Anda di halaman 1dari 38

PRINSIP PENANGANAN

KEGAWATDARURATAN
MATERNAL NEONATAL
A.DEFINISI KEGAWATDARURATAN
MATERNAL DAN NEONATAL
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang
tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang
berrbahaya (Dorlan,2011).
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan
sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba
dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/
nyawa (Campbell S, Lee C, 2000).
B. PRINSIP DASAR
DAN PENILAIAN AWAL KASUS
GAWAT DARURAT MATERNAL
NEONATAL
B.PRINSIP DASAR
1.Prinsip Dasar
Permasalahan
Utama
(Diagnosa)
6.Dukungan
Keluarga 2.Menghormati
(Family Support) hak pasien

5.Hak Pasien 3.Gentleness

4.Komunikatif
1.PRINSIP DASAR PERMASALAHAN
UTAMA DIAGNOSA
Dalam menangani kasus
kegawatdaruratan, penentuan
permasalahan utama (diagnosa) dan
tindakan pertolongannya harus dilakukan
dengan cepat, tepat, dan tenang tidak
panik, walaupun suasana keluarga pasien
ataupun pengantarnya mungkin dalam
kepanikan.
Semuanya dilakukan dengan cepat,
cermat, dan terarah.
2.MENGHORMATI HAK PASIEN
Setiap pasien harus diperlakukan
dengan rasa hormat, tanpa memandang
status sosial dan ekonominya.
Dalam hal ini petugas harus memahami
dan peka bahwa dalam situasi dan
kondisi gawatdarurat perasaan cemas,
ketakutan, dan keprihatinan adalah
wajar bagi setiap manusia dan kelurga
yang mengalaminya.
3.GENTLENESS
Dalam melakukan pemeriksaan ataupun
memberikan pengobatan setiap langkah
harus dilakukan dengan penuh
kelembutan,
termasuk menjelaskan kepada pasien
bahwa rasa sakit atau kurang enak tidak
dapat dihindari sewaktu melakukan
pemeriksaan atau memerikan
pengobatan, tetapi prosedur akan
dilakukan selembut mungkin sehingga
perasaan kurang enak itu diupayakan
sesedikit mungkin.
4. KOMUNIKATIF
Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan
pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat,
mudah dipahami, dan memperhatikan nilai
norma kultur setempat.
Dalam melakukan pemeriksaan, petugas
kesehatan harus menjelaskan kepada pasien
apa yang akan diperikssssa dan apa yang
diharapkan.
Apabila hasil pemeriksaan normal atau kondisi
pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal
itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang
sebenarnya kepada pasien sangatlah penting.
5.HAK PASIEN

Hak-hak pasien harus dihormati seperti


penjelasan informed consent,hak pasien
untuk menolak pengobatan yang akan
diberikan dan kerahasiaan status medik
pasien.
6.DUKUNGAN KELUARGA
(FAMILY SUPPORT)
Dukungan keluarga bagi pasien sangat
dibutuhkan.
Oleh karena itu, petugas kesehatan harus
mengupayakan hal itu antara lain dengan
senantiasa memberikan penjelasan kepada
keluarga pasien tentang kondisi pasien,
peka akan masalah kelurga yang berkaitan
dengan keterbatasan keuangan,
keterbatasan transportasi, dan sebagainya.
PENILAIAN AWAL
Penilaian awal adalah langkah untuk
menentukan dengan cepat kasus obstetri
yang dicurigai dalam keadaan
kegawatdarurat dan membutuhkan
pertolongan segera dengan
mengidentifikasi penyulit yang dihadapi.
Anamnesa awal dilakukan bersama-sama
periksa pandang, periksa raba, dan
penilaian tanda vital dan hanya untuk
mendapatkan informasi yang sangat
penting berkaitan dengan kasus.
Fokus utama penilaian adalah apakah pasieng mengalami syok
hipofolemik, syok septik, syok jenis lain :

syok
kardiogenik
,

syok
neurolog koma,
ik

koma
kejang- disertai
kejang, kejang-
kejang
dan hal itu terjadi dalam kehamilan,
persalinan,atau pasca persalinan.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam
penilaian awal ialah sebagai berikut :

1.Periksa
Pandang

2.Periksa
Raba

3.Tanda vital
1.Periksa Pandang

a.Menilai kesadaran penderita :


pingsan/koma, kejang-kejang,
gelisah, tampak kesakitan.
b.Menilai wajah penderita : pucat,
kemerahan, banyak berkeringat.
c.Menilai pernapasan : cepat,
sesak napas.
d.Menilai perdarahan dalam
kemaluan.
2.Periksa
Raba

dingin
Kulit
demam.

Lemah / Kuat
Nadi
Cepat / Normal

Bengkak / Oedem
Kaki/tungka
Tidak Bengkak / Tidak
i bawah
Oedem
3.Tanda vital

Tekanan darah
pernapasan
nadi,
suhu
C.PRINSIP UMUM
PENANGANAN GAWAT
DARURAT MATERNAL
NEONATAL
1.Pastikan 4.Pemberia 7.Obat
Jalan n Tranfusi Pengurang
Napas Darah Rasa Nyeri
Bebas

5.Pasang
Kateter 8.Penangan
2.Pemberi an Masalah
Kandung
an Oksigen Utama
Kemih

3.Pemberi 6.Pemberian
an Cairan 9.Rujukan
Antibiotika
Intravena
1.PASTIKAN JALAN NAPAS
BEBAS
Harus diyakini bahwa jalan napas tidak
tersumbat. Jangan memberikan cairan atau
makanan ke dalam mulut karena pasien
sewaktu-waktu dapat muntah dan cairan
muntahan dapat terisap masuk ke dalam
paru-paru.
Putarlah kepala pasien dan kalau perlu
putar juga badannya ke samping dengan
demikian bila ia muntah, tidak sampai
terjadi aspirasi.
2.PEMBERIAN OKSIGEN
Oksigen diberikan dengan kecepatan 6-8
liter / menit. Intubasi maupun ventilasi
tekanan positif hanya dilakukan kalau ada
indikasi yang jelas.
3.PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA
Cairan intra vena diberikan pada tahap
awal untuk persiapan mengantisipasi
kalau kemudian penambahan cairan
dibutuhkan.
Pemberian cairan infus intravena
selanjutnyabaik jenis cairan, banyaknya
cairan yang diberikan, dan kecepatan
pemberian cairan harus sesuai dengan
diagnosis kasus.
4.PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
Pada kasus perdarahan yang banyak,
terlebih lagi apabila disertai syok,
transfusi darah sangat diperlukan untuk
menyelamatkan jiwa penderita.
Walaupun demikian, transfusi darah
bukan tanpa risiko dan bahkan dapat
berakibat kompliksai yang berbahaya
dan fatal.
Oleh karena itu, keputusan untuk
memberikan transfusi darah harus
dilakukan dengan sangat hati-hati.
5.PASANG KATETER KANDUNG
KEMIH
Kateter kandung kemih dipasang untuk mengukur
banyaknya urin yang keluar guna menulai fungsi
ginjal dan keseimbangan pemasukan
danpengeluaran cairan tubuh.
Lebih baik dipakai kateter foley. Jika kateterisasi
tidak mungkin dilakukan, urin ditampung dan
dicatat kemungkinan terdapat peningkatan
konsesntrasi urin ( urin berwarna gelap) atau
produksi urin berkurang sampai tidak ada urin
sama sekali.
Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4
jam atau 30 mL/ jam.
6.PEMBERIAN ANTIBIOTIKA
Antibiotika harus diberikan apabila
terdapat infeksi, misalnya pada
kasus sepsi, syok septik, cidera
intraabdominal, dan perforasi uterus.
7.OBAT PENGURANG RASA NYERI
Pada beberapa kasus kegawatdaruratan
obstetri, penderita dapat mengalami rasa
nyeri yang membutuhkan pengobatan segera.
Pemberian obat pengurang rasa nyeri jangan
sampai menyembunyikan gejala yang sangat
penting untuk menentukan diagnosis.
8.PENANGANAN MASALAH UTAMA
Penyebab utama kasus
kegawatdaruratan kasus harus
ditentukan diagnosisnya dan ditangani
sampai tuntas secepatnya setelah
kondisi pasien memungkinkan untuk
segera ditindak.
Kalau tidak, kondisi kegawatdaruratan
dapat timbul lagi dan bahkan mungkin
dalam kondisi yang lebih buruk.
9.RUJUKAN
Apabila fasilitas medik di tempat kasus
diterima tidak memadai untuk
menyelesaikan kasus dengan tindakan
klinik yang adekuat, maka kasus harus
dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang
lebih lengkap.
PENANGANAN
KEGAWATDARURATAN
MEDIK
Penanganan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal meliputi
intervensi yang spesifik untuk
menangani kasus kegawatan atau
komplikasi selama kehamilan,
persalinan, dan nifas, serta
kegawatan pada bayi baru lahir di
bawah 30 hari.
PENANGANAN AWAL
Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien
untuk mencegah aspirasi muntahan.
angan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah
aspirasi.
Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang
atau masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit .
Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung.
Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi
sesak atau mengalami edema paru maka kembalikan
tungkai pada posisi semula dan tinggikan tubuh atas
untuk mengurangi tekanan hidrostatik paru.
Terapi Definitif
Tentukan penyebab syok dan tentukan
tindakan segera untuk mengatasi hal
tersebut.
Perdarahan hipovolemik.
Infeksi septik ,Nyeri hebat
kardiogenik/vasovagal
Infus/restorasi cairan.
Oksigen
Antibiotika
Agen Vasoaktif.
Selalu periksa ketersediaan dan
kelengkapan obat-obatan
gawatdarurat
Gawatdarurat Obstetrik
Perdarahan obstetrik akut.
Syok (hemoragik, septik, reaksi
vasovagal, dll)
Serangan eklampsia.
Kesulitan bernafas.
Overdosis obat.
Reaksi anafilaktik.
Medikamentosa Gawat Darurat
Antibiotik
Ampisilin
Amoksilin
Benzatin penisilin
Benzil penisilin
Cefazolin
Ceftriakson
Kloksasilin
Eritromisin
Gentamisin
Metronidazol
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Steroid
Hidrokortison
Medikamentosa Gawatdarurat
Uterotonika
Oksitosin
Ergometrin
Metilergometrin
Misoprostol
Prostaglandin E2
15-metil prostaglandin F2
Anestetik
Ketamin
Lignokain 1% atau 2%
Dekstrosa 5%
Glukosa (10%, 50%)
Ringer Laktat (RL)
Peralatan dan Bahan Gawat
Darurat
Ambu bag (resusitator manual)
Sungkup muka
Silinder oksigen dengan flow-meter dan
katup aliran, kunci silinder, dan selang.
Mesin penghisap / suction (manual/elektrik)
dengan selang dan tabung.
Kateter hisap yang tidak fleksibel.
Kateter hisap yang fleksibel
Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)
Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)
DLL
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai