Anda di halaman 1dari 14

REVIEW JURNAL

CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)


DI RUANG HEMODIALISA RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh:
Mawarni Citra P. P1337420916020
Nisrina Antika P1337420916021
Nuriza Choirul F. P1337420916022
Redha Fitri E. P1337420916023
Rizky Ernanda P1337420916024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2017
Tn. W, laki-laki 34 tahun mengeluhkan gatal pada kulit. Pada tahun 2011

mengatakan sering mengalami sesak nafas sampai sesak nafas berat,

kemudian dibawa ke klinik dokter. Setelah tiga hari sesak nafas klien tidak

berkurang, kemudian klien di rujuk ke RSUD Tugurejo. Klien diantar

keluarga ke IGD dengan sesak nafas, klien menjalani rawat inap selama 3

hari di bangsal, dan pada hari ketiga klien direncanakan untuk melakukan

hemodialisa. Pada bulan Juni tahun 2011 klien melakukan cuci darah

pertama, setelah cuci darah klien merasakan badannya enak dan sudah

tidak sesak, hingga keadaanya membaik klien diperbolehkan pulang.


Setelah tiga hari di rumah, klien mengatakan muncul sesak nafas, perut membesar, dan

kedua kaki bengkak, klien lalu dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit untuk melakukan

cuci darah, dan pada saat itu klien diberitahu oleh dokter bahwa menderita gagal ginjal

kronis dan harus menjalani hemodialisa 2 kali dalam seminggu. Pada awal klien

mengetahui keadaannya tersebut klien merasa tidak tahu harus bagaimana, namun

sekarang klien sudah merasa menerima dan hanya berusaha menjalani hidupnya yang

sekarang. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat Hipertensi, Diabetes Mellitus, klien

juga mengatakan dari keluarga tidak memiliki riwayat penyakit jantung maupun Diabetes

Mellitus. Klien memiliki riwayat mual dan muntah, jarang mengkonsumsi air putih, sering

minum suplemen seperti hemaviton, extra jos, minum minuman berakohol seperti

congyang, arak, bir, anggur dll. Klien mengatakan tidak pernah BAK.
Pada pengkajian fisik didapatkan tekanan darah 190/100

mmHg, nadi 68 x/menit, dan respiratory rate 20 x/menit.

Warna kulit mengalami hiperpigmentasi, xerosis, pruritus

dan kasar. Pitting edema terdapat oedem pada kedua

kaki, klien juga mengatakan sering merasa lelah setelah

dilakukan cuci darah. Hasil laboratorium tanggal

22/6/2017 hasilnya Hemoglobin (L)10,50 g/dL,

Hematokrit (L)33,6%, dan eritrosit (L) 7,65 103 /uL. Klien

sudah menjalani hemodialisa sebanyak 562 kali.


Temuan Masalah
Pruritus
Hiperpigmentasi
Xerosis

Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
gejala terkait penyakit CKD, program
pengobatan
No Kri
ter
ia
Effect of
Aromatherapy
on Uremic
Review Journal
The effectiveness of
using a bath oil to
reduce signs of dry
Effect of
skin care
with an
A Randomized
controlled clinical trial
comparing the efficacy
Baby Oil Therapy for Uremic
Pruritus in Haemodialysis
Patient
Pruritus skin : A randomized emollient of dead sea mineral
among controlled containing enriched body lotion
Patients pragmatic study ( a high versus two types of
Undergoing Jan Kottner, 2017) water placebo in the
Hemodialysis. content on treatment of
(Eqypt, 2017) mild uremic cutaneous dryness,
pruritus itching, peeling and
(Okada, tightness in
2004) hemodialysis patients
(Boas, 2009)
1 P Dalam jurnal Dalam jurnal ini Dalam Dalam jurnal ini, Dalam jurnal inimelibatkan
ini, populasi terdapat 60 jurnal ini, 30 orang responden yang
atau problem responden yang terdapat terdapat 78 populasi tebagi dalam 3 group yaitu
yang dipilih secara acak jumah 20 dengan 65 responden experiment 1 group dengan
ditemukan dengan gambaran responden, cara baby oil yang
yaitu pasien klinis kulit kering terbagi terbagi dalam 3 grup. didinginkan, experiment
berjumlah 30 (xerosis cutis) dalam grup 2 dengan baby oil yan
orang laki-laki dengan kategori kelompok tidak didinginkan dan
dan ringan ke sedang. kontrol dan control grup hanya dengan
perempuan Penelitian ini experimen. perawatan sehari-hari yang
dewasa bertujuan untuk bertujuan untuk mengetahui
dengan mengetahui efektivitas baby oil yang
diagnosa efektivitas didingikan dan tidak
chronic kidney penggunaan bath oil didinginkan untuk
disease yang untuk menurunkan mengobati pruritus pada
menjalani tanda dan gejala pasien hemodialisa
hemodialisis kulit kering.
2 I Intervensi yang Tindakan yang Intervensi yang Intervensi yang Intervensi yang
diberikan pada diberikan diberikan pada diberikan baby
pasien adalah terhadap pasien di diberikan pada oil yang di
pemberian aroma responden kelompok responden yaitu 2 didinginkan dan
terapi yang adalah experimen tidak di
mengandung memberikan diberikan kali sehari setelah dinginkan
campuran antara bath oil (soye hidrogel yang mandi selama 3 selama 15
peppermint oil dan oil) untuk mengandung menit sehari
sunflower oil. digunakan 20% bahan minggu. Terbagi sekali dalam 3
Dilakukan sebagai alami seperti dalam 3 kelompok minggu
sebanyak 2 kali pembersih aloe vera dan
sehari selama 2 ketika vitain E, juga 1. Diberikan lotion
minggu. Cara responden 80% air yang
penggunaan sedang mandi. diaplikasikan 2 yang mengandung
dengan cara Tindakan ini kali sehari lumpur laut mati
meneteskan 2 dilakukan selama 2
tetes pada telapak setelah mandi minggu. Cara dan moisturaizer
tangan kemudian selama 20 pemberian
di usapkan pada menit selama 4 dengan cara 2. diberikan lotion
bagian yang gatal. minggu (28 dioleskan pada yang mengandung
Peneliti melakukan hari). area yang gatal.
kunjungan rumah moisturaizer
sebanyak 6 kali
dalam waktu 2
minggu.
3 C Pada penelitian yang Pada - - Penelitian ini sejalan dengan
berbeda penelitian jurnal physiology,pathology
penggunaan oil ini yang dilakukan and clinical practice in uremic
yang dilakukan oleh oleh Hachem prurirus oleh wang WY yang
peneliti wang H, pada tahun mengungkapkan bahwa babay
2010 memiliki 2003 oil yang didinginkan dapat
penurunan rasa menyebutkan menmpengaruhi transmisi
gatal dalam 6 jam. bahwa dari serat c nerve yang dapat
Sama dengan penggunaan meminimalisir inflamasi dan
penelitian oleh bath oil tidak juga berdasarkan buku in
kavurmaci 2015. berpengaruh practical basic nursing yang
terhadap pH mennyatakan bahawa
pada temperatur dingin dapat
permukaan menyebatkan vasokonstriksi
kulit. pembuluh dala pada area
yang terkena dingin.
4 O Dari 30 kasus yang Hasil studi Hasil dari Hasil dari Hasil nya
disertakan didapatkan data penelitian ini jurnal ini jurnal ini adalah
jenis kelamin perempuan menunjukkan didapatkan didapatkan tidak ada
sebanyak 67% dan laki-laki bahwa mayoritas tidak perbandin
sebanyak 33%. Berdasarkan penggunaan pada ditemukan gan yang
3,3% klien menderita CKD < bath responden perubahan signifikan
3 tahun, 13,3% menderita oilterbukti dengan nilai yang pada baby
CKD 3- 6 tahun, 13,3% efektif untuk pruritis signifikan oil yang di
menderita CKD 6-9 tahun meningkatkan mengalami antara dingin kan
dan 70% menderita CKD 9- kelembaban penurunan pengukuran maupun
12 tahun. Hasil dari studi kulit pada pruritis dan sebelum tidak
ditemukan 1/3 klien kulit anak xerosis tindakan namun
mengalami pruritus anak hingga setelah 2 dengan keduanya
sepanjang hari dan orang dewasa minggu. setelah efektive
kebanyakan klien jika dilakukan dilakukan untu
merasakan pruritus < 6 jam. secara rutin tindakan menguran
Penelitian ini menunjukkan pada gi pruritus
73,3 % mengalami pruritus pengukuran
berat, 26,7 % pruritus ke dua dan
sedang. Setelah pemberian ketiga
aromaterapi 33,3 % menjadi
pruritus ringan dan 66,7 %
tidak mengalami pruritus.
Kriteria insklusi:
Dari lima jurnal yang di gunakan tidak ada kriteria khusus dalam hirarki penelitian, sehingga
dapat menggunakan dari Branch-top research sampai RCTs.
Dari kelima jurnal dilakukan analisis dengan menggunakan PICO

Diskusi
Pruritus adalah gejala yang timbul dikulit yang sering dialami oleh pasien yang sedang
menjalani treatment dihemodialisis. Hal ini merupakan salah satu problem yang
menyebabkan pasien lebih stress, menyebabkan ketidaknyamanan dan kerusakan kulit
sehingga sering kali dikaitkan dengan masalah tidur dan berkurangnya kualitas hidup.
Pruritus dapat terjadi secara lokal maupun general. Seringkali terjadi pada area punggung,
dada, wajah, dan ekstremitas. Kulit yang terjangkit purritis mungkin terlihat normal atau
menunjukan excoriation dan luka.
Hal ini terjadi karena pada patofisiologi pruritus yaitu kering sering kali menjadi penyebab
dari pruritus. Kekeringan dari kulit disebabkan oleh perubahan kulit yang diasosiasikan oleh
uremia menyebabkan sindrom uremia. Selain itu hiperparatiroidism, hipervitaminosis A,
kurangnya zat besi pada anemia, kelebihan magnesium dan ureum, juga peningkatan
histamin dapat menyebabkan pruritus.
Dari kelima jurnal yang dikumpulkan, bahan yang digunakan dalam mengatasi
permasalahan pruritis secara non farmakologis yaitu, 1) campuran peppermint oil dan
sunflower oil, 2)soye oil, 3) lotion yang mengandung emollient, 4) lotion dead sea, 5)
baby oil. Dilihat dari tingkat keefektifannya dari kelima jurnal didapatkan bawah pada
penggunaan lotion dead sea tidak efektif dalam mengatasi pruritus, sedangkan dengan 3
bahan topikal lainnya yaitu mandi dengan soye oil, mengoleskan baby oil, dan lotion yang
mengandung emollient mampu mengurangi tingkat pruritus. Jika dilihat dari biaya,
efisiensi, mudah dalam penerapan maka kami merekomendasikan baby oil dan lotion
yang mengandung emollient dengan cara pengaplikasian secara reguler. Selain cara
topikal terdapat satu cara untuk mengatasi pruritis secara non farmakologi yaitu dengan
aromaterapi pappermint oil dan sunflower oil. Karena aroma terapi merupakan salah satu
bentuk pengobatan komplementer / non farmakologi yang non invansif dan dapat
diterapkan dalam keperawatan. Aroma terapi yang digunakan adalah pappermint oil dan
sunflower oil karena kedua bahan tersebut mengandung mentol. Mentol dapat
menimbulkan efek dingin pada kulit dan juga mentol dapat mengurangi pruritus yang
disebabkan oleh histamin.
Pada review ini dilakukan kompilasi data dari
intervensi non farmakologi untuk mengatasi pruritus.
Ke 4 jurnal memang diperutukan untuk pasein
dengan ckd dan menjalani hemodialisis sedangan
terdapat satu jurnal yang kriteriria respondengya
aadalah bukan pada pasien hemodialisa melainkan
anak-anak dan orang dewsa yang memiliki kulit dan
gata sehingga memungkinakan untuk juga di
alikasikan pada klien hemodialisa namun perlu
penelitian lebih lanjut.
Limitasi
Limitasi dalam review ini adalah belum ditetapkannya skala pruritus pada
masing-masing responden. Dari kelima jurnal tersebut didapatkan dari
data base yang terbatas. Sehingga membatasi kemampuan dalam
mengkomparatifkan beberapa referensi atau jurnal yang berkaitan dengan
topik.
Simpulan
Berdasarkan review dari kelima jurnal bahwa terdapat berbagai cara selain
farmakologis yaitu non- farmakologis yang memunginkan untuk
mengurangi pruritis dan dapat diterapkan dalam asuah keperawatan
sehari-hari seperti pengunaan baby oil yang relatif mudah diterapkan,
udah diaplikasi dan dan harganya terjangkau. Namun semua itu tetap
berdasarkan pemilihan interensi yang dapat dilakukan tergantung pada
kebiasaan pasien dan dirasakan tepat berdasarkan kearifa lokal.

Anda mungkin juga menyukai