Anda di halaman 1dari 30

Mafahim Al-Arkan AlBaiah

MATERI DAURAH TATSBITUTTANZHIM

Tajdid Maani Arkanil Baiah


Sejarah Baiah
Kedudukan Baiah
Syahadatain adalah Baiah
Sikap Umat Islam Terhadap Baiah
Contoh Ikhwah yang Komitmen Terhadap Baiah
Baiah dan Uqubat
10 Rukun Baiat

Sejarah Baiah
Tradisi Rasulullah SAW menerima baiah
dari para sahabatnya
Baiah kepada Amirul Muminin setelah
Rasulullah SAW wafat
Tradisi baiah berlangsung terus di
masyarakat Islam

Baiah di Masa Rasulullah


SAW
Baiah karena mau masuk Islam
Baiah untuk melindungi Rasulullah SAW seperti
baiatul aqabah
Kalian semua hendaknya berbaiat kepadanya untuk siap
memerangi orang merah dan hitam (Al-Abbas bin Ubadah)
Sabda Rasul SAW:

Aku berasal dari kalian dan kalian pun berasal dari aku. Aku
memerangi orang memerangi kalian dan aku menyelamatkan
siapa saja yang menyelematkan kalian

Baiah tidak akan lari dari pertempuran seperti


baiatur-ridhwan

Baiah di Masa Sahabat


Baiah kepada Amirul Muminin
untuk mendengar dan taat kepada
Kitabullah dan Sunnaturrasul
Baiah amal seperti baiah para
mujahidin Yarmuk

Baiah di Masyarakat Islam


Selanjutnya
Baiah untuk taat kepada Sultan Muslim
Baiah untuk bertakwa yang diberikan
kepada Syaikh-syaikh (Sufi)
Baiah kepada individu tertentu yang
asalnya hanya diberikan kepada Khalifah
Baiah untuk melakukan amalan-amalan
tertentu

Baiah di Masa Imam AsySyahid


Banyak orang menerima baiah dari
masyarakat untuk melakukan amalanamalan tertentu (biasanya wirid dan
dzikir)
Baiah itu diberikan kepada Syaikh-syaikh
Sufi, tapi sifatnya seperti baiah kepada
Khalifah
Timbul beribu-ribu Khalifah di kalangan
umat Islam
Hasan al-Banna muncul untuk

Kedudukan Baiah:
Hanafiyah
Seorang laki-laki memberikan perjanjian (baiah)
kepada seorang Syaikh. Dan pada waktu yang sama
ia juga memberikan baiah kepada Syaikh yang lain.
Maka dari dua perjanjian itu manakah yang wajib
dipatuhi? Dalam hal ini mereka mengatakan bahwa
keduanya tidak wajib dipatuhi karena tidak memiliki
dasar (menurut fuqaha Mazhab Hanafi)
Jika baiah ini berbentuk pengamalan sesuatu, maka
yang wajib hanya amalnya saja
Jika pada dasarnya amal fardhu, baiah akan menambah
keyakinan terhadap kefardhuan amalnya
Jika bersifat sunnah, baiahnya menempati hukum sunnah

Kedudukan Baiah:
Syafiiyah
Khalifah yang dimaksud
sekarang ini tidak ada
Hukum yang berhubungan
dengan masalah kekhalifahan
dalam seperti ini hanya
diberikan kepada orang yang
paling alim di zamannya

Syahadatain adalah Baiah


)(A 9-1

Sikap Umat Islam Indonesia


Terhadap Baiah

Alergi

BAIAH
Moderat

Demam

Contoh Ikhwah yang Komitmen


Terhadap Baiah
Seorang ikhwah saat sakit keras
dan mengetahui ajalnya hampir
tiba, memohon untuk dihadirkan
qiyadahnya
Setelah sang qiyadah hadir, maka
dia meminta untuk memperbaharui
baiatnya
Dia ingin memastikan bahwa ia
meninggal dalam kondisi berbaiat

Baiah dan Uqubat


Baiah adalah ikatan
Komitmen kepada baiat akan menguatkan
ikatan, selanjutnya menguatkan Jamaah
Kelalaian kepada baiat akan melonggarkan
ikatan, selanjutnya melemahkan Jamaah
Kelalaian harus dicegah, kalau ternyata terjadi,
maka ada akibatnya (sanksi)
Sanksi harus diatur: PERATURAN DAN TATACARA
PENJATUHAN SANKSI

Tujuan Peraturan
1. Al Ishlah yaitu menyelesaikan sengketa yang terjadi antar
anggota partai.
2. Al `Ilaj yaitu menyadarkan tersalah dan mendorongnya untuk
memperbaiki diri setelah menjalani sanksi, agar terhindar atau
sembuh dari kebiasaan buruknya serta membantu agar lebih
baik dari sebelumnya.
3. Al Inshaf yaitu membantu pihak yang terzhalimi dan atau
dirugikan untuk memperoleh haknya baik yang bersifat
material maupun immaterial.
4. Az Zajru yaitu memberi pelajaran kepada tersalah sehingga
tidak mengulangi kesalahannya.
5. Ar Rad'u, yaitu mencegah atau menangkal anggota yang lain
agar tidak melakukan kesalahan yang telah diperbuat oleh
tersalah.
6. Al Himayan yaitu melindungi organisasi dengan memperbaiki
anggotanya yang berbuat kesalahan dan menghindarkan
organisasi dari dampak negatif yang mungkin timbul akibat
kesalahan tersebut.

Jenis Pelanggaran
Pelanggaran Syar'i
adalah perbuatan dalam bentuk melakukan
sesuatu yang dilarang oleh syariah Islam atau
tidak melakukan sesuatu yang diperintahkan
oleh syariah Islam.
Pelanggaran Organisasi
adalah perbuatan anggota yang tidak
mentaati AD, ART dan atau aturan organisasi
Partai Keadilan lainnya

Jenis Pelanggaran Syari


Pelanggaran syar'i ringan;
Pelanggaran syar'i sedang;
Pelanggaran syar'i berat

Pelanggaran Syar'i Ringan


1. Pelanggaran syar'i ringan adalah melakukan
perbuatan yang merusak muruah dan atau
melakukan perbuatan yang tidak seyogyanya
(khilaful aula).
2. Setiap anggota yang melakukan pelanggaran
syar'i ringan diancam dengan sanksi ringan.
3. Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dapat ditambah tindakan.

Pelanggaran Syar'i Sedang


1. Pelanggaran syar'i sedang adalah pelanggaran syar'i yang tidak
tergolong dosa besar, tidak tergolong tindak pidana hudud ataupun
qishash.[1]
2. Termasuk pelanggaran syari sedang adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Bidah yang tidak mengakibatkan kekufuran


Tidak menegakkan sholat berjamaah[2]
Khalwah[3]
Tidak hati-hati bergaul dengan yang bukan mahram dan bukan istri atau
suami
Menghina orang lain
Mencemarkan nama baik orang lain
Meng-gibah orang yang tidak halal kehormatannya[4]
Mengancam atau menteror orang lain
Mengabaikan hak orang tua, isteri, anak dan atau keluarga lainnya.
Meremehkan kewajiban yang berkenaan dengan harta (dzimmah
maliah),
Mengingkari janji tanpa udzur syar'i.

3. Setiap anggota yang dengan sengaja melakukan pelanggaran syar'i

Pelanggaran Syar'i Berat


1. Pelanggaran syar'i berat adalah melakukan
suatu larangan syar'i yang pelakunya dapat
dijatuhi salah satu dari hukuman hudud atau
qishash, dan perbuatan lainnya yang (tidak
diperselisihkan lagi) merupakan dosa besar.
2. Setiap anggota yang dengan sengaja
melakukan pelanggaran syar'i berat dapat
dijatuhi salah satu sanksi berat.
3. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat ditambah tindakan.

