Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning)
Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning)
Definisi
Suatu prosedur logis berupa aturan keputusan
dan teknik transaksi berbasis komputer yang
dirancang untuk menterjemahkan jadwal induk
produksi menjadi kebutuhan bersih untuk
semua item.
Tujuan
Penjadwalan item pada saat dibutuhkan (tidak
lebih awal dan tidak terlambat).
Item dependen dan diskrit
Produk kompleks
Job shop
Assemble to order
Asumsi dalam MRP
1 2 3 4 5 6 7 8
Lapboard 0 50 0 50 0 50 0 50
Lapdesk 75 120 47 20 17 10 0 0
Pencil Case 125 125 125 125 125 125 125 125
Bill Of Material (BOM) (1)
Istilah lain dari Bill Of Material (BOM) adalah
Struktur Produk.
Struktur produk berisi informasi tentang
hubungan antara komponen- komponen dalam
suatu perakitan.
Bill Of Material (BOM) (2)
Dependensi Vertical dan Horizontal
Catatan persediaan
!
Bagaimana agar akurat?
Netting
Merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih
(net requirement) yang besarnya merupakan
selisih antara kebutuhan kotor (gross requirement)
dengan jadwal penerimaan persediaan (schedule
order receipt) dan persediaan awal yang tersedia
(beginning inventory).
Offsetting
Merupakan proses yang bertujuan menentukan
saat yang tepat untuk melakukan pemesanan
dalam memenuhi kebutuhan bersih.
Mekanisme MRP (2)
Lotting
Merupakan suatu proses untuk menentukan
besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap
item secara individual didasarkan pada hasil
perhitungan kebutuhan bersih yang telah
dilakukan dari proses netting.
Exploding/Eplotion
Exploding merupakan proses perhitungan
kebutuhan kotor untuk item pada level yang lebih
bawah. Perhitungan ini didasarkan pada
pemesanan item-item produk pada level yang
lebih atas.
Mekanisme MRP (3)
Contoh kasus:
Order 25
Persediaan:
Lamps 3
Base assemblies 7
Shaft 4
Tubing 16
(setiap shaft membutuhkan
2 feet tubing)
Netting
Lamp
Permintaan kotor 25
Persediaan -3
Permintaan bersih 22
Base assembly
Permintaan kotor 22
Persediaan -7
Permintaan bersih 15
Shaft (1 per Base assembly)
Permintaan kotor 15
Persediaan -4
Permintaan bersih 11
Tubing (2 feet per shaft assembly)
Permintaan kotor 22
Persediaan - 16
Permintaah bersih 6
Offsetting
Lead time:
Lamps 2 minggu
Base assembly 1 minggu
Shaft 2 minggu
Tubing 3 minggu
minggu
Lotting
Teknik yang dipergunakan dalam MRP untuk
memperoleh ukuran Lot pengorderan yang paling
ekonomis.
Teknik Lot Sizing:
Lot For Lot (LFL)
Least Unit Cost (LUC)
Least Total Cost (LTC)
Scheduled receipts
Projected on hand 50 25 10 0 0 0 0 0 0
Net requirements 110 60 15
Gross requirements 10 15 15 10 15 10 15 10
Scheduled receipts 25
Projected on hand 30 20 5 15 5 15 5 15 5
Net requirements 10 10
GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11
SR 12 15
POH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PORec 9 17 8 10 16 7 11
PORel 9 17 8 10 16 7 11
GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11
SR 53
POH 0 41 26 17 0 44 34 18 11 0
PORec 52
PORel 52
GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11
SR 61
POH 0 49 34 25 8 0 34 18 11 0
PORec 44
PORel 44
Periode
LT = 2 K
PD 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross requirements 25 15 120 0 60 0 15 0
Scheduled receipts
Projected on hand 50 25 10 0 0 0 0 0 0
Net requirements 110 60 15
Planned order receipts 110 60 15
Planned order releases 110 60 15
MRP Chart dan Struktur Produk (2)
Periode
LT = 1 M
PD 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross requirements 220 120 30
Scheduled receipts 30
Projected on hand 225 35 35 0 0 0 0 0 0
Net requirements 85 30
Planned order receipts 85 30
Planned order releases 85 30
Rough Cut Capacity Planning (RCCP)