KELOMPOK DISKUSI 2
ANGGOTA KELOMPOK
PEMICU 6
KATA KUNCI
Laki-laki 35 tahun
Luka robek terkena gergaji pada lengan
bawah kiri
Luka :
tepi : tidak rata
panjang : 5 cm
kedalaman : Subcutis,
kotor
darah merembes keluar
Jembatan jaringan (+)
RUMUSAN MASALAH
ANALISIS MASALAH
Laki-laki 35 tahun
luka robek kotor pada lengan bawah kiri dekat
siku sebelah medial akibat gergaji
Anamnesis
Evaluasi Luka:
tepi tidak rata, panjang 5 cm
kedalaman subcutis, kotor, darah
merembes keluar, jembatan
jaringan (+)
HIPOTESIS
PERTANYAAN DISKUSI
TINJAUAN PUSTAKA
Luka
Luka adalah suatu cedera dimana kulit robek,
terpotong atau tertusuk, atau trauma benda
tumpul yang menyebabkan kontusio. Luka
dikategorikan dua jenis yaitu luka terbuka dan
tertutup.
Klasifikasi berdasarkan obyek penyebab luka
antara lain: luka insisi, luka laserasi, luka abrasi,
luka tusuk, luka penetrasi, dan luka tembak. Luka
tertutup dibagi menjadi tiga: kontusi, hematoma
dan luka tekan. Luka tertutup memiliki bahaya
yang sama dengan luka terbuka
Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama
Status imunisasi tetanus
Perdarahan pada saat luka
Riwayat perdarahan berwarna merah cerah,
berdenyut pada saat terjadinya luka dapat terjadi
karena perlukaan pada arteri. Periksa pulsasi pada
sisi distal dari luka untuk meyakinkan bahwa tidak
ada gangguan sirkulasi. Eksplorasi lebih lanjut di
ruang operasi oleh ahli bedah diharuskan jika
dicurigai terjadi cedera arteri.
Penyakit penyerta
Malnutrisi, diabetes, HIV adalah beberapa
penyakit penyerta yang dapat membuat pasien
lebih rentan terkena infeksi dan membutuhkan
perawatan dengan seksama. Memastikan pasien
dengan diabetes untuk menjaga kadar gula darah
tetap terkontrol. Memastikan asupan
protein/vitamin yang cukup untuk penyembuhan
luka.
Riwayat merokok
Merokok dapat menghambat proses
penyembuhan luka.
Pemeriksaan Fisik
nilai status gizi
status jantung dan sirkulasi pasien
Lokasi luka
Luka bersih atau luka kotor yang terkontaminasi
benda asing dan bakteri. Lihat warna kulit sekitar,
apabila pucat menunjukkan sirkulasi yang buruk
kerusakan menembus saraf, otot ataupun tulang
Status tetanus pasien harus dipertimbangkan.
Apabila luka karena gigitan hewan, perlu diberikan
antirabies
Pemeriksaan Luka
Debridemen
Benda asing misalnya rumput, tanah, kayu,
Membersihkan Luka
Dibersihkan dengan seksama
Alirkan luka dengan beberapa cc larutan
Teknik Debridement
Sedasi atau anestesia total
Dengan memakai forsep, jepit tepi jaringan
basah ke kering
Anestesi
Dressing Luka
Dressing adalah bahan yang digunakan
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama
: Tn. N
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia
: 35 tahun
Alamat
: Jl. Sepakat Blok T
Pekerjaan
: Tukang kayu
Anamnesis
A.Keluhan Utama : Luka pada lengan
bawah kiri
B.Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas dengan luka pada
: disangkal
: disangkal
Riwayat penyakit Hipertensi : disangkal
Riwayat Imunisasi Tetanus : belum pernah
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital :
TD : 120/70 mmHg
HR : 70x/ menit, reguler
RR : 22 x/ menit
Suhu : 37,5oC
Status Generalis
Kepala : Simetris, mesocephal, rambut warna hitam.
Mata : Reflek cahaya (+), konjungtiva anemis (-),
Pemeriksaan leher
Inspeksi : Tidak terdapat deviasi trakea
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
Pemeriksaan thorak
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V
LMC sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas atas kiri ICS II LPS sinistra
Batas atas kanan ICS II LPS dextra
Batas bawah kiri ICS V LMC sinistra
Batas bawah kanan ICS IV LPS dextra
Auskultasi : S1>S2 reguler
Paru
Inspeksi
: Simetris, tidak ada retraksi
Tidak terdapat ketinggalan gerak antara paru kanan
dan kiri
Palpasi
: Simetris, vocal fremitus kanan dan kiri
sama
Perkusi
: Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
: Suara dasar vesikuler kedua lapang
paru dan tidak terdapat suara tambahan
Pemeriksaan abdomen
inspeksi : Simetris, tidak terdapat massa, tidak
terdapat sikatrik
Auskultasi
: Bising usus normal
Perkusi
: Timpani pada seluruh kuadran
abdomen
Palpasi
: Tidak terdapat defense muscular, tidak
kelainan
Superior kiri : tidak ada kelainan
Inferior kanan : tidak ada kelainan
Inferior kiri: tidak ada kelainan
Status Lokalis
Regio antebrachii
Look
Feel
Move
Kanan
Kiri
Simetris
Deformitas
+
-
+
+
Vulnus laceratum
Pendarahan
Deformitas
Penonjolan tulang
+
+
+
-
Krepitasi
Nyeri tekan
+
+
+
Pemeriksaan Luka
Tampak
: luka robek
Panjang luka : 5 cm
Tepi luka : tidak teratur
Dalam luka
Diagnosis Kerja
Vulnus laceratum et causa kecelakaan kerja.
Rencana Terapi
Penanganan luka
debridement
asepsis
anastesi
penjaitan (hecting) 4 buah jaitan
dressing
(topical)
Pemberian ATS
Resep
R/ Gentamicin 0,1% 5 mg tube No. I
s.u.e
___________________________________________
Pro
: Tn. N
Usia
: 35 tahun
Edukasi
Kontrol setelah 3 hari
Luka jangan terkena air
Jangan banyak bergerak
Makan makanan yang bergizi
PENUTUP
Kesimpulan
Laki-laki 35 tahun mengalami vulnus
DAFTAR PUSTAKA
Pusponegoro AD. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, De Jong W, penyunting. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005. h. 66-88.
Eslami A, Gallant-Behm CL, Hart DA, Wiebe C, Honardoust D, Gardner H, dkk. Expression of
Integrin v6 and TGF- in Scarless vs Scar-forming Wound Healing. J Histochem Cytochem.
2009;57:54357.
Leong M, Phillips LG. Wound Healing. Dalam: Sabiston Textbook of Surgery. Edisi ke-19.
Amsterdam: Elsevier Saunders; 2012. h. 984-92.
Bickley, Lynn S. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan BATES, Edisi ke-8. Alih
bahasa: dr. Andry Hartono. Jakarta: EGC; 2009.
Semer NB, Watts HG (ed). Dasar-dasar perawatan luka. Alih bahasa: dr. Th. E. Sudrajat Wahyu
Nugroho. Global HELP Organization (GHO); 2013. h. 4, 6, 9-11, 21.
Lawrence WT. Wound Healing Biology and Its Application to Wound Management. Dalam:
OLeary P (ed). The Physiologic Basis of Surgery. Edisi ke-3. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2002. h. 107-32.
Schultz GS. The Physiology of Wound Bed Preparation. Dalam: Granick MS, Gamelli RL (ed).
Surgical Wound Healing and Management. Switzerland: Informa Healthcare; 2007. h. 1-16.
Ahmadsyah I (ed). Luka, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed
2. Jakarta: EGC; 2004. h. 66-88 .
Saefudin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Djoko W (ed). Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed. 1. Jakarta: JNPKKR-POGI; 2000. h. 45-54.
Wijdjoseno G (ed). Anestesia, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC; 2004. h. 239-264.
Webster J, Scuffham P, Sherriff KL, Stankiewicz M, Chaboyer WP, 2012. Negative pressure
wound therapy for skin grafts and surgical wounds healing by primary intention. Cochrane
Database of Systematic Reviews;4:1-45.
Galiano RD, Mustoe TA. Wound Care. Dalam: Thorne CH, penyunting. Grabb and Smiths
Plastic Surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. h. 23-32.
TERIMA KASIH