Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

VULNUS
Prof. dr. Djoko Simbardjo, Sp. B., Sp. OT
Identitas
Nama : Tn. T
Usia : 19 tahun
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jl. Catur Tunggal No.34 RT
15/ RW 09 Kemayoran, Jakarta Pusat
Tanggal MRS : 29 Maret 2013

Anamnesis
KU : Nyeri pada paha tungkai kanan atas sejak 4 jam SMRS

RPS : OS datang ke RS dengan keluhan luka sobek pada
ibu jari kanan atas sejak 2 jam SMRS. OS mengaku
sebelumnya kaki kanan tertimpa motor RX-king saat
sedang menstandar motor tersebut. Tungkai kanan atas
terasa sangat nyeri dan terdapat luka di daerah lutut dan
berdarah banyak sehingga OS segera ke RS. Saat
kejadian pasien mengaku sadar. Keluhan muntah dan sakit
kepala disangkal. 3 tahun SMRS tungkai kanan bawah OS
pernah di amputasi karena KLL.


RPD : Riwayat penyakit sistemik disangkal
sebelumnya pasien belum pernah sakit
seperti ini
RPK : DM disangkal, hipertensi disangkal,
penyakit jantung
disangkal
RPO : Tidak pernah mendapat pengobatan jangka
panjang
Alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
A : Jalan napas bebas
B : Look Pengembangan dada (+)
Listen Terdapat suara napas
Feel Terdapat hembusan napas
C : Baik ( TD 130/90 mmHg, Nadi 88 x/menit, akral hangat)
D : Gangguan pergerakan pada tungkai kanan atas, nyeri
(+), bengkak (+), kemerahan (+)
E : Luka lecet pada tungkai kanan atas
Bengkak pada tungkai kanan atas


Secondary Survey
KU : Tampak sakit
Kesadaran : CM
GCS : E4M6V5
TTV : TD 130/90 mmHg
Nadi 88 x/menit
Napas 20 xmenit
Suhu 36,5
0
C

Status Generalis
Kepala : normochepali, rambut tidak mudah
rontok, distribusi merata
Mata : Pupil isokhor, Konjungtiva hiperemis (-/-),
konjungtiva anemis (-/-), refleks pupil (+/+),
sklera ikterik (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), mimisan
(-)
Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-), bibir kering (-
), stomatitis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-),
Pembesaran KGB leher (-)

Paru
Inspeksi : Normochest, retraksi (-)
Palpasi : Vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Batas paru-hepar setinggi ICS 6
Auskultasi: Vesikuler (+), Ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Kiri : midclavicula sinistra ICS 5
Kanan : linea sternalis dextra ICS 4
Auskultasi: BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Abdomen supel, tidak ada
bekas luka
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+),
hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
Atas : Udem (-), RCT <2 detik, akral
hangat +/+
Bawah : Udem (-),RCT <2 detik, akral
hangat +/+


Status Lokalis
Regio femoris dextra

Look: tampak
hematom, oedema (+),
deformitas (+),
angulasi (+),
pemendekan (+),
rotasi (+)
Feel: nyeri tekan (+),
nyeri sumbu (+),
perabaan sedikit lebih
hangat dibanding kulit
sekitar, dolor/nyeri
(+), krepitasi (tidak
dilakukan)
Move: nyeri gerak
aktif (+), nyeri gerak
pasif (+), ROM sulit
dinilai karena nyeri


Pemeriksaan Pununjang
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Kimia klinik
GDS
HBsAg

12,1
7,14
38
394

93
(-)

G/dl
Ribu/L
%
Ribu/l

Mg/dl

13,2 17,3
3.80 10.60
40 52
140 392

70 200
(-)
Nilai Nilai Rujukan
Hemostasis
Masa Protrombin
(PT)
Pasien
Kontrol

11,0 detik
12,0 detik

9,8-12,6
APTT
Pasien
Kontrol

36,5detik
41,1 detik

31,0-47,0
Pemeriksaan Pununjang
Radiologi
Resume
Tn.S, 40 tahun MRS dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan atas
yang dirasakan terus-menerus dan bertambah berat saat digerakkan
setelah jatuh dari kamar mandi. Penurunan kesadaran disangkal.
Muntah disangkal. 3 tahun SMRS tungkai kanan bawah OS pernah di
amputasi karena KLL.

Pemeriksaan fisik:
Status lokalis
Regio femur dextra
Look: tanda inflamasi (+), perdarahan (+)
Feel: dolor/nyeri (+), krepitasi (tidak dilakukan), kalor (+)
Move: tidak dapat digerakkan karena nyeri

Radiologi:
Fraktur os femur kanan 1/3 distal
DIAGNOSIS
Fraktur femur terutup 1/3 distal dextra garis patah oblique tertutup

PENATALAKSANAAN
Reamputasi

FOLLOW UP
Pre Operasi
Pemeriksaan darah lengkap
Puasa
EKG
Foto toraks
Konsul jantung dan saraf
Operasi

Operasi
Reamputasi

Post Operasi
Imobilisasi
Pulang bedrest
Analgetik dan antibiotik
Post Operasi
TINJAUAN PUSTAKA
VULNUS
Definisi
Luka adalah keadaan hilang/terputusnya
kontinuitas jaringan
luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang
mengganggu proses selular normal,
luka dapat juga dijabarkan dengan adanya
kerusakan pada kontinuitas/kesatuan jaringan
tubuh yang biasanya disertai dengan
kehilangan substansi jaringan.

Proses penyembuhan luka
Faseinflamasi
respon natural tubuh terhadap trauma. Setelah
terjadinya lukaPembuluh darah disekitar
luka kontraksi Membentuk bekuan
Haemostasis Vasodilatasi sel-sel
essensial, antibodi, se ldarah putih, growth
factor, enzim mencapai daerah luka
Meningkatkan eksudasi inflamasi

Faseproliferasi
granulasi Kolagen dan matriks ekstra seluler
Muncul pembuluh darah baru granulasi
yang baik, tdk mudah berdarah dan berwarna
pink/kemerahan Indikasi penyembuhan luka
granulasi Kehitaman Indikasi kurangnya
perfusi, iskemia / infeksi
Sel epitel melapisi luka epitelialisasi

Fase maturasi
terjadi jika luka sudah tertutup Remodeling
kolagen aktivitas seluler menurunkan jumlah
pembuluh darah di area perlukaan
Timbul sikatrik

Pembagian Luka
Luka karena kekerasan mekanik (benda
tajam, tumpul dan senjata api)
Luka karena kekerasan fisik (luka karena
arus listrik, petir, suhu tinggi dan suhu
rendah)
Luka karena kekerasan kimiawi ( asam
organic, asam anorganik, kaustik alkali dank
arena logam berat)
Luka dapat dibagi atas :
Menembus tidaknya :
Tidak menembus suatu rongga (vulnus
non penetrans)
Menembus suatu rongga (vulnus
penetrans)

Klasifikasi luka
Luka dibedakan berdasarkan :
Berdasarkan penyebab
Ekskoriasi atau luka lecet
Vulnus scisum atau luka sayat
Vulnus laseratum atau luka robek
Vulnus punctum atau luka tusuk
Vulnus morsum atau luka karena gigitan
binatang
Vulnus combotio atau luka bakar
Vulnus sclopetorum atau luka tembak

Luka Lecet (eksoriasi)
luka yang superfisial terbatas hanya pada
lapisan kulit yang paling luar / kulit ari
epidermis
terjadi akibat pukulan,terjatuh,kecelakaan lalu
lintas,terseret,cakaran dengan kuku,gigitan,dll
Vulnus eksoriasi

Vulnus Scissum/Insivum (Luka
Sayat)
Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan
benda tajam atau jarum merupakan luka
terbuka akibat dari terapi untuk dilakukan
tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin.
Laserasi
Luka terbuka akibat trauma benda tumpul
yang menyebabkan kulit teregang ke satu
arah
Bila batas elastisitas kulit terlampauirobekan
pada kulit
Kerusakan pada seluruh tebal kulit dan
jaringan di bawah kulit
Ciri-ciri luka robek
Umumnya tidak beraturan
Tepi atau dinding tidak rata
Tampak jembatan jaringan yang
menghubungkan kedua tepi luka
Bentuk dasar luka tidak beraturan
Ujung luka tidak runcing
Akar rambut tampak hancur atau tercabut
Sering didapatkan luka lecet atau memar di sisi
luka
Vulnus Punctum (Luka Tusuk)

Penyebab adalah benda runcing tajam atau
sesuatu yang masuk ke dalam kulit,
merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil
tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang
mengenai abdomen/thorax disebut vulnus
penetrosum(luka tembus).
Vulnus Morsum (Luka Gigitan)

Penyebab adalah gigitan binatang atau
manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk
luka tergantung dari bentuk gigi.
Vulnus Combustion (Luka
Bakar)

Penyebab oleh karena thermis, radiasi,
elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak
dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula
carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau
anesthesia.
Vulnus Schlopetorum (Lika
Tembak)

Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada
pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa
tidak teratur kadang ditemukan corpus
alienum.

Stadium luka berdasarkan
The UK consencious


Berdasarkan ada/tidaknya
kehilangan jaringan
Ekskoriasi
Skin avulsion
Skin loss
Berdasarkan derajat
kontaminasi
Luka bersih
Luka bersih tercemar
Luka tercemar
Luka kotor
Luka bersih
Luka sayat elektif
Steril, potensial terinfeksi
Tidak ada kontak dengan orofaring, traktus
respiratorius,traktus elimentarius, traktus
genitourinarius
Luka bersih tercemar
Luka sayat elektif
Potensi terinfeksi : spillage minimal, flora
normal
Kontak dengan orofaring, respiratorius,
elimentarius dan genitourinarius
Proses penyembuhan lebih lama
Luka tercemar
Potensi terinfeksi: spillage dari traktus
elimentarius, kandung empedu, traktus
genito urinarius, urine
Luka trauma baru : laserasi, fraktur
terbuka, luka penetrasi.
Luka kotor
Akibat proses pembedahan yang
sangat terkontaminasi
Perforasi visera, abses, trauma lama.

Penilaian luka
Sekeliling kulit(warna,
kelembapan, fleksibilitas)
Bed Luka
(penilaian jar.nekrotik non
vital.
Jar.granulasi,fibrin,eksudat
kolonisasi bakteri
Tepi luka
(penilaian tepiluka,
perlekatan ke
dasarluka)
Ukuran dan dalam
luka
KOMPLIKASI
Kerusakan Arteri: Pecahnya arteri karena trauma bisa
ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun,
cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan
dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan
emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit,
tindakan reduksi, dan pembedahan.
Kompartement Syndrom: Kompartement Syndrom
merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah
dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh oedema atau
perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah.
Infeksi: System pertahanan tubuh rusak bila ada
trauma pada jaringan.
Shock: Shock terjadi karena kehilangan banyak darah
dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa
menyebabkan menurunnya oksigenasi
Manajemen luka
Bersihkan luka dengan NaCl0,9%
Disinfektan sekitar luka dengan povidoniodine
Suntik anestesise tempat
Lindungi dengan kainsteril
Jika luka dalam dan kotor, bersihkan lagi
dengan perihidrolNaCl0,9%
Lakukan debridement jika ada jaringan
yang mati
Jika luka terbuka Lakukan penjahitan
Tutup dengan kasasteril

Suntikan tetanus : anti tetanus serum dan vaksin
tetanus toxoid.
Indikasi:
Luka cukup besar (dalam>1 cm)
Luka berasal dari benda kotor dan berkara
Luka gigitan hewan dan manusia
Luka tembak dan luka bakar
Luka terkontaminasi > 6jam tdk ditangani / <
6jam namun terpapar byk kontaminasi
Vulnmus ictum
PENATALAKSANAAN

1.Pembedahan
2.Imunisasi tetanus
3.Immobilisasi
4.Terapi antibiotik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai