1. Air cleaner
2. IAT sensor
3. MAF sensor
4. Resonator
5. Throttle body
6. Throttle valve
7. IAC valve
8. Air cut valve
9. Intake manifold
10. Fuel delivery
pipe
DIAGRAM ALIRAN UDARA RH 415 / RB 415
1. Air cleaner
2. IAT sensor
3. Resonator 10
6 5 11 12
4. Intake air pipe
5. Throttle body
6. Intake air collector 8
7. Intake manifold
8. MAF sensor 7
9. Surge tank pipe
10. Throttle valve
11. ISAS (jika dilengkapi) 1 2 3
12. IAC valve
13. Intake air
4 9
14. Air flow in IAC valve
15. Air flow in ISAS
DIAGRAM ALIRAN UDARA SQ 416
1. Air cleaner
2. MAF sensor
3. Air cleaner outlet
hose
4. Throttle body
5. Throttle valve
6. IAC valve
7. Intake manifold
8. Cylinder head
9. Exhaust manifold
10. By pass air flow
11. Fres air
12. IAT sensor
DIAGRAM ALIRAN UDARA GA 413
1. Air cleaner 2. IAT sensor 3. Throttle body 4. IAC valve 5. MAP sensor
6. Intake manifold 7. EVAP purge valve 8.Fuel pressure regulator 9.
Breather hose 10. PCV hose 11. PCV valve 12. EGR valve
IAC valve yang digunakan pada GA 413 menggunakan type stepping
motor, seperti yang digunakan pada SQ 420, SQ 416 dan XL-7.
Intake Air Temperature
Ke Dari
intake manifold Throttle valve saringan udara
Throttle body
ISAS
ISAS diletakkan tidak pada saluran udara IAC, akan tetapi melalui
saluran bypass yang berbeda.
Kendaraan SUZUKI yang dilengkapi dengan ISAS antara lain
adalah Vitara, Baleno 1.6.
MAFS (Mass Air Flow Sensor)
H ig h
yaitu: input 5 volt
(reverence voltage)
dari ECM, ground dan
output dari sensor ke
ECM bervariasi Lo w H ig h
(h ig h v a c u u m ) In t a k e m a n if o ld (lo w v a c u u m )
antara 0 ~ 5 volt. p re s s u re (m m h g )
FUEL DELIVERY SYSTEM
Perbedaan paling mendasar antara system carburator
dengan system injeksi pada suplai system bahan bakar
adalah bahwa pada system injeksi suplai bahan bakar dari
tangki bensin ke ruang bakar dikontrol secara elektronik
oleh ECM, sedangkan pada system carburator suplai
bensin dari tangki ke ruang bakar masih dikontrol oleh
kunci kontak.
Komponen utama dari fuel delivery system adalah :
Fuel pump
Fuel filter
Fuel pressure regulator
Pulsation dumper
injektor
Fuel Pump
Pada semua type mesin Check valve
dengan injeksi,
penempatan pompa Relief valve
M a in f u s e P C M
(E C M )
M a in re la y
F u e l p u m p re la y
M
Fu e l p u m p
Apabila kunci kontak di ON kan, maka PCM (ECM) akan menggroundkan main relay
dan fuel pump relay. Apabila selama 3 detik PCM (ECM) tidak menerima signal dari
motor starter dan signal putaran mesin maka PCM (ECM) akan memutus ground fuel
pump relay.
PCM (ECM) akan selalu menggroundkan relay apabila menerima signal dari motor
starter atau selama menerima signal putaran mesin
Fuel Filter
Berfungsi menyaring kotoran OUT
kotoran dan partikel asing
lainnya dari bensin supaya tidak
masuk ke injector. Fuel filter
dipasangkan pada saluran
tekanan tinggi dari fuel pump.
Fuel filter ada yang diletakkan
diluar tangki bensin, ada juga
yang diletakkan di dalam tangki
bensin.
Kendaraan SUZUKI yang fuel
filternya diletakkan di dalam
tangki bensin adalah : Aerio, Element
Baleno Next G dan Every.
Selain type tersebut fuel filter
diletakkan diluar tangki bensin
yaitu sebelum masuk ke
delivery pipe ( pipa pembagi). IN
Fuel Pressure Regulator
Berfungsi mengatur tekanan bensin yang ke injector
injector. Jumlah injeksi bensin dikontrol sesuai lamanya
signal yang diberikan ECM ke injector, oleh karena itu
tekanan tekanan yang tetap pada injector harus
dipertahankan.
Karena adanya perubahan tekanan pada bensin
(dikarenakan injeksi bensin oleh injector) dan variasi
perubahan vacuum intake manifold, jumlah bensin yang
diinjeksikan sedkit berubah sekalipun signal injeksi dan
tekanan bensin tetap. Oleh karena itu agar jumlah
injeksinya tepat, tekanan bensin harus dipertahankan
pada 2,1 ~ 2,6 kg/cm2
Cara Kerja Fuel Pressure Regulator
Tekanan bensin dari delivery pipe menekan
diaphragm, membuka valve, sebagian bensin
kembali ke tangki melalui pipa pengembali.
Jumlah bensin yang kembali ditentukan oleh
tingkat ketegangan pegas diaphragm, variasi
tekanan bensin sesuai dengan jumlah bensin
yang kembali. Vacuum intake manifold yang
dihubungkan pada bagian sisi diaphragm spring,
melemahkan tegangan pegas, menambah jumlah
kembalinya bensin dan menurunkan tekanan
bensin . dengan demikian bila vacuum intake
manifold besar maka tekanan bensin akan
menurun, demikian juga sebaliknya.
Bila fuel pump berhenti bekerja maka spring akan
menutup katup. Akibatnya check valve pada
pompa dan katup di dalam fuel pressure regulator
mempertahankan sisa tekanan di dalam saluran
bensin.
Kerusakan pada pressure regulator akan
menyebabkan mesin sulit hidup, idling kasar dan
tenaga mesin berkurang.
Pulsation Dumper
Pulsation dumper terpasang
pada Delivery Pipe berfungsi
menyerap variasi tekanan
bensin yang diakibatkan
perubahan kevacuuman intake
manifold dan penginjeksian
bensin oleh injector, untuk
membantu mempertahankan
tekanan bensin pada 2,1 2,6
kg/cm2 di dalam pipa pembagi
(delivery pipe)
Kendaraan SUZUKI yang
dilengkapi denga pulsation
dumper adalah Vitara.
Injector
Injector adalah nosel electromagnet yang
bekerjanya dikontrol oleh ECM untuk
menginjeksikan bensin ke intake manifold.
Injector dipasangkan di ujung intake
manifold dekat intake port (lubang
pemasukan) dan dijamin oleh delivery pipe.
Cara kerja:
Bila signal dari ECM diterima oleh coil
solenoid, maka plunger akan tertarik
melawan kekuatan pegas. Karena needle
valve dan plunger merupakan satu unit,
valve juga akan tertarik dari dudukann dan
bensin akan disemprotkan selama katup
terbuka. Pengaturan banyak sedikitnya
bensin yang disemprotkan sesuai dengan
lamanya signal dari ECM (lamanya katup
terbuka), karena langkah needle valve
tetap.
Type Injector
Secara umum type konstruksi dasar injector adalah :
Bentuk lubang injeksi
Tipe pintle (penyemprotannya baik)
Tipe hole (sulit untuk tersumbat)
Nilai resistance
Resistance rendah (2 ~ 3 ohm)
Resistance tinggi (11 ~14 ohm)
Warna konektor
Ada empat bentuk konektor, yang disesuaikan dengan
lubang injeksi dan nilai resistance. Warna konektor juga
berbeda sesuai dengan volume injeksi.
Bentuk Connector Injector
PERMUKAAN
BENTUK KONEKTOR NILAI RESISTAN
LUBANG INJEKTOR
penuh).
Mulai generasi Baleno 1.5
H ig h
sampai dengan sekarang TPS
hanya dilengkapi 3 kabel
yaitu : input (5 volt), output
S m a ll
(0~5 volt) dan ground. Th ro t tle v a lv e
o p e n in g ( d e g re e )
L a rg e
Vehicle Speed Sensor
Sensor ini dipasangkan pada
transmisi dan digerakkan oleh 1
driver gear poros output. Jenis 3
Signal untukmenambahjumlahpenginjeksian
ECM
Low High
voltage voltage
INJEKTOR OXYGEN
SENSOR
Campuran Konsentrasi
terlalugemuk oksigenberkurang
Dengan demikian apabila campuran lebih gemuk dari nilai teoritis perbedaan
konsentrasi oksigen antara element sisi udara luar dengan element sisi gas buang akan
besar, sehingga sensor menghasilkan tegangan yang relatif kuat (kira-kira 1 V).
sebaliknya apabila campuran lebih kurus daripada nilai teoritis maka perbedaan
konsentrasi oksigennya kecil sehingga oksigen sensor menghasilkan tegangan yang
relatif lemah (mendekati 0 V)
Berdasarkan informasi dari oksigen sensor inilah ECM akan mengatur perbandingan
udara dan bensin supaya tetap mendekati nilai teoritis.
Apabila oksigen sensor menginformasikan campuran terlalu gemuk, maka ECM akan
secara bertahap mengurangi bensin yang diinjeksikan (mengurangi lebar pulsa
penginjeksian) sehingga campuran menjadi lebih kurus dari nilai teoritis. Bila hal ini
terjadi maka oksigen sensor akan menginformasikan ke ECM bahwa campuran lebih
kurus daripada nilai teoritis, maka ECM akan menambah bensin yang diinjeksikan
(menambah lebar pulsa penginjeksian), sehingga campuran menjadi lebih gemuk.
Demikian siklus ini terjadi secara berulang-ulang. Dengan cara ini ECM akan menjaga
agar perbandingan udara dan bensin selalu mendekati perbandingan teoritis.
ECM (Engine Control Module)
ECM terdiri dari micro computer, A/D
(analog/digitall) converter, I/O (input/output) unit,
dll. Secara keseluruhan kelengkapan ECM ini di
bawah kontrol sistem electronic yang berfungsi
tidak hanya mengontrol fuel injector, IAC valve,
fuel pump relay, dll, tetapi juga untuk mendiagnosa
masalah-masalah pada sistem electronic petrol
injecion dan fungsi-fungsi yang lain, seperti
dijelaskan di bawah ini:
On-board diagnostic system (self diagnostic
fungtion)
ECM mendiagnosa masalah-masalah yang mungkin terjadi ketika
kendaraan berjalan atau kunci kontak pada posisi ON, hasil dari
diagnostic system ini akan ditunjukkan dengan interval lampu indicator
(CHECK ENGINE) untuk masalah-masalah di bawah ini :
Oxygen sensor
Engine coolant temperatur sensor
Throttle position sensor
Intake air temperatur sensor
Manifold absolute pressure sensor
Mass air flow sensor
Camshaft position sensor
Ignition fail safe signal
Vehicle speed sensor
CPU (central processing unit) pada ECM
ECM dan fungsi lampu indikator (CHECK
ENGINE)
Untuk mengetahui apakah bohlam lampu indicator putus atau
circuitnya rusak, adalah dengan memutarkan kunci kontak pada
posisi ON (tanpa mesin hidup) dan tanpa menghubungkan diagnostic
switch terminal denga grouond. Jika lampu indikator menyala berarti
circuit atau bohlamnya baik.
Jika terdapat masalah pada sistem EPI, ketika mesin dihidupkan
lampu indikator akan mati (OFF)
Ketika ECM mendeteksi masalah saat kunci kontak di-ON-kan atau
saat kendaraan berjalan, maka lampu indikator akan menyala untuk
memberikan isyarat pada pengemudi. Pada saat yang sama kejadian
dari masalah yang terdeteksi tadi disimpan oleh memory pada ECM.
(Memory menyimpan setiap masalah walaupun masalah yang ada
sifatnya sementara, memory tersebut tidak akan hilang atau terhapus
kecuali jika sumber arus power supply ke ECM dilepas selama 30
detik.
ECM juga menunjukkan adanya masalah yang dapat dilihat dari
penyalaan pada lampu indikator sesuai dengan data memory yang
tersimpan, pada saat diagnostic switch dihubungkan ke ground dan
kunci kontak di-ON-kan.
CATATAN:
INJEKTOR
ECM
IAT
SENSOR
MAP/MAF
SENSOR
TP
SENSOR
CKP (RPM)
M o d e s ta rt p a d a S E 4 1 6 M o d e s ta rt p a d a S E 4 1 6
M o d e s t a r t t y p e s e q u e n t ia l in je c t io n
I. S . . . . . . In t a k e S t ro k e
E . S. ..... E x h a u s t S tro k e
P. S . . . . . . P o w e r S tro k e
C . S.... .. C o m p re s s io n S t ro k e
M o d e s t a rt p a d a S Y 4 1 6 ..... I g n it io n
Terlihat adanya perbedaan pada masing-masing type kendaran, hal ini karena
program pada ECM dan perkembangan dari teknologi itu sendiri. Pada generasi
pertama Vitara EPI penyemprotan dilakukan 2 kali dalam satu siklus motor 4
tak selama mesin starting. Pada generasi kedua dari Vitara EPI penyemprotan
dilakukan selama 4 kali dalam satu siklus motor 4 tak. Pada generasi Baleno 1.6
sama halnya denga Vitara generasi pertama, sedangkan pada Baleno 1.5
penginjeksian semua injektor hanya dilakukan selama sekali dalam satu siklus,
selebihnya injektor bekerja secara sendiri-sendiri (sequential injection)
Mode Pembersih Saat Banjir
Bensin
Jika mesin menjadi banjir bensin,
pengemudi dapat menekan pedal
gas sebesar 80% atau lebih besar
untuk mengaktifkan Mode
Pembersih Saat Banjir. Agar lebih
yakin untuk mengaktifkan mode ini IGNITION
maka kita dapat menekan penuh
pedal gas ke lantai (throttle valve
akan terbuka penuh ) INJEKTOR
Pada saat throttle valve terbuka ECM
penuh dan putaran mesin kurang
dari 600 rpm (ECM menerima sinyal
start) maka ECM akan memberikan
pulsa injektor dengan perbandingan
20:1 atau bahkan memungkinkan
pula beberapa saat ECM akan
menghentikan penyemprotan TP
secara total dengan jalan ECM SENSOR
akan memutus sinyal ke semua CKP (RPM)
injektor.
Mode Jalan
Mode Jalan mempunyai 2 kondisi, yaitu
:
Loop Terbuka
Loop Tertutup
Open Loop
Ketika mesin pertama kali dihidupkan
(temperatur mesin masih dingin), sistem
yang bekerja adalah Loop Terbuka. Pada
kondisi Loop Terbuka, ECM tidak
menggunakan sinyal oksigen sensor
(O2S). sebagai pengganti, ECM
menghitung rasio campuran udara dan
bensin dari sensor-sensor : TPS, ECTS,
MAPS/MAFS, IATS dan CKPS/CMPS. ECT IGNITION
SENSOR
Sistem akan berjalan dalam Loop Terbuka
sampai kondisi-kondisi berikut ditemui:
tegangan keluar (output voltage) INJEKTOR
oksigen sensor bervariasi, suhu mesin
sudah mencapai temperatur kerja dan IAT
ECM
oksigen sensor telah mengirimkan SENSOR
sinyal secara akurat ke ECM
sensor air pendingin mesin telah
mengirimkan sinyalnya ke ECM dan
suhu kerja mesin telah tercapai MAP/MAF
SENSOR
lamanya waktu setelah start sudah
tercapai, besaran waktu ini telah TP
SENSOR
disimpan dalam memori ECM
sedemikian rupa dan disesuaikan CKP (RPM)
dengan keadaan operasional mesin
saat itu.
Closed Loop
Ketika sinyal O2S, sensor temperatur air
pendingin dan kondisi-kondisi seperti di
atas telah ditemui, sistem berubah ke
Loop Tertutup.
Loop Tertutup berarti ECM memperbaiki
rasio campuran udara dan bensin
berdasarkan perubahan sinyal tegangan
dari O2S.
ECT IGNITION
Bila sinyal O2S di bawah 450 mV, ECM SENSOR
akan menaikkan lebar pulsa injektor
untuk memperkaya campuran. Ketika IAT
SENSOR
sinyal O2S naik di atas 450 mV ECM INJEKTOR
akan mengurangi lebar pulsa injektor
membuat perbandingan campuran lebih ECM
kurus.
Pada Loop Tertutup sensor yang lain
tetap bekerja sebagaimana mestinya
untuk memberikan input ke ECM. MAP/MAF
SENSOR
Dengan kekonstanan penginderaan
oksigen yang terkandung dalam gas O2S TP
SENSOR
buang, ECM dapat mempertahankan CKP (RPM)
perbandingan campuran udara dan
bensin untuk mendekati rasio ideal
14,7:1, agar katalitik konverter dapat
bekerja secara effisien.
Mode Jalan
M o d e ja la n S E 4 1 6 M o d e ja la n S E 4 1 6
M o d e ja la n S Y 4 1 6 M o d e ja la n ty p e s e q u e n tia l in je c tio n
Semi Loop Tertutup
Untuk meningkatkan penghematan bensin
dalam beberapa model, sub-mode loop
tertutup digunakan. Sub-mode ini disebut
semi loop tertutup, terjadi selama
pengendaraan kecepatan tinggi dan beban
ringan. ECM akan mengatur rasio udara
dan bensin lebih kurus dari 14,7:1
Converter Protection Mode (Mode
Perlindungan Converter)
ECM memonitor secara tetap operational
mesin melalui input-input sensor seperti
oksigen sensor dan kondisi-kondisi
perkiraan yang dapat menyebabkan katalitik
konverter mencapai temperatur yang
berlebihan. Jika ECM mendeteksi kondisi
temperatur konverter terus naik, maka ECM
akan mengurangi campuran udara dan
bensin untuk menurunkan temperatur.
Mode Akselerasi
M o d e a c c e le r a t io n S E 4 1 6
M o d e a c c e le r a t io n S E 4 1 6
M o d e a c c e le r a t io n t y p e s e q u e n t ia l in je c t io n
M o d e a c c e le r a t i o n S Y 4 1 6