0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
96 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pemotongan dan pemungutan pajak di Indonesia. Jenis-jenis pajak yang dapat dipotong dan dipungut meliputi PPh Pasal 21, 23, 26, dan 4(2), serta PPN dan PPnBM. Pihak yang berwenang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak antara lain pemberi penghasilan, bank devisa, dan dirjen bea dan cukai. Sanksi bagi yang tidak melakukan pemotongan atau pemungutan
Dokumen tersebut membahas tentang pemotongan dan pemungutan pajak di Indonesia. Jenis-jenis pajak yang dapat dipotong dan dipungut meliputi PPh Pasal 21, 23, 26, dan 4(2), serta PPN dan PPnBM. Pihak yang berwenang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak antara lain pemberi penghasilan, bank devisa, dan dirjen bea dan cukai. Sanksi bagi yang tidak melakukan pemotongan atau pemungutan
Dokumen tersebut membahas tentang pemotongan dan pemungutan pajak di Indonesia. Jenis-jenis pajak yang dapat dipotong dan dipungut meliputi PPh Pasal 21, 23, 26, dan 4(2), serta PPN dan PPnBM. Pihak yang berwenang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak antara lain pemberi penghasilan, bank devisa, dan dirjen bea dan cukai. Sanksi bagi yang tidak melakukan pemotongan atau pemungutan
Devi Okta Fiana (145030401111016) Farah Dewi Anggraini (145030401111061) Septining Fatmawati (145030401111062) Uyunur Imamil Khoiri (145030400111007) Yuliarta Kurnia Pramai Sella (145030400111018) Dasar Hukum UU Nomor UU Nomor 42 Tahun 36 Tahun 2009 2008 Withholding System sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. N Pemotongan Pemungutan O 1 PPh Pasal 21 PPh Pasal 22 2 PPh Pasal 23 PPN dan PPnBM 3 PPh Pasal 26 4 PPhPasal 4 Ayat (2) 5 PPh Pasal 15 Jenis-Jenis Pajak yang dilakukan Pemotongan dan Pemungutan Pajak
Pihak yang melakukan Pemotongan dan Pemungutan Pajak
Pemotongan PPh Pasal 21 dilakukan
oleh Pihak pemberi penghasilan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Pemotongan PPh Pasal 23 dan PPh 26 dilakukan oleh Pihak pemberi penghasilan Pemotongan PPh Pasal 15 dilakukan oleh Pihak pemberi kerja WP tertentu Pemungutan PPh Pasal 22 dilakukan oleh Bank devisa dan Dirjen Bea dan Cukai atas impor barang, Bendahara pemerintah, dll Pemungutan PPN dan PPnBM dilakukan oleh PKP, Pemungut yang ditunjuk (Bendaharawan pemerintah, Badan / instansi pemerintah) Pihak yang dilakukan Pemotongan dan Pemungutan Pajak
Pihak yang dipotong PPh Pasal 21, yaitu
orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan Pihak yang dipungut PPh Pasal 22: pihak yang melakukan kegiatan impor barang, Rekanan yang menerima pembayaran dari Bendaharawan Pemerintah, dan Penyalur atau agen Pertamina Pihak yang dipotong PPh Pasal 23, yaitu Wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap Pihak yang dipotong PPh Pasal 26, yaitu subjek pajak luar negeri (badan maupun orang pribadi) Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan sehubungan dengan pembayaran untuk objek tertentu seperti sewa tanah dan/atau bangunan, jasa konstruksi, pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dan lainnya Pemotongan PPh Pasal 15 adalah pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan kepada WP tertentu yang menggunakan norma penghitungan khusus. Pemungutan PPN, yaitu orang pribadi atau badan yang Membeli atau memperoleh BKP atau JKP dari PKP, Mengimpor BKP, Memanfaatkan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, dan Memanfaatkan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean Bukti Pemotongan dan Pemungutan Pajak
Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal
4 ayat (2) Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 15 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/ 26 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 22 Formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/ 26 Sanksi apabila tidak melakukan Pemotongan dan Pemungutan pajak
pasal 9 ayat (2)
Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Pasal 39 ayat (1) huruf i
Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Terima Kasih