Pelanggaran Organisasi
1. Setiap anggota yang dengan sengaja atau karena
kelalaiannya melakukan perbuatan yang dapat menodai
citra partai dapat dijatuhi sanksi sedang.
2. Setiap anggota yang dengan sengaja memiliki sikap,
menyampaikan perkataan atau melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan tujuan atau dengan AD/ART
Partai dapat dijatuhi sanksi sedang.
3. Setiap anggota yang dengan sengaja tidak menghadiri
liqa usrah atau tandzimi tanpa alasan yang sah dapat
dijatuhi tindakan.[1]
4. Jika ketidakhadiran tersebut pada ayat (3) terjadi lebih
dari tiga kali maka anggota tersebut dapat dijatuhi
sanksi serendah-rendahnya sanksi ringan dan setinggitingginya sanksi sedang.

Pelanggaran Organisasi (2)


5. Setiap anggota yang tanpa alasan yang sah tidak menjaga,
melindungi atau menjamin amanah yang dipercayakan kepadanya
dari anggota lainnya, amanah dari hasil musyawarah atau keputusan
pimpinan dapat dijatuhi dengan sanksi seringan-ringannya sanksi
ringan dan seberat-beratnya sanksi sedang.
6. Sanksi pada ayat (5) dapat ditambah tindakan berupa memenuhi
amanah yang belum dilaksanakan, sepanjang amanah tersebut masih
bisa ditunaikan.
7. Setiap anggota yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
dapat membahayakan keamanan partai serta sarana-sarana yang
dimilikinya dapat dijatuhi sanksi berat.[2]
8. Setiap anggota yang tanpa alasan sah:
a.
b.
c.
d.
e.

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

melaksanakan hasil musyawarah partai


mematuhi keputusan pimpinan yang harus ditaati
mematuhi peraturan-peraturan partai
mematuhi kebijakan-kebijakan partai
mematuhi sikap-sikap partai,

Dapat dijatuhi serendah-rendahnya sanksi sedang dan setinggitingginya sanksi berat

Pelanggaran Organisasi (3)


9. Setiap anggota yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang
sah tidak membayar iuran wajib yang telah ditetapkan partai
selama tiga bulan berturut-turut dapat dijatuhi sanksi ringan.
10.Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak mengurangi
kewajiban pembayaran iuran yang harus dipenuhi anggota
tersebut.
11.Tuntutan atas pelanggaran ayat (9) tidak dapat diajukan
sebelum bendahara partai sesuai tingkatannya menyampaikan
3 (tiga) kali teguran tertulis kepada yang bersangkutan atas
sikapnya tersebut.
12.Tuntutan atas pelanggaran ayat (9) menjadi gugur apabila
yang bersangkutan membayar iuran tersebut disertai
penjelasan atau alasan keterlambatan tersebut dan permintaan
maaf,
13.Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (4), (5), (7),
dan (8) dari pasal ini dapat ditambah dengan tindakan.

Makna Baiat: LUGHAWI


Dibentuk oleh huruf: ba ( )ya ( )dan ain ()
Dalam Ash-Shihah (al-Jauhari)

: ( saya telah membelinya)


Berkata al-Fazardaq: Niscaya seorang pemuda memperoleh
keuntungan dari penjualannya dan pemuda lain tidak
...

Kamus Lisanul Arab (Ibnu Manzur)


Dalam al-Mufrodat (al-Ashfahani)

Al-Baiu berarti memberi barang yang diuangkan dan


mengambil pembayaran (uangnya)
Asy-Syaro berarti memberi harga dan mengambil barangnya
Terkadang penjual disebut pembeli dan pembeli disebut penjual

Dalam leksikon kata-kata al-Quran

Dalam Leksikon Kata-kata alQuran


Jual beli adalah penukaran harta dengan harta lainnya. Maka
dikatakan membelinya dengan penjualan. Kata tersebut
dipergunakan dalam perjanjian karena di situ terdapat juga
pergantian hak-hak
Jadi asal kata baiat mengesankan dalam benak, gambaran yang
mengandung unsur-unsur:
Adanya dua pihak yang saling berakad secara damai
Adanya dua barang/sarana yang saling dipertukarkan oleh dua pihak
dalam akad
Adanya kerelaan yang sempurna dari dua belah pihak yang berakal,
di mana masing-masing mereka mengambil sesuatu yang lebih
berharga, sementara yang lainnya mengambil harganya

Adapun baiat, maka ia berjabat tangan untuk menjawab akad


transaksi (barang atau hak dan kewajiban), saling setia dan taat.
Mereka saling berbaiat untuk suatu urusan seperti perkataan:
Berjabat tanganlah kamu semua kepadanya, dan berbaiatlah
kepadanya dengan satu kesetiaan yang diikrarkan.

Makna Baiat: ISHTHILAHI


Ibnu Khaldun
Baiat adalah perjanjian untuk taat, di mana orang yang berbaiat
bersumpah setia kepada pemimpinnya, bahwa ia akan menyelamatkan
pandangan-pandangan yang diembannya dari pemimpin, baik berupa
perintah yang disenangi maupun yang tidak disenangi.

Dr. Shalahuddin Basyuni


Baiat adalah akad antara dua belah pihak, seolah-olah seperti yang terjadi
antara penjual dan pembeli. Imamnya di satu pihak dan jamaah Islam di
pihak lain, dan khalifah merupakan komoditas baiat. Janji yang
ditegaskan oleh khalifah pada dirinya ibarat harga yang dikeluarkan oleh
pembeli untuk (memperoleh) barang dagangan. Sedang hak memilih
pemimpin yang ada di tangan orang Islam merupakan komoditi yang akan
diserahkan kepada pembeli saat dia menerima harga (nilai) tukar.

Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris


Baiat adalah menyatakan janji dari orang yang berbaiat untuk
mendengar, taat kepada pemimpin, baik dalam hal yang menyenangkan
maupun pada hal yang tidak disukai, kesulitan, kemudahan, loyal kepada
pemimpin, dan mempercayakan segala urusan kepadanya.

Definisi Umum dari Baiat


Transaksi perjanjian antara pemimpin
dan umat Islam dalam mendirikan
Daulah Islamiyah sesuai dengan Al
Quran dan Sunnah Rasulullah saw.
Dengan kata lain, ia merupakan
perjanjian atas kepemimpinan,
berdasarkan sistem politik Islam atau
khilafah Islam, iltizam, dan keharusan
berada dalam jamaah Islam dan taat
terhadap kepemimpinan mereka.

Definisi Baiat dalam Politik


Modern
Pernyataan kecintaan khalayak ramai
terhadap sistem politik Islam yang
sedang berkuasa secara optimistik dan
tidak keluar dari jalur-jalurnya.
Atau janji dari bagian terbesar umat
Islam untuk taat terhadap pemimpin
mereka yang telah memperoleh jabatan
itu melalui jalan-jalan syari.

Kesimpulan Definisi Baiat


Baiat terdiri dari tiga unsur, yaitu:
Ideatum baiat, yaitu mendirikan pemerintahan
Islam (khilafah Islamiah).
Pihak pertama, yaitu calon yang akan
menduduki jabatan pemimpin.
Pihak kedua, yaitu perwakilan masyarakat (ahlul
halli wal aqdi) dan bagian terbesar masyarakat
Islam (jumhurul muslimin)

10 Rukun Baiat
Kenapa 10, bukan 7 atau 8 atau 9?
Setelah diteliti secara seksama
Ke-10 rukun tersebut memang merupakan unsur yang harus ada
dalam diri setiap anggota
Setiap anggota akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
apabila melaksanakan rukun baiah tersebut secara keseluruhan

Gagalnya salah satu rukun baiah pada diri seorang


anggota akan dapat menggagalkan tugas-tugas yang
dipikulnya
Pada akhirnya Jamaah akan rusak dengan sendirinya

3 Hal Penting yang Harus


Diketahui
1. Merinci 10 RA secara bertahap merupakan
tuntutan yang harus dipenuhi dalam
pembinaan
2. Setiap baiah yang diberikan kepada Amir
setempat dalam shaff yang bijaksana, harus
dianggap mewakili baiah kepada pemimpin
yang lebih tinggi
3. Kepemimpinan dari shaff-shaff yang ada harus
bersatu padu, dalam arti bekerja bersamasama dalam melaksanakan kewajiban

Anda mungkin juga menyukai