Anda di halaman 1dari 17

PERPAJAKAN

KELOMPOK 5 :
1. FRIKA ROSYIDAH (XI MIPA 2)
2. NANDA AYU PURBAWATI (XI MIPA 2)
3. NURMALISA MAYSAROH (XI MIPA 5)
4. MOHAMMAD HANDITIO R. (XI MIPA 6)
5. HENI AGUSTIANI ANISAH (XI MIPA 8)
PENGERTIAN PAJAK

FUNGSI DAN MANFAAT PAJAK SERTA SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI


1 5
HUBUNGANNYA DENGAN APBN INDONESIA

PERBEDAAN PAJAK DENGAN PUNGUTAN ALUR ADMINISTRASI PERPAJAKAN DI


2 6
RESMI LAINNYA INDONESIA

3 ASAS PEMUNGUTAN PAJAK 7 OBJEK DAN CARA PENGENAAN PAJAK

4 JENIS JENIS PAJAK 8 TANTANGAN PEMUNGUTAN PAJAK


PENGERTIAN PAJAK
Menurut Prof Dr Rochmat Soemitro, pajak adalah peralihan dari
pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran
pengeluaran rutin.
Menurut undang undang nomor 28 tahun 2007, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran
rakyat.
CIRI CIRI PAJAK
Pajak merupakan iuran wajib yang bersifat
memaksa
Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan
undang undang
Wajib pajak tidak mendapatkan balas jasa secara
langsung
Pajak digunakan untuk kepentingan umum
FUNGSI DAN MANFAAT PAJAK SERTA HUBUNGANNYA DENGAN APBN

Fungsi budgetair pajak. disebut fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal,
yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk
memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang
undang perpajakan yang berlaku.
Sebagai alat pengatur. Fungsi ini mempunyai pengertian bahwa pajak
dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai alat penjaga stabilitas. Pemerintah dapat menggunakan
sarana perpajakan untuk stabilitas ekonomi.
Sebagai sarana redistribusi pendapatan. Pemerintah membutuhkan
dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya
dan jembatan.
PERBEDAAN PAJAK DENGAN PUNGUTAN RESMI LAINNYA

NO FAKTOR PEMBEDA PAJAK RETRIBUSI


1 Keputusan Keputusan atau undang undang dari Keputusan dari pemerintah daerah.
pemerintah pusat.

2 Ketetapan Diatur dengan undang undang. Ditetapkan dengan peraturan daerah.

3 Pihak pemungut Pemerintah pusat atau pemerintah Hanya pemerintah daerah saja
daerah

4 Sifat pemungut Wajib yang dapat dipaksakan Tidak wajib

5 Imbalan/jasa Tidak mendapat imbalan/jasa secara Mendapat imbalan/jasa secara


langsung langsung kepada individu

6 Perlakuan aturan Berlaku untuk seluruh warga negara Berlaku untuk daerah bersangkutan
Indonesia yang memenuhi syarat atau orang orang yang
menggunakan jasa pemerintah
7 Sumber pendapatan Sumber pendapatan pemerintah pusat Sumber pendapatan pemerintah
daerah
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
Asas equality yang menekankan pentingnya keseimbangan
berdasarkan kemampuan masing masing subjek pajak atau
sebanding dengan tingkat penghasilannya.
Asas certainty yang menekankan pentingnya kepastian
pemungutan pajak, seperti kepastian hukum yang mengaturnya,
kepastian subjek pajak, kepastian objek pajak, dan kepastian tata
cara pemungutannya.
Asas convenience of payment yang menekankan pentingnya saat
dan waktu yang tepat dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Asas economics yang menekankan pentingnya prinsip ekonomi
dalam pemungutan pajak.
JENIS JENIS PAJAK
Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan menjadi
pajak langsung dan pajak tidak langsung.
Pajak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan secara
berkala terhadap seseorang atau badan usaha berdasarkan
ketetapan pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang
dikenakan atas perbuatan atau peristiwa oleh pihak tertentu.
Pemungutan pajak dipungut tanpa surat ketetapan pajak dan bisa
dialihkan pada pihak lain.
Berdasarkan lembaga pemungutan, pajak dibedakan atas pajak
negara dan pajak daerah.
Pajak negara. Pajak negara adalah pajak yang pemungutannya
dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak
dan Kantor Pelayanan Pajak dibawah Departemen Keuangan.
Pajak daerah. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah, baik oleh daerah tingkat I maupun oleh
pemerintah daerah tingkat II.
Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan antara pajak subjektif
dan pajak objektif.
Pajak subjektif. Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal
pada subjeknya atau berdasarkan diri wajib pajak.
Pajak objektif. Pajak objektif adalah pajak yang dipungut
berdasarkan objeknya tanpa memperhatikan keadaan wajib
pajak.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI
INDONESIA
Official Assessment System. Dalam sistem ini wewenang
pemungutan pajak pada pemungut pajak. Pemungut pajak
berhak menentukan besarnya utang pajak orang pribadi
maupun badan dengan mengeluarkan surat ketentuan pajak.
Semi Self Assessment System dan With holding System. Semi
Self Assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak di
mana wewenag untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh seseorang berada pada kedua belah pihak,
yaitu wajib pajak dan pemungut pajak.
Full Self Assessment System. Sistem pembayaran pajak yang
berlaku saat ini dilandasi oleh sistem pemungutan dimana
wajib pajak boleh menghitung dan melaporkan sendiri besar
pajak yang harus disetorkan.
ALUR ADMINISTRASI PERPAJAKAN DI
INDONESIA
KETERANGAN :
WILAYAH HAK DAN
KEWAJIBAN
WAJIB PAJAK

WILAYAH WEWENANG
ADMINISTRASI PAJAK

WILAYAH PERADILAN
PAJAK
OBJEK DAN CARA PENGENAAN PAJAK
Objek Pajak adalah segala sesuatu yang menurut undang-undang
dikenakan pajak. Misalnya objek pajak penghasilan adalah
penghasilan, sedangkan objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi
dan bangunan, objek PPN adalah penyerahan barang dan/atau jasa.
Atas objek pajak, tata cara pemungutan dapat dilakukan berdasarkan
stelsel berikut :
1. Stelsel Nyata. pemungutan pajak baru dapat dilaksanakan pada
akhir tahun setelah mengetahui penghasilan sesungguhnya yang
diperoleh dalam masa pajak yang bersangkutan.
2. Stelsel Anggapan. Pemungutan pajak dapat dilaksanakan
pada awal tahun pajak. Berdasarkan peraturan dan
perundang undangan yang berlaku hal ini dimungkinkan
untuk dilaksanakan berdasarkan suatu anggapan
penerimaan atau pendapatan oleh wajib pajak.
3. Stelsel Campuran. Dalam stelsel ini berlaku pengenaan
pajak pada awal tahun yang didasarkan pada suatu
anggapan dan pada akhir tahun yang didasarkan pada
kenyataan, sehingga menurut stelsel ini akan terjadi
perhitungan kembali untuk menentukan masalah kelebihan
dan kekurangan pajak.
TANTANGAN PEMUNGUTAN PAJAK
1. Berbagai peraturan pelaksanaan hukum yang sering kali
tidak konsisten dengan undang-undangnya.
2. Database yang masih jauh dari standar Internasional.
3. Lemahnya penegakan hukum (law enforcement) terhadap
kepatuhan membayar pajak bagi penyelenggara negara.
4. Kurangnya atau tidak adanya kesadaran masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai