BAB 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
BAB 3 Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari bab ini, kamu
diharapkan mampu:
mengidentifikasi konflik antara
Indonesia dan Belanda;
mendeskripsikan diplomasi
Indonesia di dunia internasional;
mendeskripsikan perjuangan
rakyat dan pemerintah di berbagai
daerah;
mengidentifikasi faktor-faktor
yang memaksa Belanda keluar dari
Indonesia.
PETA KONSEP
ALASAN KONFLIK ANTARA
INDONESIA DAN BELANDA
Pelaksanaan perebutan kekuasaan tetap berlangsung ketika
Pasukan Sekutu datang dengan nama AFNEI (Allied Forces
Netherlands East Indies).
Awalnya, pasukan Sekutu disambut dengan sikap netral oleh
pihak Indonesia.
Akan tetapi, karena pasukan Sekutu membawa orang-orang
NICA (Netherlands Indies Civil Administration), bangsa
Indonesia mencurigai bahkan memusuhi pasukan ini.
Sikap ini timbul karena orang NICA terang-terangan hendak
menegakkan kembali kekuasaan Hindia Belanda.
Mereka juga berusaha memancing kerusuhan dengan
mengadakan provokasi-provokasi bersenjata di Jakarta,
Bandung dan kota-kota lain.
Teror yang ditimbulkan oleh pihak NICA menimbulkan
ketidaknyamanan dan ketidaktertiban.
Akibatnya timbul konflik antara Belanda dan Indonesia.
PERAN DUNIA INTERNASIONAL DALAM
KONFLIK INDONESIA DAN BELANDA
Diplomat Inggris, Sir Archibald Clark Kerr mengundang pihak
Indonesia dan Belanda untuk berunding di Hooge Veluwe,
Belanda. Akan tetapi, perundingan ini mengalami jalan buntu.
Perundingan selanjutnya diselenggarakan di Linggarjati (ada
yang menyebut Linggarjati). Perundingan ini gagal setelah
Belanda melakukan Agresi Militer I.
Dewan Keamanan PBB kemudian membentuk Komisi Jasa Baik
yang dikenal dengan nama Komisi Tiga Negara (KTN).
Berkat usaha KTN, pemerintah RI dan Belanda mengadakan
Perundingan Renville. Perundingan gagal setelah Belanda
melancarkan Agresi Militer II.
Dewan Keamanan PBB kemudian memerintahkan Indonesia
dan Belanda, pada 14 April 1949 diadakan Perundingan Roem-
Roijen.
Selanjutnya dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) di
Den Haag, di mana Belanda menyerahkan kedaulatan atas
Hindia Belanda kepada RIS sebagai negara merdeka dan
berdaulat secara penuh dan tanpa syarat.
PENGARUH KONFLIK INDONESIA DAN
BELANDA TERHADAP REPUBLIK INDONESIA