Anda di halaman 1dari 45

Pembimbing

dr. H. Undang Gani., Sp.OG


ANAMNESIS
Keterangan Umum

Nama Pasien : Ny. KA Nama Suami : Tn. YS


Usia : 36 tahun Usia : 37 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Tanggal Masuk : 12 Mei 2017
Tanggal Periksa : 13 Mei 2017
Keluhan Utama : keluar perdarahan dari
jalan lahir sejak 4 hari yang lalu.

Anamnesis Khusus :
*G3P2A0 datang dengan keluhan keluar perdarahan dari
jalan lahir sejak 4 hari yang lalu. Keluhan perdarahan
tidak disertai nyeri, pasien mengeluh mulas sejak 4 hari
yang lalu yang dirasakan makin lama makin sering.
Banyaknya perdarahan hingga mengganti pembalut 6-7
kali ganti pembalut isi penuh, darah berwarna merah
segar. Keluhan perdarahan pernah dirasakan 2 minggu
yang lalu namun keluhan perdarahan berhenti sendiri.
Os merasa bahwa janin dalam kandungannya
bergerak aktif. Os kemudian dirujuk ke Rumah Sakit
Dustira . Riwayat trauma tidak ada.
Os sebelumnya melakukan ANC rutin total sebanyak
8 kali, 2 kali dilakukan ke bidan, dan sisanya ANC
dilakukan di dokter spesialis kandungan serta Poliklinik
Kebidanan Rumah Sakit Dustira. Os mengatakan bahwa
kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga setelah usia
perkawinan 14 tahun.
*
Riwayat jantung berdebar, mudah lelah disertai sesak nafas : -

Riwayat tekanan darah tinggi : -

Riwayat kencing manis : -

Riwayat menderita batuk lama : -

Riwayat pernah dioperasi di perut : -

Riwayat alergi obat-obatan dan makanan : -

Riwayat sesak nafas disertai nafas berbunyi : -


*
selanjutnya PNC ke
PNC sejak UK 4 mgg-2
dokter spesialis
bulan sebanyak 2 kali di
kandungan setiap bulan
bidan
sebanyak 6 kali

Pasien melakukan
imunisasi tetanus
sebanyak 1x
Riwayat Menstruasi
Menarch : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lamanya haid : 7 Hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut/hari
Dismenorrhea : tidak ada
HPHT : 7 Agustus 2016
Taksiran Lahir : 14 Mei 2017
Usia Kehamilan : 39-40 minggu
Riwayat Obstetrik
G3P2A0
*2004/ L/aterm/spontan/ bidan/2900 gram/ASI eksklusif
*2009/ P/aterm/spontan/ bidan/3100 gram/ASI eksklusif
*Kehamilan sekarang

Riwayat KB
Suntik KB tiga bulan berhenti sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Menikah
Pernikahan ke : 1
Usia suami saat menikah : 23 tahun
Usia istri saat menikah : 22 tahun
Lama pernikahan : 14 tahun

Riwayat Sosial Ekonomi


Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan: Baik
Jumlah keluarga dirumah yang dapat membantu
ibu: 1 orang
Pembuat keputusan keluarga pertama: Suami
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 100 x/m
Respirasi : 18 x/m
Suhu : 36,5 oC
Kepala
Mata : Konjungtiva Anemis +/+
Sklera Ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thoraks : Bentuk gerak simetris
Cor : BJ 1,2 murni regular
Pulmo : VBS kanan = kiri, Rh -/- Wh -/-
Abdomen : Cembung
Hepar : sulit dinilai
Lien : sulit dinilai
Ekstremitas :
Akral dingin, CRT > 2 detik, edema -/-
Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar
TFU: 32 cm
Pemeriksaan Leopold L1 : Bokong (Lunak)
L2 : Punggung Kanan
L3 : Kepala (Keras)
L4 : Konvergen
DJJ :(-)

Pemeriksaan Dalam
Vulva dan vagina : Perdarahan +
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hemoglobin : 6,9 g/dL
Eritrosit : 2,43 juta/dL
Leukosit : 14,5 ribu/dL
Hematokrit : 21,4 %
Trombosit : 316 ribu/dL
Segmen : 74,8 %
Limfosit : 16,6 %
Monosit :8%
DIAGNOSIS
Diagnosa Awal
* G3P2A0 Gravida aterm (39-40 minggu) + Janin hidup tunggal
intrauterin + Plasenta Letak Rendah + Anemia

Diagnosa Akhir
* P2A0 post partus maturus dengan SC atas indikasi + Plasenta
Letak Rendah + Anemia +keadaan ibu dan bayi baik
TINDAKAN
* Ibu menjalani operasi sectio caesarea pada tanggal 13 Mei 2017 pukul 21.50
WIB.
Laporan Operasi
* Tanggal Operasi : 13 Mei 2017
* Operator : dr. H. Undang Gani, SpOG
* Diagnosa pre operatif : G3P2A0 gravida 39-40 minggu +
plasenta Letak rendah +Anemia
* Diagnosa post operatif : P3A0 post SC a/i plasenta letak rendah
disertai anemia
* Tindakan operasi : SC
* Jenis anestesi : Regional (spinal)
Laporan operasi :
1. Setelah dilakukan anestesi spinal, dilakukan tindakan aseptik dan
antiseptik di perut bagian bawah ibu.
2. Dilakukan sayatan secara pranenstiel sepanjang 12 cm meliputi
kutis dan subkutis, perdarahan dirawat.
3. Fascia disayat memanjang 12 cm.
4. Musculus rectus abdominis disisihkan secara tumpul menggunakan
dua jari operator.
5. Peritoneum dibuka secara hati-hati.
6. Plica vesica urterina digunting melintang, blast/vesica urinaria
disisihkan.
7. SBR disayat 10 cm kemudian dilebarkan secara tumpul dengan dua
jari operator.
8. Selaput amnion dipecahkan, cairan dikeluarkan sebanyak 10 cc
jernih
9. Bayi dilahirkan dengan cara meluksir kepala
10. Bayi lahir pukul 22.21 WIB, berjenis kelamin laki-laki, BB 3000
gram, APGAR score 7 9, ketuban jernih.
11. Letak plasenta yang berada di posterior dikeluarkan secara
manual, lengkap dengan kotiledon dan selaput ketuban.
12. Cavum uteri dieksplorasi dengan kassa steril yang dililitkan
pada digiti 2 dan digiti 3 operator.
13. SBR dijahit secara jelujur 2 lapis menggunakan benang
surgeon nomor I.
14. Cavum abdomen dieksplorasi dan dicuci dengan NaCl
fisiologis.
15. Musculus rectus abdominis dijahit dan direkatkan dengan
benang chromic.
16. Fascia dijahit secara jelujur.
17. Subkutis dijahit 2 lapis, lapisan dalam secara end to end dan
lapisan luar secara jelujur, kutis dijahit secara jelujur.
18. Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
19. Vulva vagina dieksplorasi dan dibersihkan.
20. Perdarahan dirawat.
Diagnosa pre operatif: G3P2A0
gravida 39-40 minggu + plasenta letak
rendah+anemia

TINDAKAN
sectio caesarea

P3A0 post SC a/i plasenta letak rendah


disertai anemia

DIAGNOSIS AKHIR: Nifas hari pertama


P3A0post SC atas indikasi plasenta letak
rendah, keadaan ibu dan bayi baik.
Penatalaksanaan Preoperasi

1. Infus RL 20 tpm
2. Puasa
3. Jika perdarahan lagi dilakukan SC
4. Transfusi PRC 2 labu sebelum operasi
Penatalaksanaan

Umum Khusus
1. Jaga kebersihan & rawat luka operasi ,ganti pembalut
teratur.
Taxegrame 2
2. Mobilisasi bertahap. gram/12 jam
3. Istirahat dan mekan makanan bergizi seimbang , minum
min 2L/hari.
4. Mengajari ibu cara perawatan payudara & cara menyusui
yang benar.
5. Konseling rencana KB pasca persalinan.
6.Kontrol 1 minggu setelah pulang perawatan
7. Periksa Hb ulang
PROGNOSIS

* Quo ad vitam : ad bonam


* Quo ad functionam : ad bonam
*
*
Trofoblas terdiri dari 2 lapisan yaitu
bagian dalam yang disebut sitotrofoblas
dan bagian luar yaitu sinsiotrofoblas.
Sel trofoblas (vili primer) -> sekunder ->
tersier (trimester akhir).
Bagian dasar Sel trofoblas menebal
(korion frondosum) -> plasenta.
Bagian luar (korion leave) -> desidua
kapsularis, tempat implantasi plasenta
(desidua basalis)
*
Saat aterm berat
plasenta 1/6 dari
berat janin.
Plasenta mempunyai
40-50 kotiledon, luas
permukaan plasenta
11 m2
Berat plasenta 508
gram
Terdapat 10-38 lobus
yang tidak berubah
sepanjang kehamilan.

