Anda di halaman 1dari 173

1

Catatan

Materi terkait pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan bagi


Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri/ WP OP DN (PPh Pasal 21) yang
dipaparkan dalam presentasi ini disusun berdasar Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-31/ PJ/ 2012 yang mengatur pengenaan pajak sejak tanggal 1
Januari 2013. Pelaksanaan pemotongan bagi tahun pajak yang lebih awal
dibandingkan tanggal tersebut diatur berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-31/ PJ/ 2009 j.o. PER-57/ PJ/ 2009 sebagaimana dipaparkan
dalam presentasi yang telah dipublikasikan sebelumnya.

2
Sistematika

1. PPh Pasal 21

2. PPh Pasal 26

3
Landasan Hukum:
Pasal 21 UU PPh
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-31/ PJ/ 2012

4
Definisi

Pajak yang dikenakan terhadap WP Orang Pribadi Dalam Negeri atas


penghasilan yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji, upah, honorarium,


tunjangan, pensiun, atau pembayaran lain dengan nama apapun.

Saat Terutang
Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya pembayaran atau
akhir bulan diperolehnya penghasilan.
5
Perbedaan Pengenaan

PPh 21 PPh 26
WP Dalam Negeri Subjek Pajak Luar
(DN). Negeri (SPLN).

6
Subjek Pajak

Penerima uang pesangon, Bukan Pegawai yang


Pegawai. pensiun, Tunjangan/ melakukan pemberian
Jaminan Hari Tua (THT/ jasa.
JHT), termasuk ahli waris.

Anggota Dewan Komisaris


atau Dewan Pengawas non Mantan pegawai. Peserta kegiatan.
pegawai.

7
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Melakukan Pemberian Jasa)

Tenaga ahli yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris,
penilai, dan aktuaris.
Pekerja seni.
Olahragawan.
Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
Pemberi jasa dalam segala bidang atau kepada suatu kepanitiaan.
Agen iklan.
Pengawas atau pengelola proyek.
Pembawa pesanan atau perantara.
Petugas penjaja barang dagangan.
Petugas dinas luar asuransi.
Distributor MLM, direct selling, atau sejenis.
8
Pengecualian Subjek
Pejabat negara asing seperti perwakilan diplomatik atau
konsulat, berikut orang yang diperbantukan kepadanya,
dengan syarat:
Bukan WNI.
Di Indonesia tidak memperoleh penghasilan di luar jabatannya.
Berasal dari negara yang memberikan perlakuan timbal balik.

Pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan


syarat:

Bukan WNI.
Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/ pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan.

9
Objek Pajak (1)

Penghasilan Pegawai Tetap.

Penghasilan teratur penerima pensiun.

Pembayaran sekaligus uang pesangon, pensiun, THT, JHT


selepas 2 tahun sejak berhenti bekerja.

Upah pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas secara harian,
mingguan, satuan, borongan atau yang dibayarkan secara bulanan.

10
Objek Pajak (2)

Imbalan kepada Bukan Pegawai yang melakukan pemberian jasa.

Imbalan kepada peserta kegiatan.

Penghasilan anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas


non pegawai.

Pembayaran kepada mantan pegawai.

Penarikan dana pensiun oleh pegawai.

11
Pengecualian Objek

Santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa,


dwiguna, dan asuransi beasiswa.
Natura yang diberikan oleh WP atau Pemerintah.
Iuran kepada dana pensiun , THT, JHT dibayar
pemberi kerja.
Zakat atau sumbangan keagamaan wajib yang
diterima OP.
Beasiswa.

12
Ketentuan Khusus

Natura dan/ atau kenikmatan lain diperhitungkan sebagai


penghasilan, jika dan hanya jika, diberikan oleh: bukan WP, WP
yang dikenai PPh final, atau WP yang menggunakan norma
penghitungan khusus.

Natura dan/ atau kenikmatan lainnya yang diukur berdasarkan


harga pasar atau nilai wajar.

13
Objek PPh 21 Final
Penghasilan tidak tetap atau tidak teratur yang
menjadi beban APBN atau APBD.
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)
Dana pensiun yang dialihkan dengan membeli
anuitas seumur hidup.
(Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)

Uang tebusan pensiun. (PP No. 68 Tahun 2009)

Uang pesangon. (PP No. 68 Tahun 2009)

14
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

Dana pensiun,
Pemberi kerja berbentuk Bendaharawan penyelenggara jaminan
OP, Badan, atau BUT. Pemerintah. sosial tenaga kerja, THT,
atau JHT.

OP atau Badan yang


melakukan pembayaran
kepada WP DN yang Penyelenggara kegiatan.
melakukan pekerjaan
bebas atau SPLN.

15
Pengecualian Pemotong

Kantor perwakilan negara asing.

Organisasi internasional yang ditetapkan oleh


Menkeu.

Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

16
Alur Perpajakan WP OP

Beban Pajak Kini Dikurangi Dikurangi


sesuai SPT
Kredit PPh 21 Kredit Pajak Lain
(Tidak termasuk PPh (PPh 22, 23, 24)
Final)

Dikurangi Akhir Tahun


Pajak yang Dibayar Pajak Kurang
Sendiri (Angsuran (Lebih) Bayar
PPh 25)

17
PPh 21 Lebih Bayar

Jika WP menyampaikan SPT lebih bayar, maka SPT disampaikan maksimal


3 tahun setelah berakhirnya tahun pajak bersangkutan.

Jika SPT disampaikan melewati 3 tahun sesudah berakhirnya tahun pajak


dan WP telah ditegur secara tertulis, maka pelaporan tidak dianggap
sebagai SPT PPh.

18
Lapisan Tarif

No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif


1 0 s/d Rp 50.000.00,00 5%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 250.000.000,00 15%
3 Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 25%
4 Di atas Rp 500.000.000,00 30%

19
Kepemilikan NPWP

Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap lapisan tarif dikenakan
persentase 20% lebih tinggi.

Pengenaan tarif lebih tinggi tidak berlaku untuk objek PPh 21 yang bersifat final.

Jika NPWP diperoleh di pertengahan tahun berjalan, maka perubahan penghitungan


berlaku untuk periode setelahnya dan tidak berlaku surut.

Atas pajak lebih bayar yang dibebankan di periode sebelumnya di tahun berjalan,
dapat dijadikan dasar untuk meyesuaikan (mengurangi) pajak di periode setelahnya.
20
Dasar Pengenaan (1)

Penghasilan Kena Pajak (PKP)


Berlaku PKP = Penghasilan netto - PTKP
Pegawai tetap.
Penerima pensiun berkala.
Berlaku PKP = Penghasilan bruto - PTKP
Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayarkan
bulanan.
Pegawai tidak tetap dengan penghasilan kumulatif sebulan
melebihi Rp 2.025.000,00.
Berlaku PKP = 50% dari penghasilan bruto PTKP per bulan
Bukan pegawai yang menerima penghasilan
berkesinambungan (baik tenaga ahli maupun bukan).
21
Dasar Pengenaan (2)
Penghasilan yang Melebihi Rp 200.000,00 Sehari
Berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, mingguan,
satuan, atau borongan.
Berlaku sepanjang penghasilan kumulatif sebulan tidak melebihi Rp
2.025.000,00.
50% dari Penghasilan Bruto
Bukan pegawai yang menerima penghasilan tidak berkesinambungan
(baik tenaga ahli maupun bukan).
Penghasilan Bruto
Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg diterima atau diperoleh dalam
suatu periode atau saat dibayarkan.
Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pihak selain yang telah
diatur berdasar ketiga DPP sebelumnya.

22
Elemen PTKP

No. Elemen PTKP


1 WP Sendiri Rp 24.300.000,00
2 Status Kawin Rp 2.025.000,00
3 Tanggungan, per orang, dengan jumlah maksimal tiga Rp 2.025.000,00
orang tanggungan.
4 PTKP bagi istri yang penghasilannya digabung. Rp 24.300.000,00

23
Tata Cara Penghitungan

Bukan
Pegawai Tidak Pegawai
Tetap dan Peserta
Tenaga Kerja Kegiatan
Lepas

Penghasilan Penerima
di Akhir Masa Lain
Kerja

Tata Cara Penerima


Pegawai Tetap Penghitungan Atas Beban
APBN/ APBD

24
Tata Cara Penghitungan:
Pegawai Tetap

25
Pegawai Tetap (1)

Senilai 5% dari penghasilan bruto.


Penghasilan Bruto Maksimal senilai Rp 500.000,00 per
bulan atau Rp 6.000.000,00 per tahun.

Dikurangi Biaya Jabatan

Iuran Dana Pensiun,


Dikurangi JHT, THT Dibayar
Sendiri

Diperoleh Penghasilan Netto

26
Tata Cara Penghitungan (2)

Penghasilan Netto

Dikurangi PTKP

Diperoleh
Penghasilan Kena
Pajak

Dikalikan
Tarif Pajak Terutang

27
Penghasilan Pegawai Tetap

Gaji Pokok
Tunjangan Berkesinambungan
Uang Rapel
Imbalan Tahunan
Natura

28
Perspektif Pemberi Kerja

Memunculkan
Utang PPh 21
Diakui sebagai di Laporan
Beban Gaji di Posisi
Laporan Laba Keuangan
Rugi
Pemotongan PPh
21 oleh pemberi
kerja

29
Penghitungan Teknis

Gaji pokok XXX


Tunjangan, bonus, imbalan bulanan lain XXX
Iuran JKK, JKM, JPK yang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan bruto per bulan XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THT yang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto per bulan {x 12} XXX
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ
30
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)

Kertarajasa pada tahun 2013 memperoleh gaji sebulan sebesar Rp


3.750.000,00 dan membayar iuran pensiun yang ditanggung sendiri sebesar
Rp 150.000,00. Kertarajasa telah menikah dan memiliki tiga orang anak.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Kertarajasa? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?

31
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
Jawaban :
Gaji pokok 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
Jurnal Pemberi Kerja
(Biaya jabatan) (187,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (150,000) (337,500) Beban Gaji 3.750.000
Penghasilan netto per bulan 3,412,500 Utang Dana Pensiun 150.000
Penghasilan netto setahun 40,950,000 Utang PPh 21 35.625
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Kas 3.564.375
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,550,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,550,000 427,500 Rp427,500.00
Pajak terutang per bulan Rp35,625.00
Jika Kertarajasa tidak memiliki NPWP, maka pajak terutang per bulan = 120% x 36.375
= Rp 42.750,00 32
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)

Kudungga adalah pegawai yang menikah dengan dua anak dan


memperoleh gaji sebulan Rp 5.000.000. Perusahaan mengikuti program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0.5% dan 0.3%
dari gaji. Perusahan menanggung iuran JHT setiap bulan yakni 3.7% dari gaji,
sedangkan Kudungga membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di
samping itu, perusahaan juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya
dengan membayar iuran pensiun untuk Kudungga ke dana pensiun yang
pendiriannya disahkan oleh Menkeu, setiap bulan sebesar Rp 125.000,00.
Kudungga sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 95.000,00.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Kudungga? Bagaimana penjurnalan
oleh pemberi kerja? 33
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
Jawaban :
Gaji pokok 5,000,000 Jurnal Pemberi Kerja
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 25,000 Beban Gaji 5.000.000
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 15,000
Penghasilan bruto per bulan 5,040,000 Beban JKK 25.000
(Biaya jabatan) (252,000) Beban JKM 15.000
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (100,000)
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (95,000) (447,000)
Beban JHT 185.000
Penghasilan netto per bulan 4,593,000 Beban Dapen 125.000
Penghasilan netto setahun 55,116,000 Utang JKK 25.000
(PTKP)
WP Sendiri (24,300,000) Utang JKM 15.000
Status Kawin (2,025,000) Utang JHT 285.000
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 24,741,000
Utang Dana Pensiun 220.000
Pajak terutang setahun Utang PPh 21 103.088
5% x 24,741,000 1,237,050 Rp1,237,050 Kas 4.701.912
Pajak terutang per bulan Rp103,087.50
34
Ilustrasi
(Gaji Harian)

Hayam Wuruk adalah seorang pegawai tetap perusahaan dengan


memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp 159.500. Dia berstatus
kawin dan memiliki seorang anak. Perusahaan mengikuti program Jamsostek,
premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan 1% dan 0.3% dari
gaji. Perusahaan membayar iuran JHT setiap bulan sebesar 3.7% dari gaji,
sedangkan Hayam Wuruk membayar iuran pensiun Rp 47.500 dan JHT sebesar
2% dari gaji. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Hayam Wuruk?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

35
Ilustrasi
(Gaji Harian)
Jawaban:
Gaji pokok sebulan (26 x 159,500) 4,147,000 Jurnal Pemberi Kerja
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 41,470
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 12,441 Beban Gaji 159.500
Penghasilan bruto per bulan 4,200,911 Beban JKK 1.595
(Biaya jabatan) (210,046)
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (82,940) Beban JKM 479
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (47,500) (340,486) Beban JHT 5.902
Penghasilan netto per bulan 3,860,425
Penghasilan netto setahun 46,325,105 Utang JKK 1.595
(PTKP)
WP Sendiri (24,300,000)
Utang JKM 479
Status Kawin (2,025,000) Utang JHT 9.092
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 17,975,105
Utang Dana Pensiun 1.827
Pembulatan PKP 17,975,000 Utang PPh 21 2.881
Pajak terutang setahun
5% x 17,975,000 898,750 Rp898,750
Kas 151.602
Pajak terutang per bulan Rp74,895.83
Pajak terutang per hari Rp2,880.61
36
Penghasilan Karyawati

Atas suami yang berstatus memiliki penghasilan, karyawati tidak berhak


atas pengurangan elemen PTKP Status Kawin sebesar Rp 2.025.000,00.

Atas suami yang berstatus tidak berpenghasilan, karyawati berhak atas


pengurangan elemen PTKP Status Kawin sebesar Rp 2.025.000,00.
Syarat yang harus dipenuhi adalah keberadaan surat keterangan dari
Pemerintah Daerah setempat, minimal di tingkat Kecamatan.
37
Ilustrasi
(Karyawati)

Tribhuwanatunggadewi adalah seorang karyawati dengan status


menikah dan memiliki anak tunggal. Dia memperoleh gaji sebulan Rp
3.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 85.000,00.
Berdasarkan surat keterangan dari kecamatan tempatnya berdomisili yang
diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak memiliki
penghasilan apapun. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Tribhuwanatunggadewi? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

38
Ilustrasi
(Karyawati)
Jawaban :
Gaji pokok sebulan (26 x 159,500) 3,350,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 3,350,000 Beban Gaji 3.350.000
(Biaya jabatan) (167,500) Utang Dana Pensiun 85.000
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (85,000) (252,500)
Penghasilan netto per bulan 3,097,500
Utang PPh 21 45.188
Penghasilan netto setahun 37,170,000 Kas 3.219.812
(PTKP)
WP Sendiri (24,300,000)
Status Kawin (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 10,845,000
Pajak terutang setahun
5% x 10,845,000 542,250 Rp542,250
Pajak terutang per bulan Rp45,187.50
Jika suami Tribhuwanatunggadewi memiliki pekerjaan, maka PTKP yang diberikan
kepadanya hanya PTKP WP sendiri sebesar Rp 24.300.000,00. 39
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)

Mahendradatta selama tahun 2013 memperoleh gaji sebulan Rp


4.150.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 175.000,00.
Mahendradatta telah menikah dan memiliki seorang anak. Mahendradatta
memperoleh tunjangan pajak sebesar Rp 32.500,00 per bulan mulai tahun
2014. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Mahendradatta di 2014?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

40
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
Jawaban :
Gaji pokok
Tunjangan pajak
4,150,000
32,500
Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 4,182,500 Beban Gaji 4.182.500
(Biaya jabatan) (209,125)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (384,125) Utang Dana Pensiun 175.000
Penghasilan netto per bulan 3,798,375 Utang PPh 21 71.792
Penghasilan netto setahun 45,580,500
(PTKP) Kas 3.935.708
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 17,230,500
Pembulatan PKP 17,230,000
Pajak terutang setahun
5% x 17,230,000 861,500 Rp861,500.00
Pajak terutang per bulan Rp71,791.67
Atas selisih antara beban pajak dengan tunjangan pajak sebesar 39.291,67, pembayarannya dapat ditanggung
oleh Mahendradatta atau perusahaan. Jika pembayarannya ditanggung perusahaan, maka pembayaran
tersebut termasuk non deductible expense.
41
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)

Mahendradatta, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi


sebelumnya ternyata berkeberatan dengan rencana pemberian tunjangan
pajak oleh perusahaan. Ia mengajukan permohonan agar penghargaan
tersebut diganti bentuknya sebagai penanggungan pajak oleh perusahaan
dengan nominal yang sama, yakni Rp 32.500,00 per bulan dan perusahaan
menyetujuinya. Bagaimanakah implikasi permohonan yang diajukan
Mahendradatta terhadap penghitungan PPh 21? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?

42
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
Jawaban :
Pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan merupakan salah satu bentuk natura, sehingga
secara umum tidak diperhitungkan sebagai penambah penghasilan pegawai dan termasuk non deductible
expense bagi perusahaan. Jika ternyata perusahaan tempat Mahendradatta bekerja bukan merupakan wajib
pajak, dikenai PPh final, atau menggunakan norma penghitungan khusus, maka natura ini akan menambah
penghasilan Mahendradatta sebagaimana tunjangan pajak dan bersifat deductible bagi perusahaan.
Gaji pokok 4,150,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 4,150,000
(Biaya jabatan) (207,500)
Beban Gaji 4.150.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (382,500) Utang Dana Pensiun 175.000
Penghasilan netto per bulan 3,767,500 Utang PPh 21 70.250
Penghasilan netto setahun 45,210,000
(PTKP) Kas 3.904.750
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 16,860,000
Pajak terutang setahun
5% x 16,860,000 843,000 Rp843,000.00
Pajak terutang per bulan Rp70,250.00
43
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)

Ranggalawe (menikah dengan satu anak) merupakan seorang


pegawai tetap perusahaan yang menerima gaji pokok sebesar Rp
6.250.000,00 per bulan. Di samping itu, Ranggalawe menerima pula tunjangan
makan, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan, dan tunjangan transportasi
masing masing sebesar 10%, 5% gaji pokok, Rp 135.000,00, dan Rp
235.000,00. Jika Ranggalawe mengikuti program pensiun dengan iuran Rp
132.500,00 per bulan, berapakah PPh 21 yang dipotong atas penghasilan
Ranggalawe? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

44
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)
Jawaban :
Gaji pokok 6,250,000 Jurnal Pemberi Kerja
Tunjangan makan 625,000
Tunjangan keluarga 312,500 Beban Gaji 6.250.000
Tunjangan kesehatan 135,000 Beban tunjangan 1.307.500
Tunjangan transportasi 235,000
Penghasilan bruto per bulan 7,557,500 Utang Dana Pensiun 132.500
(Biaya jabatan) (377,875)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (132,500) (510,375)
Utang PPh 21 286.021
Penghasilan netto per bulan 7,047,125 Kas 7.138.979
Penghasilan netto setahun 84,565,500
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 56,215,500
Pembulatan PKP 56,215,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 7,640,000 932,250 Rp3,432,250.00
Pajak terutang per bulan Rp286,020.83
45
Ilustrasi
(Uang Rapel)

Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi awal,


menerima kenaikan gaji di bulan September 2013, sehingga gaji pokoknya
menjadi Rp 4.750.000,00. Kenaikan tersebut berlaku surut sejak 1 Januari
2013 sehingga Kertarajasa menerima uang rapel sejumlah Rp 8.000.000,00
untuk kekurangan di periode Januari Agustus. Berapakah beban PPh 21
yang dikenakan atas uang rapel Kertarajasa?

46
Ilustrasi
(Uang Rapel)
Jawaban: Gaji pokok 4,750,000
Penghasilan bruto per bulan 4,750,000
(Biaya jabatan) (237,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (150,000) (387,500)
Penghasilan netto per bulan 4,362,500
Penghasilan netto setahun 52,350,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 19,950,000
Pajak terutang setahun
5% x 19,950,000 997,500 Rp997,500.00
Pajak terutang per bulan Rp83,125.00
Pajak seharusnya dipotong Jan - Aug (8 x 83.125) 665,000
Pajak telah dipotong Jan - Aug) (8 x 35.625) 285,000
PPh 21 atas uang rapel Rp380,000.00
47
Bentuk Imbalan Tahunan

Jasa Produksi Tantiem Gratifikasi

Tunjangan Hari
Raya atau Tahun Bonus Premi
Baru

Penghasilan
Sejenis Lain
48
Penghitungan Teknis
(Menerima Imbalan Tahunan)
Gaji Pokok XXX
Tunjangan, Bonus, Imbalan Bulanan Lain XXX
Iuran JKK, JKM, JPK yang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan sebelum bonus per bulan {x 12} XXX
Penghasilan sebelum bonus setahun XXX
Bonus tahunan XXX
Penghasilan bruto setahun XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THT yang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ

Keterangan:
Imbalan tahunan dapat berupa bonus, tantiem, THR, atau sejenisnya.
49
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan)

Ken Arok adalah pegawai yang menikah dengan satu anak dan
memperoleh gaji sebulan Rp 4.350.000. Perusahaan mengikuti program
Jamsostek dan Iuran Pensiun, sehingga perusahaan harus membayar premi
yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari
Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah masing-masing 0.5%, 0.3%, dan 3.7%
dari gaji, serta Rp 112.500,00 per bulan. Ken Arok sendiri membayar iuran
pensiun sebesar Rp 95.000,00 dan JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di
tahun berjalan perusahaan memberikan THR sebesar Rp 6.500.000,00 untuk
setiap pegawai. Berapakah beban PPh 21 yang dikenakan atas THR Ken Arok?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

50
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji
Jawaban: Gaji pokok 4,350,000
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 21,750
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 13,050
Penghasilan bruto per bulan 4,384,800
(Biaya jabatan) (219,240)
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (87,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (95,000) (401,240)
Penghasilan netto per bulan 3,983,560
Penghasilan netto setahun 47,802,720
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 19,452,720
Pembulatan PKP 19,452,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 19,452,000 972,600 Rp972,600.00
51
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji dan THR

Jawaban: Gaji pokok 4,350,000


Iuran JKK yang dibayar perusahaan 21,750
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 13,050
Penghasilan sebelum THR per bulan 4,384,800
Penghasilan sebelum THR setahun 52,617,600
THR 6,500,000
Penghasilan bruto setahun 59,117,600
(Biaya jabatan) (2,955,880)
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (1,044,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (1,140,000) (5,139,880)
Penghasilan netto setahun 53,977,720
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 25,627,720
Pembulatan PKP 25,627,000
Pajak terutang atas gaji dan THR
5% x 25,627,000 1,281,350 Rp1,281,350.00 52
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas THR

Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas gaji
= 1.281.350 - 972.600
= Rp 308.750,00

53
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (1)
PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya) dan uang rapel {dilambangkan
IT} dapat dihitung dengan metode langsung, langkah penghitungan sebagai berikut.
1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji.
2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP} dengan acuan besaran
penghasilan bruto semula disetahunkan {dilambangkan PBS}.
a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = 95% x IT.
{Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan}
b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = (95% x (120.000.000 PBS)) + (PBS + IT 120.000.00).
{Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi batas maksimal}
c. Selama PBS > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = IT.
54
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (2)
3. Membandingkan PKP semula {dilambangkan PKPS} dengan batas atas PKP
lapisan tarif marginal semula {dilambangkan BATM}.
a. Selama PPKP < (BATM PKPS) maka:
PPh atas IT = PPKP x Tarif marginal semula
{Mengingat peningkatan PKP tidak mengubah lapisan tarif marginal}
b. Jika PPKP > (BATM PKPS) maka:
PPh atas IT = (((BATM PKPS) x Tarif marginal semula)
+ ((PKPS + PPKP BATM) x Tarif di atas lapisan tarif
marginal semula))
d. Penghitungan dengan metode langsung ini mengabaikan proses pembulatan
ke bawah terhadap nilai PKP ke nilai ribuan terdekat, sebab bersifat
immaterial.
55
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi awal, menerima uang
rapel sejumlah Rp 8.000.000,00. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas uang rapel
berdasar metode langsung?
Jawaban : Gaji pokok 3,750,000
Langkah (1) Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
(Biaya jabatan) (187,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (150,000) (337,500)
Penghasilan netto per bulan 3,412,500
Penghasilan netto setahun 40,950,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,550,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,550,000 427,500 Rp427,500.00
Pajak terutang per bulan Rp35,625.00

56
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 3.750.000 x 12
= 45.000.000
PBS + IT = 45.000.000 + 8.000.000
= 53.000.000
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 8.000.000
= 7.600.000
Langkah (3) BATM PKPS = 50.000.000 8.550.000
= 41.450.000
PPKP < (BATM PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 7.600.000
= Rp 380.000,00
Maka besaran PPH 21 atas uang rapel yang diterima Kertarajasa adalah Rp 380.000,00. 57
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
Ken Arok, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi awal, menerima THR
sejumlah Rp 6.500.000,00. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas THR Ken Arok berdasar
metode langsung?
Jawaban : Gaji pokok 4,350,000
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 21,750
Langkah (1) Iuran JKM yang dibayar perusahaan 13,050
Penghasilan bruto per bulan 4,384,800
(Biaya jabatan) (219,240)
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (87,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (95,000) (401,240)
Penghasilan netto per bulan 3,983,560
Penghasilan netto setahun 47,802,720
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 19,452,720
Pembulatan PKP 19,452,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 19,452,000 972,600 Rp972,600.00

58
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 4.384.800 x 12
= 52.617.600
PBS + IT = 52.617.600 + 6.500.000
= 59.117.600
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 6.500.000
= 6.175.000
Langkah (3) BATM PKPS = 50.000.000 19.452.720
= 30.547.280
PPKP < (BATM PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 6.175.000
= Rp 308.750,00
Maka besaran PPH 21 atas THR yang diterima Ken Arok adalah Rp 308.750,00. 59
Ilustrasi
(Natura)

Udayana bekerja sebagai pegawai administratif pada suatu entitas


yang berdasar ketentuan Menkeu diperbolehkan menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed profit) dalam kegiatan perpajakannya.
Udayana memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 3.150.000,00 dan menerima
pembayaran lain dalam bentuk 20 kg sagu dan 5 kg gula setiap bulannya. Di
daerah tempat tinggalnya, kedua komoditas tersebut rata rata dihargai
masing masing Rp 10.000,00 per kg dan Rp 15.000,00 per kg. Jika Udayana
telah menikah dan namun belum memiliki anak, bagaimanakah penghitungan
PPh 21 atas penghasilannya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

60
Ilustrasi
(Natura)
Jawaban :
Gaji pokok 3,150,000
Jurnal Pemberi Kerja
Natura sagu (20 x 10.000) 200,000 Beban Gaji 3.425.000
Natura gula (5 x 15.000) 75,000 Utang PPh 21 53.000
Penghasilan bruto per bulan 3,425,000 Kas 3.097.000
(Biaya jabatan) (171,250) (171,250)
Penghasilan netto per bulan 3,253,750
Persediaan 275.000
Penghasilan netto setahun 39,045,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 12,720,000
Pembulatan PKP 12,720,000
Pajak terutang setahun
5% x 12,720,000 636,000 Rp636,000.00
Pajak terutang per bulan Rp53,000.00
61
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban
Sejak Awal Tahun)
Pati Unus mengajukan permohonan pensiun dini sebagai pegawai
pemerintah dan disetujui di akhir tahun 2012. Di bulan Mei 2013, ia kembali
bekerja di suatu perusahaan milik perseorangan. Gaji sebulan yang diterima
Pati Unus adalah Rp 12.650.000,00, ia membayar iuran pensiun sebesar Rp
250.000,00. Pati Unus telah menikah dan memiliki dua orang orang anak.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Pati Unus? Bagaimana penjurnalan
oleh pemberi kerja?

62
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban
Sejak Awal Tahun)
Jawaban :
Gaji pokok 12,650,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 12,650,000
Beban Gaji 12.650.000
(Biaya jabatan) (632,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000) Utang Dana Pensiun 250.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (250,000) (750,000) Utang PPh 21 590.469
Penghasilan netto per bulan 11,900,000 Kas 11.809.531
Penghasilan netto Mei - Desember 95,200,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,825,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 14,825,000 2,223,750 Rp4,723,750.00
Pajak terutang per bulan Rp590,468.75
63
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun)

Trenggana merupakan WNA yang baru datang dan berniat tinggal di


Indonesia sejak awal bulan Agustus 2013. Ia langsung memperoleh pekerjaan
dengan gaji sebulan sebesar Rp 8.350.000,00. Hingga saat ini Trenggana
masih melajang. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Trenggana?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

64
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun)
Jawaban :
Gaji pokok 8,350,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 8,350,000 Beban Gaji 8.350.000
(Biaya jabatan) (417,500) (417,500) Utang PPh 21 469.458
Penghasilan netto per bulan 7,932,500 Kas 7.880.542
Penghasilan netto Agustus - Desember 39,662,500
Penghasilan netto disetahunkan 95,190,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000) (24,300,000)
Penghasilan Kena Pajak 70,890,000
Pajak terutang disetahunkan
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 20,890,000 3,133,500 Rp5,633,500.00
Pajak terutang Agustus - Desember Rp2,347,291.67
Pajak terutang per bulan Rp469,458.33
65
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih
Berlaku)
Fatahillah memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 9.575.000,00. Setiap
bulan, ia membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00. Di akhir bulan
Maret 2013, Fatahillah berhenti dari pekerjaan yang semula. Jika Fatahillah
telah menikah dan memiliki tiga orang orang anak, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 yang dikenakan terhadapnya? Bagaimana penjurnalan
oleh pemberi kerja?

66
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih
Berlaku): Penghitungan di Awal Tahun
Jawaban : Gaji pokok 9,575,000
Penghasilan bruto per bulan 9,575,000
(Biaya jabatan) (478,750)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (678,750)
Penghasilan netto per bulan 8,896,250
Penghasilan netto setahun 106,755,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,355,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,355,000 3,653,250 Rp6,153,250.00
Pajak terutang per bulan Rp769,156.25
67
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih
Berlaku): Penghitungan Saat Berhenti
Jawaban : Gaji pokok 9,575,000
Penghasilan bruto per bulan 9,575,000
(Biaya jabatan) (478,750)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (678,750)
Penghasilan netto per bulan 8,896,250
Penghasilan netto Januari - Maret 26,688,750
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 0
Pembulatan PKP 0
Pajak terutang Januari - Maret
5% x 4,128,000 0 Rp0.00
Pajak yang telah dipotong Jan - Feb (2 x 769,156) (Rp1,538,312)
Pajak kurang (lebih) bayar (Rp1,538,312)
Atas besaran pajak lebih bayar, perusahaan wajib mengembalikannya kepada Fatahillah. 68
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti)

Tirtayasa adalah bekerja bagi suatu perusahaan dengan gaji sebulan


yang diterima sebesar Rp 14.250.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran
pensiun sebesar Rp 375.000,00. Atas prestasinya, Tirtayasa menerima bonus
pertengahan tahun di 2013 sebesar Rp 45.000.000,00. Malangnya, di akhir
bulan Agustus 2013 Tirtayasa mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Jika Tirtayasa meninggalkan seorang istri dan seorang anak, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 yang dikenakan terhadapnya di Agustus 2013?

69
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Gaji
Jawaban : Gaji pokok 14,250,000
Penghasilan bruto per bulan 14,250,000
(Biaya jabatan) (712,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (375,000) (875,000)
Penghasilan netto per bulan 13,375,000
Penghasilan netto setahun 160,500,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 132,150,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 82,150,000 12,322,500 Rp14,822,500.00
PPh 21 per bulan Rp1,235,208.33
70
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Gaji dan Bonus
Jawaban : Gaji pokok 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per bulan 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per tahun 171,000,000
Bonus 45,000,000
Penghasilan bruto setahun 216,000,000
(Biaya jabatan) (10,800,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (4,500,000) (10,500,000)
Penghasilan netto setahun 205,500,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 177,150,000
Pajak terutang atas gaji dan bonus
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 127,150,000 19,072,500 Rp21,572,500.00
71
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Bonus

Pajak atas bonus = Pajak atas gaji dan bonus - Pajak atas gaji
= 21.572.500 - 14.822.500
= Rp 6.750.000,00

72
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
Penghitungan Kembali
Jawaban: Gaji pokok 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per bulan 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus Januari - Agustus 114,000,000
Bonus 45,000,000
Penghasilan bruto Januari - Agustus 159,000,000
(Biaya jabatan) (7,950,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (4,500,000) (10,500,000)
Penghasilan netto Januari - Agustus 148,500,000
Penghasilan netto disetahunkan 222,750,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 194,400,000
Pajak terutang atas penghasilan disetahunkan
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 144,400,000 21,660,000 Rp24,160,000.00
Pajak terutang atas Januari - Agustus Rp16,106,666.67
73
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
Penghitungan di Masa Terakhir
Jawaban:
Pajak terutang periode Januari - Agustus Rp14,106,666.67
Pajak yang telah dipotong atas gaji Januari - Juli (7 x 1.235.208,00) (Rp8,646,456.00)
Pajak yang telah dipotong atas bonus (Rp6,750,000.00)
Pajak lebih bayar di Agustus 2012 (Rp1,289,789.33)

74
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir

PPh 21 = Pajak di bulan


sebelumnya
(Ketika tidak ada
Bulan Desember perubahan penghasilan)
(Bagi pegawai yang
bekerja sepanjang tahun) PPh 21 diperhitungkan
kembali
Masa Pajak Terakhir
(Ketika ada perubahan
penghasilan)
Bulan terakhir saat
pegawai berhenti bekerja.

75
Ilustrasi
(Masa Terakhir)

Senapati pada tahun 2013 memperoleh gaji sebulan Rp 5.750.000,00


dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00. Di awal bulan April,
Senapati memperoleh peningkatan gaji pokok senilai Rp 3.500.000,00. Jika
Senapati telah menikah dan memiliki seorang anak, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 di akhir bulan Desember?

76
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Pertama
Jawaban :
Gaji pokok 5,750,000
Penghasilan bruto per bulan 5,750,000
(Biaya jabatan) (287,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (487,500)
Penghasilan netto per bulan 5,262,500
Penghasilan netto setahun 63,150,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 34,800,000
Pajak terutang setahun
5% x 34,800,000 1,740,000 Rp1,740,000.00
Pajak terutang per bulan Rp145,000.00
77
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Kedua
Jawaban :
Gaji pokok 9,250,000
Penghasilan bruto per bulan 9,250,000
(Biaya jabatan) (462,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (662,500)
Penghasilan netto per bulan 8,587,500
Penghasilan netto setahun 103,050,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,700,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,700,000 3,705,000 Rp6,205,000.00
Pajak terutang per bulan Rp517,083.33
78
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Akhir Masa
Jawaban : Penghasilan bruto per bulan Januari - Maret 5,750,000
Penghasilan bruto Januari - Maret 17,250,000
Penghasilan bruto per bulan April - Desember 9,250,000
Penghasilan bruto April - Desember 83,250,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 100,500,000
(Biaya jabatan) (5,025,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (2,400,000) (7,425,000)
Penghasilan netto setahun 93,075,000
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,725,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 14,725,000 2,208,750 Rp4,708,750
Pajak yang telah dipotong Januari - Maret (3 x 145,000) (Rp435,000)
Pajak yang telah dipotong April - Desember (9 x 517,083) (Rp4,653,747)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp379,997)
79
Pemindahan Lokasi Tugas

PPh diperhitungkan
kembali sesuai besaran
penghasilan baru.
Besaran penghasilan
mengalami perubahan. Di akhir periode di lokasi
baru, dilakukan
Pemindahan Lokasi Tugas penghitungan pajak
kurang (lebih) bayar.

Besaran penghasilan tidak PPh lokasi baru = PPh


mengalami perubahan. lokasi lama

80
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi)

Sura Agul Agul pada tahun 2013 bekerja pada sebuah perusahaan
yang berkedudukan di Makassar, dengan memperoleh gaji sebulan Rp
6.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 145.000,00. Di awal
bulan November, Sura dipindahkan ke kantor di Merauke sehingga
memperoleh tambahan penghasilan berupa tunjangan transportasi senilai Rp
3.150.000,00. Jika Senapati telah menikah dan memiliki dua orang anak,
bagaimanakah penghitungan PPh 21 di masing masing lokasi dan di akhir
bulan Desember?

81
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Pertama
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Penghasilan bruto per bulan 6,350,000
(Biaya jabatan) (317,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (462,500)
Penghasilan netto per bulan 5,887,500
Penghasilan netto setahun 70,650,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 40,275,000
Pajak terutang setahun
5% x 40,275,000 2,013,750 Rp2,013,750.00
Pajak terutang per bulan Rp167,812.50
82
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Kedua
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Tunjangan transportasi 3,150,000
Penghasilan bruto per bulan 9,500,000
(Biaya jabatan) (475,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (620,000)
Penghasilan netto per bulan 8,880,000
Penghasilan netto setahun 106,560,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 76,185,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 26,185,000 3,927,750 Rp6,427,750.00
Pajak terutang per bulan Rp535,645.83
83
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Masa Terakhir
Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Oktober 6,350,000
Penghasilan bruto Januari - Oktober 63,500,000
Penghasilan bruto per bulan November - Desember 9,500,000
Penghasilan bruto November - Desember 19,000,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 82,500,000
(Biaya jabatan) (4,125,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (1,740,000) (5,865,000)
Penghasilan netto setahun 76,635,000
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 46,260,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 46,260,000 2,313,000 Rp2,313,000.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Oktober (10 x 167,813) (Rp1,678,130.00)
Pajak yang telah dipotong November - Desember (2 x 535,646) (Rp1,071,292.00)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp436,422.00)
84
Penghasilan dalam Mata Uang Asing

Atas penghasilan dalam mata uang asing, nilai yang dijadikan dasar
penghitungan PPh perlu dikonversikan terlebih dahulu ke dalam mata uang
domestik berdasar Kurs Keputusan Menteri Keuangan (Kurs KMK) di pekan
berjalan.

85
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)

Kesselring adalah pegawai tetap yang memperoleh gaji sebulan $


3,750 yang dibayarkan dalam mata uang asing. Di pekan berjalan, kurs yang
berlaku di pasar meliputi kurs tengah BI senilai Rp 10.250,00/ $, kurs KMK
senilai Rp 10.200,00/ $, kurs jual senilai Rp 10.300,00/ $, dan kurs beli senilai
Rp 10.225,00/ $. Jika Kesselring telah menikah dan memiliki dua orang anak,
bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Kesselring? Bagaimana penjurnalan
oleh pemberi kerja?

86
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
Jawaban :
Gaji pokok berdasar kurs KMK 38,250,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 38,250,000
Beban Gaji 38.250.000
(Biaya jabatan) (1,912,500)
(Maksimal biaya jabatan) (600,000) (600,000) Utang PPh 21 6.279.688
Penghasilan netto per bulan 37,650,000 Kas 31.970.312
Penghasilan netto setahun 451,800,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 421,425,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 200,000,000 30,000,000
25% x 171,425,000 42,856,250 Rp75,356,250.00
Pajak terutang per bulan Rp6,279,687.50
87
Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun

Penghitungan kembali PPh terutang dilakukan setelah WP menyerahkan


fotokopi kartu NPWP kepada pemberi kerja.

Atas pajak lebih bayar di periode periode sebelumnya sepanjang tahun


berjalan, nilainya dapat diperhitungkan sebagai pengurang pajak terutang di
periode berjalan dan/ atau periode yang akan datang.

88
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)

Bahureksa merupakan pegawai baru yang memperoleh gaji sebulan


Rp 7.300.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 175.000,00.
Bahureksa baru dapat mengurus kepemilikan NPWP di pertengahan tahun dan
menyerahkan fotokopi kartu NPWP kepada perusahaan di awal Oktober. Jika
Bahureksa belum menikah dan memiliki seorang anak angkat, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 sepanjang tahun berjalan?

89
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
Jawaban :
Gaji pokok 7,300,000
Penghasilan bruto per bulan 7,300,000
(Biaya jabatan) (365,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (540,000)
Penghasilan netto per bulan 6,760,000
Penghasilan netto setahun 81,120,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 54,795,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 4,795,000 719,250 Rp3,219,250.00
Pajak terutang per bulan Rp268,270.83
Pajak terutang per bulan ketika tidak memiliki NPWP Rp321,925.00
90
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)

Jawaban:
PPh dipotong selama Januari September Rp321,925
PPh lebih bayar untuk dikompensasikan = 9 x (321.925 268.271) (Rp482,886)
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp268,271
Kompensasi (Rp268,271)
PPh dipotong di Oktober Rp0
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp268,271
Kompensasi (Rp214,615)
PPh dipotong di November Rp53,656
PPh dipotong di Desember Rp321,925

91
Tata Cara Penghitungan:
Penghasilan di Akhir Masa Kerja

92
Pola Pembayaran

Penghasilan
di Akhir Masa
Kerja

Diterima Diterima
Sekaligus Berkala

Dialihkan ke
Pesangon Pensiun Dana Pensiun Anuitas
Seumur
Hidup
93
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
Dibayarkan Sekaligus
Penghasilan di akhir masa kerja yang dibayarkan sekaligus dapat berbentuk
pesangon, manfaat pensiun, THT, atau JHT.

Pemotongan pajak penghasilan bersifat final.

Pembayaran secara sekaligus dapat dibayarkan melalui beberapa kali pembayaran


sepanjang maksimal dua tahun kalender, dan dikenai tarif yang berlaku khusus.

Atas pembayaran yang dibayarkan di tahun ketiga atau setelahnya, pemotongan pajak
penghasilan bersifat tidak final dan dikenai tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a).
94
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Pesangon: PP No. 68 Tahun 2009)

No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif


1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00 5%
3 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 15%
4 Di atas Rp 500.000.000,00 25%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP

95
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)

Abiyasa (berstatus menikah dan memiliki dua anak) memasuki masa


pensiun di akhir bulan Maret 2013, dan atas pengabdiannya perusahaan
hendak membayarkan uang pesangon secara sekaligus, sebesar 40 kali gaji
pokok terakhir yang dibayarkan. Sesuai slip gaji di bulan Februari, Abiyasa
menerima penghasilan bruto senilai Rp 11.143.000,00 yang di dalamnya
tercakup pula komponen iuran JKK dan JKM yang dibayarkan oleh perusahaan
masing masing sebesar 1% dan 0,3% dari gaji pokok. Jika pesangon
tersebut baru akan dibayarkan di bulan April 2014, bagaimanakah perlakuan
pemotongan PPh 21 dan berikut sifatnya? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?

96
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)
Jawaban:
Penghasilan bruto Rp11,143,000.00
Iuran JKK dibayarkan perusahaan (1/ 101.3 x 10,130,000) (Rp110,000.00)
Iuran JKM dibayarkan perusahaan (0.3/ 101.3 x 10,160,000) (Rp33,000.00)
Gaji pokok Rp11,000,000.00
Pesangon dibayarkan Rp440,000,000.00

Pajak terutang
0% x 50,000,000 Rp0.00
5% x 50,000,000 Rp2,500,000.00
15% x 330,000,000 Rp51,000,000.00 Rp53,500,000.00
Pengenaan pajak bersifat final.
Jurnal Beban pesangon 440.000.000
Utang PPh final 53.500.000
Kas 386.500.000 97
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68 Tahun 2009)

No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif


1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 5%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP

98
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)
Bhisma (berstatus menikah dan memiliki seorang anak) di akhir
bulan November 2013 mengajukan permohonan pensiun dini dan disetujui.
Perusahaan akan membayarkan uang manfaat pensiun secara sekaligus
dengan nilai Rp 525.000.000,00. Manfaat pensiun tersebut akan dibayarkan
dalam empat termin, masing masing senilai Rp 35.000.000,00 di November
2013, Rp 60.000.000,00 di April 2014, Rp 260.000.000,00 di Mei 2015, serta
sisanya di Desember 2015. Bagaimanakah perlakuan pemotongan PPh 21 atas
pembayaran manfaat pensiun tersebut dan berikut sifatnya?

99
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)
Jawaban:
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif Sifat
Nov 13 35.000.000 0% x 35.000.000 25.000.000 Final
=0
Apr 14 60.000.000 0% x 15.000.000 95.000.000 Final
+ 5% x 45.000.000
= 2.250.000
Mei 15 260.000.000 5% x 260.000.000 355.000.000 Final
= 13.000.000
Des 15 170.000.000 5% x 50.000.000 525.000.000 Tidak Final
+ 15% x 120.000.000
=20.500.000
100
Pensiun Diterima Berkala

Bila waktu pensiun sudah dapat diketahui Bila waktu pensiun belum diketahui secara
dengan pasti pada awal tahun. pasti saat penghitungan PPh awal tahun.

Penghitungan PPh terutang didasarkan


pada perkiraan penghasilan netto yang
PPh terutang dihitung berdasarkan PKP
disetahunkan. Jika terjadi kelebihan
yang akan diperoleh sebeum pensiun.
pemotongan, maka kelebihan tersebut
harus dikembalikan oleh pemberi kerja.
Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap, kecuali bahwa biaya jabatan
ditetapkan maksimal Rp 200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per tahun.
Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
101
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)

Gajah Mada berstatus kawin dengan 3 orang anak yang masih


menjadi tanggungan, bekerja sebagai pegawai tetap pada suatu perusahaan
dengan gaji sebulan sebesar Rp 6.500.000,00. Gajah Mada setiap bulan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 300.000,00 ke dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu. Berdasarkan ketentuan yang
berlaku di perusahaan, terhitung mulai 1 Juni 2013, Gajah Mada akan
memasuki masa pensiun. Bagaimanakah penghitungan pemotongan PPh 21
oleh perusahaan selama sisa masa kerja tersebut?

102
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Saat
Masih Aktif
Jawaban:
Gaji pokok 6,500,000
Penghasilan bruto per bulan 6,500,000
(Biaya jabatan) (325,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (300,000) (625,000)
Penghasilan netto per bulan 5,875,000
Penghasilan netto Januari - Mei 29,375,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak (3,025,000)
Pajak terutang Januari - Mei
5% x 3,025,000 (151,250) (Rp151,250.00)
Pajak terutang per bulan (Rp30,250.00)
103
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)

Gajah Mada, sebagaimana dideskripsikan dalam Ilustrasi awal, mulai


bulan Juni 2013 benar benar pensiun dari pekerjaannya dan memperoleh
uang pensiun dari dana Pensiun sebesar Rp 3.750.000,00 sebulan.
Bagaimanakah penghitungan pajak terutang sebagaimana dilakukan oleh
pihak dana pensiun atas uang pensiun tersebut di tahun 2013 dan untuk tahun
- tahun berikutnya?

104
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Tahun
Pertama
Jawaban: Penghasilan pensiun 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
Penghitungan 2013 (Biaya jabatan) (187,500) (187,500)
Penghasilan netto per bulan 3,562,500
Penghasilan netto Juni - Desember 24,937,500
Penghasilan netto Januari - Mei di perusahaan 29,375,000
Penghasilan netto Januari - Desember 54,312,500
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 21,912,500
Pembulatan PKP 21,912,000
Pajak terutang setahun
5% x 21,912,000 1,095,600 Rp1,095,600.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Mei (Rp151,250.00)
Pajak terutang Juni - Desember Rp944,350.00
Pajak terutang per bulan dipotong Dana pensiun Rp134,907.14
105
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Tahun
Kedua dan Seterusnya
Jawaban: Penghitungan 2014, dan seterusnya.
Penghasilan pensiun 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
(Biaya jabatan) (187,500) (187,500)
Penghasilan netto per bulan 3,562,500
Penghasilan netto setahun 42,750,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 10,350,000
Pajak terutang setahun
5% x 10,350,000 517,500 Rp517,500.00
Pajak terutang per bulan dipotong Dana pensiun Rp43,125.00
106
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Pengalihan ke Anuitas Seumur Hidup:
Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)
No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif
1 0 s/d Rp 25.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 5%
3 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00 10%
4 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 200.000.000,00 15%
5 Di atas Rp 200.000.000,00 25%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP

107
Tata Cara Penghitungan:
Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Kerja Lepas

108
Pola Pembayaran

Penghasilan
Pegawai
Tidak Tetap
dan Tenaga
Kerja Lepas

Upah Harian
Upah Harian Upah Satuan Upah yang
Borongan Dibayarkan
Bulanan

109
Tata Cara Penghitungan

Upah Harian, Satuan, Borongan


Upah dikonversikan ke dalam upah harian yang
ekuivalen dengan ketentuan pengupahan
terkait.
Atas upah harian hasil konversi, dikenakan
ketentuan tarif dan DPP yang bersesuaian.

Upah Harian yang Dibayarkan Bulanan


Upah disetahunkan.
Upah dikurangi dengan PTKP untuk
memperoleh PKP.
Berlaku tarif umum Pasal 17 Ayat (1)
Huruf (a).
110
Penghitungan Teknis
(Upah Harian, Satuan, Borongan)

Penghasilan harian < Tidak dikenai pajak


Penghasilan Rp 200.000,00
kumulatif per
bulan < Rp DPP = Penghasilan yang
Penghasilan harian > melebihi Rp 200.000,00
2.025.000,00
Rp 200.000,00 Tarif berlaku adalah
tarif lapis pertama (5%)
Penghasilan DPP = Penghasilan
Upah Harian/ Upah kumulatif per harian PTKP harian
Hasil Konversi bulan > Rp Tarif berlaku adalah
2.025.000,00 tarif lapis pertama (5%)
Penghasilan DPP = Penghasilan
kumulatif per disetahunkan - PTKP
bulan > Rp Tarif berlaku adalah
7.000.000,00 tarif progresif pasal 17.

111
Ilustrasi
(Upah Harian)

Tunggul Ametung (berstatus menikah dan belum memiliki anak)


selama bulan Januari 2013 bekerja sebagai tenaga kerja lepas di suatu
perusahaan selama 15 hari dan menerima upah harian sebesar Rp
250.000,00. Berapakah besar PPh 21 yang harus dipotong oleh perusahaan
sepanjang hari hari pelaksanaan pekerjaan oleh Tunggul Ametung?

112
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif Rp 2.025.000,00
= 2.025.000/ 250.000
= 8,1 hari
a. Penghitungan di hari ke 1 s/ d hari ke 8
DPP = 250.000 200.000
= 50.000
PPh dipotong per hari = 5% x 50.000
= Rp 2.500,00
b. Penghitungan di hari ke 9
Penghasilan selama 9 hari = 2.250.000
PTKP selama 9 hari = 9 x (26.325.000/ 360)
= 658.125
113
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
b. Penghitungan di hari ke 9
DPP = 2.250.000 658.125
= 1.591.875
PPh terutang s/ d hari ke 9 = 5% x 1.591.875
= Rp 79.593,75
PPh yang telah dipotong s/ d hari ke 8 = 8 x 2.500
= Rp 20.000,00
PPh dipotong di hari ke 9 = 79.593,75 20.000
= Rp 59.593,75
c. Penghitungan di hari ke 10 dan seterusnya
DPP = 250.000 (26.325.000/ 360)
= 176.875,00
PPh dipotong per hari = 5% x 176.875,00
= Rp 8.843,75
114
Ilustrasi
(Upah Satuan)
Dursasana (berstatus lajang) bekerja secara tidak tetap sebagai pengecat rangka
sepeda dengan menerima upah satuan. Upah senilai Rp 27.000,00 untuk setiap rangka
sepeda yang dibayarkan setiap dua pekan (12 hari kerja). Secara rata rata untuk setiap
periodenya Dursasana dapat mengecat 100 rangka sepeda. Berapakah besar PPh 21 yang
seharusnya dikenakan setiap periode pembayaran upah? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
Jawaban :
Upah per periode (100 x 27.000) Rp 2.700.000,00 Jurnal
Upah per hari Rp 225.000,00 Beban gaji 2.700.000
DPP = 225.000 - (24.300.000/ 360) Utang PPh 21 94.500
= 225.000 - 67.500 Kas 2.605.500
= 157.500
PPh 21 tiap periode = 5% x 12 x 157.500
= Rp 94.500,00 115
Ilustrasi
(Upah Borongan)
Citraksa adalah tukang bangunan dengan sistem borongan. Atas pekerjaaan
tersebut, pemberi kerja akan membayar Citraksa sebesar Rp 1.150.000, di mana
diperkirakan pekerjaan akan selesai dalam waktu 5 hari. Berapakah besar PPh 21 yang
seharusnya dikenakan atas pekerjaan borongan tersebut? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
Jawaban : Upah per periode Rp 1.150.000,00
Upah per hari Rp 230.000,00
DPP = 230.000 - 200.000
= 30.000
PPh 21 = 5% x 5 x 30.000
= Rp 7.500,00
Jurnal Beban gaji 1.150.000
Utang PPh 21 7.500
Kas 1.142.500 116
Ilustrasi
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)

Aswatama bekerja sebagai pegawai tidak tetap bagi suatu


perusahaan. Selama bulan Januari 2013, Aswatama bekerja selama 18 hari
dengan upah harian sebesar Rp 175.000,00 yang dibayarkan secara bulanan.
Jika Aswatama berstatus menikah dengan seorang anak, berapakah besar
PPh 21 yang seharusnya dikenakan terhadapnya?

117
Ilustrasi
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)
Jawaban :
Upah selama Januari (18 x 175.000) Rp 3.150.000,00
Penghasilan netto setahun Rp 37.800.000,00
PTKP:
WP sendiri Rp 24.300.000,00
Status kawin Rp 2.025.000,00
Tanggungan satu anak Rp 2.025.000,00 (Rp 28.350.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp 9.450.000,00
Pajak terutang setahun Rp 472.500,00
Pajak terutang per bulan Rp 39.375,00

118
Tata Cara Penghitungan:
Bukan Pegawai

119
Tata Cara Penghitungan

Memiliki NPWP
dan DPP = 50% x
berpenghasilan Penghasilan bruto
Bersifat hanya dari satu PTKP Bulanan
Berkesinambungan pemberi kerja.
Berpenghasilan DPP = 50% x
Penghasilan Bukan lebih dari satu
Pegawai pemberi kerja. Penghasilan bruto

Bersifat Tidak DPP = 50% x


Berkesinambungan Penghasilan bruto

Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi. 120
Ketentuan Khusus (1)

Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut mempekerjakan orang lain


sebagai pegawainya dengan upah yang diketahui, maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran Upah pegawai dipekerjakan

Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut melakukan penyerahan


material atau barang, maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran Nilai material atau barang

121
Ketentuan Khusus (2)

Atas dokter yang melakukan praktik di RS atau klinik, maka:


Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran dari pasien sebelum
dikurangi biaya dan bagi hasil oleh RS atau klinik.

Agar dapat memperoleh pemotongan PTKP, wanita bukan


pegawai yang telah menikah wajib diserahkan fotokopi NPWP
suami, fotokopi surat nikah, dan fotokopi kartu keluarga.

122
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Satu Sumber Penghasilan)
Bima Sp.Og. merupakan seorang dokter yang hanya membuka praktik di suatu
klinik dengan memperoleh penghasilan setiap bulan berdasar prinsip bagi hasil berdasar
proporsi 85% : 15%. Bima Sp.Og. telah memiliki NPWP dan di tahun 2013 menerima bagi
hasil dari klinik sebagai berikut. Bagi Hasil
Periode
Diterima
Jan 46,750,000
Feb 38,250,000
Mar 41,225,000
Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas penghasilan Apr 45,475,000
Mei 45,900,000
Yang diterima oleh Bima Sp.Og.? Jun 41,650,000
Jul 44,625,000
Aug 39,950,000
Sep 36,550,000
Okt 43,775,000
Nov 39,525,000
Des 48,875,000
123
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Satu Sumber Penghasilan)
Jawaban :
Penghasilan Bruto
Periode Bagi Hasil Diterima 50% Penghasilan Bruto PTKP
(100/ 85 x Bagi Hasil)
Jan 46,750,000 55,000,000 27,500,000 2,025,000
Feb 38,250,000 45,000,000 22,500,000 2,025,000
Mar 41,225,000 48,500,000 24,250,000 2,025,000

Apr 45,475,000 53,500,000 26,750,000 2,025,000


Mei 45,900,000 54,000,000 27,000,000 2,025,000
Jun 41,650,000 49,000,000 24,500,000 2,025,000
Jul 44,625,000 52,500,000 26,250,000 2,025,000
Aug 39,950,000 47,000,000 23,500,000 2,025,000
Sep 36,550,000 43,000,000 21,500,000 2,025,000
Okt 43,775,000 51,500,000 25,750,000 2,025,000
Nov 39,525,000 46,500,000 23,250,000 2,025,000

Des 48,875,000 57,500,000 28,750,000 2,025,000


Total 512,550,000 603,000,000 301,500,000 24,300,000

124
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Satu Sumber Penghasilan)
Jawaban :
Periode PKP PKP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Jan 25,475,000 25,475,000 5% 1,273,750
Feb 20,475,000 45,950,000 5% 1,023,750
Mar 4,050,000 50,000,000 5% 202,500
18,175,000 68,175,000 15% 2,726,250
Apr 24,725,000 92,900,000 15% 3,708,750
Mei 24,975,000 117,875,000 15% 3,746,250
Jun 22,475,000 140,350,000 15% 3,371,250
Jul 24,225,000 164,575,000 15% 3,633,750
Aug 21,475,000 186,050,000 15% 3,221,250
Sep 19,475,000 205,525,000 15% 2,921,250
Okt 23,725,000 229,250,000 15% 3,558,750
Nov 20,750,000 250,000,000 15% 3,112,500
475,000 250,475,000 25% 118,750
Des 26,725,000 277,200,000 25% 6,681,250
Total 277,200,000 39,300,000
125
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)
Bratasena merupakan seorang pelukis lepas yang memajang hasil karyanya di
galeri seni untuk diperjualbelikan. Atas setiap lukisan yang terjual, Bratasena akan
menerima permbayaran tunai di bulan berikutnya. Selama tahun 2013, Bratasena
menerima penghasilan dari galeri seni dengan rincian sebagai berikut.
Periode Penghasilan
Bratasena telah menikah dengan memiliki dua anak, Jan 17,000,000
Feb 15,500,000
serta masih belum terdaftar sebagai wajib pajak di Mar 16,750,000
KPP tempat domisilinya. Bagaimanakah perlakuan Apr 19,000,000
perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh Mei 14,500,000
Jun 13,250,000
Bratasena dari galeri seni? Jul 16,000,000
Aug 15,250,000
Sep 13,000,000
Okt 18,000,000
Nov 18,500,000
Des 20,000,000 126
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)
Jawaban :
50% x Penghasilan Tarif
Periode Penghasilan Bruto DPP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Bruto (DPP) Tanpa
Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000
Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000
Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500
Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000
Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000
Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500
Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000
6,000,000 56,000,000 15% 120% 1,080,000
Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,000 15% 120% 1,372,500
Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,000 15% 120% 1,170,000
Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,000 15% 120% 1,620,000
Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,000 15% 120% 1,665,000
Des 20,000,000 10,000,000 98,375,000 15% 120% 1,800,000
Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500

127
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan)

Permadi merupakan seorang praktisi sekaligus pengamat lepas.


Permadi diundang sebagai pembicara rangkaian pelatihan pegawai selama
tiga bulan penuh di tahun 2013 dengan honorarium masing masing Rp
95.000.000,00 dan Rp 115.000.000,00. Berapakah pajak terutang atas
penghasilan Permadi?

Jawaban :
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 = 5% x (50% x 100.000.000) + 15% x (50% x 15.000.000)
= Rp 2.875.000,00

128
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang)
Abilawa merupakan seorang penyedia jasa penerjemahan. Di bulan Februari
2013, suatu perusahaan meminta jasa Abilawa untuk menerjemahkan, mengetik dan
mencetak 1.000 lembar dokumen. Abilawa meminta pembayaran sejumlah Rp
15.000.000,00, telah termasuk di dalamnya honor dua orang asisten pengetik sebesar Rp
1.000.000,00 dan biaya pembelian kertas cetak khusus sebesar Rp 500.000,00.
a. Berapakah pajak terutang atas penghasilan Abilawa jika ia dapat
menyerahkan dokumen pemesanan kertas cetak khusus dan bukti
pembayaran honor asisten?
b. Bagaimana jika dokumen dimaksud tidak dapat disediakan Abilawa?
c. Bagaimana jika Abilawa ternyata belum memiliki NPWP?

129
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang)
Jawaban :
a. PPh terutang = 5% x 50% x (15.000.000 (2 x 1.000.000) 500.000)
= 5% x 50% x 12.500.000
= Rp 312.500,00
b. PPh terutang = 5% x 50% x 15.000.000
= Rp 375.000,00
c. Jika terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 312.500
= Rp 375.000,00
Jika tidak terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 375.000
= Rp 450.000,00
130
Tata Cara Penghitungan:
Peserta Kegiatan

131
Tata Cara Penghitungan

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) =


Jumlah penghasilan bruto yang bersifat utuh dan tidak dipecah

Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi.

132
Ilustrasi
(Peserta Kegiatan)

Batara merupakan seorang mahasiswa yang mengikuti kejuaraan olahraga, di


mana penyelenggara memberikan penggantian biaya transportasi, akomodasi, dan
konsumsi berdasar prinsip at cost. Selama kejuaraan, Batara melakukan pengeluaran untuk
ketiga pos biaya masing masing Rp 2.250.000,00, Rp 1.000.000,00, dan Rp 500.000,00.
Penyelenggara melakukan penggantian di akhir kegiatan, bersamaan dengan pemberian
hadiah Rp 50.000.000,00 atas raihan Batara sebagai juara pertama. Berapakah pajak
penghasilan yang terutang oleh Batara?

Jawaban :
PPh terutang = 5% x 50.000.000+ 15% x (2.250.000 + 1.000.000 + 500.000)
= 2.500.000 + 562.500
= Rp 3.062.500,00

133
Tata Cara Penghitungan:
Penerima Lain

134
Bentuk Pembayaran

Penerima
Penghasilan Lain

Honorarium Jasa Produksi,


Anggota Dewan Tantiem, Penarikan Dana
Komisaris Non Gratifikasi, Bonus Pensiun oleh
Pegawai Diterima Mantan Pegawai Aktif
Pegawai
135
Tata Cara Penghitungan

Tarif yang berlaku merupakan tarif umum sesuai ketentuan


Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) merupakan jumlah kumulatif dari


penghasilan bruto yang diterima selama satu tahun kalender.

136
Ilustrasi
(Penghasilan Diterima Mantan Pegawai)
Dewabrata merupakan seorang mantan pegawai dari suatu perusahaan yang
baru saja pensiun dari pekerjaannya di bulan April 2013. Atas pensiunnya Dewabrata,
perusahaan berencana memberikan pembayaran tantiem senilai Ro 275.000.000,00 di
bulan Juni 2013. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan terhadap Dewabrata
atas penghasilan tersebut? Bagaimana penjurnalan oleh perusahaan?

Jawaban :
Pajak terutang = 5% x 50.000.000+ 15% x 200.000.000 + 25% x 25.000.000
= 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000
= Rp 38.750.000,00
Jurnal Beban tantiem 275.000.000
Utang PPh 21 38.750.000
Kas 236.250.000
137
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)

Puntadewa merupakan seorang komisaris independen di suatu


perusahaan, tanpa melakukan rangkap jabatan. Perusahaan membayarkan
honorarium kepada setiap komisarisnya secara periodik per kuartal dengan
nominal tetap senilai Rp 135.000.000,00. Berapakah besar PPh 21 yang
seharusnya dikenakan terhadap Puntadewa atas penghasilan tersebut?

138
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Kuartal I 135.000.000 5% x 50.000.000 + 15% x 85.000.000 135.000.000
= 15.250.000
Kuartal II 135.000.000 15% x 115.000.000 + 25% x 20.000.000 270.000.000
= 22.250.000
Kuartal III 135.000.000 25% x 135.000.000 405.000.000
= 33.750.000
Kuartal IV 135.000.000 25% x 95.000.000 + 30% x 40.000.000 540.000.000
=35.750.000

139
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)

Samiaji, seorang lajang, bekerja sebagai pegawai tetap bagi suatu


perusahaan, dengan menerima penghasilan bulanan yang terdiri atas gaji pokok
senilai Rp 4.000.000,00 dan tunjangan pendidikan anak senilai Rp 500.000,00 per
bulan. Samiaji mengikuti program pensiun sejak pertama kali bekerja di
perusahaan, dan di tahun 2013 ia membayarkan iuran dana pensiun senilai Rp
535.000,00 per bulan.
Samiaji menghadapi kekurangan penghasilan dan melakukan penarikan
dana pensiun yang telah disetorkannya masing masing senilai Rp 10.000.000,00
di Bulan Januari, Rp 12.500.000,00 di Bulan Februari, Rp 17.500.000,00 di Bulan
Maret, dan Rp 25.000.000,00 di Bulan April. Berapakah besar PPh 21 yang
seharusnya dikenakan terhadap Samiaji atas penarikan tersebut?

140
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Januari 10.000.000 5% x 10.000.000 10.000.000
= 500.000
Februari 12.500.000 5% x 12.500.000 22.500.000
= 625.000
Maret 17.500.000 5% x 17.500.000 40.000.000
= 875.000
April 25.000.000 5% x 10.000.000 + 15% x 15.000.000 65.000.000
=2.750.000

141
Tata Cara Penghitungan:
Penerima Atas Beban APBN/ APBD

142
PPh 21 Terkait APBN/ APBD

Penggajian PNS
Berstatus Tetap.

Kompensasi Penggunaan Penggajian


bagi peserta APBN/ APBD, PPh Tenaga Honorer,
kegiatan, Wiyata Bakti,
perlombaan, 21 Dipotong dan Pegawai
dan sejenisnya. Bendaharawan Tidak Tetap Lain.

Remunerasi
kepada bukan
pegawai yang
dimanfaatkan
jasanya.
143
Pola Pembayaran

DPP = Penghasilan
Netto - PTKP
Bersifat Tetap dan
Teratur Berlaku tarif umum
Pasal 17 Ayat (1)
Penghasilan Huruf (a)
Dibebankan ke
APBN/ APBD DPP = Penghasilan
Bruto
Bersifat Tidak Tetap
dan Tidak Teratur Berlaku tarif
khusus, bersifat
final.

Biaya perjalanan dinas bukan merupakan penghasilan.


144
Tarif Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)
0% dari Penghasilan bruto, atas:
Penghasilan bagi PNS Gol. I & II, Tamtama & Bintara TNI/ Polri,
berikut pensiunannya.

5% dari Penghasilan bruto, atas:


Penghasilan bagi PNS Gol. III, Perwira Pertama TNI/ Polri,
berikut pensiunannya.

15% dari Penghasilan bruto, atas:


Penghasilan bagi PNS Gol. IV, Perwira Menengah & Tinggi TNI/
Polri, berikut pensiunannya.
145
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)

Kolonel Narada (berstatus menikah dengan dua anak) merupakan


perwira menengah di lingkungan TNI Angkatan Udara. Setiap bulan, ia
menerima penghasilan berupa gaji pokok sebesar Rp 5.450.000,00, tunjangan
istri sebesar 10% dari gaji pokok, tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok
per anak, tunjangan jabatan sebesar Rp 1.550.000,00, dan tunjangan beras
sebesar Rp 625.000,00. Kolonel Narada mengikuti pula program pensiun
dengan iuran bulanan sebesar 4,75% dari gaji pokok. Bagaimanakah
penghitungan PPh 21 atas penghasilan Kolonel Narada? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?

146
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
Jawaban :
Gaji pokok
Tunjangan istri
5,450,000
545,000
Jurnal Pemberi Kerja
Tunjangan anak 218,000 Beban Gaji 5.450.000
Tunjangan jabatan 1,550,000
Tunjangan beras 625,000
Beban tunjangan 2.938.000
Penghasilan bruto per bulan 8,388,000 Utang Dana Pensiun 258.875
(Biaya jabatan) (419,400)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (258,875) (678,275) Utang PPh 21 360.096
Penghasilan netto per bulan 7,709,725 Kas 7.769.029
Penghasilan netto setahun 92,516,700
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 62,141,700
Pembulatan PKP 62,141,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 12,141,000 1,821,150 Rp4,321,150.00
Pajak terutang per bulan Rp360,095.83
147
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur)

Ismaya (berstatus menikah dengan tiga anak) merupakan seorang PNS golongan
IV B dan eselon II. Ismaya diberikan penugasan sampingan untuk memberikan materi
dalam rangkaian pelatihan dengan menerima honor sebesar Rp 3.000.000,00 untuk setiap
pelatihan Bagaimanakah perlakuan PPh 21 atas penghasilan Ismaya? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban :
PPh terutang = 15% x 3 x 3.000.000
= Rp 1.350.000,00
Pemotongan atas honor bersifat final.
Jurnal Beban honor 9.000.000
Utang PPh final 1.350.000
Kas 7.650.000

148
Pencatatan Transaksi PPh 21

Pembayaran Imbalan oleh Pemberi Kerja


Jumlah yang ditanggung pemberi kerja
Menambah beban gaji.
Jumlah yang ditanggung pegawai
Mengurangi kas yang diterima pegawai.
Jumlah komitmen pada pihak lain
Diakui sebagai utang (misal pajak, iuran pensiun, dan asuransi).

149
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)
PT. Awangga membayarkan gaji bruto sebesar Rp 3.500.000,00, dengan
iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00 dan PPh 21 sebesar Rp 42.250,00.
Bagaimanakah PT. Awangga melakukan penjurnalan jika:
a. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh perusahaan.
b. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh pegawai.
c. Iuran pensiun ditanggung oleh pegawai, namun dan dibayarkan oleh
perusahaan.

150
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)
Jawaban :
a. Beban gaji 3,500,000
Beban tunjangan iuran pensiun 65,000
Kas 3,457,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
b. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,457,750
Utang PPh 21 42,250
c. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,392,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
151
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Asuransi)
Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp 2.275.000,00 dan iuran pensiun
sebesar Rp 35.000,00, dengan PPh 21 sebesar Rp 21.450,00. Pegawai membayar sendiri
asuransi kecelakaan dan kematian, masing masing sebesar Rp 15.000,00 dan Rp 17.500,00
melalui perusahaan. Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan penjurnalan?

Jawaban : Beban gaji 2,275,000


Beban tunjangan iuran pensiun 35,000
Kas 2,221,050
Utang iuran pensiun 35,000
Utang PPh 21 21,450
Utang asuransi kecelakaan 15,000
Utang asuransi kematian 17,500
152
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak Berkesinambungan)

PT. Saptarengga melakukan pembayaran yang bersifat tidak


berkesinambungan bagi akturaris yang secara insidental dipekerjakan oleh
perusahaan. Pembayaran diberikan dalam bentuk honorarium sebesar Rp
17.500.000,00. Bagaimanakah Perusahaan melakukan penjurnalan?

Jawaban : PPh 21 yang dipotong : 5% x 5% x 17.500.000


: Rp 437.500,00
Pencatatan
Beban gaji 17,500,000
Kas 17,062,500
Utang PPh 21 437,500
153
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Jamsostek)
Aradea memiliki gaji pokok sebesar Rp 4.550.000,00. Iuran pensiun yang dibayar sendiri
dan dibayar perusahaan masing masing sebesar Rp 55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan
mengikutkan program asuransi kematian, kecelakaan, dan JHT masing masing sebesar 0,5%, 0,3 %
dan 3,7% dari gaji pokok. Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan sebesar 2% dari gaji
pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950. Bagaimanakah penjurnalan dilakukan?
Jawaban : Beban gaji 4,550,000
Beban tunjangan iuran pensiun 95,000
Beban tunjangan asuransi JKM 22,750
Beban tunjangan asuransi JKK 13,650
Beban tunjangan asuransi JHT 168,350
Kas 4,370,050
Utang iuran pensiun 150,000
Utang asuransi JKM 22,750
Utang asuransi JKK 13,650
Utang asuransi JKK 259,350
Utang PPh 21 33,950
154
Landasan Hukum:
Pasal 26 UU PPh

155
Definisi

Pajak yang dikenakan atas penghasilan berasal dari Indonesia yang


diterima atau diperoleh WP luar negeri selain BUT.

Subjek PPh 26 dapat merupakan WP luar negeri orang pribadi atau WP


organisasi internasional.

Cara Pemenuhan
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui pemotongan oleh pihak
pemberi penghasilan.
156
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

Badan Pemerintah.

Subjek pajak dalam negeri.

Penyelenggara kegiatan.

Bentuk Usaha Tetap.

Perwakilan perusahaan luar negeri.


157
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan

PPh 26 terutang di saat yang lebih dahulu terjadi antara akhir bulan
diterimanya penghasilan atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.

Atas PPh 26 yang dipotong, wajib disetorkan paling lambat tanggal 10


masa pajak berikutnya setelah saat terutang.

Pemotong wajib melakukan pelaporan SPT Masa paling lambat 20 hari


setelah masa pajak berakhir.
158
Tarif, Dasar dan Sifat Pengenaan (1)

20% dari jumlah bruto, dan bersifat final, atas:

Dividen
Bunga, premium, diskonto, dan imbalan lain terkait
pengembalian utang.
Royalti, sewa, dan penghasilan lain terkait penggunaan harta.
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, atau kegiatan.
Hadiah dan penghargaan.
Pensiun dan pembayaran berkala lain.
Premi swap dan transaksi lindung nilai lain.
Keuntungan atas pembebasan utang.

159
Ilustrasi
(Penghasilan Bunga)
Friedrich merupakan seorang seorang pengusaha yang memiliki kegiatan bisnis
di Asia Timur melalui pemberian dana pinjaman berbunga rendah. Selama 2013, Friedrich
telah meminjamkan dana dengan rata rata pokok pinjaman tertimbang sebesar $
3.000.000 dan tingkat bunga rata rata 7,5% p.a. Kurs KMK ditetapkan konstan sepanjang
tahun pada tingkat Rp 10.100,00/ $. Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya
dipotong oleh para debitur Friedrich? Bagaimana penjurnalan oleh debitur?
Jawaban :
Pajak terutang = 20% x (7,5% x 3.000.000 x 10.100)
= 20% x 2.272.500.000
= Rp 454.500.000,00
Jurnal Beban bunga 2.272.500.000
Utang PPh 26 454.500.000
Kas 1.818.00.000
160
Ilustrasi
(Pendapatan Jasa)
Barbarossa merupakan seorang dokter berkewarganegaraan asing yang selama
periode Januari Maret 2013 tinggal di Indonesia untuk memberikan jasa pendampingan
riset bagi suatu rumah sakit yang baru berdiri. Barbarossa menerima pembayaran senilai $
32.750 yang dibayarkan sekaligus di muka kontrak. Kurs KMK yang berlaku di awal januari
adalah Rp 10.350,00/ $. Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dikenakan atas
penghasilan Barbarossa? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban :
Pajak terutang = 20% x (32.750 x 10.350)
= 20% x 338.962.500
= Rp 67.792.500,00
Jurnal Beban gaji 338.962.500
Utang PPh 26 67.792.500
Kas 271.170.000
161
Tarif, Dasar, dan Sifat Pengenaan (2)

20% dari perkiraan penghasilan netto, dan bersifat final,


atas:
Penghasilan atas penjualan harta, selain yang diatur oleh Pasal 4 Ayat (2).
Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar
negeri.
Penghasilan atas penjualan saham perusahaan antara di tax haven
country yang berhubungan istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia.

20% dari PKP setelah pajak, dan bersifat final, atas:

Penghasilan atas Bentuk Usaha Tetap.


Dikecualikan dari pengenaan, jika penghasilan tersebut ditanamkan
kembali di Indonesia.

162
Perkiraan Penghasilan Netto

Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar negeri.

Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi luar


negeri
Perkiraan Penghasilan Netto = 50% x Premi
Atas premi yang dibayar perusahaan asuransi dalam negeri kepada
perusahaan asuransi luar negeri
Perkiraan Penghasilan Netto = 10% x Premi
Atas premi yang dibayar perusahaan reasuransi dalam negerikepada
perusahaan asuransi luar negeri
Perkiraan Penghasilan Netto = 5% x Premi
Atas penghasilan penjualan saham perusahaan antara di tax haven country yang
berhubungan istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia.
Perkiraan Penghasilan Netto = 25% x Harga Jual

163
Ilustrasi
(Premi Asuransi)

Von Bleucher merupakan seorang WNA direktur pemasaran bagi


perusahaan yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia. Atas rencananya
untuk menetap permanen di Indonesia, Von Bleucher merasa perlu
mengasuransikan kesehatan keluarganya dengan mengikuti program asuransi yang
diselenggarakan perusahaan asuransi di negara asalnya dengan nilai premi $ 1.650
per tahun. Kurs KMK yang berlaku saat pembayaran premi adalah senilai Rp
10.300,00/ $. Berapakah besar PPh 26 yang seharusnya dipotong terhadap
perusahaan asuransi luar negeri tersebut jika:
a. Premi tersebut dibayarkan oleh Von Bleucher sendiri.
b. Premi dibayarkan melalui suatu perusahaan asuransi di Indonesia
yang melakukan pembayaran kepada perusahaan asuransi luar
negeri.
164
Ilustrasi
(Premi Asuransi)

Jawaban:
a. Pajak terutang = 20% x (50% x 1.650 x 10.300)
= 20% x 8.497.500
= Rp 1.669.500,00
b. Pajak terutang = 20% x (10% x 1.650 x 10.300)
= 20% x 1.669.500
= Rp 339.900,00

165
Ilustrasi
(Laba BUT)

PT. Universal merupakan unit BUT yang dimiliki oleh suatu


perusahaan asing. Di tahun 2013, PT. Universal mencatatkan peredaran bruto
sebesar Rp 24.000.000.000,00 serta total biaya operasi dan non operasi
sesuai laporan finansial sebesar Rp 20.350.000,00. Atas pemeriksaan ulang,
nilai tersebut perlu mendapatkan koreksi fiskal positif senilai Rp
2.585.000.000,00. Jika penghasilan BUT seluruhnya dikirimkan kepada
perusahaan induk, berapakah PPh 26 yang seharusnya dipotong terhadap
penghasilan PT. Universal? Bagaimana PT. Universal melakukan penjurnalan?

166
Ilustrasi
(Laba BUT)
Jawaban :
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp 20.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 2.585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E
= 4.800.000.000/ 24.000.000 * 6.235.000.000
= Rp 1.247.000.000
PPh badan atas penghasilan BUT
= 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x (6.235.000.000 - 1.247.000.000)
= 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000
= 155.875.000 + 1.247.000.000
= Rp 1.402.875.000
167
Ilustrasi
(Laba BUT)
Jawaban :
Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
PPh 26 atas penghasilan setelah pajak
= 20% x 4.832.125.000
= Rp 966.425.000,00
Jurnal
Income Summary 3.650.000.000
Laba Ditahan 3.650.000.000
Beban pajak 2.369.300.000
Utang PPh 29 1.402.875.000
Utang PPh 26 966.425.000
168
Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final

Penghasilan kantor pusat dari usaha,


kegiatan, penjualan barang, atau pemberian
jasa yang serupa dengan kegiatan BUT.
Penghasilan kantor pusat selama terdapat
hubungan efektif antara BUT dengan harta
atau kegiatan sumber penghasilan.
Penghasilan WP LN orang pribadi atau
badan yang berubah menjadi WP DN orang
pribadi atau BUT.

169
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

P3B mengatur tarif


WP luar negeri dapat dikenai dan hak
pajak di Indonesia sekaligus di pemajakan,
negara asal. sehingga
pengenaan pajak
hanya satu kali.

Tarif PPh 26 menjadi tidak


berlaku ketika terdapat P3B.

170
Ilustrasi
(Penerimaan Royalti)

Zheng He merupakan warga negara China yang memiliki HAKI yang diakui di
dunia. Sebuah perusahaan di Indonesia memanfaatkan HAKI Zheng He dan membayarkan
royalti sebesar Rp 195.000.000,00 setiap tahunnya. Pemerintah Indonesia dan China terikat
P3B dengan ketentuan atas royalti dipungut pajaknya oleh Pemerintah Indonesia dengan
tarif 10%. Bagaimanakah perusahaan tersebut melakukan penjurnalan?

Jawaban :
Pajak terutang = 10% x 195.000.000
= 19.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 195.000.000
Utang pajak 19.500.000
Kas 175.500.000
171
Referensi

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. Kompilasi Undang Undang Perpajakan


Terlengkap . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kieso, Weygandt, and Warfield. 2010. Intermediate Accounting IFRS Edition.


New York: Wiley and Sons.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

172
Terima Kasih
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/

173

Anda mungkin juga menyukai