Anda di halaman 1dari 19

GENDER DAN POLITIK

Konsepsi Gender
Dibedakan pertama kali oleh sosiolog Inggris, Ann
Oakley, membedakan antara gender dan seks.

Seks berarti perbedaan atas dasar ciri-ciri biologis,


menyangkut prokreasi (menstruasi, hamil, melahirkan,
dan menyusui)

Gender berarti perbedaan simbolis atau sosial yang


berpangkal pada perbedaan seks tetapi tidak selalu
identik dengannya
Gender
Pembedaan peran, perilaku, perangai laki-laki
dan perempuan oleh budaya/masyarakat
melalui interpretasi terhadap perbedaan laki-laki
dan perempuan
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dlm
peran, fungsi, hak, tanggung jwb dan perilaku yg
dibentuk oleh tata nilai sosial,budaya dan adat
istiadat.
Gender tidak diperoleh sejak lahir tapi lebih
dibentuk dalam proses belajar (sosialisasi) pada
masa kanak-kanak yang terus dibawa sampai
dewasa
Prasangka
Prasangka=dasar pribadi, setiap orang
memilikinya, didahului oleh sikap

Kecenderungan untuk berespons, baik


secara positif maupun negatif, terhadap
orang, obyek, atau situasi (Morgan, 1996)
Perempuan ibarat barang apik tidak tersentuh,
rapuh, tidak boleh cacat, harus dirawat,
disediakan rumah beratap kaca yang
memberikan kehidupan tapi tidak kebebasan.
Langit-langit kaca.

Fenomena ketidakmampuan perempuan dalam


mencapai karir puncak

Ketidakmampuan menyebabkan posisi


perempuan sulit berhadapan dengan laki-laki
dalam organisasi

TEORI GLASS CEILING (1980)


Kesetaraan Gender
Persoalan pokok pembangunan yang
akan memperkuat kemampuan negara
untuk berkembang, mengurangi
kemiskinan, dan memerintah secara
efektif
Hak Asasi Perempuan
Berdasarkan akal sehat=pengakuan
perempuan adalah manusia, sewajarnya
memiliki hak asasi

Visi dan maksud transformasi relasi sosial


melalui perubahan relasi kekuasaan
berbasis gender
Gender dalam Konstitusi
Ratifikasi Perjanjian Hak Politik Perempuan
Ratifikasi Perjanjian Penghapusan Diskriminasi
thd Perempuan
UUD 1945=tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan (ps. 27)
UU 7/1984 ttg Konvensi Penghapusan Segala Permasalahan:
Bentuk Diskriminasi Wanita (CEDAW)
Diskriminasi
1966/1976: Kovenan Hak Sipil dan Politik dan
Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya ps. De jure dgn de
3 (belum diratifikasi)
facto berbeda
Deklarasi Wina, Pasal I/18 tahun 1993
Komnas Perempuan (Komisi Nasional Anti
Kekerasan thd Perempuan didirikan tahun 1998,
SK Presiden 181
Protocol CEDAW ditandatangani
UU 12/2003 ttg Pemilihan Umum
UU Pemilu dan Perempuan
Pasal 65 (1): setiap partai politik peserta
pemilu dapat mengajukan calon anggota
DPR, DPRD, Provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota utk setiap dapil dgn
memperhatikan keterwakilan perempuan
sekurang-kurangnya 30%
3 Isu Utama
Kekerasan dalam rumah tangga
Kewarganegaraan
Anak
Kasus Kekerasan dalam Rumah
Tangga

Penghormatan HAM
Pengkhianatan rasa keadilan
Permasalahan kesetaraan gender
Fenomena Gunung Es
Kasus-kasus berhasil ditangani atau
masuk proses hukum jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan fakta di lapangan
Piramida Partisipasi Politik
Pemain (Gladiators)
5-7% populasi termasuk gladiators yaitu
org yg sgt aktif dlm dunia politik
Pemain
(Gladiators)
Penonton (Spectators)
60% populasi aktif scr minimal termasuk
memakai hak pilihnya
Penonton
(Spectators)
Apatis (Apathetics)
33% populasi termasuk apathetics, yaitu
org yg tdk aktif sama sekali, termasuk
Apatis tdk memakai hak pilihnya
(apathetics)

Sumber: Milbrath and Goel (1998: 82)


Permasalahan Gender dalam
Negara-negara Berkembang
Budaya patriarki
Kesempatan meraih
pendidikan terbatas
dibandingkan laki-laki Pendapatan rendah
Tingkat melek huruf
Kesehatan buruk
lebih rendah
dibandingkan laki-laki Partisipasi politik
rendah
Budaya Patriarki
Oxford Advanced Learners Dictionary:
refers to society, a system or a country
that is ruled or controlled by men (2000:
110)
Masyarakat mengacu kepada, sistem atau
sebuah negara yang diperintah atau
dikendalikan oleh laki-laki
Pemberdayaan Politik
Perempuan
Era 70an, diawali gerakan perempuan Amerika
Latin, Perempuan memainkan peranan lebih
pada organisasi politik grass root mandiri

Lahir organisasi NSM New Social Movements)


fokus pada isu Gender, HAM, dan kemiskinan
Permasalahan Pengarusutamaan
Gender dalam Politik Pemerintahan
Strategi peningkatan kualitas kehidupan
perempuan
Sulitnya analisis gender dalam strategi
pembangunan
Sulitnya mengidentifikasi kebutuhan laki-laki dan
perempuan dalam politik
Kebijakan netral gender diberlakukan dalam
pemerintahan tidak mampu menghasilkan
keuntungan pembangunan bersama laki-laki
dan perempuan
Pendekatan Pembangunan Konvensional
vs. Etno-Development/Gender and
Development (GaD)

Pembangunan konvensional
menitikberatkan pada benda, sedangkan
etno-development/GaD pada manusia
Etno-Development/GaD
Masyarakat terbagi dlm kelompok2 kebudayaan
teritorial
Fokus pada kualitas hidup perseorangan
Penekanan kuat pada identitas etnis, partisipasi,
teriotiralitas, kemandirian, dan keseimbangan
ekologis
Semua aspek kehidupan perempuan dilihat
mulai dari kerja produktif, reproduktif, privat, dan
publik

Anda mungkin juga menyukai