Trimester 1, pertumbuhan plasenta lebih cepat dibandingkan


janin.
Minggu ke-17 pascamenstruasi berat janin = berat plasenta.
*

* Sebagai tempat pertukaran zat


* Sebagai penyerap
* Sebagai barrier (system
hemokhorialis)
* Sumber hormonal
* Penyalur antibody
* Alat ekskresi
*
*
*

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah


sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Implantasi plasenta normalnya terjadi di dinding
depan, dinding belakang rahim atau fundus uteri.
*
* Di Amerika Serikat tahun 2003, Angka kejadian plasenta previa
adalah 0,4 - 0,6% dari keseluruhan persalinan. Mortalitas
plasenta previa sebesar 50 per 1000 kelahiran hidup bila
dilakukan penatalaksanaan baik. Plasenta previa lebih banyak
pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia 30 tahun,
juga lebih sering pada kehamilan ganda daripada tunggal.
* Risiko plasenta previa juga dilaporkan lebih tinggi paa
perempuan dengan operasi uterus sebelumnya, termasuk
section caesarea.
* Berdasarkan hasil Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007,
terdapat 4,726 kasus plasenta previa yang didapati 40 orang ibu
meninggal akibat plasenta previa.
* Penelitian Abdat (2010) di RS Dr. Moewardi Surakarta
menyimpulkan 80 orang yang mengalami plasenta previa paling
banyak dialami multipara pada usia antara 30-35 tahun.
*
Etiologi
Faktor Risiko
Vaskularisasi desidua Multipara, terutama
yang tidak memadai jika jarak antara
karena adanya proses kehamilan-kehamilan
radang atau atrofi pendek
Usia lanjut
Gambaran Klinis Pada mioma uteri
Perdarahan uterus yang keluar Riwayat operasi
melalui vagina tanpa rasa nyeri uterus, termasuk
Perdarahan biasanya baru riwayat sectio
terjadi pada trimester kedua ke caesarea
atas
Perdarahan pertama tidak
Kuretase yang berulang
banyak dan berhenti sendiri Perokok
Perdarahan berulang. Pada
setiap pengulangan terjadi
perdarahan yang lebih banyak
bahkan seperti mengalir.
Patofisiologi
*

* Perempuan hamil mengalami perdarahan :


-> Plasenta Previa
-> Solusio Plasenta
* USG Transabdominal dan transvaginal.
*
*Kurangi aktivitas untuk mencegah perdaran
*Hindari pemeriksaan dalam dan koitus
*Konseling pasien mengenai risiko berulangnya
plasenta previa. Arahkan pasien untuk
memberitahu pada dokter saat kontrol
kehamilan selanjutnya bahwa pasien memiliki
riwayat plasenta previa.
*Jika perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
harus dirawat dalam rumah sakit. Dengan syarat:
- Jika kemudian perdarahan tidak banyak dan
berhenti serta janin dalam keadaan sehat dan
masih prematur dibolehkan pulang dengan rawat
jalan
- Rawat rumah dengan syarat telah mendapat
konsultasi yang cukup dengan pihak keluarga agar
segera kembali ke rumah sakit bila perdarahan
ulang.
*Rutin mengkonsumsi zat besi dan folat
untuk mencegah perdarahan
*Apabila janin cukup matur, persalinan
telah dimulai, perdarahan sedemikian
hebat sehingga harus dilahirkan tanpa
mempedulikan usia gestational harus
dilakukan tindakan sectio caesaria
Perdarahan Pasca Persalian
Anemia -> Syok
Robekan Serviks dan SBR
Infeksi

*
Kelainan Letak Janin
Kelahiran Prematur dan
gawat janin
*
*Prognosis baik dikarenakan diagnosa
dini, tidak invasif (USG),
ketersediaan transfusi darah dan
infus di hampir semua rumah sakit
kabupaten.
*Penurunan jumlah ibu hamil dengan
paritas tinggi dan usia tinggi berkat
sosialisasi program berencana
menambah penurunan insidensi
plasenta previa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai