen
(Chester, 1990).

Diagenesis
menurut
Webster
Dictionary (1986):
Proses
rekonstruksi
yang
mengakibatkan
perubahanperubahan
terhadap
sedimen,
membentuk produk baru setelah
terjadi pengendapan atau deposisi
materi.
Disebabkan oleh tekanan dan
temperatur

Pengertian lain diagenesis:


sejumlah proses yang membawa
perubahan dalam sedimen atau
batuan sedimen (sedimentary
rock) terhadap materi yang
terendapkan.

Materi anorganik dan organik yang


mengalami deposisi dari kolom air dan
terkubur dalam sedimen kompleks akan
mengalami serangkaian proses kompleks:
Diagenesis (kedalaman sekitar 1,0
atau
2,0
km)katagenesis
(kedalaman 3-4 km yang diikuti oleh
peningkatan
suhu
dan
tekanan)
-------> metagenesis (di bawah lapisan
katagenesis)

Diagenesis: suhu sampai 60C.


menghasilkan methane, CO2 dan air (hasil
degradasi bahan organik), kerogen, bitumen.
Katagenesis: 60-175C
Hidrokarbon cair dihasilkan sebagai turunan
dari kerogen.
Metagenesis: 175-200C bahkan lebih.
Methane dihasilkan dari kerogen dan
bitumen.

Proses diagenesis dalam sedimen laut:


pembentukan komponen organik geopolimer
dari organik biopolimer melalui tahapan:
Biopolimer
biokimia

degradasi

polikondensasi komponen
organik tidak larut
geopolimer.

Mobilitas Elemen Dalam Sedimen


Air jebakan dalam sedimen berfungsi
sebagai:

media terjadinya kelarutan

solidifikasi

adsorpsi-desorpsi

absorpsi

oksidasi-reduksi

transpor elemen

Proses di atas termasuk diagenetik,


sangat dipengaruhi oleh kadar O2
terlarut dalam air jebakan sedimen.
Umumnya proses reduksi terjadi
pada lapisan sedimen yang lebih
dalam
yang
kadar
oksigen
terlarutnya rendah atau tidak ada.

Proses
adsorpsi berjalan relatif
cepat serta bersifat reversible, dan
proses absorpsi berjalan relatif
lambat serta bersifat irreversible.

Transpor atau mobilitas elemen


dalam
sedimen
terkait
dengan
perubahan sifat kimia sedimen, air
jebakan dan kolom air di atasnya
melalui interaksi sedimen-air.
Mobilitas elemen dalam sedimen
merupakan
proses
kompleks
fisik,kimia dan biologi

Mobilitas ion secara matematis


dihitung dengan persamaan:
(Duursma, 1967 dalam Golterman
dan Clymo, 1967)
1/10 = C(x,t)/Co = erfc (X/2D)

C(x,t) = kadar relatif ion dalam air jebakan


sedimen (mg/l)
Co = kadar awal ion dalam wadah (kontainer)
mg/l
X = jarak penetrasi ion dalam sedimen (cm)
t = waktu (detik, hari)
erfc = complementary error function (<1,0)
D = koefisien difusi (cm2/detik atau cm2/hari)

Elemen-elemen kelumit (seperti: Fe,


Mn, Cu, Zn, Ni, Co, Pb) dalam air
jebakan
sedimen,
lebih
tinggi
kadarnya dibandingkan dengan yang
terlarut dalam kolom air laut di atas
sedimen.

Perpindahan elemen dari kolom air


ke sedimen dan sebaliknya terjadi
melalui proses adsorpsi-desorpsi.

Proses adsorpsi elemen terlarut


dipengaruhi oleh karakteristik fisik
kimia sedimen (adsorbent) dan
elemen atau konstituen terlarutnya
(adsorbate), dengan pengaruh
faktor lingkungan seperti pH, suhu,
salinitas.

Terdapat 2 model adsorpsi yang


digunakan
untuk
menjelaskan
mekanisme transpor elemen :
1. Model Adsorpsi Freundlich
2. Model Adsorpsi Langmuir

1. Model Adsorpsi Freundlich


X/m = KF Ce1/n
Dimana : X = jumlah adsorbate yang
teradsorpsi (berat)
m = jumlah adsorbent
dimana proses
adsorpsi
terjadi (berat)
KF = koefisien adsorpsi
Freundlich
(adsorbent
diffusion coefficient)

Ce = kadar elemen tersisa dalam


kolom
air (berat/volume)
n = konstanta empiris
Nilai n diperoleh dengan
memplotkan nilai ln(X/m) dan ln Ce
dalam kertas logaritma (log paper).

2. Model Adsorpsi Langmuir


Model ini digunakan dengan asumsi
bahwa lapisan permukaan sedimen
dimana proses adsorpsi terjadi
adalah dalam keadaan jenuh (dalam
keadaan setimbang),
a b Ce
X/m =
1 + b Ce

atau

Ce

1
=

Ce
+

X/m
ab
a
X/m = kandungan adsorbate per unit
adsorbent (berat/berat)
a
= koefisien saturasi/sorption
maximum (volume/berat)
b
= konstanta empiris (konstanta
energi ikat)
Ce
= kadar elemen tersisa dalam
kolom
air (berat/volume)

Selain elemen mikro, elemen makro


(major elements) baik kation maupun
anion juga terperangkap dalam
reservoir sedimen
laut melalui
proses
pengendapan
partikel
tersuspensi yang ditranspor
oleh
sungai masuk ke perairan estuari.

Perkiraan banyaknya elemen makro yang


terperangkap dalam air jebakan sedimen laut
Elemen Makro

Jumlah (x 1014
g/tahun)

Input Sungai
(%)

Na+
K+
Ca2+
Mg2+
ClSO42HCO3SiO2

0,414
0,015
0,016
0,050
0,744
0,104
0,016
0,0002

19
2,3
0,3
4,0
29
3,1
0,03
0,006

Input elemen melalui sungai yang


tergolong cukup besar adalah Na+
sebesar 19% dan Cl- 29% -------terperangkap dalam sedimen laut.
Terperangkapnya
elemen-elemen
dalam sedimen laut karena peranan
adsorpsi, absorpsi dan presipitasi
padatan tersuspensi.

Padatan
tersuspensi
abiotik
(juga
merupakan komponen mineral liat) akan
berubah muatan fraksi kationnya setelah
berpindah dari lingkungan air tawar ke
lingkungan laut.


Perubahan tsb dicirikan oleh
terjadinya penambahan (additional)
dan pengurangan (removal) fraksi
kation
elemen
makro
yang
teradsorpsi oleh mineral liat padatan
tersuspensi.

Perubahan fraksi kation elemen makro yang


teradsorpsi oleh mineral liat padatan tersuspensi.
Elemen makro

Na+
K+
Ca2+
Mg2+
H+

Rata-rata fraksi kation

Penambahan/
Pengurangan

Sungai

Laut

Fraksi kation

0,04
0,01
0,6
0,25
0,10

0,47
0,06
0,16
0,32
0,00

(+) 0,43
(+) 0,05
(-) 0,44
(+) 0,07
(-) 0,10

Penambahan
fraksi
kation
(+)
diartikan
terjadi
peningkatan
adsorpsi
makro
elemen,
yang
berakibat mengurangi kandungannya
dalam kolom air ----------net
removal.

Pengurangan fraksi kation (-): terjadi


pelepasan atau desorpsi elemen
makro yang diadsorpsi oleh mineral
liat,
berakibat
menambah
kandungannya dalam kolom air
------- net addition.

Partikel tersuspensi yang bersumber dari


sungai/darat dan mengendap di sedimen estuari
mengakibatkan:
1. Berkurangnya kandungan elemen makro: Na+,
K+, Mg 2+ terlarut
2. Bertambahnya kandungan elemen makro: Ca2+
dan H+ terlarut
3. Berubahnya komposisi kadar elemen makro
dalam sedimen (merubah karakteristik kimia
sedimen).

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai