Anda di halaman 1dari 7

Fahala Lamboi Sihaloho

102013424
Anamnesis
Identitas
.
RPS
Usia kehamilan 32 minggu
Keputihan banyak sejak memasuki trisemester III
Pemeriksaan Ginekologi
Tampak cariran mengalir dari ostium uteri externa
Pada kertas lakmus ditemukan hasil positif (MerahBiru)

Ketuban Pecah Dini


Pecahnya membran chorio-amniotik sebelum
onset persalinan pada usia kehamilan kurang dari
37 minggu
ETIOLOGI FAKTOR RESIKO
Etiologi ketuban pecah dini 1. Inkompetensi serviks
belum diketahui. (leher rahim)
Faktor predisposisi ketuban 2. Polihidramnion (cairan
pecah dini itu sendiri ialah ketuban berlebih)
infeksi genetalia 3. Riwayat KPD sebelumnya
4. Kelainan atau kerusakan
servik inkompeten selaput ketuban
Gemeli 5. Kehamilan kembar
hidramnion 6. Trauma
kehamilan preterm 7. Serviks (leher rahim) yang
disproporsi sefalopelvik pendek (<25mm) pada
usia kehamilan 23
minggu
8. Infeksi pada kehamilan
seperti bakterial
vaginosis
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan
retikulerkorion dan trofoblas.

Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas


dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin.

Jika ada infeksi dan inflamasi

Peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin

Menghasilkan kolagenase jaringan

Depolimerisasi kolagen pada selaput korion/amnion

Selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.


Infeksi
Insiden infeksi ibu dan anak meningkat pada KPD.

ibu : korioamnionitis.

bayi : septicemia

Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat


sebanding dengan lamanya periode laten
Hipoksia dan Asfiksia
pecah ketuban oligohidramnion yang menekan tali pusat
sehingga terjadi asfiksia atau hipoksia.
Sindrom Deformitas Janin
KPD terlalu dini pertumbuhan janin terhambat

kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin


Rawat di Rumah Sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu
dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan
kehamilan diusahakan bisa mencapai 37 minggu
Jika usia kehamilan <32-37 minggu :
Berikan antibiotika (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak tahan
ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
Dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak
keluar lagi
Berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau
memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Sedian
terdiri atas betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari atau
deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali
Belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa (-): beri deksametason,
observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada
kehamilan 37 minggu
Sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol),
deksametason dan induksi sesudah 24 jam
Ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin)
2. Aktif
a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila
gagal seksio sesaria. Dapat pula diberikan misoprostol 50
mg intravaginal tip 6 jam maksimal 4 kali.
b. Bila tanda-tanda infeksi, berikan antibiotic dosis tinggi, dan
persalinan diakhiri:
o Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian
induksi, jika tidak berhasil akhiri persalinan dangan seksio
sesarea.
o Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervagina.

Anda mungkin juga menyukai