Anda di halaman 1dari 39

PEMICU 6 MODUL FCP

KELOMPOK DISKUSI 2

ANGGOTA KELOMPOK

Bakri Bayquni Nasution I11110010


Rohayatun I11111008
Alvin Pratama Jauharie I11111063
Syahrina Fakihun I11112002
Dede Achmad Basof I11112011
Dodi Novriadi I11112014
Herick Alvenus WillimI11112022
Ridha Rahmatania I11112027
Gita Amalia Asikin I11112032
Elsa Restiana I11112057
Nisa Khinanty I11112075

PEMICU 6

Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke


Puskesmas dengan luka pada lengan bawah
kiri dekat siku sebelah medial akibat terkena
gergaji sewaktu bekerja. Tanda vital: suhu
37,5C; TD 120/70 mmHg; Nadi 70x/menit; RR
22 x/menit. Tampak luka robek si lengan atas
kiri dekat siku sebelah medial, panjang 5 cm,
tepi tidak teratur, kotor. Dalam luka: seluruh
lapisan sub cutis, tidak sampai fascia. Darah
masih merembes dari luka. Jembatan jaringan
(+)

KLARIFIKASI DAN DEF. MASALAH

KATA KUNCI

Laki-laki 35 tahun
Luka robek terkena gergaji pada lengan
bawah kiri
Luka :
tepi : tidak rata
panjang : 5 cm
kedalaman : Subcutis,
kotor
darah merembes keluar
Jembatan jaringan (+)

RUMUSAN MASALAH

Laki-laki 35 tahun, datang dengan


luka robek pada lengan bawah kiri
sisi medial akibat terkena gergaji
sewaktu bekerja.

ANALISIS MASALAH
Laki-laki 35 tahun
luka robek kotor pada lengan bawah kiri dekat
siku sebelah medial akibat gergaji

Anamnesis

Evaluasi Luka:
tepi tidak rata, panjang 5 cm
kedalaman subcutis, kotor, darah
merembes keluar, jembatan
jaringan (+)

Diagnosis: Vulnus laceratum


Tatalaksana
Edukasi
Pelepasan jahitan

HIPOTESIS

Laki-laki 35 tahun dengan vulnus


laceratum regio antebrachii medial
sinistra diperlukan penjahitan
interuptus dan perawatan luka

PERTANYAAN DISKUSI

Jelaskan mengenai luka!


Bagaimana anamnesis dan pemeriksaan fisik
luka?
Apa saja pemeriksaan yang perlu dilakukan
pada luka?
Jenis luka seperti apa yang rentan tetanus?
Jenis luka seperti apa yang perlu perawatan
tetanus?
Jelaskan mengenai teknik debridement luka!
Jelaskan mengenai anastesi luka!
Jelaskan mengenai dressing luka!

TINJAUAN PUSTAKA

Luka
Luka adalah suatu cedera dimana kulit robek,
terpotong atau tertusuk, atau trauma benda
tumpul yang menyebabkan kontusio. Luka
dikategorikan dua jenis yaitu luka terbuka dan
tertutup.
Klasifikasi berdasarkan obyek penyebab luka
antara lain: luka insisi, luka laserasi, luka abrasi,
luka tusuk, luka penetrasi, dan luka tembak. Luka
tertutup dibagi menjadi tiga: kontusi, hematoma
dan luka tekan. Luka tertutup memiliki bahaya
yang sama dengan luka terbuka

Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama
Status imunisasi tetanus
Perdarahan pada saat luka
Riwayat perdarahan berwarna merah cerah,
berdenyut pada saat terjadinya luka dapat terjadi
karena perlukaan pada arteri. Periksa pulsasi pada
sisi distal dari luka untuk meyakinkan bahwa tidak
ada gangguan sirkulasi. Eksplorasi lebih lanjut di
ruang operasi oleh ahli bedah diharuskan jika
dicurigai terjadi cedera arteri.

Penyakit penyerta
Malnutrisi, diabetes, HIV adalah beberapa
penyakit penyerta yang dapat membuat pasien
lebih rentan terkena infeksi dan membutuhkan
perawatan dengan seksama. Memastikan pasien
dengan diabetes untuk menjaga kadar gula darah
tetap terkontrol. Memastikan asupan
protein/vitamin yang cukup untuk penyembuhan
luka.
Riwayat merokok
Merokok dapat menghambat proses
penyembuhan luka.

Keadaan saat terjadinya luka


Waktu terjadinya luka : Jika kurang dari 6 jam
antara
terjadinya
luka
dengan
waktu
pengevaluasian, luka biasanya ditutup dengan
melakukan penjahitan. Jika telah lewat 6 jam, luka
sebaiknya tidak ditutup dengan melakukan
penjahitan karena risiko infeksi yang tinggi.
PENGECUALIAN: atas pertimbangan kosmetik dan
karena wajah memiliki suplai darah yang sangat
baik, luka di wajah dapat ditutup meski telah
terjadi 24 jam yang lalu.
Sifat dari Luka

Pemeriksaan Fisik
nilai status gizi
status jantung dan sirkulasi pasien
Lokasi luka
Luka bersih atau luka kotor yang terkontaminasi
benda asing dan bakteri. Lihat warna kulit sekitar,
apabila pucat menunjukkan sirkulasi yang buruk
kerusakan menembus saraf, otot ataupun tulang
Status tetanus pasien harus dipertimbangkan.
Apabila luka karena gigitan hewan, perlu diberikan
antirabies

Pemeriksaan Luka
Debridemen
Benda asing misalnya rumput, tanah, kayu,

baju, harus disingkirkan dari luka karena


merupakan sumber infeksi

Membersihkan Luka
Dibersihkan dengan seksama
Alirkan luka dengan beberapa cc larutan

salin fisiologis steril

Evaluasi adanya cedera pembuluh darah, tulang,


saraf dsb
Cedera pembuluh darah
Jika lokasi cedera dekat dengan titik denyut misalnya di

atas volar (sisi palmar atauanterior) pergelangan tangan,


periksa juga sirkulasi di distal dari luka - sebagaicontoh,
periksa apakah jari berwarna pink dengan kapiler refill
yang baik
Cedera saraf
Jika cedera terjadi melewati alur saraf penting, evaluasi
fungsi saraf tersebut. Misalnya, cedera di lengan bawah
memerlukan pemeriksaan sensasi di sebelah distal dari
luka dan memeriksa otot-otot di luar daerah cedera (misal,
laserasi lengan bawah, periksa otot-otot intrinsik tangan
untuk menyingkirkan kecurigaan cedera saraf ulnaris).

Defnisi Luka yang Rentan


Tetanus

Status Imunisasi Tetanus dan


Tindakan yang Perlu Dilakukan

Teknik Debridement
Sedasi atau anestesia total
Dengan memakai forsep, jepit tepi jaringan

yang telah mati dan gunakan gunting


untukmemotong jaringan mati tersebut

keadaan luka setelah 3 minggu pembalutan

basah ke kering

Anestesi

Dressing Luka
Dressing adalah bahan yang digunakan

secara topikal pada luka untuk melindungi


luka, dan membantu penyembuhan luka.
Dressing akan mengalami kontak langsung
terhadap luka dan dibedakan dengan
plester sebagai penahan dressing

STATUS PASIEN

Identitas Pasien
Nama
: Tn. N
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia
: 35 tahun
Alamat
: Jl. Sepakat Blok T
Pekerjaan
: Tukang kayu

Anamnesis
A.Keluhan Utama : Luka pada lengan
bawah kiri
B.Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas dengan luka pada

lengan bawah kiri dekat siku sebelah medial. Luka


akibat terkena gergaji sewaktu bekerja. Tampak
luka robek dengan panjang 5 cm, tepi tidak
teratur dan kotor. Kedalaman luka seluruh lapisan
sub cutis, tidak sampai fascia. Terdapat jembatan
jaringan dan darah masih merembes dari luka.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Hemofilia
Riwayat penyakit DM

: disangkal
: disangkal
Riwayat penyakit Hipertensi : disangkal
Riwayat Imunisasi Tetanus : belum pernah

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Hemofilia : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien bekerja sebagai tukang kayu

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital :
TD : 120/70 mmHg
HR : 70x/ menit, reguler
RR : 22 x/ menit
Suhu : 37,5oC

Status Generalis
Kepala : Simetris, mesocephal, rambut warna hitam.
Mata : Reflek cahaya (+), konjungtiva anemis (-),

sclera ikterik (-), pupil bulat isokor 3 mm/ 3 mm,


Telinga : Tidak terdapat discharge
Hidung : Tidak terdapat discharge
Mulut
: Tidak terdapat sianosis

Pemeriksaan leher
Inspeksi : Tidak terdapat deviasi trakea
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid

dan kelenjar limfe

Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V
LMC sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas atas kiri ICS II LPS sinistra
Batas atas kanan ICS II LPS dextra
Batas bawah kiri ICS V LMC sinistra
Batas bawah kanan ICS IV LPS dextra
Auskultasi : S1>S2 reguler

Paru
Inspeksi
: Simetris, tidak ada retraksi
Tidak terdapat ketinggalan gerak antara paru kanan
dan kiri
Palpasi
: Simetris, vocal fremitus kanan dan kiri
sama
Perkusi
: Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
: Suara dasar vesikuler kedua lapang
paru dan tidak terdapat suara tambahan
Pemeriksaan abdomen
inspeksi : Simetris, tidak terdapat massa, tidak
terdapat sikatrik
Auskultasi
: Bising usus normal
Perkusi
: Timpani pada seluruh kuadran
abdomen
Palpasi
: Tidak terdapat defense muscular, tidak

Turgor kulit : Cukup


Akral
: Hangat
Ekstrimitas : Superior kanan: tidak ada

kelainan
Superior kiri : tidak ada kelainan
Inferior kanan : tidak ada kelainan
Inferior kiri: tidak ada kelainan

Status Lokalis
Regio antebrachii
Look

Feel

Move

Kanan

Kiri

Simetris
Deformitas

+
-

+
+

Vulnus laceratum
Pendarahan
Deformitas
Penonjolan tulang

+
+
+
-

Krepitasi

Nyeri tekan

Nyeri gerak aktif.


Nyeri gerak pasif
Gerak terbatas

+
+
+

Pemeriksaan Luka
Tampak
: luka robek
Panjang luka : 5 cm
Tepi luka : tidak teratur
Dalam luka

: seluruh lapisan subkutis,


tidak sampai fascia
Jembatan jaringan : (+)
Luka kotor, darah masih merembes keluar

Diagnosis Kerja
Vulnus laceratum et causa kecelakaan kerja.

Rencana Terapi
Penanganan luka
debridement
asepsis
anastesi
penjaitan (hecting) 4 buah jaitan
dressing

Anti nyeri : Asam Mefenamat


Antibiotik : Amoxicilin (oral), gentamisin

(topical)
Pemberian ATS

Resep
R/ Gentamicin 0,1% 5 mg tube No. I
s.u.e
___________________________________________

R/ Amoxicilin tab 500 mg No. XV


S 3 dd tab 1
___________________________________________

R/ Asam Mefenamat tab 500 mg No. X


S 3 dd tab 1 prn nyeri
___________________________________________

R/ ATS Inj 50.000 IU per vial No. I


Cum spuit 10cc No. I
S imm
___________________________________________

R/ TT inj 0,5 ml per vial No. I


Cum spuit 1cc No. I
S imm
___________________________________________

Pro
: Tn. N
Usia
: 35 tahun

Edukasi
Kontrol setelah 3 hari
Luka jangan terkena air
Jangan banyak bergerak
Makan makanan yang bergizi

PENUTUP

Kesimpulan
Laki-laki 35 tahun mengalami vulnus

laceratum et causa kecelakaan kerja

DAFTAR PUSTAKA
Pusponegoro AD. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, De Jong W, penyunting. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005. h. 66-88.
Eslami A, Gallant-Behm CL, Hart DA, Wiebe C, Honardoust D, Gardner H, dkk. Expression of
Integrin v6 and TGF- in Scarless vs Scar-forming Wound Healing. J Histochem Cytochem.
2009;57:54357.
Leong M, Phillips LG. Wound Healing. Dalam: Sabiston Textbook of Surgery. Edisi ke-19.
Amsterdam: Elsevier Saunders; 2012. h. 984-92.
Bickley, Lynn S. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan BATES, Edisi ke-8. Alih
bahasa: dr. Andry Hartono. Jakarta: EGC; 2009.
Semer NB, Watts HG (ed). Dasar-dasar perawatan luka. Alih bahasa: dr. Th. E. Sudrajat Wahyu
Nugroho. Global HELP Organization (GHO); 2013. h. 4, 6, 9-11, 21.
Lawrence WT. Wound Healing Biology and Its Application to Wound Management. Dalam:
OLeary P (ed). The Physiologic Basis of Surgery. Edisi ke-3. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2002. h. 107-32.
Schultz GS. The Physiology of Wound Bed Preparation. Dalam: Granick MS, Gamelli RL (ed).
Surgical Wound Healing and Management. Switzerland: Informa Healthcare; 2007. h. 1-16.
Ahmadsyah I (ed). Luka, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed
2. Jakarta: EGC; 2004. h. 66-88 .
Saefudin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Djoko W (ed). Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed. 1. Jakarta: JNPKKR-POGI; 2000. h. 45-54.
Wijdjoseno G (ed). Anestesia, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC; 2004. h. 239-264.
Webster J, Scuffham P, Sherriff KL, Stankiewicz M, Chaboyer WP, 2012. Negative pressure
wound therapy for skin grafts and surgical wounds healing by primary intention. Cochrane
Database of Systematic Reviews;4:1-45.
Galiano RD, Mustoe TA. Wound Care. Dalam: Thorne CH, penyunting. Grabb and Smiths
Plastic Surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. h. 23-32.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai