Perencanaan Petak
Perencanaan Petak
PERTEMUAN - 3
Lay out jaringan irigasi
Intake In take
Saluran tersier
Saluran sekunder
1. Pendahuluan
2. Irigasi permukaan (surface
irrigation)
3. Irigasi curah (sprinkler
irrigation)
4. Irigasi tetes (trickle/drip
irrigation)
5. Lain-lain
FUNGSI IRIGASI
Fungsi utama:
Memenuhi kebutuhan air tanaman
Fungsi spesifik:
1. mengambil air dari sumber (diverting)
2. Membawa/mengalirkan air dari sumber
ke lahan pertanian (conveying)
3. mendistribusikan air kepada tanaman
(distributing)
4. mengatur dan mengukur aliran air
(regulating and measuring)
MACAM IRIGASI
< 300 m
Contour Laterals
Free Flooding a Borders strips b
Sal.
Utama
20 30 m
Check Flooding
Kolam Genangan (Basin
flooding) Zig-zag method
Furrow method, adalah suatu model
pemberian air dengan cara menekan
air ke dalam tanah; Metode ini banyak
dipakai untuk tanaman jagung,
tembakau, kacang tanah, ubi-
ubian/kentang, tebu, dan kapas.
Pada umumnya irigasi lain hampir
semua lahan di basahi dengan air
(terendam), namun di dalam metode
ini hanya 20% saja yang direndami
(basah), jadi evaporasi yang hilang
sangat banyak direduksi. Metode
furrow ini bervariasi dari 3,00m
panjangnya untuk kebun sampai 500
meter untuk keperluan tanaman
pangan, tetapi umumnya sekitar 100
sampai 200 meter.sedangkan
kemiringannya antara 0 5%.
Furrow method
Irigasi di atas permukaan
(semprotan)
0,35 0,45 m
Metode Brujulan
Metode Reynoso
Countour Farming
Rice Fields in Bali
Rice Harvest, Indonesia
Rice Farming, India
Basin Flooding
PERTEMUAN KE 4 / 2 sks
A. KOMPETENSI
Mahasiswa memahami tentang tingkat-tingkat suatu
jaringan irigasi.
B. INDIKATOR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu
menjelaskan dengan baik dan benar akan:
01. Irigasi sederhana
02. Irigasi semi teknis
03. Irigasi teknis
C. URAIAN MATERI
Tingkatan jaringan Irigasi
Di dalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya
empat unsur fungsional pokok, yaitu: Bangunan utama;
jaringan pembawa, petak tersier, dan sistem pembuang.
Ds. Ambawang
Ds. Seruni
Ds. Sumpitan
S. Amandit
Ds. Ambawang
Ds. Seruni
Ds. Sumpitan
BAm.1
BS.1 BSu.1
BAm.2
BSu.2
BS.2
Ds. Ambawang
BAm.3
BSu.3
BS.3
Ds. Seruni
Ds. Sumpitan
Belum dikembangkan
Belum ada jaringan
Petak tersier Dikembangkan atau densitas terpisah yang
sepenuhnya bangunan tersier dikembangkan
jarang
Intake In take
Saluran tersier
Saluran sekunder
Air
Irigasi
(IR)
Dimana
ETc = evapotranspirasi tanaman,
mm/ hari
Kc = Koefisien tanaman
ETo = evapotransirasi tanaman
acuan, mm/ hari
III. PENGAMATAN &
PENGUKURAN
Pengamatan & pengukuran evapotranspirasi
umumnya dilakukan menggunakan panci
evaporasi (evaporation pan).
Panci evaporasi dibuat untuk meniru (simulate)
kondisi evaporasi permukaan air bebas.
Panci evaporasi dapat dipasang dengan posisi
di atas permukaan tanah, di dalam tanah, dan
mengambang di atas air.
Ukuran panci standar di USA: Diameter 122 cm
(4 ft) dan kedalaman 25,4 cm (10). Jumlah
penguapan permukaan air yang luas seperti
permukaan danau adalah 0,7 kali hasil yg
didapat dengan alat ini.
III. PENGAMATAN &
a. PENGUKURAN
c.
b.
Q (m3/dt)
I (mm/jam)
HLL
index
A Base flow
t (jam)
t (jam)
Hujan t
p
Hidrograf di A
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU
INFILTRASI
Contoh 3:
Sebuah daerah tangkapan hujan
dengan luas (A) 0,25 km2 terjadi hujan
dengan profil sebagai berikut:
Waktu (jam) 1 2 3 4 5 6
Curah hujan 7 18 25 12 10 3
(mm)
Jika volume limpasan langsung (VLL)
adalah 8.250 m3, tentukan nilai -
indeks.
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU
INFILTRASI
Penyelesaian:
Tinggi limpasan langsung ( Pef) dalam mm:
VLL/A = 8.250/0,25x106 = 0,033 m = 33 mm
Nilai -indeks ditentukan dengan cara coba-
banding.
Pemisalan 1:
Misal 3 mm/jam < -indeks < 7 mm/jam
-indeks=[(7+18+25+12+10)-33]/5=7,8
mm/jam
Anggapan tidak benar, -indeks > 7
mm/jam
IV. MEMPERKIRAKAN LAJU
INFILTRASI
Pemisalan 2:
Misal 7 mm/jam < -indeks < 10
mm/jam
-indeks = [(18+25+12+10)-33]/4 = 8
mm/jam
Anggapan benar, 7 mm/jam < -
indeks < 10 mm/jam
-indeks = 8 mm/jam
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan
unit tanah adalah petak tersier. Petak ini
menerima air irigasi yang dialirkan dan
diukur pada bangunan sadap (off take)
tersier yang menjadi tanggung jawab Dinas
Pengairan. Bangunan sadap tersier
mengalirkan airnya ke saluran tersier
Faktor-faktor penting lainnya adalah jumlah
petani dalam satu petak, jenis tanaman dan
topografi. Di daerah-daerah yang ditanami
padi luas petak tersier idealnya maksimum 50
ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat
ditolelir sampai seluas 75 ha, disesuaikan
dengan kondisi topografi dan kemudahan
eksploitasi dengan tujuan agar pelaksanaan
Panjang saluran tersier sebaiknya kurang dari
1.500 m, tetapi dalam kenyataan kadang-
kadang panjang saluran ini mencapai 2.500 m.
Panjang saluran kuarter lebih baik di bawah
500 m, tetapi prakteknya kadang-kadang
sampai 800 m.
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak
tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu
saluran sekunder. Biasanya petak sekunder
menerima air dari bangunan bagi yang terletak
diPetak
saluran primer
primer atau
terdiri sekunder
dari beberapa petak
sekunder, yang mengambil air langsung dari
saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu
saluran primer yang mengambil airnya
langsung dari sumber air, biasanya sungai.
Proyek-proyek irigasi tertentu mempunyai dua
Saluran
Jaringan irigasi teknis yang selanjutnya disebut jaringan
irigasi merupakan sekumpulan bangunan-bangunan bagi,
sadap, bangunan silang, pelengkap, saluran pembawa, saluran
dan bangunan pembuang yang terdapat dalam suatu lahan,
yang petak sawahnya memanfaatkan air dari sumber yang
sama.
Peta ikhtisar adalah suatu peta di mana terlihat susunan
suatu jaringan irigasi mulai dari bendung sampai saluran-
saluran pembuang. Di dalam peta ikhtisar tersebut
diperlihatkan: (1) bangunan utama, (2) jaringan dan trase
saluran irigasi, (3) jaringan dan saluran pembuang), (4) petak
tersier, petak sekunder, dan petak primer, (5) lokasi-lokasi
bangunan (bagi, sadap, silang), (6) batas-batas daerah irigasi,
(7) daerah yang tidak diairi (desa, makam, gedung-gedung), (8)
jaringan dan trase jalan, dan (9) daerah-daerah yang tidak
dapat diairi (tanah jelek, rawa, bukit, dll).
PERENCANAAN JARINGAN
IRIGASI
1. Prinsip Teknik Irigasi, pemisahan :
jaringan saluran pembawa/irigasi
jaringan saluran pembuang
a. Bangunan Utama
b. Jaringan Irigasi :
Lay out jaringan irigasi
Intake In take
Saluran tersier
Saluran sekunder
Ds. Ambawang
Ds. Seruni
Ds. Sumpitan
S. Amandit BA.1
BA.2 BA.3
BAm.1
BS.1 BSu.1
BAm.2
BSu.2
BS.2
Ds. Ambawang
BAm.3
BS.3 BSu.3
Ds. Seruni
Ds. Sumpitan