Anda di halaman 1dari 36

Retinopati Diabetik non-proliferatif ringan

Laporan kasus

Disusun oleh:
Bianca Christabel Sudarma
Pembimbing:
Dr. Hayati, Sp.M

Fakultas Kedokeran Universitas Tarumanagara


RS Bhayangkara semarang
Periode 19 maret – 21 April 2018
Identitas pasien
Nama Pasien Ny. R
Umur 40 tahun
Alamat Semarang
Jenis Kelamin perempuan
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Agama Islam
Pendidikan SMA
Status Pernikahan Menikah
No. RM 18-03-156141
ODS Retinopati Diabetic non-proliferative grade ringan dengan
Diagnosis
age related macular degeneration
Anamnesis
Keluhan Utama Kedua mata buram sejak beberapa bulan yang lalu

Keluhan Tambahan Keluhan mata merah, ber-air, gatal, silau, melihat titik-titik hitam di sangkal.

• Datang dengan keluhan utama penglihatan pada kedua mata buram sejak
beberapa bulan terakhir ini.

• biasanya dapat diatasi dengan menggunakan kacamatanya namun kacamatanya


Riwayat Penyakit
sudah tidak dapat membantu.
Sekarang
• Pasien mengidap penyakit kencing manis. Pasien mengatakan bahwa ia jarang
mengukur gula darahnya karena takut mengetahui ukurannya. Pasien minum
obat metformin
 Riwayat menggunakan kacamata
 Riwayat diabetes melitus
 Riwayat hipertensi saat menggunakan KB suntik
Riwayat Penyakit
 Riwayat merokok disangkal.
Dahulu
 Riwayat trauma disangkal
 Riwayat alergi obat disangkal
 Riwayat operasi mata disangkal

Riwayat Penyakit
 Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.
Keluarga

• Kebiasaan makan 2x sehari dengan menu nasi dan lauk pauk yang bervariasi.
Nasi sebanyak satu centong dan kadang tidak makan nasi.
Kebiasaan / • Pasien mengkonsumsi kopi sehari sekali
Lingkungan • Pasien sudah jarang mengkonsumsi makanan manis seperti kuedan permen
• Pasien tidak berolahraga
• Pasien mengkonsumsi obat metformin 2x sehari
Anamnesis sistem
1. Cerebrospinal Dalam batas normal

1. Cor Dalam batas normal

1. Respirasi / Pulmo Dalam batas normal

1. Abdomen Dalam batas normal

1. Urogenital Dalam batas normal

1. Extremitas / Musculoskeletal Dalam batas normal


Kesimpulan anamnesis
- Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun

- keluhan utama: penglihatan buram sejak beberapa bulan yang lalu.

- riwayat menggunakan kacamata namun sudah tidak dapat membantu dengan penglihatan.
Sejak 17 tahun yang lalu pasien didiagnosa dengan diabetes melitus

- riwayat hipertensi beberapa bulan yang lalu disebabkan oleh penggunaan KB suntik.
Keluhan mata merah, berair, gatal, silau, melihat titik-titik hitam di sangkal.
Pemeriksaan subyektif
1. Tekanan darah 120/80mmHg

1. Frekuensi nadi 76 kali/menit, regular, isi cukup

1. Frekuensi napas 12 kali/menit, reguler

1. Suhu 36,70 C

1. GDS 531 mg/dl


Pemeriksaan subjektif
Pemeriksaan OD OS Penilaian
Dikerjakan Tidak
Visus Jauh 6/6 6/15 PH - √
Refraksi - - √
Koreksi S: -0.75 C:-2.50 x 100 S-0.75 C-2.00 x 80

(ADD +1.00) (ADD +1.00)
Visus Dekat - - √
Proyeksi sinar - - √
Persepsi Warna
- - √
(Merah, Hijau)
Pemerikssaan obyektif
Pemeriksaan OD OS Penilaian
Dikerjakan Tidak
1. Posisi mata Ortoforia (0°) Ortoforia (0°) √
1. Gerakan bola mata

Simetris Simetris √

1. Lapang pandang Tidak ada penyempitan. Tidak ada penyempitan. √


1. Kelopak mata S I S I
(Superior et Inferior)
 Benjolan - - - - √
 Edema - - - - √
 Hiperemis - - - - √
 Ptosis - - - - √
 Lagophthalmos - - - - √
 Ectropion - - - - √
 Entropion - - - - √
1. Bulu mata
 Trikiasis - - √
 Madarosis - - √
 Krusta - - √
1. Aparatus Lakrimalis
Sakus lakrimal
 Hiperemis - - √
 Edem - - √
 Fistel - - √
Punctum lakrimal
 Eversi - - √
1. Discharge
Konjungtiva - - √

K. Bulbi
 Warna Putih Putih √
 Vaskularisasi - - √
 Nodul - - √
 Edema - - √
K. Tarsal superior
 Hiperemis - - √
 Folikel - - √
 Korpus alineum - - √
K. Tarsal inferior
 Hiperemis - - √
 Folikel - - √
 Papillae - - √
 Korpus alineum - - √
1. Sklera
 Warna Putih Putih √
 Kornea
1. Inflamasi - - √

 Kejernihan Jernih Jernih √

 Ukuran 11 mm 11 mm √
 Permukaan Rata Rata √
 Limbus Arcus senilis (-) Arcus senilis (-) √

 Infiltrat - - √
 Defek - - √
 Edema - - √
1. Camera oculi anterior
 Kedalaman Cukup Cukup √
 Hifema - - √
 Hipopion - - √
1. Iris
 Warna Coklat Coklat √
 Sinekia - - √
 Iridodonesis - - √
1. Neovaskularisasi
Pupil - - √

 Ukuran 3 mm 3 mm √
 Bentuk Bulat Bulat √
 Tepi Rata Rata √
 Simetris Simetris Simetris √
 Refleks direk + + √
 Refleks indirek + + √
1. Lensa

 Kejernihan Jernih Jernih √

 Luksasio - - √

 Afakia - - √

 IOL - - √

1. Reflek fundus + + √

1. Korpus vitreum Floaters (-) Floaters (-) √

Bentuk bulat, batas


Bentuk bulat, batas tegas,
tegas, warna kuning
1. Optic disc warna kuning kemerahan, √
kemerahan,
C/D < 0,3
C/D < 0,3

1. a/v ratio 2/3 2/3 √

1. nervus optikus (N II) normal normal √


Perdarahan (+) Perdarahan (+)

Eksudat (-) Eksudat (-)

1. Retina Ablasio (-) Ablasio (-) √

Sikatriks (-) Sikatriks (-)

Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (-)

1. Macula lutea Edema (-) Edema (-) √

1. Tekanan intra okuler √


13 mmHg 14 mmHg
Resume
• Riwayat menggunakan
• KU: penglihatan buram kacamata
• Pasien perempuan, sejak beberapa bulan • Riwayat DM sejak usia
40 tahun yang lalu 17 th
• Riwayat Ht saat
menggunakan KB

• pemeriksaan:
• Tekanan Darah: 120/80
mmHg
• GDS: 531
• ODS: terdapat bercak
perdarahan pada retina
Terapi - edukasi
• Edukasi tentang penyakit ke pasien

• Rujuk pasien ke spesialis penyakit dalam karena hasil gula darah sewaktu sangat tinggi

• Menjelaskan kepada pasien bahwa kontrol rutin sangat penting

• Menginformasikan pasien untuk datang jika merasa keluhan bertambah berat.

• Pasien harus mengkontrol kadar gula darah dengan konsumsi obat atau suntikan insulin.
Serta melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.
Anatomi retina

• Retina: membran bola mata paling dalam yang


terletak pada segmen posterior

• dibagi menjadi dua wilayah: kutub posterior dan


retina perifer

• Di pisahkan oleh: retina equator

• Kutub posterior: makula dan diskus optik

• Retina perifer: antara ora serata dan retina equator


Histologi retina
Sirkulasi darah pada retina
• Arteri sentral retina
• Memperdarahi enam lapisan dalam dari retina
• dari 3 lapis:
1. lapisan intima/ lapisan paling dalam yang mengandung satu lapis endotel,
2. lapisan media/ lapisan tengah yang mengandung otot polos,
3. dan lapisan adventitia/ lapisan terluar yang mengandung jaringan ikat longgar
• Koriokapiler: Kapiler-kapiler dari lapisan koroid
• Memperdarahi empat lapisan terluar dari retina
• Kapiler tidak memiliki otot polos dan jaringan elastis tetapi terdiri dari satu
lapis sel endotel, membran basal, dan perisit
Retinopati diabetik
• perubahan pada retina yang dialami oleh pasien diabetees melitus

• Faktor predisposisi:
• Durasi diabetes melitus
• Kontrol gula darah
• Jenis kelamin
• Faktor keturunan
• Faktor yang mempercepat perubahan pada retinopati: masa kehamilan, pasien
hipertensi, pasien obesitas
Patofisiologi
Klasifikasi menurut tingkat keparahan
1. Nonproliferatif diabetik retinopati
• Ringan
• Sedang
• Berat
• Sangat berat
2. Proliferatif diabetik retinopati
3. Diabetik makulopati
4. Penyakit mata diabetik lanjut
Gejala klinis
• Gejala klinis dibagi menjadi 3 bentuk:

1. Backgrund retinopati/ retinopati simpleks: tidak ada gangguan penglihatan

2. Makulopati: edema makula-> gangguan penglihatan

3. Proliferasi: lama kelamaan dapat menyebabkan kebutaan


Diagnosis dan pemeriksaan
• Skrining: dalam 3 tahun setelah didiagnosis diabetes melitus
• Microaneurisme:
• Disebabkan oleh dilatasi fokal dinding kapiler yang tidak
terdapat perisit
• Tanda:
• terlihat seperti kumpulan buah anggur di ujung ranting
vaskuler
• Titik merah
• Fluorescein angiography (FA): dapat membedakan
gambaran perdarahan dan mikroaneurisme
• dot and blot: Perdarahan retina

• Cotton wool appearance: eksudat yang


disebabkan oleh ekstravasasi dari pembuluh
darah

• Tanda: lesi berwarna kuning berbentuk


gumpalan/ concin sering berada disekitar
mikroaneurisme

• Diabetik makulopati: edema, eksudat, atau


iskemia pada fovea merupakan penyebab
gagngguan penglihatan
Terapi
• Skrining:

• setiap tahun: pasien tidak terdapat retinopati diabetik/ pada nonproliferatif diabetik
retinopati ringan

• setiap 6 bulan: Pasien nonproliferatif diabetik retinopati sedang

• setiap 3 bulan: Pasien nonproliferatif diabetik retinopati berat:

• setiap 2 bulan: pasien proliferatif diabetik retinopati.


Farmakologi
1. Pengobatan untuk pengendalian faktor resiko sistemik: obat untuk
gula darah, mengurangi produksi lipid.
2. Pengobatan modulator:
• untuk menghambat jalur biokimia tertentu yang terlibat dalam patogenasis
perubahan retina pada diabetes.
• contoh: protein kinase C inhibitor, (VEDF) inhibitor, aldose reductase dan ACE
inhibitor, dan antioksidan seperti vitamin E.
3. Steroid intravitreal yang berperan dalam mengurangi edema
makula. T
• intravitreal injection of triamcinolone
Tindakan
• Tindakan laser
• pilihan utama dalam pengobatan retinopati diabetik dan makulopati
• Fotokoagulasi makula: fokal dan grid
• Fotokoagulasi retina
• Tindakan bedah
• dilakukan pada pasien proliferatif diabetik retinopati berat.
• Indikasi pembedahan vitrektomi adalah perdarahan vitreous persisten dan retinal
detatchment.
Fotokoagulasi
Prognosis
• Prognosis visual tergantung pada jenis dan tingkat keparahan retinopati.

• backgroung retinopathy -> tidak ada gangguan penglihatan

• Makula edem -> gangguan penglihatan


Kesimpulan
• Berdasarkan anamnesis:
• Keluhan utama: penglihatan buram
• pasien menderita diabetes melitus selama 23 tahun

• Berdasarkan pemeriksaan fisik:


• Terdapat perdarahan pada retina

• Berdasarkan pemeriksaan penunjang:


• GDS: 531 mg/dl
Pada pasien ny. R

Anda mungkin juga menyukai