Anda di halaman 1dari 41

TRAUMA VASKULAR

Pembimbing:
dr. Muhammad Ali Syahputra, Sp.BTKV

Ricky 140100213
Renaldo Markus P 140100142
Hilda Filia Fadhila 140100053
Grace Setia H. Simanjuntak 140100096
Bella Clarissa P. Marpaung 140100044
Natalia Stefanie 140100042
BAB I
PENDAHULUAN
 Trauma pada sistem vaskular bisa sangat mematikan. Trauma
vaskular dapat terjadi dalam tiga bentuk: tumpul, penetrasi, atau
kombinasi.
 Cedera vaskular (baik sentral dan perifer) merupakan 1% hingga 2%
dari semua cedera yang dilaporkan pada pasien trauma. Namun,
cedera ini menyebabkan lebih dari 20% dari semua kematian terkait
trauma.
 The Western Trauma Association (WTA) dan Eastern Association
for the Surgery of Trauma (EAST) masing-masing memiliki
rekomendasi pada pemeriksaan dan manajemen cedera vaskular.
Tujuan

 Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk


menambah pengetahuan mengenai trauma vaskular
sehingga dokter muda dapat mengenali penyakit ini dan
menangani sesuai dengan kompetensinya.
 
Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah

Sistem Pembuluh Darah


 Di antara berbagai organ tubuh, pembuluh darah mungkin
merupakan salah satu organ yang mempunyai peranan
penting dan sistemnya sangat kompleks. Dikenal dua
sistem sirkulasi di mana pembuluh darah memegang
peranan utama yaitu: sistem sirkulasi sistemik dan sistem
sirkulasi paru-paru
 Di setiap sistem, masing-masing dikelompokkan menjadi
3 sistem yaitu sistem arterial, sistem kapiler dan sistem
venosa
Tabel 1. Tebal Dinding Pembuluh Darah, Diameter Lumen dan Luas Penampang
Lintang (Area) Pembuluh Darah

SISTEM PEMBULUH
    TEBAL DINDING   LUMINAL   AREA
DARAH

  Aorta    2 mm   2.5 cm   4.5 cm2

  Arteri    1 mm   0.4 cm   20 cm2

  Arteriol    20 μm   30 μm   400 cm2

  Kapiler    1 μm   5 μm   4500 cm2

  Venol    2 μm   20 μm   4000 cm2

  Vena    0.5 mm   5 mm   40 cm2

  Vena Kava    1.5 mm   3 cm   18 cm2


Struktur Dinding Pembuluh Darah

 Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 (tiga)


lapisan, yaitu:
 lapisan terdalam yang disebut sebagai
tunika intima
 Lapisan ditengah disebut sebagai tunika
media dan
 Lapisan terluar disebut sebagai tunika
adventisia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Trauma Vaskuler

 Trauma pada pembuluh darah menyebabkan ancaman pada kelangsungan hidup


bagian tubuh yang diperdarahinya.
 Trauma vaskuler memerlukan diagnosis dan tindakan penanganan yang cepat
untuk menghindarkan akibat fatal berupa amputasi.
 Trauma vaskular dapat disebabkan oleh luka tajam, luka tumpul, maupun luka
iatrogenik.
 Trauma vaskuler sering terdapat bersamaan dengan trauma organ lain seperti
syaraf, otot dan jaringan lunak lainnya atau bersamaan dengan fraktur atau
dislokasi pada ekstremitas.
Tipe Trauma

Tipe Trauma Gejala Klinis


Laserasi Parsial Pulsasi menurun, hematoma, perdarahan
Transeksi (-) pulsasi distal, iskemia
Kontusio Awalnya: normal dapat progresif  trombosis
Kompresi Eksternal Pulsasi menurun  normal jika fraktur diperbaiki
Tanda Klinis

Hard Sign Soft Sign

(-) pulsasi distal Berkurangnya pulsasi distal

Perdarahan pulsatil aktif Riw. Perdarahan sedang

Tanda – tanda iskemia Trauma pada daerah dekat PD Utama

Thrill arteri dgn palpasi manual Defisit neurologis

Bruit pada daerah cedera dan sekitarnya Hematom yang tidak meluas

Hematoma yang meluas


Pemeriksaan Penunjang

 ABI : jika hasilnya < 1 menandakan adanya trauma arteri


 Ultrasonografi Doppler: dapat merekam pantulan gelombang suara
yang ditimbulkan oleh sel darah merah sehingga dapat menilai
aliran darah
 Duplex Ultrasound : menentukan lesi vaskular
 Angiografi : berguna untuk mengevaluasi luasnya trauma, sirkulasi
distal, dan perencanaan operasi. Untuk mendeteksi trauma arteri
minimal.
Tatalaksana

