Oleh:
BAMBANG SUKRI
NPM.12090003
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul
manajement kualitas air pada balai budidaya benih udang ini dapat
diselesaikan dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dengan segala kemampuan yang terbatas, makalah ini mencoba
menguraikan manajemen kualitas air pada balai bididaya udang. Dan dengan
adanya makalah ini, kami segenap penyusun berharap sedikit membantu para
pembaca dan penyusun sendiri dalam memehami cara menerapkan kansep
manajemen air dengan benar. Namun demikian, apabila dalam makalah ini
dijumpai kekurangan dan kesalahan baik dalam pengetikan maupun isinya, maka
kami segenap penyusun dengan senang hati menerima kritik dan saran dari para
pembaca.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada teman-teman
angkatan maupun senior fakultas perikanan dan ilmu kelautan yang bersama-sama
mewujudkan tercapainya tujuan perkuliahan Manajement Kualitas Air. Semoga
makalah yang sederhana ini bermanfaat adanya. Amin yaa rabbal alamin.
Bengkulu,
Penulis
ii
April 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................
BAB II
1
2
2
PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
Kualitas Air................................................................................
Faktor Fisika...............................................................................
Faktor Kimia..............................................................................
Sarana dan Prasarana..................................................................
Keberhasilan dalam Manajement Kualitas Air...........................
3
3
5
8
14
iii
23
23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perairan tambak dapat dianalogikan sebagai rumah dan lingkungan
tempat dimana udang tinggal dan melakukan aktifitasnya serta berinteraksi
dengan organisme lainnya. Pengelolaan kualitas air tambak sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan udang berarti menyediakan tempat tinggal bagi udang
sehingga udang merasa betah hidup di dalamnya dan dapat menjalankan
kehidupannya dengan normal di lingkungannya. Sebagai upaya menciptakan
kondisi tersebut, maka sebelum menyiapkan tempat tinggal yang nyaman bagi
udang perlu dipertimbangkan sifat dan behaviour udang agar lingkungan
perairan sesuai dengan karakteristik sifatnya, yaitu antara lain ;
1. Udang bersifat demersal, yaitu hidup di dasar perairan sehingga dalam
pengelolaan kualitas air perlu mempertimbangkan kondisi dasar tambak
yang dibutuhkan udang.
2. Udang bersifat nocturnal, yaitu aktif pada malam hari sehingga perairan
tambak perlu disesuaikan dengan proses biologi, kimia, fisika dan ekologi
yang terjadi di dalamnya terutama pada malam hari.
3. Udang bersifat phototaksis negatif, yaitu menghindari adanya cahaya
secara langsung. Sifat ini berhubungan dengan pengelolaan kecerahan air
tambak yang dapat menghalangi penetrasi cahaya secara langsung.
4. Kanibalisme, yaitu pemangsaan yang dilakukan udang terhadap udang
lainnya yang lebih lemah. Sebagai usaha mengurangi terjadinya
kanibalisme maka perairan tambak perlu didukung dengan ketersediaan
pakan alami yang cukup dan kondisi dasar tambak memungkinkan bagi
udang yang berada dalam kondisi lemah untuk berlindung dari
pemangsaan.
5. Moulting, yaitu proses alami pertumbuhan udang dengan cara berganti
kulit atau sebagai respons terhadap perubahan lingkungan yang bersifat
drastis.Pengelolaan air tambak sedapat mungkin tidak menimbulkan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kualitas Air
Kualitas air dalam budidaya perairan meliputi faktor fisika, kimia dan
biologi air yang dapat mempengaruhi produksi budidaya perairan (Boyd,
1990).
Udang sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Kualitas air yang
buruk dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kelangsungan hidup (survival
rate), pertumbuhan dan reproduksi udang. Sebagian besar manajemen kualitas
air ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia dan biologi dalam media
budidaya (Boyd et al., 2002). Faktor fisika sering tidak dapat dikontrol atau
tergantung dengan pemilihan lokasi yang sesuai. Faktor fisika sangat
tergantung dengan kondisi geologi dan iklim suatu tempat (Boyd, 1900).
B. Faktor Fisika
Faktor fisika air merupakan variabel kualitas air yang penting karena
dapat mempengaruhi variabel kualitas air yang lainnya. Faktor fisika yang
besar pengaruhnya terhadap kualitas air adalah cahaya matahari dan suhu air.
Kedua faktor ini berkaitan erat, dimana suhu air terutama tergantung dari
intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam air. Cahaya matahari dan
suhu air merupakan faktor alam yang sampai saat belum bisa dikendalikan.
1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari mempunyai peranan yang sangat besar terhadap
kualitas air secara keseluruhan, karena dapat mempengaruhi reaksi-reaksi
yang terjadi dalam air. Penetrasi cahaya matahari ke dalam air terutama
dipengaruhi oleh sudut jatuh cahaya terhadap garis vertikal. Semakin besar
sudut jatuhnya, maka penetrasi cahaya matahari semakin menurun. Cahaya
akan berubah kualitas spektrumnya dan turun intensitasnya setelah
menembus massa air disebabkan karena dispersi dan absorpsi yang
berbeda-beda oleh lapisan air. Pada air murni kira-kira 53% dari cahaya
yang masuk akan ditransformasi ke dalam bentuk panas dan selanjutnya
akan padam pada kedalaman kurang dari satu meter (Boyd, 1990). Cahaya
dengan panjang gelombang panjang (merah dan jingga) dan panjang
gelombang pendek (ultra violet dan violet) lebih cepat padam
dibandingkan dengan panjang gelombang sedang atau intermediate (biru,
hijau
dan kuning). Turbiditas (kekeruhan) akan menurunkan kemampuan
air untuk meneruskan cahaya kedalamnya. Di kolam, turbiditas dan warna
air disebabkan oleh koloid dari partikel-pertikel lumpur, organik tcrlarut
dan yang paling besar disebabkan oleh densitas plankton (Hargreaves,
1999).
Cahaya matahari sangat diperlukan oleh tumbuhan air sebagai
sumber energi untuk melakukan fotosintesis. Sebagai produsen primer,
tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk menghasilkan oksigen dan
bahan organik, yang akan dimanfaatkan oleh hewan yang lebih tinggi
tingkatannya dalam rantai makanan (Ghosal et al. 2000).
2. Suhu Air
Suhu air dipengaruhi oleh : radiasi cahaya matahari, suhu udara,
cuaca dan lokasi. Radiasi matahari merupakan faktor utama yang
mempengaruhi naik turunnya suhu air. Sinar matahari menyebabkan panas
air di permukaan lebih cepat dibanding badan air yang lebih dalam.
Densitas air turun dengan adanya kenaikan suhu sehingga permukaan air
dan air yang lebih dalam tidak dapat tercampur dengan sempurna. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya stratifikasi suhu (themal stratification)
dalam badan air, dimana akan terbentuk tiga lapisan air yaitu : epilimnion,
hypolimnion dan thermocline. Epilimnion adalah lapisan atas yang
suhunya tinggi. Hypolimnion ialah lapisan bawah yang suhunya rendah.
Sedangkan thermocline adalah lapisan yang berada di antara epilimnion
dan hypolimnion yang suhunya turun secara drastis (Boyd, 1990). Dalam
kolam budidaya, kondisi semacam ini dapat diatasi dengan pengadukan air
oleh aerator atau kincir (paddle wheel).
3. Kecerahan
Kecerahan (transparancy) perairan dipengaruhi oleh bahan-bahan
halus yang melayang-layang dalam air baik berupa bahan organik seperti
plankton, jasad renik, detritus maupun berupa bahan anorganik seperti
lumpur dan pasir (Hargreaves, 1999). Dalam kolam budidaya, kepadatan
plankton memegang peranan paling besar dalam menentukan kecerahan
meskipun partikel tersuspensi dalam air juga berpengaruh. Plankton
tersebut akan memberikan warna hijau, kuning, biru-hijau, dan coklat pada
air (Boyd, 2004a). Selanjutnya dikatakan bahwa kedalaman air yang
dipengaruhi oleh sinar matahari (photic zone) di danau atau tambak sekitar
dua kali nilai pengamatan dengan menggunakan secchi disk.
Semakin kecil kecerahan berarti semakin kecil sinar matahari yang
masuk sampai dasar tambak yang dapat mempengaruhi aktvitas biota di
daerah tersebut.
4. Muatan Padatan Tersuspensi
Muatan padatan tersuspensi (MPT) berasal dari zat organik dan
anorganik. Komponen organik terdiri dari fitoplankton, zooplankton,
bakteri dan organism renik lainnya. Sedangkan komponen anorganik
terdiri
dari
detritus
partikelpartikel
anorganik
(Hargreaves,1999).
bahan organic ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan
energinya diperoleh dari proses oksidasi (Pescod dalam Salmin, 2005).
6. Produktivitas Primer
Dalam kolam budidaya, tumbuhan air baik macrophyta maupun
plankton merupakan produsen primer sebagai sumber utama bahan
organik. Melalui proses fotosintetis, tanaman menggunakan karbon
dioksida, air, cahaya matahari dan nutrien untuk menghasilkan bahan
organik dan oksigen seperti dalam reaksi : 6CO2 + 6H2O C6H12O6 +
6O2 Fotosintesis merupakan proses fundamental dalam kolam budidaya.
Oksigen terlarut yang diproduksi melalui fotosintesis merupakan sumber
utama oksigen bagi semua organisme dalam ekosistem kolam (Howerton,
2001). Glukosa atau bahan organik yang dihasilkan merupakan penyusun
utama material organik yang lebih besar dan kompleks. Hewan yang lebih
tinggi tingkatannya dalam rantai makanan menggunakan material organik
ini
baik
secara
langsung
dengan
mengkonsumsi
tanaman
atau
Sumber air laut harus memenuhi kriteria cukup dalam jumlah, jernih,
salinitas 29-34 ppt, tidak terdeteksi kadar logam berat. Untuk menjamin
kualitas air baku yang baik yang perlu diantisipasi dari awal adalah
penentuan lokasi unit pembenihan.
mengeluarkan
kotoran
yang
nyangkut
di
filter.
Untuk
Bak sterilisasi air laut dengan kaporit (terdiri 2 buah bak, @ 80 m2)
10
11
12
13
14
Air Pengendapan
Air yang berasal dari sumber air di berikan waktu tenggang sesuai dengan
mutu dan jumlah air.
Yang perlu di perhatikan:
a. Di perlukan design atau rancangan guna meningkatkan mutu sumber
air.
b. Tolak ukur pekerjaan:
1) Kadar partikel air (TSS) turun hingga 60 ppm
2) Jumlah air cukup untuk memasok kebutuhan budidaya
Sterilisasi Air
Sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau mencegah
hama atau penyakit yang berada di air dan diyakini dapat mengganggu
proses budidaya. Yang perlu diperhatikan:
a. Menyaring air dengan kasa kelambu di mulut pipa air masuk.
b. Kasa kelambu di jahit rangkap dan diberi kotak penyangga
c. Air dimasukan ke kolam pengendapan dan disaring menggunakan
plankton net/kasa sablon ukuran 160 mikron dengan diameter 50 cm
senjang 3-4 meter.
d. Apabila menggunakan bahan kristida netral seperti Trichlorfon
(divpon) 1 ppm, dipterex 2 ppm dan saprovon 2 ppm diperlukan waktu
5-7 hari untuk menetralkan air.
e. Menggunakan bahan kalsium hyphochlorite (kaporit) 15-30 ppm.
Diperlukan waktu 1-3 untuk menetralkan.
Tolak ukur:
a. Bau khas disenfektan menghilang
b. Populasi bakteri dan molluska menurun
c. Virion negeatif
Pengapuran air awal
Yang perlu diperhatikan:
Pemberian jenis kapur Ca (CO3)2 dengan dosis yang sesuai pH dan
alkalinitas air Tolak ukur:
15
Pengisian air
Pengisian air harus melalui petak tandon dengan tujuan untuk mengurangi
resiko masuknya hana, penyakit maupun virus ke area budidaya. Petak
tandon adalah kolam/tambak yang terdiri dari sekat-sekat yang terbuat dari
dinding bata, berfungsi sebagai tempat pengendapan air.
Petak tandon dapat terdiri dari rumput laut, ikan herbivora, dan ikan
karnivora.
Penggantian Air
Penggantian air dilakukan apabila terjadi penurunan parameter kualitas air
tambak/kolam/bak.
Yang perlu diperhatikan:
a. Secara visual dapat dilihat dari kejernihan(warna) air dan terdapat
suspensi dari plankton yang mati.
b. Adanya buih yang besar dengan ukuran lebih dari 2cm dan tidak pecah
oleh kinci air dari jarak 6 m
c. Kandungan bahan organik lebih dari 60 ppm dan BOD yang lebih dari
10 ppm Yang perlu dicermati:
1) Perubahan salinitas air tidak lebih dari 3 ppt
2) Pergantian air dapat dilakukan dengan membuang bagain dasar dan
penyiponan
Tanda-tanda penurunan kualitas air
a.
b.
c.
d.
e.
Kriteria dan kategori kualitas air tambak secara fisik dan kimia
17
18
Kincir Air
Yang perlu diperhatikan:
a. Dipasang minimal pada bulan pertama pemiliharaan
b. Sebuah tambak tidak memerlukan kincir jika produksi masih 500kg/ha
dengan pertumbuhan normal
c. Pada pertumbuhan 700kg/ha pertumbuhan lambat kincir tidak perlu
dipasang
Kincir dan kejenuhan oksigen
Yang perlu diperhatikan:
a. Kincir harus di hidupkan apabila kejenuhan oksigen hanya berkisar
50%
b. Tingkat kejenuhan dihitung dengan mencocokan kelarutan oksigen
(DO), temperatur, salinitas, dan temperatur dengan tabel kejenuhan
dan dikalikan 100% = tingkat kejenuhan di air
Bahan organik
Yang perlu diperhatikan:
a. Bahan organik diukur dengan Total Bahan Organik (TOM)
b. Bahan organik di sebabkan oleh sisa bahan makanan, kotoran, dan
kematian plankton dan tanaman air
c. Kandungan bahan organik 60 ppm menandakan kualitas air menurun
d. Bahan organik menjadi sumber yang dapat meracuni udang. Adanya
proses reduksi
e. Pengukuran dilakukan pada petak pembesaran dan tandon. Apbila
bahan organik mencapai 50 ppm maka perlu dilakukan penggantian air
f. Komposisi C/N rasio dalam bahan organik lebih dari 10 meningkatkan
penguraian bahan organic
g. Sumber C didapat dari bahan karbohidrat yang dapat diberikan 1-2 kali
seminggu, dosis 10 ppm dari cruede protein
h. Penurunan bahan organik ditandai dengan air tambak berwarna hijau
Lumpur dasar tambak
Yang perlu diperhatikan:
a. Nilai redok potensial lumpur menunjukan kondisi tanah yang dapat
dipergunakan untuk perkembangan fenomena reaksi kimia dan biologi
dalam tambak
19
Manajemen fitplankton
Yang perlu diperhatikan:
a. Komunitas mikroba yang berperan dalam mengatur kondisi kultur
yang dinginkan. Memanfaatkan sisa nutrien, intesitas cahaya,
temperatur dan menghasilkan oksigen.
b. Keberadan fitoplaknton yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
titik awal dari permasalahan kualitas air
c. Pada salinitas yang rendah jenis alga hija kebiruan lebih banyak
muncul, hal ini tidak baik karnajenis ini tidak memberikan kontribusi
d. Kematian plankton pada masa-masa awal produksi adalah karna
kandungan CO2 dan kekurangan nutrien. Ditandai dengan munculnya
busa. Kematian juga dapat terjadi karena adanya hujuan lebat
e. Menjaga kondisi plakton stabil dengan menjaga kebutuhan nutrien
dengan pupuk anorganik 3-5 ppm
f. Penggantian air merupakakan kegiatan yang mudah dalam menjaga
kepadatan plankton
Ciri-ciri plakton
Yang perlu diperhatikan:
20
21
Mengenal
kareteristik
air
22
dan
dominasi
plankton:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan sistem manajemen kualitas air yang diterapkan dan ditunjang
dengan pengelolaan pakan yang optimal produktifitas tambak umumnya
mencapai 4.407 kg/3000m2 dengan padat tebar 91,8 ekor/m2. Berdasarkan
analisa performance maka R/C diperoleh 1,3.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini pada waktu yang akan datang.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://defishery.wordpress.com/2011/03/09/uu-perikanan
(http://id.wikipedia.org/wiki/udang.html
24