Umur 65 tahun
Pekerjaan Pensiunan
Agama Islam
Pendidikan SD
KELUHAN
UTAMA
KELUHAN
Pandangan mata TAMBAHAN
kanan seperti ada
bayangan hitam Penglihatan kedua
melayang mata kabur saat
Kadang terlihat melihat jauh
seperti kilatan Sukar membaca
cahaya jika disinari tulisan dengan jelas
cahayaa
Riwayat Perjalanan Penyakit
08 April 2016
10 hari yang lalu
Pasien ke Poliklinik
Mata RS Muncul saat pasien
Bhayangkara menggerakan mata
Semarang dengan ke kanan-kiri.
keluhan pandangan Membaik jika pasien
pada mata kanan menatap ke arah
seperti ada bayangan jauh.
hitam melayang.
Pasien mengeluhkan
Pasien belum jika ia menatap
melakukan tindakan lampu atau melihat
apapun untuk cahaya ia langsung
menangani keluhan merasa melihat
tersebut. kilatan cahaya.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Keluhan memberat, serabut
serabut makin banyak dan
menganggu aktivitas sehari
hari.
Penilaian
Pemeriksaan OD OS
Dikerjakan Tidak
Visus Jauh 2/60 0,6
Refraksi Sph 3.50 D
Sph 8.50 D C 1.00 D
Axis 800
Koreksi
0,9 F1 0,9
Visus Dekat
Sp + 3.00 D Sp + 3.00 D
1. OD Syneresis suspect
Posterior Vitreous
Detachment (PVD)
Koreksi lensa
Edukasi
1.Kontrol ke dokter mata tiap 3
E bulan sekali untuk mengevaluasi
perjalanan penyakitnya.
D
2.Rajin berolahraga 30 menit
U setiap hari.
K 3.Rajin menjaga makanan sehari
hari sesuai yang dianjurkan oleh
A dokter penyakit dalam.
S 4.Menggunakan kacamata yang
I sudah diresepkan.
TINJAUAN
PUSTAKA
Vitreus
Dikelilingi
membran hialoid
Kanal Cloquet
99% air
1% kolagen +
asam hialuronat
Floaters
Bintik hitam yang
bergerak bebas
Posterior Vitreous (single/multipel) di
vitreus yang
Detachment terlihat dalam
Lepasnya korteks lapang pandag
vitreus bagian seseorang.
posterior yang
disebabkan oleh Benang benang
proses perubahan Serabut serabut
vitreus yaitu proses Jaring laba laba
pencairan dan Cincin tembus padang
membentuk lubang
pada membran Pada usia 40 70 thn
hialoid dibagian Rata rata diatas 65
posterior thn
70% keluhan floaters
Klasifikasi PVD
PVD komplit + kolaps vitreus
1. Anterior
vitrektomi
2. Core
vitrektomi
3. Subtotal dan
total
vitrektomi
Teknik
Vitrektomi
1. Open-sky
Vitrektomi
2. Closed
Vitrektomi
LENSA
MATA
Bikonveks
Avaskular
Seperti
cakram
Transparan
Lensa dapat memfokuskan cahaya masuk ke dalam mata sehingga
terbentuk bayangan yang tajam pada retina dengan mengubah
bentuknya
Secara fisiologik lensa
AKOMODASI
Keadaan patologik lensa ini
mempunyai sifat tertentu,
dapat berupa:
yaitu:
Tidak kenyal pada orang
Kenyal atau lentur karena
dewasa yang akan
memegang peranan
mengakibatkan
terpenting dalam
presbiopia,
akomodasi untuk menjadi
Keruh atau apa yang
cembung,
disebut katarak,
Jernih atau transparan
Tidak berada pada
karena diperlukan sebagai
tempatnya atau
media refraksi,
subluksasi dan dislokasi.
Terletak di tempatnya.
Presbiopia
Kondisi dimana lensa kristalin
kehilangan fleksibilitasnya sehingga
membuatnya tidak dapat fokus pada
benda yang dekat
Suatu bentuk gangguan refraksi,
dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai
dengan meningkatnya umur
M. ciliaris relaksasi jika
melihat jauh ( > 6
meter)
Jika melihat dekat
terjadi refleks
akomodasi/near
response (lensa mata
mencembung karena
kontraksi m. ciliaris,
pupil konstriksi, &
konvergensi mata).
Pada umur 40-45 th
daya akomodasi mulai
menurun (presbyopia)
karena lensa mata
mulai mengeras
(sklerosis) &
melemahnya m.
ciliaris akibat proses
menua. 35
Astigmatisme
Astigmatisme
Anisometropia
Keadaan dimana kedua mata
memiliki kekuatan refraksi yang
berbeda
Bisa karena kongenital dan didapat
Dx:
1. Miopia + hipermetrop antimetropia
2. Emetrop +
hipermetrop/miopia/astigmatisme
3. hipermetrop/miopia/astigmatisme +
dengan sejenisnya tetapi terdapat
Anisometropia
Umum Tingkatannya
1. Simple
2. Compound Kecik
3. Mixed
Sedang
4. Simple astigmatisme
5. Compound Besar
astigmatisme
DEFINISI
Miopia merupakan kelainan refraksi
dimana berkas sinar sejajar yang
memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh
pada fokus yang berada di depan retina.
Miopia tinggi= > -6 D
Degeneratif myopia: perubahan
sekunder pada mata yg disebabkan
pemanjangan progresif diameter
anteroposterior
ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, miopia
dapat dibedakan menjadi miopia
aksialis dan refraktif/kurfutura
MIOPI AKSIALIS
Terjadi karena jarak antara anterior dan
posterior bertambah panjang. Yang
kongenital didapatkan pada
makroftalmus. Sedang yang didapat
terjadi karena :
Anak membaca terlalu dekat
Wajah yang lebar
Bendungan, peradangan atau kelemahan
dari lapisan yang mengelilingi bola mata,
disertai dengan tekanan yang tinggi.
MIOPI REFRAKTIF/
KURFUTURA
Kornea : kongenital; keratokonus dan
keratoglobus
Didapat: karatektasia.
Lensa : Lensa terlepas dari zonula
zinnii, pada luksasi lensa atau
subluksasi lensa, katarak intumesen
Cairan mata; pada penderita diabetes
melitus yang tidak diobati, kadar gula
dari humor akueus meninggi sehingga
daya biasnya meninggi pula.
BENTUK-BENTUK MIOPI
Menurut etiologinya:
1. Miopia refraktif/indeks/bias adalah
miopia dimana bertambahnya indeks
bias media penglihatan.
2. Miopia aksial adalah miopia yang
terjadi akibat bertambah panjang
sumbu bola mata, dengan kelengkungan
kornea dan lensa yang normal.
3. Perubahan posisi lensa.
Menurut derajat beratnya:
1. Miopia sangat ringan, bila < 1
dioptri
2. Miopia ringan antara 1-3 dioptri
3. Miopia sedang antara 3-6 dioptri
4. Miopia tinggi antara 6-10 dioptri.
5. Miopia sangat tinggi > 10 dioptri
Menurut perjalanan:
1. Miopia stasioner: miopia yang
menetap setelah dewasa atau tidak
ada penambahan ukuran lensa
negatif seiring dengan
bertambahnya usia setelah dewasa.
2. Miopia progresif: miopia yang terjadi
penambahan terus-menerus ukuran
lensa negatif pada usia dewasa,
akibat bertambah panjangnya
sumbu bola mata.
GEJALA SUBJEKTIF
Gejala terpenting adalah melihat
jauh buram
Mata cepat lelah,berair dan pusing-
pusing
Pasien lebih jelas melihat dekat
Astenovergens
Gejala Obyektif :
Miopia Simpleks
Camera oculi posterior dalam, disebabkan
tidak dipakainya otot-otot akomodasi.
Pupil midriasis, akibat tidak atau
kurangnya berakomodasi
Adanya tanda myopic cresent di sekitar N.
Optik
Miopia Patologik
Temuan yang didapatkan di miopia
simpleks terdapat di miopia patologik
Pada segmen posterior
Kelainan di :
Badan kaca
Papil N.Optik
Makula
Seluruh lapisan fundus
DIAGNOSA
Dalam menegakkan diagnosis miopia,
harus dengan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan opthalmologis
dilakukan pemeriksaan refraksi yang dapat
dilakukan dengan dua cara:
1.Cara subjektif : optotipe snellen dan trial
lenses
2.Cara objektif : oftalmoskopi direk dan
retinoskopi
PENGOBATAN
Dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata,
kontak lensa atau melalui operasi.
Terapi terbaik pada miopia adalah dengan
penggunaan kacamata atau kontak lensa yang akan
mengkompensasi panjangnya bola mata dan akan
memfokuskan sinar yang masuk jatuh tepat di retina.
Lensa konkaf dengan sferis negatif terkecil yang
memberikan ketajaman penglihatan maksimal tanpa
akomodasi.
Koreksi miopia dengan LASIK
KOMPLKASI
Ablasi retina
Strabismus esotropia
Perdarahan vitreous,
Katarak
Perdarahan koroid
PROGNOSIS
Tidak ada angka kejadian berdasarkan
penelitian yang menjelaskan bahwa
kontak lensa atau latihan mata dapat
menghentikan progresifitas dari miopi.
Pemeriksaan secara teratur sangat
penting untuk penderita degeneratif miopi
karena mereka mempunyai faktor resiko
untuk terjadinya ablasi retina, degenerasi
retina atau masalah lainnya
Cara pencegahan: membaca di
tempat yang terang, menghindari
membaca pada jarak dekat,
beristirahat sejenak ketika bekerja di
depan komputer atau mikroskop,
nutrisi yang baik dan terapi
penglihatan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari anamnesa pasien, pemeriksaan
subyektif dan obyektif mata yang dilakukan pada 08 April
2016 serta dasar teori yang saya peroleh dari tinjauan
pustaka maka didapatkan kesimpulan diagnosis adalah OD
Syneresis suspect Posterior Vitreous Detachment (PVD).
Didapatkan juga diagnosis tambahan berupa OS
Astigmatisme Mixtus, OD Miopia Tinggi, ODS Presbiopia,
Anisometropia.. Pasien saat ini diberi kacamata sferis
negatif untuk melihat jauh dan ditambahkan addisi sferis
postif untuk membaca. Dilakukan edukasi pada pasien
untuk melakukan operasi vitrectomy atau laser jika
memang pandangan berserabut semakin menganggu.
Pasien disarankan untuk rutin kontrol ke dokter mata untuk
mengevaluasi perjalanan penyakitnya dan rutin kontrol ke
dokter penyakit dalam sehingga komplikasi lain dari
penyakitnya dapat dicegah. Pasien juga dianjurkan untuk
tetap rajin berolahraga 30 menit setiap hari, menjaga
makanan sehari hari sesuai yang dianjurkan oleh dokter
penyakit dalam dan rajin mengkonsumsi obat setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit
FKUI, Jakarta. 2010
2. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asburys General
Ophthalmology. 17thed. Lange Mc Graw Hill. 2007
3. Gerhard, L. Ophthalmology A Short Textbook. New York :
Thieme stutrgart. 2000
4. Khurana, A.K. Opthalmology. New Delhi: New Age International.
2003
5. Sunita A, Athiya A, David JA.. Textbook of Ophthalmology. India:
Jaypee Brothers Medical Publisher. 2002
6. Neil, JF, Peter KK. Essentials of Ophthalmology. Elsevier Inc.
2007.
7. Kanski, JJ. Clinical Ophthalmology. Edisi II. Elsevier Limited; 2009.
8. Sherwood, L. Fundamentals of Human Physiology. Edisi IV. USA:
Brooks/Cole; 2012.