 Kontrol perdarahan dengan kompresi pada daerah perdarahan


 Tidak boleh dipasang torniket  merusak sistem kolateral yang ikut
terbendung
 Golden period vaskuler : 6-12 jam
 Rekonstruksi pembuluh darah
Komplikasi

 Syok Hemoragik
 Trombosis dengan iskemik distal
 Pseudoanuerisma : Penyebab nya adalah luka tembus yang merusak
ketiga lapisan dinding pembuluh arteri secara menyamping
(tangensial).
 Sindrom Kompartemen : disebabkan oleh kenaikan tekanan internal
pada kompartemen fascia
BAB III
Status Orang Sakit
Nama : DS
No. RM : 78.57.77
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir/umur : 23-08-1988/ 30 th 11
bln
Alamat : Komplek Tasbih Blok G
No.57
Status Perkawinan : Sudah menikah
Keluhan Utama : Luka robek di lengan kanan bawah
Telaah : Hal ini dialami sejak 2 jam sebelum masuk
Rumah Sakit, awalnya pasien sedang menaiki tangga dan terjatuh,
sehingga tangan kanan mengenai kaca yang pecah, yang
menyebabkan luka pada lengan kanan bawah disertai perdarahan
yang aktif .
 
Riwayat penyakit terdahulu :-
Riwayat pengobatan :-
Pemeriksaan Fisik Status Generalisata
Status presens : Kepala

Sensorium : Compos mentis


• Mata : Reflek cahaya (+/+), pupil isokor,
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
konjungtiva palpebra inferior pucat
(-/-), sklera ikterik (-/-)
Hari : 112 kali/menit
• Telinga : Dalam batas normal
RR : 20 kali/menit
• Hidung : Dalam batas normal
Temperatur : 36,8C
• Tenggorokan : Dalam batas normal
VAS : 5
• Mulut : Dalam batas normal
Toraks
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru Abdomen
Auskultasi : Suara pernafasan : Vesikuler Inspeksi : Simetris
Suara Tambahan : - / - Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak
  teraba.
Jantung Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Atas : ICS III LMCS;
Kanan : ICS IV LPSD;
Kiri : ICS IV 1cm medial
LMCS
Auskultasi : Bunyi jantung S1, S2 (+) N, murmur
(-)
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Dextra
• Inspeksi : Tampak luka robek 10 x 2 cm
dengan dasar otot dan
tendon, pinggir rata, perdarahan
aktif dijumpai
• Saturasi Manus Dextra
• Digitus I : 82%
• Digitus II : 79%
• Digitus III : 79%
• Digitus IV: 90%
• Digitus V :67%
Status Dextra Sinistra
   
Vaskular

  A. Radialis (-) (+)  

  A. Ulnaris (+) (+)  

A. Brachialis (+) (+)


   

  CRT >2” <2”  

Ekstremitas Inferior Dextra dan Sinistra


- Inspeksi : Akral hangat, CRT < 2”, jejas (-)

- Palpasi : Nyeri tekan (-) krepitasi (-)

Genitalia

- Genitalia : Laki-laki, perineum, penis dan testis dalam batas normal


Foto Klinis
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
Laboratorium Hasil Rujukan

Hemoglobin 10,6 g/dl 13 – 18 g/dl


Eritrosit 3,43 106/µL 4,50 – 6,50 106/µL
Leukosit 19,780 /µL 4.000 – 11.000 /µL
Hematokrit 30% 39 – 54 %
Trombosit 217.000 /µL 150.000 – 450.000 /µL
KGD sewaktu 156 mg/dl <200 mg/dl
BUN 11 mg/dl 8 – 26 mg/dl
Ureum 24 mg/dl 18 – 55 mg/dl
Creatinine 0,83 mg/dl 0,7 – 1,3 mg/dl
Natrium (Na) 136 mEq/L 135 -155 mEq/L
Kalium (K) 3,5 mEq/L 3.6 – 5.5 mEq/L
Chlorida (Cl) 106 mEq/L 96 – 106 mEq/L
Waktu Protrombin Pasien : 12,7”  
Kontrol : 13,2”

INR 0,96 0,8-1,3


APTT Pasien : 30,9”  
Kontrol : 32,9”
Radiologi
Hasil Foto Thorax 27 Juli 2019

Kesimpulan :
Tidak tampak kelainan radiologis
pada cor dan pulmo
Hasil Foto Antebrachii Dextra 27 Juli 2019

• Kedudukan tulang-tulang radius ulna baik


• Tak tampak fraktur, destruksi, lesi litik
maupun blastik
• Tak tampak dislokasi maupun penyempitan
celah sendi
• Jaringan lunak kesan tenang

Kesimpulan :
Tidak tampak kelainan pada foto antebrachii
dextra
Diagnosis
 Rupture (R) Radial Artery + Multiple (R) Flexor Tendon Rupture

Tatalaksana
• IVFD RL 1000 cc/jam
• O2 Nasal Canule 3L/I
• Inj Tetagam 1 amp
• Tramadol drip 1 amp
• Ceftriaxone 1 gr/12 jam
BAB IV
FOLLOW UP
BAB IV
FOLLOW UP
28 Juli 2019
S Nyeri di daerah tangan kanan (+)
O Sens : CM;
TD: 110/70 mmHg; HR: 90x/i; RR: 20x/i; T: 36,7
SpO2: 95%
VAS: 4

A Rupture Radial Artery + Multiple (R) Flexor Tendon Rupture


P - Repair artery radialis + Joint operasi dengan Orthopedi + Debridement + Explorasi
- IVFD Ringer Laktat 30 gtt/i
- Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Heparin 4cc + NaCl 0,9% 500cc -> 8 gtt/i
- Inj Ketorolac 30 mg / 8 jam
- Inj Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Rawat luka
29 Juli 2019
S Nyeri di daerah tangan kanan
O Sens : CM
TD: 110/80 mmHg; HR: 88x/i; RR: 20x/i; T: 36,5
VAS: 4

A Post Repair Arteri Radialis dan Ulnaris (R)


P - IVFD Ringer Laktat 30 gtt/i
- Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Inj Ketorolac 30 mg / 8 jam
- Inj Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Rawat luka
30 Juli 2019

S Nyeri di daerah tangan kanan

O Sens : CM
TD: 120/80 mmHg; HR: 90x/i; RR: 20x/i; T: 36,5
VAS: 3

A Post Repair Arteri Radialis dan Ulnaris (R)

P - IVFD Ringer Laktat 30 gtt/i


- Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Heparin 4cc + NaCl 0,9% 500cc -> 8 gtt/i
- Inj Ketorolac 30 mg / 8 jam
- Inj Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Rawat luka
31 Juli 2019
S Nyeri di daerah kaki kanan
O Sens : CM
TD: 120/70 mmHg; HR: 86x/i; RR: 20x/i; T: 36,7
VAS: 3

A Post Repair Arteri Radialis dan Ulnaris (R)


P - IVFD Ringer Laktat 30 gtt/i
- Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Heparin 4cc + NaCl 0,9% 500cc -> 8 gtt/i
- Inj Ketorolac 30 mg / 8 jam
- Inj Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Rawat luka
1 Agustus 2019

S Nyeri di daerah kaki kanan

O Sens : CM
TD: 120/80 mmHg; HR: 90x/i; RR: 20x/i; T: 36,9
VAS: 3

A Post Repair Arteri Radialis dan Ulnaris (R)

P - IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i


- Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Inj Ketorolac 30 mg / 8 jam
- Inj Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Rawat luka
BAB V
DISKUSI
KASUS
BAB V
DISKUSI KASUS
Teori Kasus
Anamnesis

 Trauma vaskuler harus dicurigai pada  Luka robek di lengan kanan bawah
setiap trauma yang terjadi pada daerah  Terjadi sejak 2 jam sebelum masuk rumah
yang secara anatomis dilalui pembuluh sakit
darah besar  Mekanisme trauma: awalnya pasien sedang
 Pada kejadian: luka tusuk, luka tembak menaiki tangga dan terjatuh, sehingga
berkecepatan rendah, dan trauma tangan kanan mengenai kaca yang pecah
tumpul yang berhubungan dengan dan menyebabkan luka pada lengan kanan
fraktur dan dislokasi bawah disertai perdarahan aktif
 Keparahan bergantung kepada: derajat
invasifnya trauma, mekanisme, tipe, dan
lokasi trauma, serta durasi iskemia
Pemeriksaan Fisik
 Hard sign Status presens :
o Hilangna pulsasi distal Sensorium :Compos mentis
o Perdarahan pulsatil yang aktif TD :110/70 mmHg
o Tanda-tanda iskemia (5P) HR :112 kali/menit
o Thrill arteri dengan palpasi manual RR : 20 kali/menit
o Bruit pada daerah cedera dan sekitarnya Temperature : 36,80C
o Hematoma yang luas VAS :5
 Soft sign  
o Berkurangnya pulsasi distal Kepala
o Riwayat perdarahan sedang  Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat, RC
o Trauma pada daerah dekat PD utama (+/+), pupil isokor
o Defisit neurologis  T/H/M : dalam batas normal
o Hematoma sekitar lesi yang tidak meluas Toraks : dalam batas normal
 ABI < 1
Abdomen : dalam batas normal
 Pulse oxymetry
 
Pemeriksaan Fisik
  Ekstremitas superior dextra

 Inspeksi : tampak luka robek 10x2 cm dengan dasar otot dan


tendon, pinggir rata, perdarahan aktif dijumpai
 SpO2 manus dextra:
- Digitus I : 82%
- Digitus II : 79%
- Digitus III : 79%
- Digitus IV: 90%
- DigitusV :67%
 Status vaskular
A. radialis (-), A. ulnaris (+), A. brachialis (+), CRT >2”

Ekstremitas superior sinistra : dalam batas normal

Ekstremitas inferior : dalam batas normal


 
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium Laboratorium
 Doppler ultrasound
 Hb/Ht/Leu/Plt : 10.6/30%/19.780/217.000
o Menilai aliran darah
 PT/INR/APTT : 12.7(12.2)/0.96/30.9(32.9)
 Arteriografi
Rontgen thorax
o Dilakukan bila terdapat keraguan diagnosis
 Tidak tampak kelainan radiologis pada cor dan
pada reeksplorasi atau pasca operasi
pulmo
o Dianjurkan pada trauma luas
Rontgen antebrachii
o Untuk mengetahui lesi vaskular yang multipel
dan kondisi kolateral yang ada  Tidak tampak kelainan pada foto antebrachii dextra
 Angiografi  
o Mengevaluasi luasnya trauma, sirkulasi distal,
mendiagnosis trauma arteri minimal dan
perencanaan operasi
 Menghentikan perdarahan Tatalaksana awal:
o Penekanan di atas daerah perdarahan
- IVFD RL 1000 cc/jam
o Tidak boleh dengan torniquet
Penatalaksanaan endovaskular - O2 Nasal Canule 3L/i

 Embolisasi transkateter dengan coil atau balon dapat digunakan - Inj Tetagam 1 amp
untuk terapi beberapa cedera arteri seperti fistula arteriovenosa - Tramadol drip 1 amp
aliran rendah, khususnya pada lokasi anatomis yang jauh
 Pendekatan endovaskular lainnya pada cedera ekstremitas adalah - Ceftriaxone 1 gr/12 jam

dengan penggunaan teknologi stent-graft  

Penatalaksanaan operasi

 Autograft
 Debridemen
 Fasiotomi
 Fiksasi fraktur
 Neurorhaphy
 Reparasi vena
 Rekonstruksi arteri
 Pemakaian heparin dosis kecil untuk mencegah thrombus
BAB VI
KESIMPULAN
KESIMPULAN

DS, laki-laki, usia 30 tahun, datang dengan keluhan utama luka robek di lengan kanan
bawah. Hal ini dialami sejak 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit, awalnya pasien sedang
menaiki tangga dan terjatuh, sehingga tangan kanan mengenai kaca yang pecah, yang
menyebabkan luka pada lengan kanan bawah disertai perdarahan yang aktif. Pasien didiagnosis
dengan Rupture (R) radial artery + multiple (R) flexor tendon rupture dan ditatalaksana awal
dengan:
 IVFD RL 1000 cc/jam
 O2 Nasal Canule 3L/i
 Inj Tetagam 1 amp
 Tramadol drip 1 amp
 Ceftriaxone 1 gr/12 jam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai