Anda di halaman 1dari 15

MASALAH DAN INOVASI SUPERVISI

PEKERJAAN SOSIAL

Husna Farih Nabila (14.04.136)


Yohanes Wahyu Kendy
(14.04.311)
Angga Dwiki Arfianto
(14.04.348)
SIFAT DASAR MASALAH
Supervisor yang menghadapi masalah teknis
berkaitan dengan akses terhadap kinerja
supervisee. Jika supervisor secara
administratif bertanggung jawab pada
penampilan pekerja dan jika ia berperan
membantu pekerja belajar untuk tampil
bekerja lebih efektif, supervisor butuh
pengetahuan yang jelas tentang yang pekerja
lakukan. Meskipun, supervisor sering tidak
dapat mengamati kinerja pekerja secara
langsung
ADA 2 JENIS PENGAMATAN DALAM
SUPERVISI
Pengamatan langsung
1. Sitting in
2. One way mirrors
3. Co-therapy
. Pengamatan tidak langsung
Pengamatan melalui rekaman
SUPERVISI LANGSUNG SELAMA
WAWANCARA
Keuntungan Kerugian
Meningkatkan kemungkinan Supervisi langsung
bahwa praktik langsung memerlukan waktu, dan
dengan praktik yang lebih sulit untuk dijadwalkan
berpengalaman akan lebih Keterampilan dalam
efektif supervisi langsung tidak
Supervisi langsung dapat disamaratakan
melindungi kesejahteraan dalam berbagai situasi
klien Supervisi langsung
Supervisor secara langsung memungkinkan
bertanggung jawab terhadap menghasilkan pekerja
hasil supervisi langsung
pasif atau pekerja yang
Supervisi akan lebih efektif tidak inisiatif
PERMASALAHAN DALAM SUPERVISI

Pekerja sosial seringkali tidak melaksanakan


tugasnya dan tidak bertanggung jawab atas
tindakan yang telah mereka ambil
Seorang pekerja sosial pernah mengatakan
bahwa supervisi menciptakan citra buruk pekerja
sosial kaitannya dengan profesi lain
Supervisi itu menyebabkan ketergantungan,
menghambat pengembangan diri, melanggar
hak pekerja untuk otonomi
Supervisi terus mengakibatkan terbatasnya
otoritas pekerja sosial kepada klien
SUPERVISI TAK BERKESUDAHAN DAN
OTONOMI PEKERJA
Disamping itu kuatnya kontroversi sehubungan
dengan supervisi yang tak berkesudahan.
Dalam waktu yang sama anggapan bahwa
pekerja sosial yang di supervisi terlalu banyak
dan terlalu lama, juga terdapat pernyataan
bahwa terdapat pekerja sosial yang tidak
tersupervisi dan mereka terlalu banyak
melakukan otonomi dan keleluasaan. Hal ini
memunculkan ketidakpuasaan bekerja dan
meningkatkan kemungkinan burn out yang
berhubungan dengan pelanggaran otonomi.
INOVASI UNTUK MENINGKATKAN
OTONOMI PEKERJA
Bernard dan Goodyear Seorang pekerja
(1998) menjelaskan dapat berkonsultasi
bahwa peer group
supervisi sebagai forum
dengan rekannya
yang populer untuk yang dianggap
menguji pengalaman mempunyai
praktik, melakukan peer pengetahuan yang
review, membagikan lebih
pengetahuan baru, dan
mencegah burn out
Supervisor
Menanamkan kelompok merupakan anggota
sebagi kontrol dalam lain dari kelompok itu
kelompoknya sendiri
SUPERVISI DALAM MANAGED CARE

Managed care yaitu sistem penyedia


layanan health care dimana berbagi
strategi digunakan untuk
mengoptimalkan nilai pelayanan
dengan mengontrol biaya serta
pemanfaatannya, mempromosikan
kualitasnya, dan mengukur
efektivitas baik dari aspek biaya
maupun medis klien tersebut
(Corcoran dan Vandiner, 1996)
PENGALAMAN LEMBAGA
DEBIROKRATISASI
Lembaga adminitrasi berkeyakinan bahwa pekerja
sosial yang cukup kompeten, komitmen dan
disiplin merupakan pekerja yang dapat beroperasi
tanpa membahayakan klien
Pekerja sosial seperti itu, dalam peraturan telah
dibebaskan dari supervisi sebagai konsekuensi
telah memliki ijin praktik pekerjaan sosial
Meskipun lembaga giat melakukan upaya
debirokratisasi, lembaga tetap berusaha untuk
memecahkan masalahnya yakni how evaluations
of caseworker performance will be done
PERMASALAHAN: PROFESIONAL DAN
BIROKRASI
KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PROFESIONAL BIROKRASI

Fleksibilitas
Standarisasi Keleluasaan serta
otonomi
Keseragaman
Sensitivitas merespon
Spesifikasi peran
keunikan klien
Efisiensi
Memiliki fokus
Ketaatan pada aturan terhadap kebutuhan
klien
DILEMA ETIS DALAM
SUPERVISI
Supervisor memiliki kewajiban etis untuk memenuhi
kebutuhan yang sah dari supervisee, yaitu
mengevaluasi secara obyektif dan adil, menahan diri
dari pengambilan keuntungan dari perbedaan
kekuasaan, dan melaksanakan fungsi pengawasan
secara sungguh sungguh dan bertanggung jawab
Selain itu, supervisor mempunyai tanggung jawab etis
terhadap supervisee. Tidak etis bagi supervisor
maupun supervisee melakukan praktek pekerjaan
diluar kompetensi yang dimilikinya
Dalam melakukan prakteknya supervisor maupun
supervisee harus berdasarkan peraturan peraturan etis
SEKSISME DAN ADMINITRASI
PEKERJAAN SOSIAL
Seksisme didefinisikan sebagai diskriminasi
berdasarkan jenis kelamin. Ada masalah di pekerjaan
sosial yang berkaitan dengan pemerataan akses
perempuan untuk posisi administrasi. Istilah
"pekerjaan administrasisosial" mencakup berbagai
tingkat dari terendah posisi direktur supervisi
lembaga eksekutif. Untuk kedua laki-laki dan
perempuan, supervisor posisi entry-level pada hirarki
administratif. Meskipun mayoritas pekerja social
adalah perempuan, daerah kantong administrasi di
banyak lembaga pekerjaan social telah proporsional
laki-laki (Szakacs1977; Chernesky 1980).
MASALAH DALAM SUPERVISI
PENDIDIKAN
Pendidikan untuk supervisi adalah
masalah bagi profesi juga. Pada
1970an, Olmstead dan Christensen,
dalam menyimpulkan sebuah
studinasional masalah kerja personel
sosial, yang disebut perhatian pada
kebutuhan untuk formal dan eksplisit
pelatihan untuk supervisi. "Fungsi
supervisi terlalu penting untuk
meninggalkan kepengadilan-dan-
Nilai-Nilai Positif dari Supervisi
Profesional
Berfokus pada masalah supervisi
cenderung mengaburkan kontribusi
yang sangat nyata dibuat oleh
supervisi untuk operasi yang efektif
dari lembaga pekerjaan sosial dan
kepuasan umum dengan prosedur
supervisi saat ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai