Anda di halaman 1dari 53

DEFINISI SURFAKTAN

Senyawa organik yang dalam


molekulnya memiliki sedikitnya satu
SURFAKTAN gugus hidrofilik dan satu gugus
hidrofobik.

Surfaktan adalah molekul-molekul yang dapat


teradsorpsi pada antar muka, misal: padat/cair
(froth flotation), cair/gas (foam), cair/cair(emulsi).
Secara signifikan mengubah energi bebas antar
muka (kerja yang dibutuhkan untuk memperluas
area antar muka)
Energi bebas antar muka diminimalkan dengan
mengurangi area antar muka

Antarmuka adalah bagian dimana dua fasa saling bertemu/kontak


Permukaan yaitu antarmuka dimana satu fasa kontak dengan
gas, biasanya udara.
Mc. Bain membuktikan bahwa larutan zar aktif permukaan merupakan
larutan koloid. Molekul-molekulnya terdiri atas gugus hidrofil (suka air)
dan gugus hidrofob (tidak suka air).
Tegangan di
permukaan
air

molekul zat terlarut


air di dalam bejana Nilai tegangan permukaan air = 72
dyne/cm
Gaya per satuan panjang
yang harus diberikan sejajar
pada permukaan untuk
mengimbangi tarikan ke
dalam

Gaya dalam dyne pada


permukaan sepanjang
1 cm = dyne/cm
Molekul Surfaktan

Ekor : Hidrofobik (grup nonpolar) Kepala : Hidrofilik (grup polar)

- Bersifat larut dalam - Bersifat larut dalam media


media air air
- Bersifat larut dalam media - Bersifat larut dalam media
hidrokarbon hidrokarbon
Struktur molekul surfaktan dalam suatu sistem emulsi

COO-
COO- COO-

Hidrofilik -OOC
Hidrofilik
COO-

-OOC
COO-

-OOC
Hidrofobik
COO-

-OOC
COO-

COO-
COO-

COO- COO-

Hidrofilik
Gugus Hidrofilik :

(1) Bermuatan negatif ==> surfaktan anionik.


(2) Bermuatan positif ==> surfaktan kationik.
(3) Bermuatan positif dan negatif ==> surfaktan amfoterik (ampholyte,
zwitterion)
(4) Tidak bermuatan ==> surfaktan nonionik.
Beberapa Gugus Hidrofilik pada Surfaktan Komersial

Gugus Hidrofilik Struktur Kimia


Anionik :
- Sulfate - OSO2O-
- Sulfonate - SO2O-
- Phosphated ethoxylate - [(OC2H4)x]2 P(O)O-
- [(OC2H4)x] P(O)(O-)2
- Karboksilat - COO-
Kationik :
Ammonium, primer - NH3+
Ammonium, sekunder l
- NH2+
Ammonium, tersier l
- NH+
Ammonium, kuartener l
- N+-
l
Gugus Hidrofilik Struktur Kimia
Nonionik :
- Polyoxyethylene (ethoxylate) - (OCH2CH2)xOH
- Monogliserida - OCH2CHOHCH2OH
- Digliserida - OCH2CH(O-)CH2OH
- OCH2CHOHCH2O-
- Monoetanolamida - NHCH2CH2OH
- Dietanolamida - N(CH2CH2OH)2
Amfoterik :
- Aminocarboxylate l
-+NH2(CH2)xCOO-, -N+H(CH2)xCOO-
- Betaine l
-N+(CH2)xCOO-
l
- Sulfobetaine l
-N+(CH2)xCH2SO3-
l
- Amine oxide l
-N+-O-
l
Gugus Hidrofobik

(1) Hidrokarbon
Dapat berupa rantai alkyl lurus, becabang, jenuh, tidak jenuh, sebagian
siklik ataupun aromatik.
(2) Perfluorohidrokarbon
Dapat berupa rantai lurus atau bercabang, perfluoronated sempurna
atau diikat pada hidrokarbon
(3) Siloxane
Seringkali diikatkan ke gugus hidrofilik melalui perantara rantai alkyl
pendek.
(4) Polyoxypropylene atau polyoxybutylene
Beberapa Gugus Hidrofobik pada Surfaktan Komersial

Gugus Hidrofobik Struktur Kimia


Linear, saturated alkyl (n-dodecyl) CH3(CH2)10CH2-
Branched, saturated alkyl (2-ethylhexyl) CH3(CH2)3CHCH2-
l
CH2CH3
Linear, unsaturated alkyl (oleyl) cis-CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CH2-
Alkylbenzene (linear dodecylbenzene) CH3(CH2)11C6H4-
Alkyldiphenyl ether C6H5OC6H4(R)-
Polyoxypropylene -[OCH(CH3)CH2]x-
Polyoxybutylene -[OCH(C2H5)CH2]x-
Polysiloxane (CH3)3Si[OSi(CH3)]xOSi(CH3)3
l
Perfluoroalkyl CF3(CF2)xCF2-
Lignin Complex polymeric phenol
Kelompok Surfaktan

Anionik Nonionik Kationik Amfoterik

Linier alkilbenzen Dietanolamida Fatty amine, Aminocarboxylic


sulfonat (LAS), (DEA), sukrosa amidoamine, acid, alkil betain
alkohol sulfat ester, sorbitol, diamine,
(AS), alkohol eter sorbitan ester, amine oxide,
sulfat (AES), metil ethoxylated quaternary
ester sulfonat alcohol, amine, amine
(MES) ethoxylate

Sumber : Hui (1996) dan Matheson (1996)


Energi bebas permukaan :
Kerja yang harus dilakukan untuk memperbesar
permukaan dengan satu satuan luas.
Adsorpsi positif
Bila molekul-molekul bergerak/membagi diri ke arah
antarmuka, sehingga menurunkan energi bebas
permukaan dan tegangan permukaan.
Contoh : surfaktan
Adsorpsi negatif
Bila molekul-molekul lebih suka membagi diri ke arah
bulk, sehingga menaikkan energi bebas permukaan dan
tegangan permukaan.
Contoh : NaCl, elektrolit2
SIFAT ADSORPSI PERMUKAAN
ADSORPSI negatif : larutan < zat terlarut
tegangan permukaan larutan < tegangan permukaan
zat terlarut Zat terlarut terkonsentrasi pada permukaan

ADSORPSI POSITIF : larutan > zat terlarut


tegangan permukaan larutan > tegangan permukaan
zat terlarut Zat terlarut terkonsentrasi dalam rongga
larutan
Critical Micelle Concentration (CMC)
- Micelle adalah kumpulan unit yang terdiri dari sejumlah molekul bahan
aktif permukaan (surface active material).
- Micelle melarutkan kotoran dan minyak dengan cara mengangkat
kotoran tersebut dari permukaan dan mendispersikannya ke larutan.
- CMC adalah konsentrasi surfaktan dimana sejumlah micelle terbentuk
dan mampu memisahkan kotoran.
- CMC untuk mengukur efisiensi surfaktan. CMC yang rendah
menunjukkan bahwa makin sedikit surfaktan yang diperlukan untuk
menjenuhkan permukaan dan membentuk micelle.
- Untuk mendapatkan kinerja pembersihan yang optimal, umumnya
konsentrasi surfaktan yang digunakan adalah 1-5%.
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN

Agregat atau misel tersebut mulai terbentuk pada


daerah konsentrasi kritik misel (KKM). Dibawah
KKM hanya terdapat ion-ion bebas dalam larutan.
Pada daerah KKM terjadi penggumpalan ion-ion
yang disebut misel.
Mc. Bain menyatakan ada dua macam bentuk
misel, yaitu misel sferik dan misel lamelar.
Misel sferik mempunyai daya hantar listrik
yang tinggi, sedangkan misel lamelar dengan
susunan gugus hidrofob yang sejajar berpasang-
pasangan, mempunyai daya hantar listrik yang
kecil. Misel lamelar ini disebut juga koloid netral,
dan dapat dilihat dengan sinar-X.
hidrofob
+
+
- - +
AIR -
+ - - +
+-
- +
hidrofil
- -+
+
- -+
+ -
AIR +
MISEL SFERIK
AIR

hidrofob

hidrofob

AIR
MISEL LAMELAR
PEMBENTUKAN MISEL

Na+
KONS. PARTIKEL

KETERANGAN:
Na+ = GEGEN ION (ION LAWAN)
RCOO- = ELEKTROLIT AMFIPATIS
KKM = KONS. KRITIK MISEL

KONS. LARUTAN
ELEKTROLIT AMFIPATIS
-
+
Na+
Na+ - - - Na+ GEGEN ION
-
- - Na+
-
- - Harus diusahakan supaya
tidak terjadi pengga-
Na+ bungan ion-ion misel
- dengan gegen-ion, karena
akan menetralkan partikel
- zat aktif permukaan (ZAP)
dan mengurangi daya
keaktifan permukaan
- - Na+

- -
Na+ Na+
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN

1). Sifat Kelarutan


Murray dan Hartly membuktikan adanya kelarutan
garam logam dari rantai parafin seperti natrium setana
sulfonat pada berbagai temperatur. Pada temperatur
rendah, kelarutan kecil, kemudian kelarutan meningkat
secara perlahan dengan meningkatnya temperatur.
Disekitar temperatur kritik, kelarutan naik dengan cepat,
yakni pada daerah konsentrasi kritik misel (KKM),
dimana mulai terbentuk misel-misel. Hal tersebut
menunjukkan bahwa partikel-partikel tunggal natrium
setana sulfonat relatif tidak larut, sedangkan dalam
bentuk misel mempunyai kelarutan yang tinggi.
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN

2). Daya Melarutkan Kotoran


Larutan sabun yang pekat dapat melarutkan
cairan organik yang tidak larut dalam air. Daya
melarutkan zat organik dari berbagai zat aktif
permukaan bergantung pada macam zat aktif
permukaannya.
Pada umumnya minyak dengan berat molekul
kecil lebih mudah larut dalam larutan sabun, demikian
pula minyak yang polar lebih mudah larut dari pada
minyak yang non polar. Sifat melarutkan minyak dari
larutan sabun merupakan hal yang pokok dalam
peristiwa detergensi.
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN

+ EMULSI
+ KOTORAN /
- - + LEMAK
AIR -
+ - - +
hidrofob
+-
- +
hidrofil
- -+
+
- -+
+ -
AIR +
MISEL SFERIK
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN

EMULSI
AIR KOTORAN
/ LEMAK

hidrofil
hidrofob
hidrofob

AIR
MISEL LAMELAR
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN

+ EMULSI
+ KOTORAN /
- - + LEMAK
AIR -
+ - - +
+-
- +
hidrofil hidrofob
- -+
+
- -+ PELARUT
+ - EMULSI
AIR + KOTORAN
/LEMAK
MISEL SFERIK
Dengan adanya pelarut organik akan meningkatkan daya
melarutkan emulsi kotoran atau lemak-lemak
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN

EMULSI
AIR KOTORAN
/ LEMAK

hidrofil
hidrofob
hidrofob
PELARUTE
MULSI
KOTORAN
/LEMAK

MISEL LAMELAR
SIFAT ZAT AKTIP PERMUKAAN
A. PEMBASAHAN
Bila setetes cairan diteteskan pada permukaan benda padat, maka
cairan tersebut dapat menutupi permukaan zat padat.
Gejala ini disebut pembasahan. Cairan (L) disebarkan ke
substrat, (cairan atau padatan), cairan tersebut memindahkan fase
awal yang kontak dengan substrat (sv), menggantikannya dengan
lapisan yang melingkupi cairan sehingga terbentuk antarmuka baru
(sl) dimana baik substrat dan fase awalnya kontakdengan lapisan
baru tersebut.
Perubahan dalam tegangan permukaan yang menyertai proses
pembasahan dinyatakan oleh Dupr :
Cos = ( sv - sl ) / lv
sv = tegangan antarmuka padat-gas
sl = tegangan antarmuka padat-cair
lv = tegangan antarmuka cair-gas
= sudut kontak
lv

lvCos
sv sl

Dinyatakan dalam rumus Dupr :


Cos = ( sv - sl ) / lv
Pembasahan terjadi bila setetes cairan diatas permukaan
benda padat dapat menutupi permukaan benda padat
tersebut
PEMBASAHAN
1). Pembasahan penyebaran (Spreading)
Terjadi bila setetes cairan mengembang diatas permukaan
benda padat, sehingga memindahkan massa lainnya (udara /
kotoran) dari permukaan zat padat tersebut.
Ws = sv - lv - sl
= lvCos + sl lv - sl
= lv (Cos - 1)

>0 =0

Ws sempurna : untuk ---> 0


2). Pembasahan adisi (Adhesion)

Terjadi bila cairan tepat berada pada permukaan benda padat,


sehingga mempunyai luas antarmuka yang sama
Kerja adisi (Wa) : kerja untuk memindahkan / memasukkan cairan di
bawah benda padat pada luas antarmuka sebesar 1 cm2
Wa = sv + lv - sl
= lvCos + sl + lv - sl
= lv (Cos + 1)

Ws sempurna : untuk

Cos ---> Max.


3). Pembasahan penyilaman (Immersion)
Terjadi bila suatu benda padat dapat ditembus suatu
cairan, sehingga benda padat tersebut melayang pada
fasa cairan
Wi = sv - sl
= lvCos + sl - sl
= lv Cos

Wi sempurna : untuk >0


(mendekati 0)
4). Pembasahan kapiler

Terjadi bila serat tekstil dianggap sebagai suatu kapiler, maka


pembasahan pada pori-pori serat merupakan gejala kenaikan
pada pipa kapiler
udara Kalau jari-jari kapiler dianggap =
Jari-jari gerakan air (dinding miniskus),
maka :
2r 2 lv Cos 2( lv sl)
P = =
r r
P
2 lv
Bila = 0 - P =
r
P = tekanan pembasahan
(wetting pressure)
air
Terjadi bila serat tekstil dianggap sebagai suatu kapiler, maka
pembasahan pada pori-pori serat merupakan gejala kenaikan
pada pipa kapiler
udara
Dalam proses pembasahan,
2r supaya udara dalam pipa kapiler
dipindahkan oleh air yang
masuk, maka disyaratkan :
P
Harga P yang positif dan
sebesar mungkin
5). Kekasaran permukaan
Proses pembasahan sangat dipengaruhi oleh kasar /
halusnya permukaan benda padat yang akan dibasahi
Kekasaran permukaan dapat digolongkan dalam :
a). Kekasaran sederhana (simple roughness)
Dimana pengaruh kekasaran hanya memperbesar luas
permukaan antara fasa padat dan fasa cair
b). Kekasaran dengan permukaan campuran
(composite roughness)
Dimana pori-pori padat-cair masih berisi udara /
kotoran misalnya pada permukaan bahan tekstil
Dalam hal ini dapat dibedakan beberapa peristiwa
pembasahan:
5). Kekasaran permukaan
Dalam hal ini dapat dibedakan beberapa peristiwa
pembasahan karena adanya pengaruh kekasaran
permukaan terhadap sudut kontak :
L
Bentuk kekasaran
S S
S S S S S S S
Sederhana
Faktor kekasaran Fsl = pengaruh dari zat
padat (S) dan cairan (L)
Perubahan Cos r Fsl Cos
Kerja pembasahan Wsr lv (Fsl Cos - 1)
Kerja pembasahan War lv (Fsl Cos + 1)
Kerja pembasahan Wir lv (Fsl Cos )
5). Kekasaran permukaan
Dalam hal ini dapat dibedakan beberapa peristiwa
pembasahan karena adanya pengaruh kekasaran
permukaan terhadap sudut kontak :
L
Bentuk kekasaran
S S
S
v vvv v v v v vv
Campuran / Berkomposisi
Faktor kekasaran fslv = pengaruh dari zat padat
(S), cairan (L), dan udara /
kotoran (v)
Perubahan Cos r fsl Cos - fslv
Kerja pembasahan Wsr lv (Fsl Cos - fslv -1)
Kerja pembasahan War lv (Fsl Cos - fslv + 1)
Cloud Point
- Cloud point yaitu suhu dimana larutan surfaktan yang bersifat water
soluble menjadi keruh
- Digunakan untuk mempertimbangkan stabilitas penyimpanan surfaktan.
- Penyimpanan surfaktan pada suhu yang lebih tinggi dari cloud point,
berakibat terjadinya fase pemisahan dan ketidakstabilan surfaktan.
- Karakteristik wetting, cleaning dan foaming pada suatu surfaktan dapat
berbeda pada titik di atas dan di bawah nilai cloud point. Surfaktan
nonionik memperlihatkan efektifitas yang optimal bila digunakan pada
suhu mendekati atau dibawah nilai cloud pointnya, sementara tipe low-
foam surfactant harus digunakan pada suhu sedikit lebih tinggi dari
nilai cloud pointnya.
- Cloud point diukur menggunakan larutan surfaktan 1%.
- Nilai cloud point berkisar antara 0 - 100 oC,
dan dibatasi oleh pembekuan
dan titik didih air.
Tekanan permukaan pada cairan khusus baiasanya berkurang seiring
pertambahan temperatur.(tkimia-hendra3.pdf). Temperatur bertambah
dan molekul zat lain berpindah dengan lebih cepat, interaksi antara
mendapat pengaruh yang mengurangi mosi mereka dan mengurangi
tegangan permukaan.
Untuk mencuci pakaian sampai bersih, air harus ditekankan sampai
lubanglubang yang sangat kecildiantara serat. Hal ini membutuhkan
pertambahan bidang permukaan air, yang menjadi sulit dilakukan karena
tegnagan permukaan.pekerjaan ini bisa dilkuakn dengan mudah dengan
menururnkan nilai dari .
Untuk pencucian air panas ( =58,9 mN/m pada 1000C)lebih baik dari air
hangat (v=25,0 mN/m pada 300C) lebih baik lagi air busa ((v=25,0 pada
300C)

Anda mungkin juga menyukai