Anda di halaman 1dari 13

Pendidikan adalah suatu investasi modal manusia (human investment) yang jika

dikelola dengan benar akan berdampak peningkatan kesejahteraan. Persoalan


pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Usaha mengatasi persoalan
pendidikan yaitu ditetapkannya Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Penerapan KTSP sebagai impelementasi dari kebijakan pemerintah
sebagaimana yang diamantakan oleh berbagai peraturan perundang-
undangan yang mendasarinya, dapat diterima secara baik oleh pelaksana di
lapangan meskipun KTSP yang disusun oleh satuan pendidikan, pada umumnya
belum sepenuhnya menunjukkan kekhasan satuan pendidikan yang
bersangkutan. Semua pihak terkait, mengakui bahwa penyusunan KTSP lebih
kepada memenuhi tuntutan kebijakan, belum sepenuhnya didasarkan atas
kebutuhan satuan pendidikan masing-masing.
Meskipun sampai saat ini masih ada kontroversi dalam pelaksanaannya,
implementasi kurikulum 2013 masih saja melihat kekurangan bahan ajar dan
kekurangsiapan berbagai komponen pendukung. Akan tetapi, hal tersebut sudah
semestinya tidak menjadi hambatan karena pendidik dapat mengacu pada
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk membuat silabus
pembelajaran, sesuai dengan Permendikbud No 69 Tahun 2013 tentang
Kurikulum 2013.
1.1 Latar Belakang.

Dalam kegiatan belajar mengajar tentu dibutuhkan standar kegiatan


pembelajaran, terutama bagi pendidikan dasar dan menengah. Standar-
standar tersebut digunakan sebagai penentu pelaksanaan pembelajaran.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
1.2 Tujuan.
a. Untuk memperoleh informasi tentang kelemahan-kelemahan
implementasi Permendikbud No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
pendidikan dasar dan menengah dibandingkan dengan Permendikbud
No. 69 tahun 2013 tentang kurikulum.
b. Untuk memberikan solusi alternatif dalam rangka memperbaiki standar isi
tersebut.

1.3 Manfaat.

Sebagai masukan bagi BSNP untuk melakukan peninjauan kembali terhadap


implementasi Permendikbud No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk
pendidikan dasar dan menengah dengan perbandingan implementasi
Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang kurikulum.
2.1 Pengertian.
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan

2.2 Dasar Hukum


a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
c. Peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
e. Surat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor
0141/BSNP/III/2006 tanggal 13 Maret 2006 dan Nomor
0212/BSNP/V/2006 tanggal 2 Mei
2.3 Kerangka Kurikulum.
a. Kelompok Mata Pelajaran.
b. Prinsip Pengembangan Kurikulum.
c. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum.
d. Struktur Kurikulum.

2.4 Kompetensi Dasar.


Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
pada setiap tingkat dan/atau semester.

2.5 Beban Belajar.


Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan
menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket
atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan
jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.
2.6 Kalender Pendidikan.

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan


dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender
pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NO. 22 TAHUN 2006
A. Penerapan KTSP sebagai impelementasi dari kebijakan pemerintah
sebagaimana yang diamantakan oleh berbagai peraturan perundang-
undangan yang mendasarinya, dapat diterima secara baik oleh
pelaksana di lapangan meskipun KTSP yang disusun oleh satuan
pendidikan, pada umumnya belum sepenuhnya menunjukkan kekhasan
satuan pendidikan yang bersangkutan.

B. Semua pihak terkait, mengakui bahwa penyusunan KTSP lebih kepada


memenuhi tuntutan kebijakan, belum sepenuhnya didasarkan atas
kebutuhan satuan pendidikan masing-masing. Dengan kata lain,
sebagian besar satuan pendidikan dalam menyusun KTSP baru pada
tahap adopsi.

C. Masih dominannya proses adopsi disebabkan oleh keraguan satuan


pendidikan terhadap ketercapaian kompetensi karena proses kelulusan
ditentukan oleh Ujian Nasional (UN).
D. Di sisi lain, KTSP mengisyaratkan bahwa bahan ajar perlu disesuaikan
dengan kebutuhan siswa dan kekhasan daerah. Hal ini belum
sepenuhnya di lakukan karena terbatasnya sumber daya manusia di
daerah yang mampu menyusun bahan ajar. Upaya yang umumnya
dilakukan oleh satuan pendidikan adalah mengadakan buku-buku
baru yang menurut mereka sesuai dengan KTSP atau Standar Isi.

E. Di satu sisi satuan pendidikan dituntut untuk mengembangkan


format rapor sendiri sesuai dengan kekhasan KTSP-nya, namun di sisi lain
mereka takut jika rapor yang dikembangkan pada satuan pendidikan
yang bersangkutan berbeda dengan sekolah lain.

F. Hidden mission KTSP adalah mengangkat harkat dan martabat guru,


namun pada kenyataanya, juklak dan juknis yang disusun oleh
pusat justru membelenggu kreatifitas guru, bagaimana
sekolah menyikapi hal ini ? Sementara penerapan KTSP akan
terkendala apabila guru tidak diberdayakan.
IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NO. 69 TAHUN 2013

A. Meskipun sampai saat ini masih ada kontroversi dalam pelaksanaannya.


Memang, melalui media kita masih saja melihat kekurangan bahan ajar
dan kekurangsiapan berbagai komponen pendukung implementasi
kurikulum 2013.
B. Kurikulum 2013 telah dirancang sedemikian rupa agar siswa mampu
meraih kompetensi utama, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor).
C. Kompetensi tersebut diharapkan dapat menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills

D. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang


dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik
perlu latihan untuk melakukan pengamatan, bertanya, berasosiasi, dan
berkomunikasi.
4.1 Kesimpulan
A. Dalam kurikulum KTSP, guru dituntut mengembangkan kompetensi dasar
yang telah ditentukan menjadi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan karakterisrik siswa. Guru juga diberikan
kebebasan menentukan buku referensi serta media. Akan tetapi, kenyataan
di lapangan, guru cenderung memisahkan antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain. Guru juga lebih mementingkan aspek kognitif dibanding
aspek afektif dan psikomotor.
B. Berbeda dengan kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan, pengembangan
kurikulum sudah mencakup silabus, buku teks, serta buku pedoman guru.
Hal tersebut akan meringankan pekerjaan guru karena tidak perlu membuat
silabus lagi
4.2 Rekomendasi

A. Dalam skala kecil, perlu melihat pelaksanaan KTSP di semua


kabupaten/kota untuk melihat sejauh mana pelaksanaan secara
keseluruhan Standar Isi dari Standar Pendidikan Nasional
B. Perlu rentang waktu yang lebih panjang dalam melakukan pemantauan
dan atau pelaksanaannya yang lebih berkala/periodik, untuk
menghasilkan data yang lebih akurat dan dapat dipercaya.
C. Pemerintah pusat menyediakan bantuan teknis dan model-model
kurikulum yang dapat diadopsi dan diadaptasi oleh sekolah.

Anda mungkin juga menyukai