Anda di halaman 1dari 20

Pengembangan Bahan

Pengayaan
Mata Pelajaran Fisika
Untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Sains
Konsep Bencana Alam Banjir

Pada Peserta Didik Ma Al-


mufassir
Di Wilayah Majalaya
DEVI YULIANTI WAFIAH
L A TAR B E L A K A N G M A S A L A H

Perubahan ditandai dengan perkembangan sains dan


teknologi yang menuntut hadirnya sumberdaya manusia
berkualitas
Pemerintah telah melakukan upaya untuk memperbaiki
kualitas pendidikan dengan melakukan penyempurnaan
kurikulum pendidikan
Fisika bertujuan untuk mengembangkan pemahaman
tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip
fisika yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan (Permendikbud No 59 tahun 2014)
Pendidikan berakar pada budaya bangsa; Peserta didik
adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif; Pendidikan
ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan dalam disiplin
Hasil tes Progress International Reading Literacy Study (PIRLS)
tahun 2011 mengevaluasi kemampuan membaca peserta didik
Indonesia berada pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta
dengan skor 428, di bawah nilai rata-rata 500 (IEA, 2012).
Temuan UNESCO (2012) terkait kebiasaan membaca masyarakat
Indonesia, bahwa hanya satu dari 1.000 orang masyarakat
Indonesia yang membaca
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 12 bulan 11
Rata-Rata Skor Kemamuan dalam
tahun 2016, diperoleh data
Aspek Literasi Sains
(0-5) (%)
Konten 1,4 28 %

Proses 2,4 48%

Konteks 2,6 52%

Sikap 2 54%

Rata-rata 2,1 45%


skor rata-rata (pada rentang 0-5) untuk setiap aspek
literasi adalah 2,1 atau 45 %. Hal ini menunjukkan
bahwa pemahaman peserta didik mengenai adanya
fenomena lingkungan masih rendah.

Perlu dilakukan upaya pengembangan terhadap mata


pelajaran fisika untuk meningkatkan literasi peserta
didik.

Bahan pengayaan yang diperlukan yakni bahan


pengayaan yang relevan dan berisi muatan untuk
dikembangkan dalam memahami fisika sebagai
fenomena yang memiliki muatan konsep, proses,
konteks maupun sikap yang berkaitan dengan
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengembangan bahan pengayaan
dapat meningkatkan kemampuan literasi peserta
didik pada konsep bencana alam banjir di MA AL-
Mufassir wilayah Majalaya Jawa Barat?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan literasi


sains konsep bencana alam banjir pada peserta
didik MA di wilayah Majalaya Jawa Barat?
BATASAN MASALAH
Masalah yang dibahas dibatasi pada aspek-aspek
yang menjadi fokus penelitian, yaitu : kemampuan
literasi sains yang diambil dalam penelitian ini
adalah konsep bencana Banjir; proses terjadinya
banjir; konsep fisika yang terlibat pada proses
terjadinya banjir; dampak dari adanya bencana
banjir; serta sikap peserta didik terhadap adanya
dampak bencana banjir.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana pegembangan bahan ajar
sebagai pengayaan dapat meningkatkan kemampuan
literasi peserta didik pada konsep bencana alam banjir di
Ma Al-Mufassir wilayah Majalaya Jawa Barat;

2. Untuk mendapatkan data mengenai peningkatan literasi


sains peserta didik di MA wilayah Majalaya tentang
bencana alam Banjir.
M A N FA AT P E N E L I T I A N

1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan referensi;
Menambah wawasan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis
Bagi Guru, Sebagai umpan balik dalam upaya meningkatkan
kemampuan literasi sains;
Bagi peserta didik, meningkatkan kemampuan literasi sains
pada konsep bencana alam banjir sebagai bahan pengayaan
peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran fisika,
khususnya fenomena bencana banjir;
Bagi peneliti, sebagai rujukan untuk mengembangkan
kemampuan literasi sains.
DEFINISI OPERASIONAL
Bahan Pengayaan Mata Pelajaran Fisika
Literasi sains
- konsep
- Konten
- Proses
- Sikap
KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam PISA literasi sains mencangkup dimensi content,


process, context dan attitude (OECD, 2015).
Gerakan literasi sekolah (kemendikbud, 2016: 3)
mewajibakan untuk setiap sekolah agar peserta didiknya
membaca buku nonteks pelajaran selama 15 menit
sebelum pembelajaran di mulai.
Bahan pengayaan sebagai sarana belajar yang biasa
dipergunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi
untuk menunjang suatu program pembelajaran (miranit
kustiani, 2014).
Bahan pengayaan hanya menekankan kepada Indikator kemampuan literasi sains
buku peserta didik yang bersifat tekstual Knowledge (pengetahuan)
Rendahnya literasi sains peserta didik - Memahami fenomena ilmiah
Context (Konteks)
Menerapkan konsep terkait dengan lingkungan lokal
Bahan pengayaan yang memuat fenomena alam Competencies (Kompetensi-Proses)
Membangun inkuiri ilmiah
sekitar sebagai kerangka literasi sains
Attitudes (sikap)

Memiliki kepedulian terhadap fenomena sekitar


Pengembangan bahan ajar untuk pengayaan:
Studi pendahuluan Kategori Literasi Sains:

Penyusunan draft bahan pengayaan 1. Nominal
Validasi konstruk oleh Ahli 2. Fungsional
Revisi 3. Konseptual
Uji Keterbacaan oleh Guru dan Peserta Didik 4. Multidimensional
Finalisasi Bahan Pengayaan

Perlakukan penggunaan bahan


Pengolahan Peningkatan Kemampuan Literasi Sains
pengayaan pada peserta didik
dan

Analisis

Kesimpulan
HIPOTESIS

Ho : Tidak terdapat peningkatan literasi peserta didik


dengan bahan pengayaan
Ha : Terdapat peningkatan literasi peserta didik
dengan bahan pengayaan
METODE PENELITIAN 1
Data kuantitatif berupa skor kemampuan literasi dan
prosentasi keterbacaan bahan pengayaan.
Data kemampuan literasi diperoleh dengan
mengggunakan tes tulis pada pretest dan post test.
Data prosentase keterbacaan bahan pengayaan
diperoleh dari penilaian guru Fisika dan pertimbangan
ahli.

Data kualitatif berupa jawaban lembar kegiatan


peserta didik (LKPD). Selain itu catatan peneliti
selama melakukan pengembangan bahan pengayaan
konsep alam banjir (hasil wawancara, dokumentasi di
Desain Penelitian

One group Pretes-Postes design.


Adapun skema rancangan desain sebagai berikut:

Desain Penelitian
Group Pretes Perlakuan Postes
Kelas T1 X1 T2

penelitian

Keterangan : X1 = Bahan Pengayaan


T1 = Pretes
T2 = Postes
Lokasi Penelitian
lokasi di MA. Al-Mufassir Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat

Populasi
peserta didik kelas XI IPA MA Al-Mufassir Kabupaten Bandung tahun pelajaran
2016/2017 yang terdiri dari 2 kelas.

Sampel
Sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah satu kelas yakni XI IPA 2
Prosedur penelitian
1. Tahap perencanaan
Menentukan lokasi penelitian;
Studi pendahuluan;
Penyusunan draft bahan pengayaan, validasi bahan pengayaan, uji
keterbacaan bahan pengayaan, dan finalisasi bahan pengayaan konsep
bencana banjir;
Studi literatur,
Menghubungi guru fisika untuk menentukan waktu penelitian;
Menentukan materi atau bahan pengayaan;
Menentukan populasi dan sampel;
Membuat bahan pengayaan;
Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan;
Membuat instrumen penelitian;
Membuat jadwal kegiatan penelitian;
Melakukan uji coba instrumen;
Melakukan analisis terhadap ujicoba instrumen berupa validitas, realibilitas,
daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
2. Tahap pelaksanaan
Melakukan uji coba instrumen;
Melakukan analisis terhadap uji coba instrumen, berupa
validitas, realibitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran;
Melakukan pretest;
Melaksanakan penelitian dengan memberikan penjelasan,
bahan pengayaan dan lembar kegiatan peserta didik untuk
dibaca dan diisi dengan rentang waktu 1 2 minggu;
Melaksanakan posttest;
3. Tahap akhir
Mengolah data hasil penelitian;
Menganalisis data hasil penelitian;
Membuat kesimpulan;
LANDASAN TEORI
Definisi Literasi Sains
Definisi Bahan Pengayaan
Konsep-konsep Fisika sebagai pengembangan
konsep fisika yang sudah dipelajari
Konsen Bencana Alam Banjir
Hubungan bahan pengayaan dengan literasi
mitigasi kebencanaan
REFERENSI
Anjarsari, P., 2014. LITERASI SAINS DALAM KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN IPA SMP.
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
BNSP. (2006). Panduan Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BADAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN.
Bybee, R., Mccrae, B. & Laurie, R., 2009. PISA 2006: An Assessment of Scientific Literacy.
, 46(8), pp.865883.
Candra, A., & Marhaenia, Y. (2016). Pendidikan Pemanusiaan Melalui Pembelajaran
Bermutu Berbingkai Karakter. Bandung: Rizqi Press.
Chaerul Rochman. (2015). Penerapan Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Model
5M dan Analisis Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik pada Sekolah Mitra Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. In Seminar Kontribusi Fisika (pp. 435440).
Depdiknas, 2007. Naskah akademik.
Depdiknas, 2013. Regulasi Kurikulum 2013.
Erdoan, M. N. (2012). Analysis of High School Physics , Chemistry and Biology
Curriculums in terms of Scientific Literacy Themes *, 12(4), 28992905.
Fensham, P. J. (2011). Globalization of science education: Comment and a
commentary. Journal of Research in Science Teaching, 48(6), 698709.
http://doi.org/10.1002/tea.20426
Holbrook, J. & Rannikmae, M., 2009. The Meaning of Scientific Literacy. ,
4(3), pp.275288.
miranit kustiani, D., 2014. Buku 1.
OECD, 2015. PISA 2015 MARCH 2013. , (March 2013).
pangesti Wiedarti, D., 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.
Rochman, C., 2015. Penerapan Pembelajaran Berbasis Scientific Approach
Model 5M dan Analisis Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik pada
Sekolah Mitra Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. ,
pp.435440.
Rofiah, A., Rustana, C.E. & Nasbey, H., 2015. PENGEMBANGAN BUKU
PENGAYAAN PENGETAHUAN. , IV, pp.14.
Sadler, T.D. et al., 2015. Next Generation Science Standards.
Shofiyah, N., 2015. Deskripsi literasi sains awal mahasiswa pendidikan ipa
pada konsep ipa. , (2), pp.113120.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai