Anda di halaman 1dari 54

Identifikasi positif dapat diperoleh dengan

berbagai cara :
Ketika jaringan lunak masih utuh, biasanya
melalui identifikasi visual atau sidik jari.
Setelah jaringan lunak telah mengalami
dekomposisi (membusuk), cara identifikasi
menjadi lebih rumit.
Perbandingan gigi adalah cara termudah, jika
catatan gigi antemortem tersedia untuk
perbandingan
2
1. Prosedur Pemeriksaan
Identifikasi Tubuh secara Visual
Foto
Radiogram
Odontogram
Cetakan Gigi
Reseksi Mandibula
Jenazah Membusuk
Foto
Radiogram
Odontogram
Cetakan Gigi
Reseksi dan Pengawetan Mandibula.
Kerangka
Foto.
Radiogram
Odontogram
Pengawetan Mandibula
3
2. Fotografi
Foto dokumentasi gigi dapat memberikan data obyektif
yang sering lebih dari pada yang.
Foto (dengan skala mendampingi) harus dilakukan
sebelum dan sesudah pembersihan sesuai.
Dianjurkan memakai penggaris ABFO
Foto harus diberi label dengan jelas (nomor kasus,
nama, dan tanggal.
Semua informasi foto yang relevan harus
didokumentasikan.

4
3. Reseksi Rahang
Pemotongan wajah dan / atau reseksi rahang mungkin
diperlukan untuk akses penuh terhadap struktur gigi,
dilakukan hanya dengan persetujuan koroner / pemeriksa
medis. Keterbatasan akses ke rongga mulut karena kaku
mayat mungkin memerlukan tindakan:
Sayatan otot mastikatori , dengan atau tanpa pemutusan
condyle.
Memutuskan kekakuan bilateral dengan menyayat daerah
retro molar.
Tunggu sampai kekakuan hilang.
Pembedahan infra-mandibular dengan atau tanpa reseksi
mandibular
5
Insisi bilateral dilakukan dari bawah dagu
menelusuri tepi bawah mandibula ke belakang
telinga.
Kulit dan jaringan di bawahnya diangkat ke arah
wajah sampai maksila dan mandibula terbuka.
foto
Geligi disikat sampai bersih dan dibuat 3 foto :
anterior, oklusal rahang atas dan oklusal
rahang bawah.
Foto-foto tersebut diberi label sesuai label
jenazah.
Dianjurkan setiap foto dilengkapi
penggaris ABFO
radiologi

Di bagian radiologi
dibuat radiograf 6 regio,
meliputi geligi maksila
dan mandibular
anterior dan posterior
menggunakan 6 flm
periapikal
Radiograf tersebut
diberi label sesuai label
jenazah.
Dokter gigi harus menyadari sistem penomoran gigi FDI
.
Sistem ini digunakan di seluruh negara maju.
Kuadran diberi nomor 1-4.
Di bagian kanan atas adalah kuadran 1, kiri atas 2,
bawah kiri 3, dan kanan bawah 4.
Gigi diberi nomor dari midline ke belakang. Incisors
pertama adalah # 1, canines # 3 dan molars ketiga # 8.
Gigi yang diwakili oleh kode dua digit dengan digit
pertama untuk kode kuadran dan kedua gigi. Dengan
demikian molar pertama kiri atas adalah # 26 (harus
dibaca sebagai "dua enam")

14
Cetakan harus dipertimbangkan apakah bitemarks, rugae atau
bukti lainnya menjamin prosedur.
Bahan dan peralatan
Sendok cetak plastik atau logam yang dapat dimodifikasi agar
sesuai dengan mulut.
Bahan cetak alginate atau lainnya yang disetujui PDGI sebagai
bahan cetak gigi.
Stone (bukan gips) untuk cor.
Persiapan Model
Cetakan rahang (atas dan bawah) diambil secara konvensional.
Model harus dipangkas dengan tepat dan diberi label dengan
nomor kasus dan tanggal.

15
16
17
18
19
Gigi
Ada tidaknya.
Erupsi/belum/impaksi.
Ompong (kongenital, antemortem, postmortem)
Jenis gigi (Permanen, susu, supernumerary)
Posisi (Malposisi, atau kelainan oklusi)
Morfologi mahkota (ukuran dan bentuk, ketebalan enamel,
lokasi titik kontak, cemento-enamel junction, variasi ras:
shovel-shaped incisors, Carabelli cusp, dsb)
Patologi (Karies, atrisi, abrasi, erosi, atau variasi-variasi atipik)
Akar (Bentuk, ukuran, jumlah, divergensi, patologi)
Restorasi (metal/non metal, protesa: cekat/lepasan)

20
Periodontium
Gusi: Morfologi/Patologi
Kontur: gingival recession, enlargements, interproximal craters.
Warna: pigmentasi fisiologis/patologis
Status oral hygiene: stains, calculus.
Ligamen: morfologi/patologi, ketebalan

21
Tulang Alveolar
Tinggi, kontur, densitas puncak tulang alveolar
Tebal alveolar inter-radikular
Exostoses, tori.
Pola lamina dura (hilang/menebal).
Alveolar di sekitar periodontal
Trabekula: osteoporosis, radio-densities.
Fragmentasi: sisa akar, restorasi metal

22
Maksila dan Mandibula
Sinus maksilaris: ukuran, bentuk, kista.
Spina nasalis, sutura palatal: ukuran, bentuk, kista.
Pterygoid hamulus: ukuran, bentuk, fraktur
Mandibular canal/mental foramen: diameter, anomali
Kondilus: ukuran, bentuk, fraktur
TMJ: ukuran, bentuk, hipertrofi/atrofi, ankilosis, fraktur
Lesi-lesi lain: tumbuh kembang, neoplastik, metabolik, bedah .

23
Penggunaan geligi dan jaringan sekitarnya
memungkinkan untuk identifikasi:
seks
usia
ras

2 metode:
Kualitatif (berdasarkan pola visual, indeks)
Kuantitatif (berdasarkan pengukuran metrik,
odontometri dan sefalometri, persamaan dll)
24
Setelah ditetapkan bahwa sisa tubuh yang
ditemukan adalah manusia, biasanya
pertanyaan selanjutnya adalah jenis kelamin

Kerangka yang paling dapat diandalkan untuk


penentuan seks adalah tulang panggul

Kedua terbaik untuk penentuan seks adalah


tengkorak
25
FRONTAL BONE
BROW RIDGES (SMOOTH-MORE VERTICAL)

MASTOID PROCESSES MASTOID PROCESSES


(LARGER) (SMALL)
26
27
Vertex

Glabela
Nasion Supraorbital

Zygion
Rhinion Orbital

Alare
Subnasale

Gnathion
Glabella Opisthocranion

29
Euryon Euryon

30
Zygion Zygion

31
1.236 (G-Op) 1.0 (Eu-Eu)+3.291 (Zy-Zy) + 1.528 (Po-Ms)
= ? (mm)

85.5% confidence of accuracy


Source: modified from Giles (1970)
32
Jika individu berusia relatif muda, tahap formasi dan
erupsi merupakan petunjuk yang paling akurat dalam
identifikasi usia.

Penentuan usia melalui tahapan erupsi akurat sampai


sekitar usia15 tahun.

Kecuali erupsi M3 karena saat erupsinya sangat


variatif atau kadang-kadang impaksi

33
Dalam konteks forensik, ada 3 metode untuk
menetapkan usia individu di bawah 15 tahun:
Ubelaker (1978), Demirjian dkk (1973), and
Mincer dkk (1993)
Di atas 17 tahun metode kualitatif untuk estimasi
usia menggunakan pola atrisi, salah satunya yang
dikembangkan oleh Brothwell (1981)
Metode kuantitatif dikembangkan oleh:
Gustafson (1947), Lamendin dkk (1992)
34
A classification
system which uses
dental development
and eruption.
Based on Native
American individuals.
Contains composite
visual images of
dental development
stages keyed to
chronological age. 35
A classification
system which uses
dental development.
Based on a sample of
French-Canadian
subadults.
An eight stage
method based on the
seven left permanent
mandibular teeth.
36
A classification system
which uses third molar
mineralisation.
Modification of the
Demirjian et al. (1973)
dental development
method.
Most accurate for
individuals older than
15.0 years of age.
37
Atrisi merupakan indikator untuk menentukan
usia individu saat kematian.
Banyak metode telah dikembangkan untuk
menentukan umur menggunakan pola atrisi

38
17 25 25 35 35 45 > 45
6 7 8 6 7 8 6 7 8 6 7 8

More advanced
wear

Brothwell, DR (1981) Digging Up Bones 3rd British Museum and Oxford University Press

39
Gigi anterior
dibelah dua dan
dibuat preparat
(tebal 250-350 m)
Gustafson (1947)
Estimate the following A = attrition
characteristics from 0 3. P = periodontal attachment
Half point increments are
allowed. Total the number S = secondary dentin
of points and projects C = cementum apposition
upward on graph to line. R = root resorption
Then project horizontally to
estimated age. T = translucency
41
Gustafson (1947)
A=0 A=1 A=2 A=3

S=0 S=1 S=2 S=3


P=0 P=1
P=2 P=3
T=3
T=2
T=1 R=3
T=0 R=1 R=2
R=0
C=0 C=1 C=3
C=2

42
Gustafson (1947)
60 A=2
55

50 S=2
45
P=1
40
A+S+P+T+R+C = 7
AGE

35

30 T=2
25
R=0
20
C=0
15

10
0 2 4 6 8 10 SCORE 43
Lamendin dkk. (1992)

A = 0.18 x P + 0.42 x T + 25.53


Where:
A = Age in years
P = Periodontosis height x 100/root height
T = Transparency height x 100/root height
44
25 Lamendin dkk. (1992)
40

3 AGE = 0.18 x P + 0.42 x T + 25.53


= 1.35+ 26.25+ 25.53

= 53.13 10
45
SAGITAL

Closure begin

Closure completed
CORONAL

46
SUTURE
Sagittal Coronal Lambdoid
Closure begins
(year) 22 24 26
Closure completed
(year) 35 42 47

47
Penentuan ras melalui idetifikasi kerangka
tidak begitu mudah.
Riset-riset terhadap pengukuran spesifik
tengkorak dan beberapa tulang panjang terus
dikembangkan
Sampai saat ini masih belum kuat
Umumnya, dari tengkorak wajah, forensik gigi
dapat membedakan ras dalam tiga kelompok
utama: Caucasoid, Mongoloid dan Negroid.
48
49
50
51
SHOVELD INCISORS
PARABOLIC HORSESHOE

52
53
Methods of age, sex, and race determination are
less reliable when the subjects to which they are
applied are not members of the population upon
which the statistics are based (Franklin, 2005).
To date, population-specific standards to
determine the chronological age of a subadult
subsequent to death have not been available in
Indonesia.
Therefore it is important that forensic scientists
establish a dentocraniofacial database of
Indonesian individuals.

54

Anda mungkin juga menyukai