SIKLUS KAS
NAMAKELOMPOK :
1 . V I N D H I M O N E TA T. 155020301111056
2. VERONICA Y 155020301111062
3. SUCI RAHMASARI 155020301111066
PENDAHULUAN
Saldo kas dihasilkan oleh pengaruh kumulatif dari siklus belanja, investasi, dan jasa personalia. Entitas
harus mengeluarkan kasnya untuk memperoleh berbagai sumber daya yang diperlukan oleh entitas tersebut
(siklus belanja).
Saldo kas meliputi saldo di tangan atau yang disimpan dalam entitas, kas di bank, dan dana tertentu yang
disisihkan (seperti dana kas kecil).
TUJUAN AUDIT SALDO KAS
Pernyataan keberadaan dan
Saldo kas yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca.
keterjadian
Saldo kas yang tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi.
Pernyataan kelengkapan Transfer kas antar bank pada akhir tahun telah dicatat pada periode yang tepat.
Pemda mempunyai hak legal atas seluruh saldo kas yang yang disajikan
Pernyataan hak dan kewajiban
pada tanggal neraca.
Pernyataan penilaian dan Saldo kas yang tercatat dapat direalisasi sesuai dengan jumlah yang
pengalokasian dinyatakan dalam neraca dan dengan skedul pendukung.
Saldo kas yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca.
Pernyataan pelaporan dan Identifikasi dan pengungkapan yang tepat serta memadai telah dilakukan sehubungan
dengan adanya pembatasan terhadap penggunaan kas tertentu.
pengungkapan
PROSES PEMERIKSAAN
Lakukan Pengamatan terhadap pemisahaan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi
pencatatan kas
Lakukan pengamatan terhadap fasilita pengamanan yang melindungi pemegang kas dari
kemungkinan pencurian dan perampokan terhadap kas yang disimpannya.
Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar. Bukti kas keluar diperiksa
untuk melihat
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS
Membandingkan Penyajian Laporan Keuanagn dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa kas di bank telah diidentifikasikan dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca
sebagai aktiva lancar.
PENGUJIAN UNTUK MENDETEKSI LAPPING
Lakukan perhitungan ulang atas penjumlahan secara vertikal terhadap seluruh Ayat Pendapatan
dan Pasal Belanja pada masing-masing Pos Pendapatan dan Pos Belanja Rutin serta masing-
masing Sektor, Subsektor/program, dan Proyek/Pasal pada Belanja Pembangunan baik yang
berkaitan dengan anggaran maupun realisasi.
Lakukan perhitungan ulang atas perbedaan atau selisih antara Anggaran dan Realisasi, baik untuk
masing-masing Bagian Anggaran, Pos, maupun Ayat dan Pasal.
UANG PERSEDIAAN
Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu)
penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas
Untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme
pembayaran LS
Saldo kas tunai BP/BPP pada akhir hari kerja paling banyak Rp.50.000.000,-
1. Belanja Barang
2. Belanja Modal
3. Belanja Lain-lain.
UANG PERSEDIAAN
Pengajuan SPM GUP (Penggantian UP) dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50%
(lima puluh persen).
Dalam hal 2 (dua) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala
KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA,
Dalam hal setelah 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud, belum
dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 25% (dua puluh lima persen).
PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN
Uang persediaan diberikan kepada bendahara berdasarkan SPM-UP yang diajukan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang dibebankan pada akun pengeluaran transito
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP
sampai dengan Rp900.000.000;
Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP di atas
Rp900.000.000 sampai dengan Rp2.400.000.000;
Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP di atas
Rp2.400.000.000 sampai dengan Rp6.000.000.000 ;
Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP di atas
Rp6.000.000.000 .
PENGGANTIAN UP (REVOLVING)
Bendahara Pengeluaran dapat melakukan penggantian (revolving) UP yang telah digunakan sepanjang
dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA.
Penggantian UP dapat dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh
persen).
Penyampaian pertanggungjawaban Penggantian UP dari Satuan Kerja K/L kepada KPPN selaku
Kuasa BUN daerah, dilaksanakan setelah dana UP Normal atau Perubahan UP sudah diserap minimal
sebesar 50 %.
Permintaan Pembayaran GUP harus diajukan kepada penerbit SPM untuk dibuat SPM-GUP kepada
KPPN secara periodik.
PERSYARATAN UNTUK PENGAJUAN UP TAHUN 2017
Surat Pernyataan terkait e-rekon (S-63/PB/2017 tanggal 4 Januari 2017 Hal Pencairan Dana
Uang Persediaan Tahun 2017) *Poin ke-3 ini yang baru