Anda di halaman 1dari 26

EMBRIOLOGI REPRODUKSI

PRIA
Dr. Dedek Joko Wibowo
Primordial germ cell Primordial germ cell

Spermatozoa Ovum

Zigot

Embrio

primordial germ cell

Spermatozoa Ovum
Stadium Indiferen
Endoderm
Fertilisasi

Primordial Germ
Cell

Germinal Ridge Genital Ridge


(sel-sel mesoderm)

Ginjal Gonadal Ridge

Saluran Cortex Medula


Urogenitalis

Ovarium Testis
Komponen pembentuk gonad

Primordial Germ Cell / SGP (ekstra


embrionic yaitu endoderm yolk sack)
Coelomic Epithelium
Sel Mesenchym (dari mesonephric ridge)

Germ Cell Genital Ridge


Asal endoderm mesoderm
sel kecil besar
Secara fungsional sistem urogenital dapat dibagi
menjadi dua komponen yang sama sekali berbeda:
Sistem urinaria dan Sistem genital.
Dari Aspek anatomi dan embriologi, mereka sangat erat
kaitanya, keduanya dibentuk dari Mesoderm
intermediate sepanjang dinding posterior rongga perut.
UROGENITAL Tract
Upper
Urinaria
tract
Ginjal
Ureter

MID
tract
Urinaria Vesica urinaria
Low
Urinaria Reproduksi
tract
Testis
Epididimis
Vas Deferen
Vesikula seminalis
Prostat
Penis
Organ Reproduksi
Pria
al
Testosteron, Dihydrosi testesteron,
AMH
Hormon
Sel intermediate mesoderm, Sel
Germinal primordial, Sel Sertoli,
Selluler
Sel Leydik.
Kromosom Y, gen SRY.
Genetik
melibatkan
Diferensiasi Gonad
Proliferasi Epitel &
Kondensasi Mesenkim Germ
Cells

A. Gonadal Awal :
Genital ridge
longitudinal

B. duct mesonefrik
(Wolffii)
duct paramesonefrik
(mullerian)
Kedua duct bermuara ke
Sinus Urogenitalis
A. Sel Germinal Primordial pertama
kali muncul awalnya di antar
endoderm sel-sel di dinding yolk
sac dekat dengan allantois.

B. Sel germinal bermigrasi sepanjang


mesenterium dorsal pada awal
minggu ke-5 dan memasuki Genital
ridge pada minggu ke-6.

Gangguan
Migrasi
Migrasi dan Proliferasi

1. Mesonephric duct (Wolff) 5. Mesonephric tubule 9. Mesentery


2. PGC 6. Gonadal cords 10. Anlage of the
paramesonephric duct
3. Peritoneal cavity 7. Coelomic epithelium 11. Mesonephric nephron
4. Aorta 8. Intestine
Proliferasi epitelium dari genital ridge membentuk
sejumlah tali berbentuk tidak teratur, yang disebut
sex cord premitif
Peran Gen
SRY

1. Secara Langsung 2. Secara tidak


terhadap gonad langsung terhadap
ridge. Ductus mesonefrik
Pada gonad mengeluarkan SRY juga upregulates
faktor chemotactic yang
faktor steroidogenesis
menyebabkan tubulus dari
duktus mesonefrik untuk 1 (SF1) untuk
menembus punggung gonad mendorong
ridge dan merangsang diferensiasi Sertoli dan
pembentukan testis lebih lanjut.
sel Leydig.

Gangguan Tahap Gangguan Tahap


ini ini
seluler
SRY upregulates faktor Steroidogenesis 1
(SF1)

Sertoli Cells
(Mullarian inhibitor Leydig Cells
subtansi) ( Testostero
n)
Paramesonephric ducts
suppresed Mesonephric
ducts stimulated
( Vas deferen,
Epididymis)
Dihydrotestoster
on
DEVELOPMENT HOMOLOGUES OF MALE &
FEMALE
Genital System

Male Indifferent Stage Female

1. Testis Gonad Ovary

2. Epidydymis duct mesonephric duct bladder


defferent duct (Wolffian duct) epophorus

3. Prostaticus paramesonephric duct uterine tube


(Mullerian duct) uterus

4. Glands penis Glans of pallus Glands


clitoris

5. Scrotum genital swelling labia majora

6. Urethra penil urethral fold labia minor

7. Gubernaculum gubernaculum ligament of


testis ovary
ligament of
uterus
Diferensiasi Duktus Genital

1 Deferent duct (Wolff) 8 Straight seminiferous tub


2 Epididymis 9 Tunica albuginea
3 Efferent ductules 10Paradidymis
4 Appendix epididymidis 11Interlobular septum
5 Appendix testis 12Mesothelium
6 Convoluted seminiferous A Lobule
7 tubules
Rete testis
Fase penurunan testis

Fase penurunan
transabdominal pada
minggu 8-15 usia kehamilan,
testis tertahan di angulus
inguinalis internus oleh
lingamentum kaudal /
Gubernakulum (Gbr. A & B)

Fase migrasi
dari are ingunalis interna
ke skrotum, fase ini komplit
sesaat menjelang kelahiran
(Gbr. C & D)
Faktor yang mempengaruhi desensus testis

Diduga ada beberapa faktor yang


mempengaruhi penurunan testis ke
dalam skrotum, antara lain:
(1) Adanya tarikan dari gubernakulum testis dan
refleks dari otot kremaster
(2) Perbedaan pertumbuhan gubernakulum dengan
pertumbuhan badan
(3) Dorongan dari tekanan intraabdominal
(4) Faktor Hormonal
Kelainan Desensus Testis
kriptorkismus berada pada
jalurnya yang normal ; kanalis
inguinalis atau di rongga
abdomen yaitu terletak di
antara fossa renalis dan
anulus inguinalis internus.

Testis ektopik testis


Maldesensus testis tersesat (keluar) dari jalur
tidak mampu mencapai normal ; di perineal,
skrotum diantara aponeurosis
obligus eksternus dan
jaringan subkutan,
suprapubik, regio
femoral
Angka kejadian Maldesensus

Pada bayi prematur kurang lebih 30%

Pada bayi cukup bulan (3%).

Dengan bertambahnya usia, testis mengalami desensus


secara spontan, Pada saat usia 1 tahun, angka kejadian
tinggal 0,7 0,9 %.

Setelah usia 1 tahun, testis yang letaknya abnormal


jarang dapat mengalami desensus testis secara spontan.
Patogenesis Maldesensus testis

Suhu di dalam rongga abdomen 10C lebih tinggi


daripada suhu di dalam skrotum.

Testis abdominal selalu mendapatkan suhu yang lebih


tinggi daripada testis normal; hal ini mengakibatkan
kerusakan sel-sel epitel germinal testis.
Pada usia 2 tahun, sebanyak 1/5 bagian dari sel-sel germinal testis
telah mengalami kerusakan

pada usia 3 tahun hanya 1/3 sel-sel germinal yang masih normal.
Kerusakan ini makin lama makin progresif dan akhirnya testis
menjadi mengecil.
Akibat lain
Akibat lain yang ditimbulkan dari letak
testis yang tidak berada di skrotum adalah
Mudah terpluntir (torsio)
Mudah terkena trauma
dan lebih mudah mengalami degenerasi maligna.

Tindakan
Medikamentosa maupun pembedahan.
No Pernyataan No Jawaban
Terhentinya penurunan testis di daerah
1
ingiunal A Testis Agenesis
=
Faktor yang berperan secara langsungDdan B Testis Ektopik
2
tidak =E
langsung pada pembentukan Testis


3 =
MIS / AMH dihasilkan Oleh C Testis Maldesensus

4 Peran Sel Leydik dalamGpembentukan
=testis D Cryptorchism

H
Dhyidrotestosteron berfungsi perkembangan
5 =F E SRY

=A
Kegagalan Sel Germinal Intermedial mencapai Genital Pembentukan
6
ridge F Penis
=
Paramesonefric ducts Suppressed dihasilkan
7 G
oleh =B G Sel Sertoli

8 Testis yang belokasi di Perineal H Testosteron
Lagmans Medical Embriology T.W. Sadler

Smiths General Urology Jack W. Mc Aninchi, MD. FACS.

Endocrine Reviewws Anatomical and Functional Aspects of


Testicular Descent and Cryptorchidism. John M Hutson.

Human Reproduksi vol 14 2008, Epidemiology and


pathogenesis of cryptiochidism. H.E Virtanen and J Toppari
Gangguan Pembentukan Testis Dan
Saluranya
1. Jika Sel germinal gagal untuk mencapai
Genital Ridge , gonad tidak berkembang
sehingga testis tidak terbentuk.

2. Tanpa penetrasi oleh tubulus,


diferensiasi dari testis gagal sehingga
testis tidak terbentuk

3. Ganguan diferensiasi Sertoli dan sel


Leydig akan menghambat pembentukan
epidedemis dan vas Deferen sehingga
menghambat pembentukan saluran
genital

Anda mungkin juga menyukai