Anda di halaman 1dari 32

DRUG ERUPTION

Lucky Ananto Wibowo

DEFINISI

Drug eruption adalah


reaksi alergi pada kulit
atau daerah mukokutan
sebagai akibat pemberian
obat yang biasanya
sistemik

BERBAGAI POLA ERUPSI AKIBAT OBAT

ETIOPATOGENSIS
Excessive Therapeutic Effect
Pharmacological Side Effect
Modulation Immune Response
Deposition Of Drug
Facilitative Effect
Immune Hypersensitivity

FAKTOR RESIKO REAKSI OBAT

IMMEDIATE VS DELAYED REACTION

PATOGENESIS
Yang Didasari CD 8 (Fixed, exanthema,
pustular)

Aktivasi CD 8
intraepidermal

Pelepasan IFN gama,


TNF alfa dan granul
sitotoksik ke local
microenviroment
Induksi Respon inflamasi
*khusus FDE akumulasi CD 8 hanya di satu area tetap saja

PATOGENESIS
Yang Didasari IgE mediated Hypersensitivity
(Urtikaria)

MORFOLOGI ERUPSI OBAT


EXENTHEMATOUS
URTICARIAL
BLISTER
PUSTULAR

I. EXANTHEMATOUS DRUG ERUPTION


Bentuk
Paling
Sering :
95%

Penyebab :
penicillin,
sulfonamide,
obat anti
epilepsy,
dapson,
allopurinol,
lamotrign

EXANTHEMATOUS DRUG
ERUPTION

GeneralSimetris,
makula dan
papula
eritema,
sebagian
besar diskret
dan
sebagiannya
konfluense
Muncul
setelah 2 hari
(rata-rata 710 hari)

II. URTICARIAL
ERUPTION
Wheal eritem
(berbagai
ukuran)
Angiodema
(umumnya di
leher dan
wajah)
Cutaneous
Flushing

Penyebab :
Penicilin
Cefaclor
Buprion
Minocycline
Infliximab
rituximab

Urticaria
muncul dan
bertahan < 24
jam

DRUG INDUCE
URTICARIA

III. PUSTULAR ERUPTION


Berhubungan
dengan
penggunaan :
Iodida
Bromida
Hormon
adrenocortico
tropi
Glucocorticoid
Isoniazid
Androgen
Lithium
Actinomycin
Phenitoin

Muncul di
area atipikal :
lengan dan
kaki
Bentuk
monomorfik
TANPA
KOMEDO

III. PUSTULAR ERUPTION


AGEP (Acute Generalized Exanthematous Pustulosis)
Suatu erupsi
disertai febris
akut yang
disertai
leukositosis
Umumnya
muncul 1-3
minggu setelah
inisiasi obat
Awalnya dari
wajah lalu
menyebar ke
seluruh tubuh

Diakibatkan
oleh :
Antibiotik B
lactam
Antibiotik
Makrolid
Calcium
Channel
Blocker
Beta Blocker

IV. FIXED DRUG ERUPTION

FDE dapat
berkembang
dari 30
menit
hingga 16
jam sejak
diberikan
obat
(menetap
dalam
hitungan
hariPenyebab
:
minggu)
ibuprofen,

sulfonamide
, naproxen,
tetracycline,
phenolphate
in,
metronidazo
le, NSAID,
Barbiturat
(>100 obat)

FIXED DRUG
ERUPTION

Lesi FDE :
Soliter
Eritem
Bright
Red/
Dusky Red
macule
yang
berubah
jadi
edematou
s plaque
Bisa terjadi
dimana pun
(dengan
syarat
berulang di
tempat yang
sama)

Generalized fixed drug eruption: tetracycline


Multiple, confluent, violaceous-red, oval erythematous
areas, some of which later became bullous.

FDE ALLOPURINOL

FDE SULFONAMIDE

PHENOTHIAZINE

FDC CEFTAZIDIME

FDE THIAZIDE DIURETIC

GENERALISED FDE

BENTUK-BENTUK LAIN REAKSI


OBAT

V. DRUG HYPERSENSITIVITY SYNDROME

Drug hypersensitivity syndrome: Contoh Fenitoin


Erupsi exenthematous kemerahan yang muncul simetris,
konfluen, dan biasanya diikuti munculnya limfadenopati

VI. DRUG-INDUCED PIGMENTATION

Drug-induced pigmentation: Contoh Amiodaron


Munculnya pigmentasi berwarna keabuan di daerah wajah
akibat efek samping amiodarone

Drug-induced pigmentation: minocycline


Stippled, blue-gray macular pigmentation on the lower legs.

VII. NEKROSIS

ADCR-related cutaneous necrosis: biasanya


berhubungan dengan penggunaan antikoagulan,
Contoh Heparin
Munculnya area eritem gelap dengan adanya nekrosis
hemoragik di bagian sentral pada abdomen (kasus ini terjadi
pada seorang wanita yang telah menjalani operasi dan
diberikan terapi heparin sebagai antikoagulan)

VIII. PSEUDOPORPHYRIA

Pseudoporphyria: non-steroidal anti-inflammatory agents


Menyebabkan munculnya blister yang dengan cepat menjadi
erosi lalu krusta

REAKSI DAN SINDROM AKIBAT OBAT

DIAGNOSIS
1) Riwayat Konsumsi Obat dan
setelahnya muncul lesi
2) Berdasarkan karakteristik lesi (yang
sebelumnya sudah disampaikan)
3) Perhatikan Gejala Erupsi Berat
(karena tidak hanya di kulit, reaksi
bisa terjadi di organ lain)
4) Biopsi kulit dipertimbangkan pada
keadaan berat (dengan gejala
sistemik, eritroderma, blistering,
purpura, pustuler luas) dimana
membuat diagnosa tidak jelas

ANAMNESIS MENGGALI
PENGGUNAAN OBAT

TATALAKSANA
1)Segera hentikan penggunaan obat
2)KORTIKOSTEROID
o)Bila erupsi sangat berat : prednison 1-2 mg/ kg/ hari
o)Reaksi ringan : prednison 5-10 mg , 2 dosis

3)Antihistamin
o) Terutama diberikan pada erupsi berat untuk membantu peran kortikosteroid
.
o) Difenhidramin IV : 10-50 mg per kali pemberian iv/ im

3)Kortikosteroid topical
Untuk erupsi ringan tanpa gejala sistemik . Diberikan 2-3 kali per hari di area
lesi.

REFERENSI
Fitzpatricks Dermatology In General Medicine, 8 th edition, Mc
Graw Hills , 2012
Shohara Tetsuo, Fixed Drug Euption : pathogenesis and diagnostic
tests, Current Opinion In Allergy and clinical Immunology,
Lippincott Williams Wilkins, 2010
Basic Dermatology Curriculum : Drug Rashes module, American
Academy of Dermatology, 2015

Anda mungkin juga menyukai