Anda di halaman 1dari 26

TUBERKULOSIS

Kuliah TB RSDM
Tuberkulosis disebabkan Mycobacterium tuberculosis
Kuman berbentuk batang, tahan asam dalam pewarnaan
bakteri tahan asam (BTA)
Cepat mati dengan sinar matahari langsung tetapi dapat
bertahan hidupndi tempat gelap dan lembab
Cara penularan, melalui droplet (percikan dahak)
Kuman dapat menyebar secara langsung jaringan sekitar,
pembuluh limfe, pembuluh darah
Daya penularan ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan
dari paru
Infeksi primer
Infeksi yang pertama kali dengan kuman TB
Berbentuk kompleks primer

Infeksi post primer


Infeksi yang terjadi setelah infeksi primer (biasanya
setelah beberapa bulan / tahun) karena daya tahan
tubuh menurun misalnya status gizi buruk, infeksi
HIV dll
Diagnosis TB Paru

1. Anamnesis
Gejala respiratorik : batuk 2 minggu, batuk darah,
sesak napas, nyeri dada
Gejala sistemik : badan lemah, nafsu makan turun,
berat badan turun, malaise, keringat malam
2. Pemeriksaan mikroskopis bakteri: cara SPS, metode
pengecatan Ziehl Nellsen, pembacaan skala
IUATLD (Int.Union Against TB & Lung Dis), skla
Bronkhorst
3. Radiologis
Lesi multiform, aktif: infiltrat, konsolidasi,
noduler, milier, kavitas, efusi
Lesi inaktif: fibrotik, kalsifikasi, schwarte
Digunakan untuk membedakan lesi minimal dan
lesi luas
TBC 11
TBC 12
TBC 14
Diagnosis TB Paru

Pemeriksaan fisik ; tegantung luasnya lesi


Lab : ditemukan BTA
Foto toraks dengan pelindung di perut : gambaran TB
trimester I, yang bahaya ! Diutamakan pada BTA -
Tanpa Foto toraks hanya 0,3-0,6 % meningkat menjadi
1,2-1,9 %
Tuberkulin tes
- Kehamilan tidak menurunkan respons tuberkulin test
Lain-lain : uji tuberkulin, PCR
Obat-obat Anti TB (OAT)
1. INH (H)
Dapat menembus jaringan plasenta kadar
Efek teratogenik : (-)
Ditambahkan piridoksin
Dosis gangguan janin dan bayi baru lahir
2. Rifampisin (R)
Dapat menembus jaringan plasenta
Teratogenik : (-)
Merubah paramater pembekuan darah pencegahan
Vit K
3. Etambutol (E)
Dapat menembus jaringan plasenta
Efek teratogenik (-)
Tidak terjadi gangguan pada mata atau sistem saraf
pusat
Perkembangan janin di uterus tak terganggu
4. Pirazinamid (Z)
Data teratogenik : tidak adekuat
Tidak ditemukan data pada binatang dan penelitian
epidemiologik adanya anomali kongenital
Dalam ASI konsentrasi kecil
Tetap dapat diberikan pada perempuan hamil
5. Golongan aminoglikosida (Streptomisin,kanamisin,
(SK)
Menyebabkan kerusakan pada saraf kranial VIII .
Kerusakan bervariasi : vestibular ringan tuli bilateral
Dapat menembus plasenta
Dapat dikeluarkan melalui ASI
Tidak dianjurkan untuk perempuan hamil
6. OAT lainnya
Belum ada data yang cukup
Sebaiknya dihindari
PENATALAKSANAAN

Kategori I : 2RHZE/4 RH
Kategori II : 2RHZES/ RHZE/ 5RHE
Tabel 2. Ringkasan paduan obat

Kategori Kasus Paduan Obat Paduan Alternatif/


(Program) yg dianjurkan Program

I - TB Paru BTA + 2RHZE/4RH 2RHZE/4R3H3


kasus baru
- BTA -, lesi luas/
kasus berat
- TB di luar paru

II - Kambuh Sesuai uji 2RHZES/1RHZE/


- Gagal resistensi 5RHE
pengobatan
Tabel 3. Obat Anti Tuberkulosis & Efek Teratogeniknya
Obat Efek samping Efek teratogenik

Rifampisin Gangguan sal,cerna Binatang mengerat :


sakit kepala spina bifida & cleft
palate

Isoniazid Hepatitis,neuropati Tidak ada, tetapi


perifer, gangguan mungkin gangguan
sal cerna embrional pada
tikus & kelinci

Etambutol Neuritis optik Tikus : kesuburan


menurun
Tikus putih :
cleft palate &
unencephaly
Kelinci :
monoftalmia
Tabel 3. Obat Anti Tuberkulosis & Efek Teratogeniknya
Obat Efek samping Efek teratogenik

Pirazinamid Hepatotoksik,hiperuri Tak diketahui


semia

Sterptomisin Ototoksik,sakit kepala, Tak diketahui


nyeri pada bekas suntikan
nefrotoksik (jarang)

Kanamisin Ototoksik & nefrotoksik Tak diketahui

Kapreomisin Nefrotoksik & ototoksik Wavy ribs pada


anak tikus betina
Tabel 3. Obat Anti Tuberkulosis & Efek Teratogeniknya

Obat Efek samping Efek teratogenik

Viomisin Nefrotoksik & ototoksik Tak diketahui

Etionamid Gangguan sal.cerna, Efek teratogenik


hepatitis,neuritis optik pada kelinci &
& perifer tikus

Sikloserin Gangguan sistem saraf Tak diketahui


pusat : psikosis, sakit
kepala, kejang
KASUS RUJUKAN
Kasus dengan komplikasi:
Batuk darah masif
Pneumotoraks
Empiema
Efusi pleura masif
KU buruk (malnutrisi, sesak napas berat)
KASUS RUJUKAN
Kasus dengan penyakit penyerta:
Diabetes tak terkontrol
Hepatitis
Gagal ginjal
HIV/AIDS
dll
KASUS RUJUKAN

Kasus ekstra paru berat:


TB Milier
Meningitis TB
Peritonitis TB
dll
KASUS RUJUKAN
Kasus indikasi pembedahan:
Batuk darah dengan Tx konservatif
tdk teratasi
Fistula bronkoleura
Kerusakan satu lobus atau satu paru
BTA tetap (+), meski dg terapi adekuat
SEDIAAN OBAT TB
FDC : fixed dose combination
1 tablet : merah : INH 75 mg KOMBIPAK : 1 tablet
Rimfapicin 150 mg mengandung 1 jenis obat
Etambutol 275 mg
Pirazinamid 400mg
Kuning : rimfapicin + inh
Dosis OAT

BB < 40kg 40-60kg >60kg Sesuai BB


R 300mg 450mg 600mg 10mg/kgBB
H 300mg 300mg 5mg/kgBB
Z 750mg 1000mg 1500mg 25-25mg/kgBB
E 750mg 1000mg 1500mg 20mg/kgBB
DOSIS FDC
Fase intensif ( merah ) Fase lanjutan
Harian 3x minggu

BB : 30-37 kg 2 tab /hr BB : 30-37 kg 2 tab /3x/


BB : 38 54 kg 3 tab / hr minggu
BB : 55 70 kg 4 tab / hr BB : 38 54 kg 3 tab /
BB : > 71 kg 5 tab / hr 3x/minggu
BB : 55 70 kg 4 tab /
3x/minggu
BB : > 71 kg 5 tab /
3x/minggu
STREPTOMICIN
Dosis : 15-18 mg / kgBB / IM
Cara skin test obat sebelum
disuntikkan :
Bubuk diencerkan
aquabidest 5cc
Ambil 0,1 cc diencerkan
lagi dengan aquabidest
sampai 1 cc disuntikkan
intracutan / sc 0,1 cc
tunggu 15 menit
Alergi bila : kemerahan ,
gatal berlebih, bengkak

Anda mungkin juga menyukai