Anda di halaman 1dari 28

BAHAYA PENGGUNAAN STYROFOAM

SEBAGAI KEMASAN MAKANAN

Disusun oleh :
Ressa Muhripa N 140310140021
Iip Hanifah 140310140023
Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 1
Outline
Pendahuluan
Styrofoam
Polistirena
Pembuatan polistirena foam
Karakterisasi polistirena foam
Dampak negatif polistirena foam
kesimpulan

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 2


PENDAHULUAN

Rumusan
Masalah

Latar
Belakang

Tujuan

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 3


Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 4
STYROFOAM

Styrofoam atau polistirena foam merupakan salah satu jenis


polistirena. Polistirena merupakan salah satu polimer yang
ditemukan pada tahun 1930 yang terbentuk melalui proses
polimerisasi adisi dengan cara suspensi. Stirena dapat diperoleh
dari sumber alam yaitu petroleum. Stirena merupakan cairan
yang tidak berwarna menyerupai minyak dengan bau seperti
benzena dan memiliki rumus kimia C6H5CH=CH2 atau ditulis
sebagai C8H8. Gambar 1. styrofoam

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 5


Penggunaan Polistirena Foam

Kegunaan polistirena banyak sekali, diantaranya


digunakan sebagai bahan optik, pembungkus alat-alat
elektronik, dan obat-obatan, dan juga dalam otomotif.
Untuk lebih jelasnya penggunaan polistirena dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram penggunaan polistirena foam

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 6


POLISTIRENA

Polistirena merupakan polimer yang mempunyai sifat


transparan, kaku dan getas dan memiliki kestabilan
dimensional yang baik sehingga polistirena sangat sulit
mengalami perubahan bentuk. Disamping itu juga
polistirena memiliki absorpsi yang sangat rendah
terhadap uap air, asam, basa, alkohol dan detergen.
Polistirena yang bebas dari aditif bersifat non-toksis serta
tidak menunjang terjadinya pertumbuhan jamur dan Gambar 3. Struktur Polistirena
bakteri.

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 7


Sifat Polisitrena Keunggulan Polistirena Kelemahan Polisitrena
Sifat dari suatu polimer memiliki temperatur transisi larut dalam pelarut hidrokarbon
ditentukan oleh struktur polimer gelas berkisar 100 oC dan titik baik alifatik maupun aromatik,
dan susunan rantainya. Jika lelehnya 230 240 oC. sehingga polistirena harus
struktur rantai polimer tersusun Polistirena tahan terhadap dihindarkan dari beberapa bahan
secara acak, maka polimer cahaya, akan tetapi bersifat makanan seperti mentega dan
tersebut digolongkan sebagai 9 rapuh bila diradiasi dengan minyak kelapa yang berperan
polimer ataktik, dan polimer sinar UV setelah 350 jam. sebagai pelarut organik karena
ataktik biasanya dibuat dengan polistirena merupakan polimer
metode polimerisasi radikal Walaupun terjadi pemutusan yang bersifat non polar, dan
rantai makromolekul akibat
bebas. Jika polistirena disintesis pelarut yang terklorinasi juga
menggunakan katalis Ziegler- radiasi sinar UV, akan tetapi akan dapat merusak permukaan
distribusi berat molekulnya tidak
Natta maka dihasilkan berubah. polistirena
polistirena yang bersifat
isotaktik. Pada umumnya
polistirena yang dihasilkan
bersifat amorf dan semikristalin

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 8


Proses Pembentukan
Polistirena Foam

Polimerisasi Benzoil
Stirena
Stirena Peroksida

Sintesis Tahap Tahap Tahap


Polistirena inisiasi Propagasi Terminasi

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 9


Polimerisasi Stirena

Stirena Benzoil Peroksida


Proses pembuatan stirena dari etilbenzena Benzoil peroksida memiliki 2 gugus benzoil yang dapat
dilakukan melalui proses dehidrogenasi mengalami homolisis secara termal membentuk radikal-radikal
etilbenzena dengan menggunakan katalis Fe2O3. benzoiloksi. Benzoil peroksida mempunyai sifat yang tidak
Dengan reaksi sebagai berikut : stabil terhadap panas dan cepat terurai menjadi radikal-radikal.
Benzoil peroksida merupakan sumber radikal yang kuat,
mengandung lebih dari 4,9 % oksigen aktif.

Struktur Benzoil Peroksida


Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 10
Sintesis Polistirena

Polistirena dapat dibuat dengan cara polimerisasi larutan, emulsi, suspensi dan polimerisasi ruah.
Polistirena dengan sturktur ataktik dapat dibuat dengan polimerisasi radikal bebas menggunakan
inisiator senyawa peroksida seperti benzoil peroksida (BPO). Polimerisasi dengan menggunakan
katalis Ziegler-Natta akan menghasilkan polistirena dengan struktur isotaktik. Mekanisme reaksi
pembentukan polistirena dengan inisiator BPO adalah sebagai berikut :
1. Tahap inisiasi
2. Tahap propagasi
3. Tahap terminasi

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 11


Tahap Inisiasi

Tahap ini melibatkan adanya pembentukan radikal bebas. Dekomposisi secara termal senyawa
peroksida dapat menghasilkan radikal bebas, yakni radikal benzoiloksi seperti reaksi berikut :

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 12


Tahap Propagasi
Setelah radikal bebas terbentuk (R*) maka
Proses Pembentukan polstirena tahap 1
akan bereaksi dengan monomer
menghasilkan spesi pusat aktif. Selanjutnya
penambahan monomer (M) akan terjadi pada
spesi pusat aktif secara bertahap. Bila proses
dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer Proses Pembentukan polstirena tahap 2
yang besar, dimana ikatan rangkap C= C
dalam monomer etilena akan berubah menjadi
ikatan tunggal C C .

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 13


Tahap Propagasi

Proses Pembentukan polstirena tahap 3 Proses Pembentukan polstirena tahap 4

Proses Pembentukan polstirena tahap 5 Proses Pembentukan polstirena tahap 6

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 14


Tahap Terminasi
Tahap ini dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal
mula-mula yang terbentuk dari inisiator sehingga perpanjangan rantai akan terhenti karena spesi pusat
aktif akan habis bereaksi.

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 15


Karakterisasi
Polistirena Foam

Pada karakterisasi polistirena foam ini ada beberapa tahap untuk mengkarakterisasi polistirena foam
yaitu diantaranya :
1. Menentukan massa molekul relatif dengan viskometer ostwald
2. Analisis gugus fungsi dengan FTIR
3. Analisis termal dengan TGA/DTA
4. Difraksi sinar X
5. Analisis mekanik (uji tarik)

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 16


Menetukan Massa Molekul Relatif dengan
Viskometer Ostwald
Massa molekul relatif ditentukan dengan
viskosmeter Ostwald. Pertama-tama dibuat larutan Tabel 1. Massa molekul relatif polistirena hasil sintesis pada berbagai
kondisi
induk polistirena yakni 1 gram polistirena dilarutkan
dalam 100 ml toluen, dari larutan induk polistirena
diencerkan sehingga didapatkan 4 larutan polistirena
lainnya dengan masing-masing konsentrasi 0,0075
gr/ml; 0,0050 gr/ml; 0,00375 gr/ml; 0,0025 gr/ml.
Kemudian masing-masing larutan diukur waktu
alirnya dengan viskosmeter Ostwald pada suhu
kamar dengan pengukuran diulang sampai 15 kali.
Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 17
Analisis Gugus Fungsi FTIR

Tabel 2. Daerah serapan infra merah beberapa


gugus fungsi

Gambar 3. Spektrum infra merah polistirena hasil sintesis

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 18


Berdasarkan analisis spektra FTIR di atas, ternyata spektra FTIR polistirena hasil sintesis sesuai atau hampir mirip
dengan spektra FTIR untuk polistirena standar 33 dan hal ini menunjukkan bahwa polimerisasi stirena dengan
BPO pada berbagai waktu dan DPn telah diperoleh polistirena seperti yang diharapkan.

Gambar 4. Spektrum polistirena


Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 19
Analisis Termal dengan TG/DTA dan kristalinitas
dengan XRD
Dari hasil analisis sifat termal dengan menggunakan alat DTA/TGA menunjukkan bahwa polistirena yang
disintesis pada 5 jam dan 20 jam serta polistirena yang disintesis dengan DPn 100 dan DPn 500 memperlihatkan
spektrogram DTA/TGA tidak terlalu banyak berbeda. Termogram TGA dari ketiga jenis polistirena hasil sintesis,
terdekomposisi pada suhu 308,15427,1oC. Termogram DTA polistirena hasil sintesis dengan waktu polimerisasi
5 jam dan DPn 500 (a) teramati suhu transisi gelas 105oC dan titik leleh 221oC. Sedangkan pada termogram DTA
untuk polistirena lainnya (b) dan (c) tidak teramati adanya suhu transisi gelas dan suhu pelelehan. Pada
polistirena dengan polimerisasi 20 jam DPn 100 terlihat adanya belokan yang tidak terlalu tajam pada suhu 98oC
dan 161oC yang menunjukkan adanya perubahan konfigurasi struktur polistirena yang disertai dengan
pemutusan ikatan polistirena akibat pemanasan.

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 20


Analisis Termal dengan TG/DTA dan kristalinitas
dengan XRD

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 21


Tabel 3 . Derajat kristalinitas polistirena hasil
sintesis

Gambar 5. Difraktogram sinar X polisitrena hasil sintesis

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 22


Analisis Mekanik (Uji Tarik)
Tahap persiapan dari pengujian sifat mekanik adalah penyiapan sampel, dimana sampel dibuat dalam
bentuk film atau lempengan yang homogen dengan ketebalan yang sama untuk suatu spesimen uji yang
disebut dengan dumbell. Ukuran dan bentuk dari dumbell dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 6. Spesimen uji tarik

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 23


Analisis sifat mekanik bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik, perpanjangan (elongasi) dan
modulus elastisitas suatu material, dan dalam percobaan ini hasil pengukuran dapat dilihat pada
tabel 4 berikut :

Tabel 4. Sifat mekanik dari polisitirena hasil sintesis pada berbagai kondisi

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 24


Dampak Negatif Penggunaan
Polistirena Foam

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 25


Kesimpulan

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 26


DAFTAR PUSTAKA

Melati, Rina. 2008. Sintesis dan Karakterisasi Polisitrena dengan Benzoil Peroksida Sebagai
Inisiator. Program pasca sarja Kimia : Intitut Teknologi Bandung.

Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 27


Bahaya penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan 11/10/2017 28

Anda mungkin juga menyukai