Anda di halaman 1dari 2

Introduction

Kata florid diperkenalkan untuk mendeskripsikan penyebaran penyakit yang luas pada rahang. Hal ini
dideskripsikan oleh melrose et al pertama kali pada tahun 1976. Ini merupakan benign, fibro-
osseous dan lesi multifocal dysplastic pada rahang yang termasuk jaringan konektive cellular fibrous
dengan jaringan seperti tulang dan jaringan seperti cementum. Hal ini sebelumnya di sebut sebagai
gigatiform cementoma, multiple cement-ossifying fibroma, masa sclerotic cemental pada rahang.
Hal ini memiliki etiologi yang tidak diketahui. Biasanya terjadi pada wanita usia paruh baya berkulit
hitam. Secara klinis, lesinya terkadang asimptomatis dan dapat hadir sebagai temuan radiografis
secara kebetulan. Secara radiografi, florid cemento-osseous dysplasia (FCOD) tampak padat, masa
lobulated, dikelilingi oleh tepi radiolusen terlihat pada semua radiografi konvensional tapi untuk
membedakannya dengan lesi lain seperti paget’s disease, fibrous dysplasia, dan chronic diffuse
sclerosing osteomyelities yang memiliki ciri yang mirip dengan FCOD, dapat digunakan CBCT untuk
mengevaluasi lesi karena CBCT memiliki kemampuan memperlihatkan gambar secara axial, sagital
dan coronal. Seringkali juga terlihat alveolar bone.

Penelitian ini melaporkan dua kasus dari 45 dan 59 tahun perempuan yang memiliki ciri classic
radiografi pada mandibula posterior secara billateral.

Case Report :

Kasus 1

Seorang pasien wanita berusia 45 tahun datang ke departemen oral diagnosis and radiology dengan
keluhan sakit pada rahang bawah kanan yang telah dialaminya selama 1 bulan. Pada pemeriksaan
ektraoral tidak didapatkan kelainan dan juga tidak terdapat riwayat penyakit sistemik. Pada
pemeriksaan intraoral gigi 36 dan 37 mengalami karies dan terasa lunak pada saat dipalpasi. Pada
gusi dan juga mukosa sekitar yang mengelilinginya normal , tidak ditemukan tanda tanda inflamasi
maupun supurasi.

Hasil radiografi intraoral periapikal pada gigi 36 dan 37 menunjukan adanya masa sklerotik dengan
bentuk well-defined irregular pada bagian luar dari akar 36 dan 37. Untuk mengevaluasi perluasan
dan tempat dari masa sklerotik, dilakukanlah orthopantomograpgh (OPG). Hasil OPG
memperlihatkan adanya bentuk well-defined multiple , lobulated radio-opacities yang dikelilingi oleh
tepi yang radiolusen secara bilateral pada mandibula regio posterior yang mirip dengan tampilan
seperti kapas. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut dan juga mengetahui relasi dari masa
sklerotik yang mengelilingi area tersebut, maka dilakukanlah pengambilan secara 3 dimensi dengan
CBCT. Pada gambar cross -section CBCT, terlihat adanya tepi radiolusen yang jelas dan tipis yang
mengelilingi masa radioopak multiple sklerotik. Dan pada bagian axial menunjukkan adanya
perluasan pada bukal dan lingual kortikal plate secara bilateral. Gigi 36 dan 37 telah dirawat secara
endodontik.

Case II

Seorang pasien wanita berusia 59 tahun datang dengan keluhan nyeri pada bagian rahang atas kiri
dan rahang bawah kiri . sakitnya sudah dialami selama 15 hari. Pada pemeriksaan secara umum,
tidak ditemukan abnormalitas dan juga tidak terdapat riwayat penyakit sistemik. Pada pemeriksaan
intraoral, terdapat atrisi general pada gigi, gigi 37 lunak saat dilakukan perkusi.
Hasil radiografi intraoral periapikal pada gigi 36 dan 37 memperlihatkan adanya kehilangan enamel
dan dentin pada gigi 37. Regio periapikal menunjukan adanya massa sklerotik padat radio-opaque
pada regio 36 37 dan 38. Dari pemeriksaan OPG didaptkan adanya multiple, well defined , bentuk
irregular radio-opacities secara bilateral pada bagian mandibulla posterior. Massa yang radio-opaque
dikelilingi oleh tepi yang tipis tradiolusen pada regio yang sama. Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan
dengan pengambilan gambar CBCT. Pada gambar cross-sectional terlihat adanya massa sklerotik
yang dikelilingi dengan tepi radiolusen yang tipid dan pada bagian gambar axial terlihat adanya
perluasan bukal. Serta gigi 37 telah dirawat secara endodontik. Serum alkaline phosphatase, calcium
dan phosphorus telah hilang dan ditemukan dalam batas normal pada kedua pasien.

Tidak dilakukan pemeriksaan secara biopsi pada kedua pasien tersebut. Diagnosis dilakukan
berdasarkan karakteristik dasar dari radiografi. Pasien dilakukan followed up selama 6 bulan. Kedua
pasien asimptomatik

Disscussion :

FCOD merupakan sepaket dari radiolucent-radiopaque periapikal dan

Coclusion :

Secara normal, pendiagnosaan cemento-osseous dysplasia pada rahang dibuat berdasarkan temuan
klinis, ciri radiografi dan histology. Namun, FCOD merupakan konsis dimana diagnosis tergantung
pada radiology dan temuan klinis. Kondisi ini asimptomatik dan tidak membutuhkan treatmen, tetapi
membutuhkan follow-up regular.

Anda mungkin juga menyukai